Ternyata keributan itu karena ibu ku tidak terima kak Dewi terus menumpang di sini. Bukan karena ibu ku pelit atau apa, tapi ibu ku merasa tidak nyaman, semenjak kak Dewi di sini dia memang seperti di ratukan oleh ayah ku. Bahkan kami anak anak nya pun tak pernah di perlakukan seperti itu. Setelah keributan itu kak Dewi pergi dari rumah, ayah sempat marah pada ibu ku namun ibu ku tak peduli.
Hari berganti hari bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Berbagai macam cara ku lakukan untuk mendapatkan simpati atau perhatian dari orang tua ku. Namun tak pernah ku dapat, bahkan saat kak Rahma menikah pun, tetap saja aku seperti tak pernah ada di rumah itu.
Hari ini aku resmi duduk di bangku SMP, aku bersekolah di SMP Cahaya yang merupakan sekolah no satu d kota A. Aku sangat senang, meski aku harus bergadang tiap hari, belajar mati matian demi untuk mendapatkan beasiswa penuh di sekolah itu.
Hari ini aku bangun pagi pagi sekali, setelah mandi aku bersiap untuk pergi ke sekolah. Penampilan ku?? Tak banyak macam, hanya memakai seragam lengkap, jangan lupakan almamater dan juga dasi kupu kupu yg melekat di leher ku. Tak lupa ak menguncir satu rambut ku dan hanya menyisakan sedikit poni menutupi dahi ku yang sedikit lebar.
"Perfect..." Ujar ku menatap pantulan kaca di hadapan ku.
Setelah siap dengan penampilan ku, aku keluar kamar untuk sarapan. Aku sarapan dengan nasi goreng yang sudah aku buat pagi pagi sekali tadi. Setelah selesai, aku langsung berpamitan dengan ayah dan ibu ku meski kadang di abaikan. Aku berangkat dengan berjalan kaki, karna untuk menghemat uang. Lagi pula sekolah ku itu tak terlalu jauh, hanya 2 km.... Yah menurut ku itu tak seberapa jauh, karna sudah terbiasa untuk ku.
Butuh waktu 30 menit untuk ku berjalan sampai ke sekolah, cukup melelahkan memang namun ku nikmati saja. Karna aku memang bertekad untuk sekolah dan meraih cita cita ku sebagai desainer interior. Yah aku memang sedari kecil sangat suka menggambar, aku ingin sekali mewujudkan impian ku dan suatu hari bisa membangun rumah dengan desain ku sendiri.
Sampai di sekolah ternyata sudah ramai sekali yang hadir, aku sedikit ragu melangkah kan kaki ku. Jantung ku terasa berdetak sangat kencang sekali, maklum ini adalah sekolah elit banyak sekali murid dari kalangan kelas atas di sini. Sedangkan aku hanya lah murid beruntung yang mendapatkan beasiswa penuh di sekolah ini. Perlahan namun pasti ku langkahkan kaki memasuki gedung itu, ramai. Itu lah pemandangan yang ku lihat.
"Wahh keren banget!!" Decak kagum ku namun hanya bisa ku teriakan dalam hati.
"Fiks, harus bisa!! Eh tapi kemana ruang ospek tempat ku yah jadi bingung..." Aku berjalan sambil melamun.
"Awas!!" Tiba tiba ada yang berteriak, aku pun langsung menoleh dan langsung mematung melihat bola basket melesat ke arah ku.
Dengan cepat aku menutup mata ku...
1
2
3
Tak ada yang terjadi, perlahan ku buka kedua kelopak mata ku. Yang ku lihat sebuah tangan yang menjulur Manahan bola itu tepat di hadapan wajah ku.
"Waahh ganteng banget!!" Ujar ku dalam hati melihat orang yang berdiri di samping ku.
Tubuh tinggi, putih, hidung mancung memakai ikat kepala, rambut nya yang sedikit berponi, astaga seperti pangeran.
"Minggir!!"
"Hah??" Aku tersentak terbangun dari lamunan ku karena ucapan pemuda tampan di hadapan ku ini.
"Lo budek!!" Ia menatap ku tajam.
