Setelah selesai menulis kami langsung memasukkan nya ke box sesuai arahan dari kak Angga. Kemudian kak Geby yang notaben nya perempuan sendiri itu langsung memilih acak kartu yang ada dalam box. Ia mengambil satu yang berwarna biru dan satu yang berwarna pink. Dang langsung membuka nya, terpampang jelas yang pink adalah tulisan ku. Aku mendadak kaku, aku harus apa sekarang.
"Buat yang merasa nama nya Ayuna dan Al-Farabi silahkan maju!!" Ujar Kak Geby.
Aku pun maju ke depan dengan perasaan gugup namun tak ku tunjukkan sedikit pun kegugupan ku.
"Sekarang kalian berdua kenalan!!" Titah kak Angga.
"Hah??" Aku dan pemuda yang bernama Al-Farabi ini ternganga.
"Tunggu apalagi, atau mau di hukum!!" Ujar kak Geby
"eh enggak kak gak!!" Sanggah ku buru buru.
Aku menarik nafas dalam diam saat bertatapan dengan pemuda di hadapan ku, ku ulurkan tangan ku.
"Ayuna, panggil aja Yuna..." Ujar ku sembari tersenyum manis.
"Abi, panggil aja Abi..." Ujar nya singkat menyambut uluran tangan ku dan langsung melepas nya
"Di kira tangan ku kumanan kali yah!!" Kesal ku dalam hati.
"Udah gitu doank??" Tanya kak Angga yang membuat ku menggaruk tengkuk ku yang tak gatal.
"cari topik ngobrol atau gimana gitu, ya kali gitu doank kenalan nya!!" Ujar kak Angga.
"Udah udah, lari sana keliling lapangan sambil nyanyi potong bebek angsa!!" Seru pemuda yang kelu ketahui nama nya Reno.
"Hah??"
"Apa mau nambah hukuman nya??"
Mendengar hal itu aku langsung berlari keluar ruangan di susul oleh Abi, dan kak Geby seperti nya untuk mengawasi kami.
"Potong bebek angsa masak di kuali...." Aku berlari sambil bernyanyi, benar benar memalukan apalgi banyak yang melihat, dan kak Geby hanya bersorak menyuruh menyanyi lebih keras.
Aku dan pemuda yang sedang berlari di belakang ku mengikuti apa yang di perintahkan kak Geby sampai kak Geby mengatakan cukup. Dan kebetulan terdengar suara bel, ternyata itu pertanda waktu istirahat. Aku menarik nafas lega, dan kembali berjala ke arah ruang ospek ku tadi. Di perjalanan karena sibuk dengan pikiran ku sendiri aku tak sengaja menabrak seseorang.
Brukkk
"awww... " Aku meringis karna terduduk sehabis menabrak seseorang yang masih berdiri di hadapanku.
"Ceroboh!!" Ujar nya langsung berlalu pergi.
"Issss.... Batu!! Bukan nya nolongin malah pergi gitu aja, percuma ganteng tapi gak ada akhlak!!" Rutuk ku dalam hati sembari berdiri dan membersihkan pakaian ku yang sedikit kotor karna debu.
"Yuna!!" Merasa di panggil seseorang aku segera menoleh, rupa nya teman yang baru ku ajak kenalan tadi di ruang ospek, ya siapa lagi kalau bukan Sisil.
"Kantin yuk!!" Ajak nya.
"Hmm aku...." baru saja akan menolak ajakan nya, Sisil sudah menarik tangan ku menuju kantin.
"Mau jajan apa?? Duit aja gak ada..." Aku hanya menghela nafas kasar mengingat aku memang tak membawa uang saku.
Penghasilan ibu ku hanya cukup untuk kebutuhan sehari hari, jadi aku sedari kecil sudah mencari uang ku sendiri. Terkadang aku menjalani gorengan yang ku sambut dari penjual nya dan aku bawa keliling demi untuk mendapatkan uang untuk jajan dan bisa membeli keperluan sekolah ku. Namun hari ini aku memang kehabisan uang, jadi berencana untuk tidak jajan di sekolah. Eh malah di tarik ke kantin, aku harus apa di sini.
"Na... NA... Yuna...."
"Hah?? Iya??" Aku tersadar dari lamunan ku.
"Mau makan apa??" Tanya Sisil.
"eh aku gak usah, aku masih kenyang sil,, kamu aja.." Ucap ku tak enak.
"Ya udah..." Sisil pun beranjak dari tempat duduk dan menghampiri penjual di kantin itu.
Di sana, ada beberapa penjual seperti kang bakso, kang siomay, ada pula ibu ibu penjual mie ada berbagai macam jenis mie yang dia jual, ada juga yang berjualan nasi, dan masih banyak lagi. Tak lama Sisil kembali membawa dua bungkus siomay. Ia memberikan satu bungkus untuk ku, awal nya aku menolak namun ia terus saja memaksa. Dan akhir nya kami berdua makan bersama, tak lama ada yang mengantarkan dua mangkok bakso dan 2 es teh ke meja kami.
"Yuk makan!!" Seru Sisil.
"Sil, gak perlu aku gak ada uang..." Lirih ku.
"Aku yang traktir..." Ucap nya sanyai dan langsung menambah kan saus kecap dll ke dalam mangkok bakso nya.
"makan Na, jangan mubazir..." Mendengar ucapan nya itu membuat ku memakan bakso itu meski sedikit rasa tak enak hati karena kami baru mengenal.
Aku dan Sisil makan sambil bercanda, ternyata benar kata orang kalau satu frekuensi walaupun baru bertemu akan sangat nyambung kalau ngobrol. Sama hal nya dengan aku dan Sisil saat ini, aku benar benar nyaman bercerita dengan Sisil. Anak nya menyenangkan dan lagi sangat humoris. Tak lama setelah kami menyelesaikan acara makan kami, bel kembali berbunyi. Kami bergegas menuju ke ruang ospek karna takut di hukum oleh kakak senior.
"Na... Nanti pulang bareng yuk!!" Ajak Sisil.
"Gak deh sil, pulang sekolah aku mau langsung ke cafe Twice...." Jelas ku.
"Mau ngapain kesana??" Tanya nya penasaran.
"Aku kerja di sana Sil..." Jawab ku seadannya.
"What?? Lo kerja??" tanya nya yang terlihat tak percaya.
"Iya aku kerja di sana,, jadi pelayan..."
"Wah Lo hebat banget umur segini dah mikirin kerja, lah gue hehe jangan kan kerja cuci piring di rumah aja gak pernah..." Ujar Sisil sambil menunjukkan deretan gigi nya.
"Really??" Kini giliran ku yang seakan tak percaya.
"Iya karna semua nya gak boleh sama mama" Sahut nya.
"enak banget sih jadi kamu sil..." batin ku kembali mengingat kehidupan ku.
"Sssttt itu kak Angga Dateng...." seorang siswa langsung memberi isyarat agar semu orang diam karna kak Angga datang.
"Oke, udah selesai istirahat nya kan!! Sekarang kakak bakal bagiin kalian kertas berisi kan peraturan sekolah dan lain lain.... Harus kalian patuhi, dan ingat setiap murid harus di wajib kan mengikuti minimal satu ekstrakurikuler.... Kita gak terlalu mengadakan ospek yang macem macem karna di larang oleh pihak sekolah, jadi ospek bakal berakhir hari ini...." Mendengar ucapan kak Angga semua nya bersorak.
"Nanti kita ke lapangan ngadain sebuah permainan, jadi kalian harus pilih masing masing satu bola yang ada di sini yah...."
"Kak!!" Ada salah satu murid yang mengacungkan tangan.
"Iya kenapa??" Tanya Kak Angga.
"Apa semua sisw ikut, maksud nya kan yang ikut ospek bukan kita aja, apa semua nya bakal jadi satu di lapangan .." Pertanyaan siswa itu membuat ku berpikir benar juga kan yg ikut ospek ratusan siswa, penuh donk d lapangan.
"Gak kok... Masing masing ruang ospek ada permainan sendiri, kebetulan kita dapet permainan di luar ruangan...." Penjelasan kak Angga membuat semua orang ber oh ria.
Satu per satu mulai maju untuk mengambil bola tersebut, begitu pun dengan ku.
"No 5?? Warna biru??"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Viaa
GK kebayang lari sambil nyanyi potong bebek angsa
2023-11-07
0