Acara pernikahan ema kini sudah satu minggu berlalu. Namun alika masih saja menunjukan sikap dingin nya pada fahri. Bagi alika fahri sangat tidak pantas menikahi ibunya yang sudah mempunyai 2 cucu. Alika masih saja menyalahkan fahri dalam hal ini. Alika tidak akan mencampuri rumah tangga ibunya itu karena alika sangat yakin pertengkaran akan selalu ada dalam kehidupan ibunya sejak menikah dengan fahri. Dan dugaan alika tidak meleset, alika menduga semua itu benar ada nya. Karena tidak mungkin pernikahan ema akan adem ayem saja jika menikah dengan seorang pria yang usia nya masih sangat muda dan ego nya masih terlalu tinggi.
"Apah! Yang bener ajah! Masa kamu kasih aku uang 30 ribu perhari? Kebutuhan makan kita dan anak anakku untuk makan tidak cukup hanya dengan uang segini!" Pekik ema suaranya masih di dengar oleh alika di kamarnya.
"Iyaa aku tau! Tapi gajiku memang segitu sebagai pekerja serabutan!" Sahut fahri tak mau tau dengan ucapan ema.
"Hmmm yaa kamu usaha apa kek gitu! Cari kerja sampingan atau apa! Masa iyaa uang segini buat beras sama gula ajah udah abis! Terus mau makan sama nasi doang gak ada lauknya? Yang bener ajah!" Protes ema yang lagi lagi suara nya didengar oleh alika dari kamarnya.
Alika mendengar pertengkaran ema dan suaminya hanya tersenyum sinis. Karena alika tau tujuan fahri menikahi ema bukan karena benar benar mencintai ema melainkan ingin ema yang memberi makan fahri setiap harinya. Fahri pikir ema adalah janda kaya yang menerima banyak uang bayaran ngajinya dari rombongan pengajian nya. Namun itu semua salah, Alika sudah tau akal busuk fahri terhadap ema makanya alika tidak setuju ema menikah dengan nya karena alika tidak mau melihat ibunya itu menderita seperti dirinya dulu menikah dengan tajudin. Ema keluar dengan perasaan kesalnya menghampiri alika dikamarnya.
"Alikaaa..!" Teriak ema dari luar pintu kamar alika.
Alika membuka pintu kamar nya dan membiarkan ema masuk begitu saja. Alika duduk ditepi ranjang nya disusul oleh ema yang juga duduk disamping alika.
"Alika! Lihat ini.. Masa iya dia kasih uang mama 30 ribu untuk makan hari ini? Mana cukup buat makan kita sekeluarga!" Ujar ema dengan wajah kesalnya menyodorkan uang itu dihadapan alika.
"Kenapa mama protes nya ke aku?" Sahut alika dengan wajah datarnya.
"Mama gak protes sama kamu alika! Mama cuma curhat sama kamu!" Kesal ema melihat alika tidak memberinya solusi malah membuatnya semakin emosi.
"Aku kan udah bilang dari awal sebelum mama menikah dengan dia! Pikirkan dulu keputusan mama jangan asal menerima begitu saja jika gak mau pernikahan mama seperti aku! Dia itu cuma mau ongkang ongkang kaki saja ikut makan sama mama! Karena dia pikir itu mama orang tajir dan sangat mencintai dia jadi bakal membuat dia hanya berdiam diri menerima nafkah lahir dari mama! Bukan dia yang memberi nafkah buat mama!" Jelas alika pada ema agar ema lebih membuka pikiran nya. "Udah tau bukan cowok mapan masih mau nerima dia sebagai suami! Kalau aku sih lebih baik jadi janda daripada nikah lagi sama cowok yang cuma mau nya dikasih makan sama istri!" Jelas alika lagi dengan wajah datar nya menasehati ibunya.
"Mama mau menerima dia karena mama ingin ada yang memberi nafkah buat mama agar kita bisa makan alika!" Ujar ema menjelaskan maksudnya yang menerima fahri.
"Itu menurut pemikiran mama! Bahkan tanpa mama menikah lagi kita masih bisa makan setiap hari! Karena Allah tidak akan membiarkan seorang hambanya apalagi seorang janda untuk dibiarkan kelaparan! Allah juga pasti akan memberi kita rezeki dengan sendirinya tanpa diminta! Karena Allah tau kita seorang janda yang tak berdaya harus berjuang sendiri menghidupi anak anaknya!" Jelas alika terus menasehati ema agar ema sadar bahwa keputusan nya menerima fahri itu salah.
"Terus mama harus bagaimana sekarang? Masa iya mama bercerai lagi hanya karena ini!" Ujar ema yang sudah mulai sadar dengan keputusan nya untuk menikah.
"Aku gak bisa kasih solusi apa apa selain bilang SABAR! Nasi sudah menjadi bubur. Mau gak mau mama juga harus tetap menjalani rumah tangga mama dengan dia!" Jelas lagi alika dengan wajah datarnya.
Ema tidak lagi bisa menjawab ucapan alika. Karena bagi ema ucapan alika semuanya benar. Hanya karena egonya yang ingin menikah lagi membuat ema menyesali keputusan nya sendiri sama saja saat dulu alika merasakan rasa itu. Alika menyusui anaknya dan menggendong nya sambil menggoyangkan nya agar anaknya cepat tidur. Sedangkan ema beranjak dari duduk nya karena sudah tidak ada respon dari alika. Alika yang sudah melihat ema keluar dari kamarnya hanya bisa memejamkan matanya sesaat dan menghembuskan nafas nya kasar. Alika harus memutar otak agar dirinya bisa menghasilkan uang meskipun dirinya berada didalam rumahnya. Alika berfikir dan meminta solusi pada adiknya nindia dan menelfon nindia untuk diajak bertukar pikiran.
"Yaa Hallo! Kenapa kak?" Ujar nindia menerima telfon dari alika.
"Aku ingin bertukar pikiran denganmu! Kira kira usaha apa yang menghasilkan meskipun aku berada dirumah masih bisa mengurus anakku!" Ujar alika langsung pada intinya.
"Buka usaha laundry saja kak! Kakak kan paling jago menyetrika baju dengan waktu singkat!" Sahut nindia diseberang telfon nya membuat alika menepuk jidatnya.
"Kenapa aku gak kepikiran dari dulu!" Ujar alika yang tak menyangka akan menerima jawaban seperti itu dari adiknya. "Tapi kan aku gak punya mesin cuci nin! Masa iya aku nyuci baju sebanyak itu pakai tangan kan gak lucu nin!" Ujar alika lagi karena gak tau harus beli mesin cuci sedangkan uang saja dia tidak punya.
"Kakak tenang saja! Nanti aku kasih modal buat kakak buka usaha! Kakak butuh mesin cuci yang seperti apa?" Tanya nindia membuat alika tersenyum lebar.
"Kakak pengen nya mesin cuci yang otomatis sekali pencet jalan sendiri sampai selesai! Tapi pasti harga nya mahal!" Ujar alika mengercutkan bibirnya sudah bisa membayangkan mesin cuci yang dia inginkan pasti sangat mahal harganya.
"Kakak tenang saja! Kakak tinggal duduk manis dirumah temani anakmu dan aku yang akan mencari semuanya. Mulai dari mesin cuci, gantungan baju, sabun cuci baju, setrikaan dan yang lain nya akan aku usahakan bulan depan barang sudah sampai dirumah!" Sahut nindia dengan senang hati membantu alika agar tidak merepotkan ema.
"Lalu berapa modal semuanya? Apa aku harus mengembalikan modalnya cepat?" Tanya alika memikirkan biaya yang tidak sedikit untuk ia kembalikan pada adiknya.
"Kakak tidak usah memikirkan itu! Yang penting kakak usaha dulu! Jika sukses kakak baru bisa memikirkan untuk mengembalikan nya padaku! Aku ikhlas bantu kakak kok!" Sahut nindia membuat alika meneteskan air matanya.
"Trimakasih nin! Semoga rezekimu semakin berlimpah karena membantu kakak!" Ucap alika mengusap air matanya yang duduk ditepi ranjang nya.
"Sama sama kak! Semoga kakak juga bisa sukses setelah menjalani usaha ini yaa?" Sahut nindia diseberang telfon nya. "Aku tutup telfon nya yaa kak? Fajri sudah datang aku harus menyambutnya!" Ujar nindia lagi.
"Iya nin! Sekali lagi makasih yaa? Assalamualaikum!" Ucap alika dengan senyum simpulnya.
"Waalaikumsalam!" Sahut nindia dan mematikan sambungan telfon nya.
Alika memejamkan matanya dan tak terasa meneteskan airmatanya. Dia senang karena adik nya dengan senang hati mau membantunya membuka usaha agar mendapatkan penghasilan setiap harinya. Alika bersyukur karena disaat dirinya jatuh terpuruk masih ada yang mau menolongnya untuk mendapatkan penghasilan. Alika terus bergumam dalam hatinya agar adik nya diberikan keberkahan dan kebahagiaan di dalam rumah tangganya.
...****************...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Shinta Ohi (ig: @shinta ohi)
suami macam fahri ini satu kalimat yg akan muncul utk menutupi kekurangnnya, dia akan berkata istriku kurang bersyukur
2024-03-21
1
luna violet☆
ohh itu
aku kira bisnis online hehe😆😆
2023-12-04
2
luna violet☆
waduh ema ema🗿🗿
2023-12-04
1