"Astogeh, nih cowok cakep cakep galak amat..." Batin ku.
"Iya iya, lagian aku cuma mau lewat.." rutuk ku dengan suara kecil namun ternyata masih bisa ia dengar.
"Eh anak baru!!" Panggil nya natah memanggil siapa namun seperti nya memanggil ku sehingga aku pun menoleh.
"Baru kan??" Tanya nya.
"Iy.. Iya kak..." Aku memanggil nya Kakak karna seperti nya ia kakak kelas ku.
" Ruang ospek mana??" Tanya nya lagi meski dengan wajah yang susah ku jelas kan.
"Be... Belum tau kak, baru mau cari..." Ujar ku berusaha untuk sopa ln karna tak ingin membuat masalah.
"Siapa??"
"Hah??" Aku tak mengerti dia menanyakan apa.
"Nama lu pe ak!!"
"Dih gak usah ngatain orang pe ak juga kalik...." Tapi hanya bisa ku pendam dalam hati.
"Ayuna Defara..."
Setelah aku menyebutkan nama ku dia memanggil teman nya yang sedang membawa map bersisi catatan seperti nya. Ia berbincang cukup la sampai membuat ku pegal karna tadi jalan kaki dan ini di suruh berdiri lama. Setelah itu teman nya itu pergi begitu saja, dan ia menatap ku tajam.
"Lantai satu, lorong sebelah kanan, ruangan paling pojok sebelah kiri!!" Ujar nya berlalu begitu saja meninggalkan aku yang masih bingung.
Aku mengerjakan kedua mata ku, mencoba mencerna kata kata nya barusan.
"Makasih kak!!" Teriak ku saat sadar ia memberitahu ku lokasi ruangan ospek ku, dan ia hanya melambaikan satu tangan sembari tetap fokus bermain basket.
Dia tampan sekali tapi sayang jutek galak nyebelin. Aku pun segera menuju ruangan yang tadi di beritahu oleh pemuda tadi. Sesampainya di sana benar saja ada nama ku di antara daftar yang tertempel di kertas yang terpajang d jendela ruangan itu. Aku segera masuk ke dalam, di sana sudah banyak orang rupa nya. Aku mencoba untuk tersenyum meski kaku, jujur aku di sekolah SD tak begitu banyak teman karna aku sedikit pendiam.
"Hai..." Aku sedikit terlonjak mendengar seseorang menyapa ku.
"hai..." Sahut ku canggung namun ia langsung menarik ku duduk satu meja dengan nya .
"Sisil..." Ia mengulurkan tangan nya pada ku, sosok gadis cantik berhijab yang senyum nya manis melebihi gula.
"Ayuna, panggil aja Yuna..." Aku pun menjabat tangan nya.
"Kamu cantik..." Puji Sisil yang membuat ku tersipu malu.
"Kamu lebih cantik.." sahut ku.
"ah, masa!! Makasih!! Kita temenan yah!!" Ujar nya blak blakan dan aku hanya bisa mengangguk kecil.
Tak lama ospek pun di mulai, awal pertemuan kami di pimpin oleh kakak kelas yang menjabat jadi osis. Dan ternyata kakak yang tadi di lapangan itu hadir juga di sana.
"Hai semua!! Jangan tegang donk... Kenalin nama Kakak Angga Bastian Prawira, kakak kelas 8 sekarang satu tingkat di atas kalian, salam kenal semua ospek kali ini kakak yang bakal pimpin kelompok kalian, dan ada juga Kak Reno dan Kak Feby yang bakal ikut dalam ospek kalian...." Jelas pemuda berperawakan sedikit acakan namun ganteng juga, dengan lesung pipi yang membuat salfok terus.
"Oke sekarang di hadapan kalian udah ada kertas, yang cowok warna biru yang cewek warna pink, kalian tulis data diri kalian di kertas itu nnti masukin ke box ini yah kalo udah!!" Perintah Kak Angga.
Semua pun hanya hening, dan mulai menulis termasuk diriku namun aku sedikit risih saat ada tatapan tajam mengarah pada ku. Atau itu hanya perasaan ku saja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments