Pertemuan pertama

Jerome yang sudah berumur 18 tahun sejak 3 bulan lalu yaitu bulan Mei mendapatkan hadiah mobil dari orang tuanya. Sejak itu ia menggunakan mobilnya sendiri ke sekolah.

Meskipun sudah membawa mobil, Jerome tetap menjadi anak baik untuk tidak pergi ketempat tempat anak muda gaul seperti party, discotik, atau club malam. Seperti hari ini, ia langsung pulang ke rumahnya setelah rapat panitia wisuda selesai.

Jerome parkirkan mobil agak jadul tapi masih layak pakai didepan rumahnya. Ketika keluar mobil, ia melihat mobil vw dengan atap yg terbuka di depan rumah tetangga nya yaitu paman dan bibi Josh.

"Mobil siapa itu? Aku belum pernah lihat mobil itu digunakan oleh paman dan bibi Josh. Apakah ada tamu?" lirih Jerome tanya pada dirinya sendiri.

Tidak mau memikirkan hal yang tidak penting itu, Jerome langsung masuk rumah dan menuju kamarnya. Ayah Jerome yang bernama Alex Mattew dan ibunya bernama Phila Mattew sedang ada acara di luar reuni dengan temannya.

Jerome pun merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Ah lelahnya hari ini" keluh Jerome sambil menutup matanya. Tak terasa beberapa saat kemudian, ia tertidur.

Hari semakin gelap, Jerome masih lelap dalam tidurnya karena mungkin menjadi ketua dalam suatu kegiatan menguras banyak energinya. Apalagi kegiatan yang ia urus adalah kegiatan penutup masa sekolahnya.

Ketika Alex dan Phila ingin mengajak makan malam bersama putra semata wayangnya itu, mengurungkan niat itu karena melihat Jerome sangat nyaman dalam tidurnya. Mereka tau jika kelelahan hari ini.

Sampai bunyi telepon dari handphone disampingnya berbunyi keras berkali kali, namun baru panggilan ke 3 bisa membangungkan lelaki lugu ini.

Ia raba keberadaan hp nya tanpa membuka mata dan setelah ia dapatkan langsung menerima panggilan itu tanpa melihat namanya.

"Hey bro!!! Kemana aja sih gak buru buru diangkat?" tanya Ryno langsung dengan suara keras.

Jerome yang masih mengantuk pun menyahuti pelan.

"Lagi tidur, capek banget aku" sahut Jerome tak bertenaga dengan suara khas bangun tidur.

"Oalaaah, mangkanya udah jam 1 dini hari belum ada kabar soal beasiswa mu" ucap Ryno.

Ketika mendengar kata beasiswa, Jerome sadar tentang sesuatu yaitu pengumuman beasiswa Ivy League langsung mendudukan posisinya di atas ranjang.

"Yaampun, aku kelewatan! Wait jangan dimatiin teleponnya , No!" seru Jerome langsung meloncat dari ranjangnya dan mengambil laptop di meja belajar lalu kembali lagi duduk di tepi ranjang.

"Astaga! Bisa bisanya aku ketiduran!" sesal Jerome.

"Santai, gak masalah telat lihat. Lagian pengumumannya gak bakal hilang kan" sahut Ryno santai.

"Hmmm, beda aja rasanya kalau lihat pengumuman di awal. Wait , ini udah masuk webnya. Doakan aku ya No" ucap Jerome mulai tak tenang menunggu loading di website beasiswanya.

Posisi Jerome saat ini duduk di tepi ranjang namun menghadap ke jendela kamarnya yang dapat melihat ke luar hingga kamar tetangganya.

Mungkin websitenya lemot dibuka karena banyak yang mengakses , namanya juga beasiswa internasional dan terbesar di benua Amerika, wajar jika tak semudah itu melihat pengumumannya.

Dengan perasaan yang tidak tenang, Jerome semakij panik ketika website tiba tiba not responding.

"**** ! Not responding webnya No. Gimana ini?" keluh Jerome yang masih terhubung dengan panggilan dari Ryno.

"Sabar. Tunggu ajaaa atau bisa kamu tunggu sambil nonton video video penyegar mata kayak aku sekaraang. Aaaaaaaah" goda Ryno yang tau jika Jerome anti video blue.

"Apaan sih, temen lagi panik malah diajak bercanda" protes Jerome.

"Hahaha. Coba kamu ambil nafas dalam dalam , tenang. Coba lebih yakin pada dirimu sendiri bahwa kamu mendapatkan beasiswa itu. Tidak perlu terburu buru. Sekarang kamu letakkan laptop disampingmu kemudian tatap kedepan dan bayangkan kamu masuk ke Yale University sesuai tujuanmu" arahan Ryno supaya sahabatnya itu lebih tenang.

Jerome pun menuruti arahan dari Ryno, ia letakkan laptop yg ia pangku di sampingnya kemudian ia tatap keluar jendela kamarnya hingga bisa melihat tiba tiba lampu kamar tetangganya itu hidup.

Lelaki muda itu memicingkan mata ketika melihat sosok wanita berambut pirang berjalan hingga pas didepan pandangannya.

"Siapa wanita itu? Aku kira Paman dan Bibi Josh tidak memiliki anak perempuan?" batin Jerome yang penasaran siapa yang ia pandang saat ini.

Tanpa Jerome sangka, wanita itu melepas baju dan membuat punggung mulus terlihat oleh matanya.

"What the f**k!" seru Jerome langsung membekap mulutnya sendiri tapi sudah terdengar oleh Ryno.

"Heh, apaa yang terjadi? Kenapa kamu menghujat begitu?" tanya Ryno melalui suara panggilan dengan Jerome.

"Gil* ! Didepan ku sekarang ada wanita yang tidak aku kenal melepas bajunya di rumah tetangga. Jelas banget meskipun jarak jauh. Sepertinya aku langsung jatuh cinta hanya melihatnya dari belakang" jawab Jerome sambil memegang hpnya ditelinga namun mata masih menatap lurus dan tak berkedip.

"What??? Kamu lihat film blue, Rome? Kamu kan gak suka?" tanya balik Ryno yang mengira Jerome sedang melantur ngomongnya dan melihat video kesukaannya.

"Hust, diem! Aku gak kayak kamu kali" jawab Jerome kesal dituduh aneh aneh.

Jerome terkejut ketika wanita itu membalikkan tubuhnya menghadap jendela sehingga lelaki yang tidak ia kenal melihat tubuh atasnya tak tertutup pakaian apapun.

"Astaga! Aku ketahuan melihatnya!" seru Jerome yang refleks langsung tiarap di atas lantai.

"Hah? Apa ? Ketahuan apa sih? Gak jelas amat nih orang!" omel Ryno yang merasa Jerome aneh banget malam malam gini. Niat mau cari kabar tentang pengumunan beasiswa sahabatnya itu eh malah mendengar panggilan gak jelas begini.

"Shut! Diem! Aku matiin teleponnya! Besok aku kabarin" lirih Jerome merasa suara Ryno terlalu nyaring membuat ia merasa panik lalu memilih untuk mematikan panggilan itu.

"Aduh gimana kalau wanita itu kesini" ucap Jerome yang merasa bersalah telah mengintip wanita sedang tak berpakaian tanpa seizin wanita itu.

Beberapa menit kemudian, Jerome mulai tenang dan ia beranikan diri untuk mengintip ke luar jendela dan ternyata lampu kamar tetangga nya itu sudah mati dan terlihat gelap.

"Ah syukurlah. Dia mungkin langsung tidur" lega Jerome ketika tidak melihat pergerakan dari kamar yang ia lihat. Namun beberapa saat merasa lega, eh tiba tiba wanita yang ia lihat tadi di seberang kamarnya sudah berada di bawah jendela kamarnya dari luar dan melempari jendela Jerome dengan kerikil.

"Oh Tuhan!" teriak Jerome kaget hingga ia jatuh kebelakang dan membentur ranjang.

"Aaakh!!!" seru kesakitan dari lelaki yang kepergok mengintip seorang wanita.

Lelaki itu memegang kepalanya yang membentur pinggiran ranjangnya dengan cukup keras. Namun ia juga bisa melihat wajah wanita yang telah ia intip tadi menatapnya dengan senyuman sinis.

"Mati aku" batin Jerome.

Lalu setelah rasa sakit dikepalanya berkurang, ia memberanikan diri berdiri dan berhadapan dengan wanita diluar jendela.

"Keluar" suruh wanita itu dengan suara samar samar yang didengar oleh Jerome karena terhalang kaca jendela kamar miliknya dan dapat melihat tatapan sinis beserta isyarat tangan.

"Keluar atau aku yang mengetuk rumahmu dan membangunkan kedua orang tuamu" ancam wanita itu dengan senyuman menyeringai.

"Iya iya, sebentar" sahut Jerome mengiyakan permintaan wanita dari rumah sebelah.

Tak lama, Jerome langsung keluar rumah dengan pakaian yang ia pakai sekolah tadi karena belum sempat ganti udah tidur duluan.

Saat ini ia berhadapan dengan wanita berambut pirang menggunakan rok mini dan kaos tipis yang oversized.

"Apa yang kamu lihat tadi?" tanya wanita itu to the point.

Jerome merunduk karena ia merasa bersalah namun seketika ia sadar jika ia tidak sengaja melihatnya karena salah wanita itu sendiri tidak menutup jendela dengan kordennya. Lalu ia angkat kepalanya menatap wanita yang berada didepannya ini dan langsung merasakan cinta pada pandangan pertama.

"Cantik banget wanita ini" batin Jerome dengan tatapan damba namun sadar jika ia terpana memandangi wanita pirang dihadapannya ini, ia alihkan dengan menjawab pertanyaan yang dilontarkan padanya.

"Maafkan aku. Aku tidak sengaja melihatmu melepas baju. Sebenarnya aku tidak sepenuhnya salah. Kamu juga salah karena tidak memastikan dulu korden jendelamu ditutup. Aku bebas melihat apapun dari jendela kamar ku sendiri kan?" sahut Jerome mencoba membela diri.

Wanita didepannya itu malah memberikan senyuman smirk.

"Oh begitu ya? Salahku ya berarti? Okey. No problem, besok pagi aku akan mengadukan pada orang tuamu jika kamu melihat aku sedang telan**ng" ancam wanita itu membuat Jerome panik.

"Jangan! Please, jangan kau adukan ke ayah ibuku. Bisa bisa aku dihukum oleh mereka karena melihat hal yang tidak pantas dilihat oleh pria baik baik tanpa seizin seseorang yang dilihanya. Maafkan aku" sesal Jerome dengan memohon agar wanita itu memberikan dia belas kasihan.

"Pria baik baik? Hahahaha. Mana ada pria baik baik saat ini apalagi kamu masih muda, pasti suka melihat film begituan apalagi asli dengan mata sendiri kan?" ucap wanita itu menyerang Jerome tanpa ampun.

"Aku berbeda. Aku tidak suka melihat sesuatu yang kamu sebutkan itu. Bagiku wanita pantas untuk dihormati dan disayangi tidak hanya dinikmati seperti itu" sahut Jerome dengan serius membuat wanita yang mendengarnya tersenyum manis.

"Menarik juga anak tetangga ini" batin si wanita pirang.

"Hahahaa. Aku pegang kata katamu tentang wanita. Oke jika kamu tidak ingin aku adukan, kamu harus ikut aku naik mobil milik ku itu. Sebentar saja" ajak wanita pirang.

"Hmm, ini udah dini hari. Mana mungkin aku keluar dengan wanita yang tidak aku kenal" tolak Jerome pada awalnya.

"Beneran gak mau? Gak masalah, besok pagi aku sudah berada dirumahmu dan duduk dihadapan orang tuamu" ancam wanita itu lagi.

"Hmm, kamu yaaa. Oke, aku mau naik mobilmu" ucap Jerome akhirnya mengikuti permintaan wanita yang telah ia lihat dalam keadaan tak memakai penutup baju tadi.

Wanita pirang itu pun tersenyum puas dan merasa menang menghadapi pria yang terlihat lebih muda darinya namun tidak terlalu jauh.

Jerome pun duduk di bangku penumpang samping wanita sebagai driver. Mobil vw dengan atap terbuka pun mulai dijalankan dengan semilir angin malam Brooklyn yang menerpa tubuh keduanya.

Jerome tidak berbicara selama menjadi penumpang namun ia curi curi pandang dengan supir cantik disebelahnya.

"Serius, wanita ini cantik banget. Apalagi rambut pirangnya yang kena angin. Bau wanginya juga bikin perasaan aneh di tubuhku" batin Jerome.

Wanita pirang yang dilihat diam diam pun merasa pria disebelahnya ini mencuri pandang padanya.

"Udah ngintip, sekarang suka ya curi pandang wajahku?" celetuk wanita itu.

"Hmm, maaf. Kamu cantik. Maaf maaf, aku tidak bermaksud menggodamu. Tapi memang kamu cantik" sahut Jerome jadi salah tingkah namun berkata jujur dengan apa yang ia rasa.

Wanita itu pun tersenyum manis. Merasa pujian yang ia terima itu tulus dari perasaan pria lugu dan pria baik.

"Panggil aku Ella. Namaku Daniella Flora" ucap wanita pirang itu mengenalkan diri terlebih dahulu.

Jerome lagi lagi terkejut dengan spontanitas wanita disebelahnya ini untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu.

"Ehm, aku Jerome. Jerome Matthew" sahut Jerome malu malu.

"Nama mu indah, Ella" lanjut Jerome sambil memandang wajah cantik wanita yang bernama Elle itu. Seketika mobil yang mereka tumpangi berhenti di pinggir jalan.

"Kenapa berhenti? Apa aku salah ngomong?" tanya Jerome heran.

"Nggak, kamu gak salah ngomong. Memang aku merasa cantik tanpa kamu puji. Aku berhenti disini untuk menghukum mu karena membiarkan mata mu itu melihatku berganti baju sampai aku tanpa sadar membalikkan tubuhku yg tidak berpakaian dihadapanmu. Jadi, lepas bajumu sekarang" jawab Ella dengan sadis.

"Ih dingin, El. Kalau aku sakit gimana?" tolak Jerome.

"Lepas baju atau lepas celana?" penawaran Ella.

"Hmm, oke fine. Baju aja" sahut Jerome pasrah sambil melepas bajunya hingga menampakaan tubuh atasnya yang sedikit berotot tapi tidak terlalu terbentuk.

"Puas?" tanya Jerome dengan tatapan lelah.

"Belum. Kamu turun disini atau aku teriak kamu mau memperkosa ku?" penawaran Ella lagi lebih sadis.

"Serius ya, hukumanmu ini gak lucu" ucap Jerome mulai kesal.

"Kamu lihat tubuhku tanpa izin juga gak lucu, Jerome. Aku hitung sampai tiga, satu....dua...." ujar Ella dengan serius.

"Okeeee. Aku bukan pria pengecut. Sana pergilah" kesal Jerome terpaksa keluar dari mobil vw milik Ella.

"Bye bye, aku tunggu dirumah" ucap Ella dengan senyuman dan tawa puas lalu melajukan mobilnya meninggalkan Jerome bertelanjang dada di jalanan

"Mengesalkan, tapi wajahnya begitu membuatku jatuh cinta" gumam Jerome sambil memeluk tubuhnya sendiri dan berjalan menuju rumahnya ya mungkin 1 kilometer yang harus ia tempuh.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!