Setelah beberapa hari di rumah sakit, Shiera diizinkan untuk pulang oleh dokter. Nicho telah mempersiapkan perlengkapan Shiera dan bayinya. Lelaki itu sangat perhatian padanya, dia membawakan barang-barang Shiera, membantu Shiera duduk dikursi roda karena pasca melahirkan dia belum bisa banyak bergerak, sedangkan dirinya menggendong bayinya.
Saat perjalanan keluar rumah sakit, mereka tidak sengaja berpapasan dengan seseorang.
"Steven?" sapa Shiera pada lelaki itu.
Merasa ada seseorang yang memanggil namanya, lelaki itu menoleh padanya.
"Shiera? Kamu disini?" tatapnya pada wanita yang sedang menggendong bayinya bersama lelaki yang ada disampingnya.
Steven menatap sinis pada Nicho, dirinya merasa bahwa Shiera membohonginya waktu itu. Menurut pemikirannya Shiera pasti hamil dengan lelaki yang ada didekatnya itu tapi kenapa malah meminta pertanggung jawaban darinya.
"Iya Steven, tiga hari yang lalu aku melahirkan. Ini anakmu," tunjuknya pada lelaki itu.
Steven menatap wajah bayi itu, sekilas dirinya merasa ada kemiripan dari wajah bayi itu, dari warna mata dan bentuk wajahnya sangat mirip dengannya tapi itu tidak mungkin anaknya karena wanita itu bersama pria lain.
Sementara Nicho hanya memperhatikan pembicaraan mereka, dia cukup kaget dengan penuturan Shiera, tapi dia tidak ingin mencampuri urusan mereka, Nicho hanya diam untuk membuat suasana lebih tenang.
"Jangan bercanda Shiera, mana mungkin itu anakku. Kamu datang ke rumah sakit bersamanya, itu pasti anak lelaki yang bersamamu," sangkalnya sambil tersenyum mencemooh pada pria dibelakang Shiera.
DEG!!!
Hati Shiera serasa dihujamkan sembilu mendengar ucapan lelaki itu, dengan mudahnya dia menyangkal anak yang ada dihadapannya itu bukan anaknya. Sungguh keterlaluan.
Seketika mata Shiera memanas dan rasanya ingin sekali dia menangis sekencang-kencangnya saat itu juga, tapi dia menahan semua itu karena dia tidak ingin dianggap lemah oleh mantan kekasihnya itu. Dahulu lelaki itu pernah menolak kehadiran anaknya dan sekarang juga sama. Dia tidak akan mengemis pada lelaki tak bertanggung jawab seperti itu.
"Kau boleh saja tidak mengakuinya, tapi harus kau tahu aku tidak pernah berhubungan dengan lelaki selain dirimu. Jadi anak ini adalah anakmu dan sampai kapapun dia adalah darah dagingmu," lirih Shiera menatap tajam pada lelaki itu. Dia mencari rasa penyesalan dalam netra lelaki itu tapi tidak dia temukan sama sekali.
"Kau pikir aku akan percaya begitu saja? Dengar baik-baik beberapa hari lagi aku akan segera menikah dengan Olivia Fransica, kau tahu dia seorang model papan atas jadi jangan coba-coba mengacaukan pernikahanku dengannya dengan mengatakan anak hasil hubungan gelapmu dengannya sebagai anakku," ancam lelaki itu sambil mensejajarkan wajahnya dengan wajah Shiera.
Ternyata lelaki tidak bertanggung jawab itu datang ke rumah sakit untuk mengecek kesehatam dirinya dan kekasih barunya, lantas tak sengaja bertemu dengan Shiera dan bayinya ditempat itu.
Nicho yang merasa kesal dengan ucapan Steven, menarik kerah kemeja lelaki itu sambil berkata, "kau yang dengar brengsek! Shiera dan anaknya tidak membutuhkan pecundang sepertimu! Jika kau tidak ingin mempertanggung jawabkan perbuatanmu, biar aku yang akan menjadi suami Shiera dan ayah dari anak ini," geramnya pada Steven.
Tiba-tiba seorang gadis keluar dari ruang dokter dan menghampiri mereka.
"Sayang, aku sudah selesai chek up nya, sekarang gi..." wanita itu tidak menyelesaikan ucapannya, karena melihat ketegangan antara Steven dan Nicho.
Nicho yang melihat wanita itu menghampiri mereka langsung melepaskan cengkramannya dikerah Steven. Lelaki itu segera merapikan kerah bajunya.
"Sayang, kamu udah selesai chek up?" ucap Stevrn sedikit gugup tapi dia tetap berusaha membuat dirinya setenang mungkin agar kekasihnya itu tidak mencurigainya.
"Huum, sekarang giliran kamu tapi jelaskan dulu padaku apa yang sedang terjadi disini dan mereka siapa sayang?" wanita itu langsung mencecar Steven.
"Ah, bukan siapa-siapa. Hanya teman. Ayo sayang temani aku chek up," lelaki itu bergegas meninggalkan Nicho dan Shiera juga bayinya, lalu menarik pelan tangan sang gadis agar mengikutinya.
Wanita itu hanya menatap bingung pada ketiga orang yang berada disana, tapi dirinya tetap mengikuti pria itu. Berbagai pertanyaan kini bercokol dibenaknya.
Sebenarnya apa yang terjadi, mengapa lelaki itu terlihat begitu marah pada Steven? Wanita yang bersama bayi itu ada hubungan apa dengan Steven? monolog wanita muda itu dihatinya.
Nicho menatap tajam pada Steven yang pergi begitu saja dan Shiera yang menggendong bayinya terlihat begitu terluka, tanpa terasa buliran bening itu menetes begitu saja dipipinya. Dia benar-benar tak menyangka kekasihnya sekejam itu pada dirinya dan bayinya.
Nicho yang memperhatikan Shiera, berjalan ke depan Shiera, memegang lengan wankta itu sambil berlutut didepannya. "Jangan pernah sia-siakan air matamu untuk seorang brengsek seperti dia. Aku akan menjaga kalian berdua. Menikahlah denganku, aku pasti akan melindungimu dan anak itu akan mendapatkan status ayah dariku," ujar lelaki itu penuh keseriusan pada Shiera.
Shiera menundukkan kepalanya, menatap lekat pada lelaki itu, haruskah dia menerima niat baik lelaki yang telah banyak membantunya untuk yang kesekian kali? Apa pantaskah dirinya bersama lelaki itu? Berbagai keraguan berkecamuk dalam pikirannya.
"Percayalah padaku aku tidak akan menyia-nyiakanmu," lelaki itu meyakinkannya kembali sambil menggenggam jemari Shiera. Menunjukkan keseriusannya.
Setelah berpikir cukup lama, Shiera menganggukkan kepalanya dan setuju untuk menikah dengan lelaki itu.
Satu minggu berlalu, Shiera dan Nicho menikah secara agama dan melegalkan pernikahan mereka di KUA setempat. Mimpi buruk Shierapun berakhir. Dirinya bersama bayinya kini mendapatkan kehidupan yang layak dan menjalani hidup seperti keluarga normal lainnya.
Sungguh ini suatu mimpi yang telah menjadi kenyataan. Shiera sangat bahagia telah dicintai seorang lelaki seperti Nicho.
Hari-hari indah, suka duka kehidupan berumah tangga telah mereka lalui. Kini bayi mungilnyapun telah mulai beranjak remaja dan mulai masuk kuliah.
"Camilla, ayo cepat. Dadymu sudah menunggu, kalian harus segera berangkat nak. Jangan sampai hari pertamamu masuk kuliah terlambat," Shiera yang sedari tadi mempersiapkan kebutuhan suami dan anak-anaknya.
"Iya mom, ini aku juga baru selesai sarapan," tukas gadis remaja itu pada sang ibu sambil menyandang tas ranselnya.
"Kau sudah siap nak?" Nicho memperhatikan anak gadisnya, kalau saja ada yang terlupakan oleh anak itu.
"I'm ready Dad," ucapnya penuh semangat.
Camilla memang anak yang ceria, dia akan selalu bersemangat setiap kali bersama dadynya. Karena lelaki itu selalu menyayanginya dan memberikan perhatian padanya. Meskipun Camilla bukan anak kandungnya tapi Nicho sangat menyayanginya seperti anaknya sendiri. Bahkan setelah memiliki anak dari Shierapun dia rasa sayangnya terhadap Camilla tidak pernah berubah sedikitpun. Baginya anak itu sangat istimewa.
"Sayang aku berangkat ya, jaga baby Arischa baik-baik dirumah," ucapnya sambil menggendong lalu menciumi bayinya.
"Dah baby jangan cengeng dan jangan membuat momy kesusahan ya sayang," timpal Camilla sambil menciumi adik bayinya.
Jarak mereka memang sangat jauh, tapi Camilla sangat senang dengan kehadiran adik kecilnya itu.
Camilla menciumi tangan sang ibu kemudian berpamitan padanya. Sang ibu mencium pipi sang putri lalu mengusap pelan kepalanya, begitu juga Nicho yang mencium pucuk kepala sang istri sebelum berangkat. Sambil menggendong bayinya wanita itu mengantarkan anak dan suaminya hingga masuk ke mobil dan berangkat dari mansion.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments