*Satu bulan kemudian*
Alika mendapatkan telfon dari adiknya nindia. Alika tidak tau kenapa adiknya menelfon pagi pagi sekali bahkan alika masih terlelap. Ponsel alika terus berbunyi hingga membuat tidurnya terusik. Alika mengangkat telfon itu tanpa melihat siapa yang menelfon nya.
"Yaa Hallo!" Sahut alika menempelkan ponselnya ditelinga dengan mata yang masih terpejam.
"Hallo kak! Aku cuma ingin memberitau. Hari ini semua paketnya datang yaa! Semua nya sudah aku bayar dan kakak tinggal menerima saja!" Ujar nindia diseberang telfonya.
Alika terkejut membulatkan matanya dan langsung bangkit dari tidurnya. "Serius kamu nin? Hari ini semua paketnya datang?" Tanya alika memastikan dengan posisi yang masih membulatkan matanya tak percaya.
"Iyaa! Mungkin sampai rumah jam 10 nanti makanya aku telfon kaka lebih dulu agar bersiap siap menunggu paketnya!" Ujar lagi nindia hingga membuat alika tersenyum lebar.
"Yaa sudah aku siap siap dulu! Eh nin.. Makasih yaah!" Sahut alika sebelum menutup telfon nya.
"Iyaa sama sama! Semoga jadi pengusaha sukses yaa kak!" Ucap nindia dengan nada tulusnya.
"Amiin!" Sahut alika dan melihat ponselnya karena panggilan nya sudah terputus.
Alika menatap langit langit dikamarnya dan bibirnya selalu tersenyum lebar. "Mimpi apa aku semalam bisa dapet hadiah sebesar ini?" Gumam alika mensyukuri apa yang sudah dia terima.
Alika bangkit dari kasurnya dan keluar dari kamarnya untuk bergegas mandi. Alika sangat bahagia hari ini karena dirinya akan membuka usaha untuk biaya pemasukan nya setiap hari. Namun kebahagiaan alika terlihat oleh ema yang berpapasan dengan nya setelah alika keluar dari kamar mandi.
"Bahagia sekali kamu! Habis dapet togel yah?" Tanya ema yang penasaran melihat alika selalu melebarkan senyumnya.
"Iyaa! Aku habis dapet lotre!" Jawab alika kemudian berlalu begitu saja meninggalkan ema yang masih berdiri seperti patung.
"Kenapa dia? Apa habis dapet lotre beneran yah?" Gumam ema masih didengar oleh dirinya sendiri.
Alika bersiap siap mempercantik diri dan memandikan anaknya dan menggantikan bajunya. Alika terus bernyanyi hingga anaknya merasa senang membuat kaki nya menendang nendang alika dan tangan nya juga aktif hingga menjambak rambut alika yang masih basah. Seakan anaknya tau bahwa alika sedang bahagia dan bernyanyi hingga si kecil yang berjoget agar ibunya bisa tertawa riang.
Tak terasa hingga jam 10 lebih paket yang ditunggu belum juga datang. Alika terus menunggu dihalaman rumah sampai jam menunjukan jam 11 siang. Saat alika berbalik akan masuk kerumahnya dia dikejutkan dengan sebuah mobil box yang membawa banyak barang dan alika mengurungkan niatnya untuk kembali masuk dan melangkah menghampiri mobil yang sudah parkir di depan gerbang rumah nya.
"Paket apa mas?" Tanya alika pada seorang pria yang celingukan mencari alamat yang dituju.
"Ini mbak paket mesin cuci atas nama ibu alika dari ibu anindia!" Sahut pria itu dengan menenteng kertas ditangan nya untuk ditanda tangani sang penerima paket.
"Oooh itu saya mas! Bawa masuk ke dalam semuanya!" Ucap alika menyuruh pekerja paket membawanya masuk.
"Bisa lihat ktp ibu? Takutnya saya salah! Hanya memastikan saja!" Sahut pria itu lalu diangguki oleh alika.
"Sebentar aku ambil dulu ktp nya." Ucap alika lagi dan melangkah masuk mengambil ktpnya dikamar lalu kembali keluar menyerahkan ktpnya pada pria yang mengantarkan paketnya. "Ini mas ktp saya!" Ucap alika menyodorkan ktp nya pada pria dihadapan nya.
Pria itu hanya menganggukan kepala nya dan menyerahkan ktp alika lalu memerintahkan sopir dan pekerja yang lain untuk menurunkan barang nya lalu dibawa masuk ke dalam dan ditata rapi ditempatnya. Ema terkejut karena ada banyak barang yang masuk kerumahnya tanpa sepengetahuan ema. Ema merasa tidak pernah memesan barang barang mahal dihadapan nya itu hingga membuat ema bingung dan menatap alika dengan penuh pertanyaan.
"Alika! Siapa yang membeli mesin cuci?" Tanya ema dengan wajah penasaran nya.
"Aku mah! Aku akan membuka usaha laundry! Agar aku bisa menghasilkan uang tanpa merepotkan mama lagi!" Sahut alika membuat ema membulatkan matanya.
"Uang dari mana kamu membeli barang mahal ini?" Tanya ema lagi semakin penasaran.
"Aku pinjam modal sama nindia! Dan baik nya nindia dia memesankan semuanya sendiri membiarkan aku duduk manis merawat anakku dirumah!" Jawab alika dan ema yang mendengarnya menggeleng gelengkan kepalanya tidak percaya.
"Mama gak percaya! Nindia gak mungkin mau mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk modal usaha kamu yang belum tentu maju!" Ujar ema merasa tak percaya karena ema tau nindia tipikal anak yang perhitungan dan pelit bahkan mustahil bagi ema jika nindia mau mengeluarkan uang nya sebanyak itu.
"Kalau mama gak percaya? Tanya aja sendiri sama dia!" Sahut alika dan meninggalkan Ema yang masih berdiri di depan barang barang yang sudah alika rapihkan.
***
Satu minggu kemudian alika terus berusaha memasarkan usahanya dengan berbagai cara agar usahanya laris dan banyak yang mau mencuci bajunya. Dengan memasarkan lewat media online hingga menempelkan kertas kertas di dinding rumah kosong menggunakan sepedanya sambil menggendong si kecil menggunakan kain selendang nya. Alika terus berusaha agar usahanya laris manis dan sukses. Tak berselang lama setelah alika sudah berada dirumahnya ada yang menghubungi ponselnya untuk meminta mengambil baju nya agar di laundry pada alika. Dengan sigap alika menitipkan anaknya pada neneknya dan berlari kecil menuju halaman mengambil sepeda lalu langsung mengayuh sepedanya dengan panas terik alika tak memperdulikan kulitnya akan hitam karena bagi dirinya bisa menghasilkan uang lebih banyak itulah impian nya. Tak lama alika mengayuh sepedanya kini sudah sampai dirumah seseorang yang menghubunginya tadi.
"Permisi..! Maaf mbak aku mau mengambil baju untuk di laundry!" Ucap alika dengan sopan nya.
"Iyaa mbak! Tunggu sebentar yaa lagi diberesin bajunya sama ibu!" Sahut wanita remaja yang tak lain berprofesi sebagai pelayan dirumah itu.
Yang akan melaundry pada alika juga seorang pengusaha kuliner khas bandung apalagi kalau bukan seblak. Alika menunggu pemilik warung seblak dan akhirnya keluar membawa 3 kantong kresek besar membuat alika membulatkan matanya. Karena alika tidak tau akan menaruhnya dimana sedangkan dirinya hanya menggunakan sepeda dengan 1 keranjang dibagian depan saja.
"Ini mbak baju bajunya! Cuci setrika yaa mbak! Dan tolong itu ada baju seragam putih agak sedikit kotor, bisa minta tolong agar putih nya kembali seperti baru!" Ujar pemilik warung seblak yang bernama dewi.
"Insyaallah akan saya usahakan! Berarti minggu sore akan saya antar kemari yaa?" Sahut alika berusaha tetap ramah meskipun memiliki banyak pertanyaan di kepalanya.
"Iyaa mbak! Makasih yaa? Semoga bisa jadi pelanggan tetap!" Ujar lagi dewi dengan senyum lebarnya.
"Iyaa mbak! Saya permisi dulu!" Jawab alika dan menenteng kantong kresek besar nya untuk dibawa pulang menggunakan sepedanya.
Alika berusaha untuk tetap stabil saat mengayuh sepedanya agar baju bajunya tidak terjatuh saat alika membawanya. Alika terus mengayuh sepedanya hingga keringat bercucuran mulai dari dahi leher dan punggung nya. Alika merasa lehernya terasa sangat kering karena mengayuh sepeda nya ditengah teriknya matahari. Alika tetap berusaha kuat untuk sampai rumahnya. Tanpa disadari dua gunung kembar alika juga basah karena anaknya belum ia susui sejak dua jam yang lalu. Alika benar benar basah kuyup karena keringat dan air susu yang terus mengalir deras bak air keran yang belum dimatikan. Alika mengayuh sepedanya dengan terus mengoceh menyemangati dirinya sendiri agar tidak menyerah karena ini baru di awal menjalankan usahanya.
"Ayo alika! Semangat demi cuan!" Gumam alika dengan nafas yang tersengal sengal mengayuh sepedanya.
...****************...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
JW🦅MA
kisah ya muah ya
2023-11-30
1
Andariya 💖
alika, semangat ya❤️
2023-11-25
2