Keduanya keluar dari bandara dengan Dokter Rafli yang mengemudikan mobilnya sementara dokter Keenan masuk ke samping, duduk di samping pengemudi.
Tentunya hanya dengan dokter Rafli lah dokter Keenan bisa berbicara panjang dan lebar bahkan sedikit tertawa, entahlah sahabatnya itu bisa berpikir positif jika bertemu dengan dokter Keenan yang membuat dokter Keenan nyaman tetapi bukan berarti nyaman sebagai seorang pasangan laki-laki dan perempuan tetapi dengan adanya dokter Rafli membuat dokter Keenan sedikit bisa menata hidupnya kembali.
"Mau ke rumah sakit atau langsung pulang?"
Untung saja dokter Rafli hari ini libur sehingga ia bisa menjemput dokter Keenan dan mengajak sahabatnya itu jalan-jalan yang pastinya dokter Raffi sangatsenang dengan kedatangan dokter Keenan, bukan semata-mata karena ia merindukan sahabatnya itu tetapi karena akan berkurangnya pekerjaannya setelah dokter Keenan kembali.
Tentunya setelah dokter Keenan kembali dan sembuh maka dokter Keenan akan menjabat sebagai direktur rumah sakit itu menggantikan dokter Raffi yang hanya sebagai atasan sementara sewaktu tidak ada Dokter Keenan, tetapi dokter Keenan juga tidak semena-mena, laki-laki itu tetap akan membuat sahabatnya berada di rumah sakit nya meskipun kepemimpinan akan jatuh kembali kepadanya.
"Restoran Jepang."
Dokter Rafli melongo ketika mendengar ucapan dari dokter Keenan mengapa setelah sampai di Jakarta yang diingat laki-laki itu hanyalah restoran Jepang, tidak pulang ke rumah untuk bertemu dengan keluarganya atau menuju ke rumah sakit melihat keadaan rumah sakitnya yang sudah lama 2 tahun ini tidak pernah dikunjunginya.
"Keen, lo masih ingat istri dari dokter Anjar?"
Pertanyaan dari dokter Rafli tentu saja tidak dijawab oleh dokter Keenan, meskipun begitu dokter Raffi juga paham jika sahabatnya ini masih memendam rasa cinta kepada istri dari dokter Anjar, yang tak lain tak bukan adalah Erva mantan tunangan dari dokter Keenan sendiri.
Ya meskipun sudah bersahabat lama tetapi juga tidak lama mereka bertemu kembali, namun dokter Keenan sudah menceritakan banyak hal kepada dokter Raffi termasuk kandasnya hubungannya dengan Erva hingga akhirnya Erva menikah dengan dokter Anjar.
"Apa lo mau gue carikan perempuan yang 11 12 mirip dengan Erva?"
"Tidak perlu, gue tidak tertarik lagi dengan seorang perempuan!!"
"Gila! bagaimana bisa lo nggak tertarik lagi dengan perempuan? lo adalah putra satu-satunya bokap lo dan pastinya kedua orang tua lo pastinya ingin keturunan dari lo, jika lo nggak nikah lalu siapa yang akan mewarisi semua ini? tidak mungkin jikalau nanti akan hidup selamanya pastinya juga akan mampoos!!"
Dokter Keenan menatap tajam ke arah dokter Rafli, kemudian laki-laki itu memberikan senyumannya.. entahlah ia tidak berpikir untuk menikah atau menjalin hubungan dengan perempuan yang artinya hatinya sudah benar-benar membeku, menutup rapat-rapat hatinya untuk seorang perempuan lagi kecuali jika perempuan itu Erva, maka dokter Keenan akan membukanya kembali dan menerima Erva dengan tangan terbuka bahkan dengan kondisi Erva saat ini yang sudah beranak.
"Jangan menggurui gue, lo sendiri harus ngaca! lo jomblo kenapa lo juga nggak nikah-nikah atau jangan-jangan lo tertarik sama gue sehingga lo nggak bisa lepas dari gue?"
Ujar Dokter Keenan yang tidak kalah sengit nya, lalu menatap tajam ke arah Dokter Rafli.
"Lobang masih enak kenapa juga harus main sama pedang? lagi pula entahlah gue sepertinya juga dapat karma dari lo karena sahabatan sama lo, hingga sampai saat ini gue juga susah menemukan perempuan yang benar benar di hati gue..."
Sepanjang perjalanan mereka berbagi cerita yang selama 2 tahun ini memang dokter Raffi tidak punya kesempatan untuk berkunjung menemui Dokter Keenan, bukan karena ia tidak mau tetapi karena pekerjaan dan juga tugas seorang dokter membuat ia hanya bisa ngobrol banyak dengan dokter Keenan itu lewat sambungan video call tetapi hari ini benar benar kedua sahabat itu akan menghabiskan waktu bersama.
Setelah menempuh perjalanan lima belas menit, akhirnya dokter Rafli sudah memarkirkan mobilnya di depan restoran Jepang, restoran ini adalah restoran pertama kalinya dokter Keenan mengajak kencan Erva yang pastinya semua yang ada di ingatan dokter Keenan masih menjurus ke arah Erva.
"Sudah sampai, lo nggak mau turun?"
Tentu saja setelah dokter Rafli memarkirkan mobilnya di parkiran restoran Jepang, ia melirik sekilas ke arah sahabatnya mengapa sahabatnya itu malah memandangi restoran itu, tidak beranjak sedikit atau membuka sabuk pengamannya, hingga membuat dokter Rafli heran ada apa dengan sahabatnya itu atau mungkin otaknya tiba-tiba geser lagi, padahal sepengetahuan dokter Rafli, dokter Keenan sudah dinyatakan sembuh total, tidak ada pergeseran apapun itu yang membahayakan, tidak ada pendarahan di dalam otaknya tetapi kenapa setelah berada di depan restoran Jepang ini mendadak dokter Keenan menjadi seperti orang gila yang hanya diam tanpa berbicara apa-apa.
Tidak ada jawaban dari dokter Keenan, laki-laki itu membuka kaca pintu mobilnya dan memandangi sekitar restoran Jepang, tidak ada yang banyak berubah dengan restoran ini hanya mungkin terjadi penambahan di samping restoran Jepang itu mungkin karena banyak pengunjung yang tidak kebagian tempat di saat makan siang tetapi untuk keseluruhannya masih sama hingga akhirnya ingatan dokter Keenan kembali tertuju kepada beberapa tahun lalu di mana ia mengajak kencan Erva, pertama kalinya di sini dan menyatakan perasaannya kepada Erva di sini tentu saja mengingat itu semua Keenan tersenyum manis, senyum yang tidak pernah diberikan oleh siapapun juga, hanya dirinya dan juga Erva yang menjadi pemilik senyuman manis itu.
"Tidak salah lagi, lo memang benar-benar gila!! gue ragu dengan dokter Thomas yang di sana, jangan-jangan beliau memeriksa lo itu tidak tuntas atau malahan lo menyogok dokter Thomas supaya memberikan keterangan palsu supaya lo dinyatakan sembuh padahal sebenarnya otak lo memang geser."
Ada rasa bahagia tetapi juga sedikit ngeri pada Dokter Keenan saat ini, dokter Rafli pun hanya bisa mengucapkan seperti itu berharap dokter Keenan bisa sembuh total baik itu fisik maupun otaknya yang mana membuat dokter Rafli juga bingung mengapa setelah sampai di restoran Jepang sahabat nya itu tidak lantas turun dan masuk ke dalam, tetapi malah senyum-senyum sendiri sembari memandangi keadaan sekitar restoran Jepang.
"Gue memang gila!! gue memang gila karena tidak bisa melupakan masa lalu gue yang begitu menyenangkan, sudahlah cabut anterin gue pulang ke rumah!!"
"Ha?"
Keterlaluan! tentu saja Dokter Rafli melongo dengan ucapan dokter Keenan yang tiba-tiba memintanya untuk pergi dari parkiran ini tentu saja dikira dokter Rafli itu, dokter Keenan mengajaknya ke sini untuk makan siang tetapi salah, dokter Keenan malahan hanya memandang sekitar restoran itu tanpa beranjak ataupun turun untuk makan siang.
"Kenapa? nggak mau nganterin gue pulang?"
"Minta ke restoran Jepang kan? ini sudah sampai tetapi malahan lo minta pergi dari sini bukannya kita mau masuk dan makan siang?"
Jelas saja dokter Rafli bingung dengan pikiran dokter Keenan saat ini mengapa meminta dirinya untuk melajukan mobilnya menuju ke restoran Jepang tetapi setelah sampai di sana, dan hanya beberapa menit di sana, dokter Keenan memintanya untuk pergi lagi. Ada apa sebenarnya?
"Gue minta lo ke sini tetapi bukan berarti gue ingin makan kan? gue hanya ingin melihat saja apakah restoran ini masih sama dengan beberapa waktu yang lalu di mana gue dan Erva pertama kali kencan di sini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Lia Yulia
emang bener² minta di getok nih dokter....baru az pulang udh bikin jengkel😁
2023-10-14
0
Sri Rahayu
kl masih mau mengingat kenangan mu betsama Erva....kapan mau move on nya babang Kee 😇😇😇🤪🤪🤪
2023-10-11
0
Alfathunissa Almahyra Jeffry
keenan mmg parah gila nya,masa ga move on 2
2023-10-10
0