Mereka semua menikmati makan malam mereka dengan tenang. Farres pun juga menikmati makanan itu dengan tenang. Saat semau sudah selesai makan malamnya, mereka kembali keruang tengah, tapi berbeda dengan Ivone, dia lebih memilih menuju taman belakang. Entah apa yang ada dipikirannya.
"Loh, kemana Ivone??" tanya Adam saat tak melihat Ivone bersama mereka diruang tengah. Marion juga menoleh kebelakang ternyata sang putri tidak mengikuti mereka keruang tengah.
"Sepertinya dia ditaman belakang, dia akan menghabiskan waktu Berjam jam disana jika dia pulang kemari." jelas Marion kepada Adam dan juga Tarina.
Farres menautkan kedua alisnya mendengar penjelasan Marion. Dan itu tertangkap oleh Louise yang terus memperhatikan sikap Farres sejak tadi. Farres bukan tidak tahu jika dia sedang diperhatikan tapi dia memang seperti itu dingin dan acuh dengan sekitarnya.
"Dia tinggal di apartemen nya sendiri yang dekat dengan kampusnya, jika dia pulang kesini jaraknya terlalu jauh dan aku takut dia terlalu lelah." ucap Louise menjawab rasa penasaran Farres.
"Farres samperin kesana, jangan diem aja kek patung disini, sekalian bisa kenalan kan sama dia." ucap Tarina lirih sambil menyenggol lengan Farres.
Farres hanya menatap sang mama sekilas, dan kemudian bangkit berdiri dari duduknya.
"Om, Tante aku ijin nyusul Ivone!!" Farres berlalu dari sana setelah mendapatkan anggukan dari Louise dan Morin.
Farres mencari keberadaan Ivone, di taman belakang rumah itu. Dan di sebuah gazebo dia mendapati Ivone yang tengah duduk termenung memandangi langit.
"Kenapa kamu mau dijodohkan dengan ku???" tanya Farres tiba tiba karena sejak tadi dia hanya memandangi wajah Ivone yang terlihat tenang melihat langit.
"Ehhh.....!!!" Ivone reflek melonjak dari duduknya karena kaget mendengar seseorang yang tiba tiba bicara disebelahnya.
"Astaga, ngapain om disitu?? Ngagetin aja!!!" Ivone mengusap dadanya pelan karena tadi dia memang benar benar melamun.
"Kamu manggil aku apa tadi om???" Farres terlihat geram dengan panggilan Ivone padanya.
Dia bahkan sudah menatap Ivone tajam. Sedangkan yang ditatap hanya cengengesan merasa tidak bersalah.
"Ya habis aku harus manggil apa, lagian kamu juga lebih tua dari aku selisihnya hampir delapan tahun kan??" ucap Ivone sambil mengira ngira umur Farres dan dirinya.
"Ckkk, aku belum setua itu. Kamu aja yang masih bocil!!!" balas Farres pada Ivone, yang langsung ditanggapi dengan wajah cemberut Ivone.
"Bocil gini juga bakal jadi istri Om!!!" gerutu Ivone pelan pada Farres.
Farres reflek menjitak kepala Ivone yang membuat nya jengkel karena terus memanggil dia dengan sebutan Om.
Pletakkk.......
"Manggil om lagi, aku potong lidah kamu!!!" ancam Farres pada Ivone.
Sedangkan Ivone yang mendengar ancaman Farres hanya mencebikkan bibir bawahnya kesal.
"Nanti kalau lidah ku dipotong Om nggak bisa ciuman sama aku gimana!!! Ehhhh.....!!!" Ivone langsung menutup mulutnya yang keceplosan berbicara. Bahkan dia langsung memukul mulutnya pelan karena merasa bibirnya tidak bisa direm.
Farres menatap Ivone dengan penuh arti, perlahan dia bergerak dan melangkah mendekati Ivone.
Ivone yang melihat Farres maju menghampiri dirinya perlahan mundur ke belakang. Tiba tiba alarm bahaya di otaknya berbunyi.
"Om, om mau ngapain dekat dekat kesini?? Kalau Om macam macam aku aduin papa ya!!!"
Farres tersenyum menyeringai melihat Ivone yang ketakutan melihatnya. Dia malah semakin bersemangat menggoda gadis yang ada didepannya ini.
"Aduin aja, biar besok kita langsung dinikahkan. Dan lagi, aku nggak suka dengan macam macam, tapi aku lebih suka melakukan satu macam kepadamu!!!"
Glekkk.....
Ivone meneguk ludahnya kasar. Dia harus cari cara kabur dari hadapan Farres sekarang. Saat Ivone memikirkan jalan keluar agar dia bisa kabur dari sana tak sengaja dia terpeleset dan akan jatuh kelantai. Tapi.....
Grebbbb......
Farres reflek menarik tangan Ivone dan menangkapnya, tanpa sengaja Ivone malah masuk kedalam pelukannya. Farres dan Ivone menahan nafas mereka. Karena masing masing merasakan detak jantungnya berdetak kencang.
"Jangan memanggilku dengan sebutan seperti itu, karena memang aku belum setua itu. Dan lagi mungkin aku akan mengurungkan niatku untuk memotong lidahmu, aku lebih tertarik untuk bermain lidah denganmu nanti bocil!!!" ucap Farres dengan suara seraknya disebelah telinga Ivone.
Setelah mengatakan itu, Farres melepaskan pelukannya pada Ivone, dan karena Ivone tidak siap dia sedikit terhuyung kebelakang.
Ivone masih merinding mendengar suara Farres yang berada disebelah telinganya tadi.
Farres berjalan meninggalkan Ivone yang masih terdiam di belakangnya. Dan tak lama dia mendengar suara makian dari bibir Ivone.
"Yakkkkk, dasar Om, Om mesum!!!" maki Ivone sambil menghentakkan hentakkan kakinya karena kesal dan merasa Farres mempermainkannya tadi.
Sedangkan Farres yang tersenyum samar, terus melanjutkan langkahnya menuju kedalam rumah, karena dia merasa waktu sudah semakin malam. Dan dia juga harus segera pulang masih ada beberapa berkas yang belum dia tanda tangani yang terpaksa dia bawa pulang tadi.
"Sudah menggodanya hemmm???" ucap seseorang yang mengejutkannya dari belakang.
"Sialllll.....!" umpat Farres dalam hati.
"Ckkkk, papa ngagetin. Ngapain berdiri disitu???" tanya Farres yang berbalik menghadap sang papa karena ternyata memang Adam yang menegurnya tadi.
"Nggak sengaja aja tadi, mau ke kamar mandi malah lihat kamu bermesraan sama Ivone!!" Adam terkekeh melihat reaksi Farres yang melengos.
"Ckk, ayo pulang. Farres besok ada meting pagi. Dan tadi Viko sudah mengabari kalau aku harus berangkat pagi sekali." Farres berlalu dari hadapan sang papa yang menatapnya penuh arti.
Kemudian Adam juga melangkah pergi meninggalkan tempat itu dan menyusul Farres untuk segera pulang karena hari sudah malam.
Ivone sendiri juga sudah masuk kedalam rumah setelah berusaha mengontrol rasa kesalnya pada Farres. Dan setelah masuk kedalam rumah Ivone melihat Farres dan kedua orang tuanya bersiap untuk pulang.
"Ivone, Tante pulang dulu. Kamu sering sering main kerumah Tante, karena Farres jarang pulang kerumah Tante!!!" Tarina memeluk sekilas Ivone yang hanya mengangguk singkat. Karena dia memang belum terbiasa dengan perlakuan orang lain kepadanya.
"Ehm, emang si Om kemana kok nggak pernah pulang??" celetuk Ivone kepada Tarina.
"Om Adam ya kerja tapi kan pulang sayang!!!" jawab Tarina.
"Eh, itu maksud aku ehm, itu aduhh... Mama aku bingung harus manggil apa!!!" rengek Ivone pada sang mama.
Marion langsung melipat bibirnya kedalam dia tahu jika Ivone akan selalu begitu jika dia merasa kesal.
"Ah, kamu bingung manggil anak Tante ini ya, makanya kamu manggilnya Om kan? Emang benar ya anak Tante ini udah tua!!!"
Tarina menahan tawanya agar tidak meledak saat melihat wajah kesal Farres yang dipanggil Om oleh Ivone.
Sementara Farres melototkan matanya pada Ivone, membuat Ivone langsung bersembunyi dibelakang tubuh sang mama.
"Farres kamu nakutin dia!!!" cubit Tarina pada lengan Farres karena gemas.
"Sayang, kamu bisa panggil Farres dengan panggilan kakak, kalau manggil om nanti kamu dikatain punya sugar Daddy gimana!!"
celetuk Tarina.
Farres melototkan matanya pada sang mama.
"Mama.....!" ucap Farres tak terima.
"Baiklah, baiklah kita permisi dulu karena sudah malam, dan besok Farres katanya juga ada meting pagi pagi."
Adam melerai tingkah absurd sang istri yang membuat Farres kesal setengah mati.
Akhirnya Adam dan keluarganya meninggalkan rumah Louise dan Marion. sedangkan Ivone sendiri sudah berlari masuk kedalam kamarnya. Dia sudah tidak betah jika memakai gaun terlalu lama.
Marion yang melihat Ivone sudah berlari kencang naik ke lantai atas hanya menggeleng pelan. Dia dan Louis akhirnya juga masuk kedalam rumah untuk segera beristirahat.
To be continued.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments