"Astaga.. ingat Keen, ingat! Lo harus move on dari Erva. Erva sudah tidak bisa lo miliki lagi dan pastinya Erva ini sudah bahagia dengan dokter Anjar, lo lupa dengan semua informasi yang anak buah Lo berikan sama lo dan juga informasi dari gue?"
"Gue nggak lupa, bahkan gue ingat dan tau jika saat ini Erva sudah bahagia dengan dokter Anjar, tetapi lo tahu kan jika gue tidak akan mengkhianati nya dan mungkin juga kesalahan gue waktu itu yang membuat dia seperti ini, takdir membuat gue harus berpisah dengan Erva dan menerima karma sebagai bentuk perlakuan buruk gue padanya.. Dan pastinya lo tenang saja, gue nggak akan merusak rumah tangga orang tetapi jika sampai dokter Anjar menyia-nyiakan Erva dan menyakiti Erva , gue yang akan maju ke depan untuk mengambil kembali Erva."
"Ya, Lo nggak akan merusak rumah tangganya tetapi lo masih berada di sini dan masih mengingat setiap momen yang lo lakuin dengan Erva, apa ini tidak akan membuat lo semakin tidak bisa move on?"
"Bukan begitu, mungkin saja setelah gue berada di sini gue nggak akan pernah datang ke sini lagi dan pelan-pelan akan melupakan Erva lo tau sendiri kan betapa susahnya move on dari orang yang benar-benar dicintai yang pastinya itu tidak segampang membalikan telapak tangan dan gue juga nggak akan menghancurkan seseorang selama orang itu benar-benar tulus mencintai orang yang sudah pernah gue cintai."
Dokter Raffi hanya menganggukkan kepalanya, ia sudah bersyukur jika dokter Keenan mau berbicara panjang lebar dengannya meskipun begitu, tetapi juga was-was takut jika sahabatnya itu merusak rumah tangga orang yang selama ini adem ayem bukan berarti ia membela dokter Anjar atau bagaimana tetapi memang tidak baik jika dokter Keenan masuk sebagai pebinor setelah dua tahun hubungan rumah tangga dokter Anjar dengan Erva baik-baik saja.
"Langsung pulang ya sepertinya Mama mencari gue."
"Iya tadi juga gue bilang seperti itu lagi pula lo anak mama sekali, kenapa juga Tante harus mencari lo?"
"Entahlah....."
Tidak ada percakapan lagi antara keduanya, dokter Rafli segera melajukan mobilnya untuk menuju ke kediaman Hardikusumo di mana Keenan tinggal bersama dengan kedua orang tuanya padahal Keenan sendiri ingin tinggal di apartemen tetapi Mami Arin pastinya tidak setuju untuk meninggalkan putranya yang baru sembuh itu sendirian dan dengan terpaksa keinginan akhirnya tinggal bersama dengan kedua orang tuanya.
"Lo nggak masuk, minum kopi atau bagaimana?"
"Terima kasih, adik gue sudah ribut, sedari tadi di a ngirimin pesan dan meminta gue segera pulang, entahlah punya adik satu itu rasanya pengen gue cekik aja nyebelin dan juga ngeselin..."
"Santai saja. Mungkin lo harus belajar sabar menghadapi adik lo sebelum lo mendapatkan seorang istri. Thanks gue masuk dulu..."
Asal gak nyebelin seperti gadis bar bar itu..amit amit kalau sampai gue ketemu sama dia...
Dokter Rafli benar-benar tidak turun dari mobil setelah ia memastikan dokter Keenan yang masuk ke rumah nya dan setelah itu dokter Rafli segera melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah karena dari tadi Mamanya dan juga adik perempuan satu-satunya itu sudah mengirimkan banyak pesan kepadanya.
Kembali lagi ke rumah dokter Keenan, seperti nya laki laki masih saja melihat sekeliling ruangan rumah nya, tidak ada yang berubah dari rumah ini meskipun 2 tahun tidak dokter Keenan tempati, dan tentu saja kepulangannya disambut meriah oleh kedua orang tua dokter Keenan berikut dengan asisten rumah tangga yang memang sengaja dikumpulkan oleh Mami Arin.
"Selamat datang kembali sayank dan rumah ini sama seperti dulu sewaktu kamu masih tinggal di sini tidak ada yang berubah sama sekali dan Mami harap setelah kamu sembuh dan pulang kembali ke Indonesia, kamu bisa menjadi dokter Keenan yang jauh lebih baik dari kemarin."
Mami Arin yang terus berdoa supaya putranya itu mendapatkan kesembuhan dan juga mendapatkan jodoh yang bisa membuatmu dokter Keenan tertawa, tentu saja selama 2 tahun bersama dengan dokter Keenan, Mami Arin merasa jika putranya itu benar-benar dingin bahkan beberapa dokter muda perempuan di Jerman itu berusaha mendekati dokter Keenan, namun sama sekali dokter Keenan tidak tertarik bahkan melirik pun sejak enggan.
Mami Arin dan juga Papi Bayu juga tidak akan menjodoh-jodohkan dokter Keenan lagi, biarkanlah jodohnya dokter Keenan itu dia sendiri yang mencari meskipun sebenarnya Mami Arin sudah menginginkan dokter Keenan untuk menikah dengan seorang perempuan tetapi ia harus bersabar karena beberapa kali Dokter Keenan sudah menyakiti hati seorang perempuan dan pastinya untuk masalah dengan siapa dokter itu nanti menikah, Mami Arin hanya pasrah dan berharap jika putranya itu akan membuka hatinya kembali setelah hubungannya benar-benar kandas dengan seorang yang dulu pernah dicintai oleh dokter Keenan.
"Kita makan dulu, sepertinya kamu sangat lelah, nak..."
Papi Bayu memeluk tubuh putranya, beliau memang sering bolak-balik Indonesia Jerman tetapi melihat kedatangan dokter Keenan dan juga perubahan dokter Keenan yang benar-benar membuat Papi Bayu tidak bisa berkata-kata lagi dan langsung saja meminta putranya itu untuk menuju ke ruang makan, makan siang dahulu sebelum dokter Keenan beristirahat.
Selama makan siang, tidak ada perbincangan antara Ketiga orang itu tentu saja ini adalah kebiasaan mereka yang mana tidak saling berbicara waktu makan bukan karena tidak boleh tetapi memang nanti ada obrolan khusus jika memang ada yang ingin dibicarakan tetapi tidak sambil makan seperti ini.
"Kamu langsung mengurus rumah sakit atau mau gimana? Atau mau terjun ke perusahaan Papi?"
Ya kalau dulu papi Bayu tidak menawarkan berbagai pekerjaan kepada Keenan dan meminta Keenan untuk fokus ke salah satu pekerjaannya saja tetapi saat ini Papi Bayu menyerahkan semuanya kepada Keenan dan memberikan beberapa pilihan tentu saja ia tidak mau merusak mood Keenan dan juga merusak kondisi Keenan yang memang jauh berbeda dari sebelum kecelakaan itu.
"Keenan akan kembali ke rumah sakit, Pi.. rumah sakit itu sudah Keenan bangun dengan jerih payah Keenan sendiri dan pastinya saat ini rumah sakit itu berkembang pesat dan tentu saja mulai besok Keenan akan kembali ke rumah sakit itu dan memimpin rumah sakit itu dan maafkan Keenan yang tidak bisa bergabung di perusahaan milik Papi"
"Tidak apa-apa nak, Papi senang kamu mempunyai tanggung jawab terhadap rumah sakit yang sudah kamu bangun sejak lama dan tentu saja Papi berharap jika kamu juga mau belajar bisnis untuk menggantikan Papi nantinya setelah Papi tiada."
Keenan pun hanya menganggukkan kepalanya ia tidak menutup mata jika satu-satunya orang yang akan mewarisi seluruh kekayaan Hardikusumo itu adalah dirinya, mungkin memang benar di usianya yang sudah sangat matang ini Keenan harus mencoba pekerjaan lainnya bukan hanya berprofesi sebagai dokter tapi ia juga dituntut untuk bisa menguasai bisnis sebuah perusahaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Lia Yulia
siapa tau nanti ketemu calon jodoh di rumah sakit...iya kan😁
2023-10-14
0
Sri Rahayu
utk bisa move on kamu hrs banyak kegiatan Keenan....tdk ada salahnya jg kamu belajar bisnis krn kamu pewaris tunggal 😍🤩🤩🤩🤩
2023-10-11
0
Rahma Inayah
lanjut thor
2023-10-11
0