Setelah mengetahui tugasnya, Adel di minta ke pantry di kantor. Gadis itu membersihkan meja tempat karyawan lainnya membuat air minum. Beberapa karyawan yang melihatnya menatap tanpa kedip. Seseorang akhirnya berani mendekati.
"Karyawan baru?" tanya pria itu.
"Iya, Mas." Adelia menjawab dengan ramah sambil tersenyum.
"Bagian apa?" tanya karyawan yang lain.
"Bersih-bersih ruangan Pak Daniel dan buatkan minum untuknya," jawab Adelia.
"Hati-hati sama Pak Daniel. Tidak ada yang betah kerja dengan Pak Daniel. Dia galak. Tak suka cewek pecicilan, jadi jangan genit dan ganjen," ucap salah satu karyawan wanita.
"Aku suka tantangan. Semakin galak, aku semakin suka," jawab Adel.
"Belum tahu aja kamu, kita taruhan berapa lama kamu bisa bertahan dengan Pak Daniel," ucap karyawan lainnya.
"Tantangan yang menarik. Mas dan Mbak mau bertaruh berapa?" tanya Adel.
"Jika kamu bisa bertahan satu bulan saja, kami akan beri kamu uang satu setengah juta. Kami akan patungan. Tapi jika kamu tidak bisa bertahan hingga satu bulan, kamu yang harus bayar kami," ucap karyawan lainnya.
"Setuju. Deal!" ujar Adelia.
"Sebagai jaminan, sini KTP kamu," ucap karyawan wanita itu.
"Aku juga butuh jaminan, KTP salah satu dari kalian," ucap Adel.
"Kami tidak akan pergi dari perusahaan ini," jawab karyawan yang pertama menghampiri dirinya tadi.
"Aku tetap butuh jaminan, biar adil," ucap Adel.
Kelima karyawan itu nampak berunding dan akhirnya menyerahkan salah satu KTP mereka. Sebenarnya mereka ragu, tapi sudah terlanjur buat taruhan.
Mereka lalu berkenalan. Setelah itu Adel meninggalkan ruang pantry menuju ruangan Bos Daniel. Dia membuat segelas teh hangat.
Dengan rasa percaya diri, gadis itu menuju ruang Pak Daniel. Dia tersenyum sambil membayangkan wajah ganteng bos nya itu.
Sampai di depan ruangan Pak Daniel, Adel menarik napas dalam. Membayangkan wajah tampan itu marah. Dengan pelan dia mengetuk pintu. Terdengar sahutan dari dalam ruangan yang mempersilakan dia masuk.
Adel berdoa sebelum masuk ke ruangan. Berjalan perlahan masuk. Dia melihat Daniel yang sibuk dengan laptopnya.
"Selamat Pagi, Pak. Segelas kopi untuk menemani kerja Pak Daniel," ucap Adel dengan senyum semringah.
Perhatian Daniel yang awalnya ke laptop teralihkan ke wajah sang karyawan. Adel langsung memberikan senyumannya.
"Selamat Pagi. Letak saja di sana. Sekarang kau boleh pergi!" ucapnya dengan ketus.
"Baiklah, Pak." Adel lalu melangkah pergi. Baru saja dia akan membuka pintu, namanya di panggil.
"Hei, kamu."
Adel membalikan tubuhnya dan tersenyum dengan manjanya. "Saya, Pak?" tanya Adel.
"Siapa lagi kalau bukan kamu? Apa ada orang selain kamu?" tanya Daniel dengan suara tinggi.
"Ada, Bapak juga orang 'kan?" Bukannya menjawab pertanyaan Daniel, dia justru balik bertanya.
"Jangan kurang ajar ya. Aku bisa pecat kamu sekarang juga!" bentak Daniel.
"Apa kesalahan saya sehingga Bapak ingin memecat? Hanya karena pertanyaan tadi? Ada yang salah dengan pertanyaan saya?" Adel memberondong banyak pertanyaan.
"Saya bisa tuntut balik Bapak, jika di pecat tanpa kesalahan yang jelas," ucap Adel lagi.
Sejak meninggalnya sang ibu, Adel telah bertekat akan menaklukkan dunia. Dia tidak akan lemah dan mudah ditindas apa lagi sama orang kaya.
Daniel memandangi wajah Adel tanpa kedip. Dia tidak menyangka gadis itu berani menjawab setiap ucapannya.
"Saya tidak suka dengan kopi buatan kamu, terlalu manis!" jawab Daniel.
Daniel tidak tahu harus menjawab apa. Baru sekali ini ada karyawan yang berani menjawab ucapannya. Namun, dia suka. Daniel suka dengan cewek yang tidak manja.
"Saya bisa membuat ulang. Saya tadi membuatnya sesuai takaran yang Pak Candra berikan. Namun, jika masih tidak sesuai dengan selera Bapak, akan saya buat sekali lagi. Tolong beri tahu takarannya, biar saya tidak keliru lagi," jawab Adelia.
Daniel menatap Adel dari ujung rambut hingga kaki. Bukannya gadis itu tak menyadari, tapi dia pura-pura acuh saja.
"Gadis ini sebenarnya cukup menarik. Cuma tidak di tunjang dengan pakaian bagus saja," ucap Daniel dalam hatinya.
"Sudahlah, lupakan saja. Sekarang kamu bisa pergi. Kehadiran kamu mengganggu konsentrasi saya!" ucap Daniel masih dengan suara ketus.
Adel langsung melangkah meninggalkan ruangan Pak Daniel dengan menggerutu.
"Dasar orang kaya. Seenaknya membentak. Padahal aku rasa takarannya sudah pas. Kamu pikir saya akan mundur setelah kamu bentak. Tidak akan Pak Daniel. Pak Candra telah berjanji akan memberikan saya bonus jika bisa bertahan dengan bentakanmu. Baru segitu bentakanmu, belum seberapa bagiku. Siap-siap Pak Daniel, kamu harus berhadapan dengan saya," gerutu Adel.
Karyawan yang melihat Adel mengomel sendiri, tampak tersenyum bahagia. Mereka yakin Adelia tidak akan betah dan sanggup. Belum lagi jika Pak Daniel sedang banyak kerjaan. Sebagai pelampias kekesalannya pasti selalu office girl.
"Bagaimana Adel, kamu masih bisa bertahan?" tanya karyawan yang saat berkenalan menyebut namanya Toni.
"Tentu saja. Siapa yang bilang Pak Daniel pemarah? Saya rasa tidak. Saya yakin akan bisa mengambil hatinya," ucap Adel dengan lirih.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Lena Sari
semangat adeliaaaa,ayo tahlukkan dunia.
2023-12-19
0
Valencia Attara
adel keren😍😍😍semngat adel💪💪💪💪
2023-10-13
0
Teh Yen
smngat Del 💪💪 taklukan hati pak Daniel d menangkan taruhannya hahah
2023-10-12
0