Sesampainya di kampus, Camila berpamitan dengan sang ayah. Dirinya menyalami tangan Nicho kemudian berpamitan untuk kuliah. Di koridor kampus ada sekelompok mahasiswa yang memperhatikannya.
"Hei nona perhatikan jalanmu. Lihat kau baru saja menabrakku," ucap seorang pria yang sengaja menabrak bahu Camila, sehingga membuat buku yang dipegangnya berserakan.
"Ma ... maaf, aku tidak sengaja," tukas gadis itu sambil mengambil bukunya dilantai dan memperbaiki letak kaca mata tebalnya yang nyaris jatuh.
Lelaki itu tersenyum mengejek sambil memperhatikan teman-temannya yang sedang menahan tawa didekat koridor.
Dengan sengaja lelaki itu menginjakkan sepatu kets Swarovski FilaFX2 miliknya pada buku yang baru saja akan diambil gadis itu.
"Maaf kau menginjak bukuku," Camila memintanya untuk menggeser kakinya.
Bukannya mengangkat kakinya dari buku gadis itu, dia malah mendekatkan wajahnya pada Camila dan sambil berbisik dia mengatakan, "cepat bersihkan sepatuku jika kau ingin aku memaafkanmu," lelaki itu sepertinya sengaja mengerjainya.
"Aku? Kenapa aku harus membersihkan sepatumu? Aku tidak menginjak sepatumu," bantah Camila merasa tidak terima.
"Cepat bersihkan sepatuku sekarang juga atau aku akan merusak buku-bukumu ini," ancamnya pada gadis itu.
Dengan tenang gadis itu membuka tasnya, dia mengambil tisue dan mengelap sepatu lelaki itu, tapi sebelum selesai dia membersihkan sepatu lelaki itu dia menarik kaki lelaki itu dan membuatnya terjatuh.
"Owh pasti itu sakit sekali," keluh salah satu temannya sambil menutup matanya dengan tangan, melihat bokong lelaki itu terhempas ke lantai.
"Argh!!" Kesal lelaki itu karena gadis cupu yang baru saja dikerjainya itu malah membalasnya.
"Apa kau butuh bantuan?" ejek gadis itu sambil mengulurkan tangannya.
Merasa tidak sanggup berdiri sendiri, lelaki itu meraih tangan Camila dan gadis itu membantunya. Camila tersenyum mengejek melihat wajah kesal dari lelaki itu.
"Hei, berani sekali kau memegang tangan Xavier," tepis seorang gadis pada tangan kedua orang yang masih berpegangan.
"Ups, maaf aku hanya membantunya. Dia tadi terjatuh," pungkas Camila dengan anada mencemooh pada gadis itu. Kemudian berlalu dari hadapan mereka.
"Eh, tunggu dulu. Kau anak baru ya? Berani sekali kau pada seniormu, cepat minta maaf!" Gadis itu mencengkram lengan Camila
Xavier yang memperhatikan sikap berlebihan wanita itu langsung memegangi tangannya. "Kau tidak perlu berlebihan seperti itu Marcela, aku tidak apa-apa," Xavier mencoba menengahi mereka sambil menepuk pelan kemejanya yang kotor terkena debu.
Camila yang merasa tidak suka, langsung menarik kasar lengannya dari cengkraman Marcela. "Seharusnya kau suruh kekasihmu itu meminta maaf padaku, karena dialah yang lebih dulu menggangguku," Camila menatap tajam pada kedua orang itu.
"Kau ..." tunjuk gadis itu padanya.
"Apa?" tantang Camila pada Marcela.
Teman-teman Xavier yang berada disana melihat kejadian diantara mereka hanya menonton dan menunggu apa yang akan terjadi berikutnya.
Xavier yang merasa malu karena mereka menjadi tontonan di depan kampus langsung menarik tangan kekasihnya dan menjauh dari Camila, tapi dihatinya dia masih penasaran pada anak baru itu. Siapa dia sebenarnya? sepertinya aku harus mengenalnya lebih jauh gumamnya dalam hati sambil menatap lekat pada wajah Camila.
Camila hanya tersenyum sinis, dirinya paling tidak suka dijadikan bahan bulyan. Jika ada yang mencoba mengganggunya dia pasti akan membalas perlakuan orang itu.
Camila melanjutkan langkah kakinya, tapi seseorang menghampirinya. " Hei bagaimana kau melakukannya?"
Lelaki itu tampak mengaguminya karena setelah beberapa priode di kampus itu, baru kali ini ada gadis yang berani melawan Xander dan Marcela yang merupakan anak dari orang berpengaruh di kampus itu.
Camila hanya menatap lelaki yang menghampirinya dengan tatapan aneh, dirinya berlalu tanpa menjawab pertanyaannya. "Hei aku Keldrick, siapa namamu?" Lelaki itu mencoba untuk berkenalan dengannya.
"CAMILA!," teriak gadis itu dari kejauhan sambil menoleh padanya.
Ternyata Xander yang berada di kelas, diam-diam memperhatikan Camila dan Keldrick. Dirinya tersenyum miring sambil mengingat nama gadis itu. Jadi namanya Camila, cantik seperti wajahnya pujinya dalam hati.
Jadi seperti ini pengalaman pertamanya di kampus bertemu dengan dua orang menyebalkan dan sekarang dia baru saja berkenalan dengan orang cerewet yang mengekorinya sejak tadi.
"Ternyata kita satu kelas, boleh aku duduk disini?" tunjuk lelaki itu pada bangku kosong didekat Camila.
Keldrick yang melihat Camila berada dikelas yang sama dengan dirinya, merasa senang bisa berada satu kelas dengan gadis itu.
Camila hanya mengangguk dan membiarkan lelaki itu duduk didekatnya.
***
Ketika diperjalanan pulang, mobil yang dikendarai Xavier terhambat oleh kerusuhan.
"Aku sudah bilang lebih baik kita tidak usah lewat jalan sini, karena ada mahasiswa yang sedang demo," keluh gadis yang bersamanya dimobil.
"Aku kira itu hanya gosip belaka, karena semenjak kita pulang tadi terlihat aman-aman saja," ujar Xavier padanya.
"Lantas sekarang bagaimana kita bisa pulang secepatnya? Kau tahu sendirikan saat ini aku ada jadwal pemotretan?" Keluh Marcela padanya.
"Sabarlah sebentar, kita akan melewati ini semua," pinta lelaki itu padanya.
Tiba-tiba saja seseorang mengetuk kaca mobil.
"Hei kalian, keluar dari mobil," titah lelaki itu pada Marcella dan Xavier.
Marcella terlihat sangat ketakutan dan lelaki yang menggedor pintu mobil itu menarik lengan Marcella, lalu meminta kunci mobil Xavier, mereka mencoba menjarah. Xavier yang merasa tidak nyaman melakukan perlawanan, terjadilah baku hantam diantara mereka, lelaki itu mengayunkan parangnya ke arah Xavier tapi dirinya mengelak sehingga tidak kena sabetan parang tapi dengan sigap pria itu menyerangnya dari arah belakang dan ketika hampir saja mengenai punggung lelaki itu, seseorang memegang tangan pria yang menyerangnya lalu memukul pria itu hingga dia terhuyung.
"Cepat masuk ke dalam mobil, " titah si penyelamat itu.
Xavier dan Marcella yang merasa terancam masuk kedalam mobil lalu, sang penyelamat itu berduel dengan orang yang menyerang mereka, tangannya yang masih menggenggam tangan pria yang masih memegang parang dan mencoba menyerangnya tapi orang itu menghantamkan tangan pria itu ke mobil hingga parang yang ada ditangannya terlepas dengan sigap orang itu mengambil kendali dia mengambil parang yang terjatuh lalu mengarahkannya pada lelaki yang tersungkur.
"Pergilah atau kau akan ku antar ke neraka," ucap si penyelemat dengan mata tajam melihat ke arah lelaki itu seakan ingin menghabisinya saat itu juga.
Ketakutan, lelaki itu segera pergi dari tempat itu.
"Kalian baik-baik sajakan?" tanya si penyelamat yang mengenakan masker diwajahnya.
Kedua orang didalam mobil itu mengangguk. Mengisyaratkan bahwa mereka baik-baik saja. Merasa sudah aman, si penyelamat itu pergi.
"Hei tunggu! Siapa kau?" Teriak Xavier yang merasa penasaran, karena saat melawan para penjarah tadi dia melihat tangan orang itu terluka.
Xavier ingin membantunya tapi orang itu hanya menatap lewat sudut matanya kemudian berlalu begitu saja.
"Sayang, ayo cepat aku sudah terlambat. Produserku akan memecatku kalau aku tidak segera sampai disana," desak Marcella pada lelaki yang masih larut dalam pikirannya. Lelaki itu penasaran dan tertegun melihat orang yang telah menyelamatkan mereka.
"Ah iya sayang," Xavier tersentak dan dirinya segera masuk ke mobil untuk segera mengantarkan kekasihnya itu.
Sepanjang perjalanan Marcella terus meracau karena kesal dengan kerusuhan yang baru saja mereka hadapi, tapi Xander tidak menghiraukannya. Dia hanya memikirkan siapa si penyelamat tadi? Batinnya mengatakan orang itu seperti seseorang yang pernah dikenalnya. Tatapan orang itu mengingatkannya pada sesosok perempuan yang pernah dia kenal, tapi dirinya masih meragukannya, tidak mungkin gadis cupu itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments