Bab 5

Farres dan kedua orang tuanya sudah sampai dirumah.

"Ma, pa Farres ke kamar dulu!!"

"Hmmm, jangan malam malam tidurnya Farres, jaga kesehatan kamu!!!" teriak Tarina dari bawah saat melihat Farres tidak menjawab ucapanya.

Farres langsung naik ke lantai atas untuk segera masuk kedalam ruang kerjanya.

Dia mulai membuka beberapa berkasnya yang sudah dikirim oleh sang Asisten pribadinya. Dia tidak ingin melibatkan sang sekertaris jika sudah bukan jam kerja lagi.

Hampir satu jam lebih Farres berkutat dengan pekerjaannya dan sudah hampir tengah malam dia berhasil menyelesaikan semuanya.

Dia meregangkan ototnya dan kemudian dia beranjak menuju kamarnya. Dia merebahkan tubuhnya dan mulai terlelap karena memang dia sudah sangat lelah malam ini.

************

Keesokan paginya Farres lebih dahulu terbangun saat jam alarm sudah menunjukan jam enam pagi.

Dia bersiap untuk pergi ke kantornya dan tanpa berniat untuk sarapan, karena dia harus pergi meting diluar kantor sampai jam makan siang nanti.

"Ma, pa aku langsung berangkat. Sarapan diluar aja!!!" Setelah mencium pipi Tarina Farres langsung pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari orang tuanya.

Tarina hanya menghela nafasnya saat melihat punggung Farres sudah menghilang di balik pintu keluar.

Diluar rumah asistennya sudah menunggu sejak tadi.

"Andrew langsung ke tempat meting!!" perintah Farres pada asisten sekaligus sahabatnya sejak masa kuliah.

"Nggak sarapan dulu??" tanya Andrew pada Farres sambil melihat Farres dari kaca yang ada didepannya.

Farres hanya menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan asisten nya.

Mereka melajukan kendaraannya dengan cepat agar segera sampai ditempat meting mereka yang ternyata diadakan disebuah restauran.

Disana sang sekertaris sudah menunggunya dengan ceria dan sudah menenteng paperbag yang jelas berisi sarapan untuk Farres.

"Pak, ini sarapan untuk anda, tadi saya yang membuatnya sendiri!!!" ucap Lonita sambil menyerahkan paperbag berisi bekal makanan itu untuk Farres.

Farres hanya menatap tajam ke arah Lonita, tapi Lonita mengacuhkannya. Dia sudah berniat akan memasang muka tebal dan tetap akan mengejar cinta Farres.

"Kamu tahu dimana tempat meting kali ini???" tanya Farres datar.

Lonita langsung terdiam dengan tangan yang masih menggantung di udara karena Farres tak kunjung menerima bekal yang diberikan Lonita.

Farres langsung meninggalkan Lonita begitu saja, di ikuti oleh Andrew dari belakang. Andrew hanya menatap sekilas ke arah Lonita dan menggelengkan kepalanya karena tidak habis pikir dengan tingkah Lonita yang tidak menyerah mengejar cinta sahabatnya.

Lonita hanya tertunduk tapi kemudian dia langsung berbalik dan memasang wajahnya dengan ceria kembali seolah penolakan Farres tadi tidak ada apa apanya. Beruntung suasana restauran masih terlihat sepi.

Farres langsung duduk diruangan meting dengan ditemani oleh Andrew. Dan Lonita menyusul duduk disebelah kiri Farres. Saat duduk disebelah Farres Lonita tak sengaja melihat cincin yang ada di jari manis Farres. Dia menyipitkan matanya memastikan jika apa yang dia lihatnya adalah nyata.

"Apa itu cincin pertunangan? Tapi sejak kapan dia memakainya? Kemarin cincin itu belum ada disana?" ucap Lonita dalam hati.

Tapi kemudian dia mengenyahkan pikirannya, karena menurutnya tidak mungkin Farres mempunyai pasangan secepat itu.

Akhirnya setelah menunggu sebentar klien Farres datang dan mereka meting dengan tenang setelah sarapan bersama pagi itu.

Farres meting sampai memasuki jam makan siang. Mereka menghentikan metingnya karena memang sebenarnya Farres sudah sangat penat karena meting kali ini dirasa memakan waktu yang cukup panjang.

"Andrew ....!!!" Saat Farres ingin menyuruh Andrew memesan makanan dari luar ruangan itu terdengar suara benda jatuh dan seseorang juga menjerit kesakitan.

"Brukkkkkk...... Ahhhhhh.....!"

"Aduhhh, panassss panasss....!!!" Teriak itu sambil meniup tangannya yang melepuh karena panas.

Farres yang merasa mengenal suara itu langsung menoleh dan menyipitkan matanya melihat jika apa yang dia dengar barusan salah.

Sedangkan diluar sana, orang yang menjerit kesakitan tadi langsung dibantu temannya untuk berdiri.

"Kamu nggak bisa ya kalau jalan pakai mata, lihat sup nya tumpah di badan temenku!!!" bentak orang yang membantu tadi.

"Rose, tenanglah .... ssshhhhh!!!!

"Tenang gimana Ivone lihat itu tangan mu melepuh!!!" ucap Rose geram.

"Tch, yang salah kan teman kamu jalan nggak lihat lihat mana tengah tengok lagi!!!" bentak balik seorang gadis yang memakai baju pelayan itu.

"Kamuuu.....!" tunjuk Rose pada sang pelayan.

"Rose, udahlah biarin aja!!!" ucap Ivone yang menghentikan aksi Rose yang ingin memaki sang pelayan.

"Kalian harus ganti rugi sup tadi, jangan sampai aku buat kalian mencuci dan mengepel disini karena tidak mau membayar nya!!!" pelayan tadi mengancam Ivone dan Rose untuk membayar sup yang sudah tumpah tadi. Bahkan semua mangkok dan yang lainnya juga masih berserekan di lantai.

Farres melihat semua kejadian itu dari dalam ruangan. Entah kenapa ada rasa tak terima saat melihat Ivone yang dibentak seperti itu.

Ivone langsung menatap remeh ke arah pelayan yang tadi meminta ganti rugi kepada Ivone soal sup dan semua yang pecah.

"Bukankah kamu yang berjalan tidak pakai mata. Aku sejak tadi sudah berdiri di sini karena memang aku menunggu mbak pelayan yang lainya mencarikan tempat duduk untuk kami, karena sejak tadi semua tempat penuh. Dan kami disuruh untuk berdiri disini. Sedangkan kamu tahu kalau ini adalah tempat untuk menunggu jika sedang ramai. Lalu dimana kesalahanku???" tanya Ivone santai kepada pelayan yang bernama tag Alisia itu.

"Kamu apa tidak bisa minggir sedikit, kamu juga tahu aku sedang membawa banyak barang di nampan ku???" bentak Alisia kepada Ivone.

"Menurutmu, aku kurang minggir?? Apa matamu buta sampai kamu tidak bisa melihat kalau aku dan temanku bahkan sudah menepi dan berdiri dipinggir sejak tadi!!!!"

"Kamu berani mengatai ku hah???" Alisia sudah mengangkat tangannya ingin menampar Ivone.

Tapi dari balik badan Ivone ada seseorang yang menahan tangan Alisia yang ingin menampar Ivone.

"Siapa kamu???" bentak Alisia pada orang yang sedang memegang tangannya.

"Kak Farres....??" Ivone yang melihat ternyata Farres yang menolongnya tentu saja terkejut. Apalagi melihat sorot mata Farres yang tajam menatap Alisia.

Farres langsung melepaskan tangan Alisia dengan kasar. Sementara Andrew dan Lonita langsung mengejar Farres dibuat bingung karena tiba tiba Farres berlari keluar dan menghampiri orang orang Yangs ednag berdebat sejak tadi.

Farres tertegun saat mendengar panggilan Ivone padanya. Karena baru semalam Ivone memanggilnya dengan sebutan Om tapi siang ini sudah berganti dengan kakak.

"Apa kamu bodoh, membiarkan orang lain melukaimu!!!" bentak Farres kepada Ivone yang hanya dibalas dengan cebikan oleh Ivone.

"Ckk, kakak ngapain disini?? Bukannya sedang meting ya?? Ehhh....!" Ivone yang keceplosan langsung menutup mulutnya.

Mata Farres kembali terlihat marah saat melihat tangan Ivone yang memerah karena dibiarkan terlalu lama melepuh.

Farres tanpa aba aba membawa Ivone pergi dari sana, dan menyeretnya menuju mobilnya yang terparkir diluar.

"Andrew kunci mobil!!!" Andrew langsung sigap memberikan kunci mobilnya pada Farres, kemudian Farres langsung pergi dari sana. Tapi saat dia sampai pada pintu keluar restauran itu dia berbalik badan dan menatap tajam kepada Alisia.

"Andrew urus pelayan tidak becus tadi, dan selesaikan meting tadi dengan cepat, kirim berkasnya yang sudah selesai ke emailku!!!" setelah mengatakan itu Farres langsung pergi begitu saja.

Lonita yang melihat Farres pergi ingin mengejarnya tapi Andrew menahan tangannya.

"Mau kemana kamu??"

"Aku mau menyusul Farres, dia membawa orang yang tidak dia kenal!!!" ucap Lonita terlihat kesal dan panik.

"Jangan mencampuri urusan Farres karena itu bukan hakmu, dan lagian kamu bukan siapa siapa Farres ingat itu!!!"

"Dan kamu sahabat gadis tadi?"

Rose yang menatap bingung hanya mengangguk.

"Jangan khawatir sahabatmu ada ditangan orang yang tepat, dan bilang kepada Tante Marion, kalau anaknya sedang bersama Farres!!!"

Rose lagi lagi hanya mengangguk. Andrew kemudian meninggalkan Rose yang masih mencerna semua kejadian tadi. Sedangkan Lonita sudah mengepalkan tangannya karena marah. Dia langsung menyusul Andrew kedalam ruangan meting. Dia masih harus menyelesaikan meting yang ditinggalkan Farres demi gadis yang baru lihat tadi.

To be continued.....

Terpopuler

Comments

yongobongo11:11

yongobongo11:11

Sesuai harapan

2023-10-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!