Tidak ada acara apa pun di rumah Adel. Selain karena dia tidak memiliki uang, dia juga yakin tidak akan ada yang mau melakukan pengajian di rumah kontrakannya.
Adel memasukan semua pakaiannya ke dalam tas. Dia tadi mencoba melamar jadi office girl di sebuah perusahaan di kota. Keberuntungan berpihak padanya. Dia langsung di terima. Besok Adel akan meninggalkan rumah kontrakannya.
Saat dia mencari berkas pribadinya, sesuatu jatuh dari laci. Adel mengambilnya. Sebuah cincin emas. Gadis itu baru ingat, jika ibunya pernah memberikan cincin ini untuknya.
"Maaf, Bu. Aku akan menjual cincin ini untuk biaya hidupku. Suatu saat akan aku ganti dengan yang lebih mahal. Percayalah, Bu. Aku janji akan menjadi orang kaya. Apa pun caranya," gumam Adel pada diri sendiri.
**
Pagi harinya, Adel langsung meninggalkan rumah kontrakannya. Dia telah memberikan kunci pada pemiliknya. Baju bekas orang tuanya yang masih layak pakai telah dia beri ke panti asuhan.
Adel mampir ke makam ibunya sebelum berangkat ke kota. Dia berlutut di samping makam sang ibunda.
"Tidak peduli apa yang aku lakukan untuk melupakan rasa sakit ini, jauh di lubuk hati, aku akan selalu tahu bahwa aku tidak akan pernah bisa memeluk ibuku lagi. Ibu, aku merindukanmu. Bu, kehilanganmu telah mengurungku dalam kesakitan, penderitaan, dan kesengsaraan. Namun, aku tidak keberatan menderita, setidaknya itu telah membebaskanmu dari semua sakit. Aku merindukanmu," ucap Adel. Dia menjeda ucapannya. Beberapa saat kemudian, dia bicara lagi.
"Aku menangis tanpa henti ketika kamu meninggal, tetapi aku berjanji, aku tidak akan membiarkan air mata merusak senyum yang telah kamu berikan kepadaku ketika kamu masih hidup. Bu, doa harianku adalah bertemu denganmu lagi suatu hari nanti. Kebanyakan orang hanya bisa bermimpi melihat malaikat. Namun, aku merasa senang menjalani seluruh hidupku dengan satu malaikat, dan mengingatnya setelah dia terbang ke surga."
Setelah mengucapkan itu, Adel meninggalkan makam dan naik becak menuju terminal. Gadis itu menggunakan bus menuju ke kota.
Adel mencari kos yang dekat dengan perusahaan tempatnya bekerja. Dia telah menjual cincin peninggalan ibunya dan membayar kos. Setelah menyusun pakaiannya, Adel segera membaringkan tubuhnya.
Pagi hari yang cerah, Adel yang telah selesai berpakaian rapi segera berjalan menuju perusahaan. Dia menemui resepsionis bertanya tentang apa yang akan dia kerjakan.
"Mbak Adel, bisa temui Pak Candra. Biar dia yang akan mengatakan apa kerjaannya," ucap wanita itu.
"Di mana ruangan Pak Candra nya, Mbak?" tanya Adel dengan ramah.
"Mbak bisa jalan lurus hingga ujung. Sebelah kanan ruangannya Pak Candra," jawab Mbak resepsionis itu.
"Terima kasih, Mbak," ucap Adel. Dia lalu berjalan lurus seperti yang dikatakan wanita resepsionis tadi. Sampai di ujung, Adel terdiam. Dia lupa yang mana ruangan Pak Candra.
"Kanan apa kiri ya?" tanya Adel dalam hatinya. Cukup lama berpikir, akhirnya Adel masuk ke ruangan sebelah kiri. Tanpa membaca lagi dia mengetuk pintu.
"Masuk ...," ucap suara seseorang dari dalam.
Adelia lalu berjalan masuk ke dalam ruangan. Terlihat seorang pria duduk di kursi kebesarannya.
"Kamu siapa?" tanya pria itu dengan suara arogan.
Adel memandangi pria dihadapannya tanpa kedip. Pria itu sangat tampan. Adel sampai terdiam terpaku.
"Kamu siapa? Ada perlu apa?" tanya pria itu dengan bentakan membuat Adel tersadar dari lamunannya.
"Saya Adelia Embun Chalandra, Pak. Saya yang kemarin melamar sebagai office girl," jawab Adel dengan gemetar.
"Apa urusan saya dengan office girl. Kamu salah alamat! Tanya sama Candra. Sekarang kamu keluar!" perintah pria itu.
"Bapak bukannya Pak Candra?" tanya Adel dengan gugup.
"Bukan, saya Daniel Alexandro Lewis. Pemilik perusahaan ini. Saya tidak ada waktu melayani seorang office girl seperti kamu! Saya minta keluar sekarang. Kamu sudah membuang waktuku," ucap Daniel.
"Maaf, Pak. Saya salah masuk ruangan. Saya pamit," ujar Adelia. Dia lalu meninggalkan ruangan itu dengan langkah seribu.
Di luar ruangan, Adel memegang dadanya yang terasa berdetak lebih cepat. Dia takut gara-gara salah masuk ruangan, dia akan di pecat.
"Dasar pemarah. Apakah setiap orang kaya itu sombong dan angkuh. Untung saja Pak Daniel itu ganteng. Tapi, dia masih sangat muda. Apakah Pak Daniel teleh menikah. Seandainya dia jodohku," gumam Adel dalam hatinya.
Adelia lalu menghayal berpacaran dengan Daniel. Pergi ke luar negeri dan membeli semua barang bermerek. Dari baju, rok, sepatu dan tas. Lamunan Adel terhenti saat ada yang memegang bahunya.
"Ada apa sih, Pak? Bapak menghentikan lamunan saya saja," ucap Adel spontan. Saat terdapat dengan omongannya, gadis itu menutup mulutnya.
"Kamu kalau mau melamun di toilet. Jangan di sini!" ucap Pria itu sedikit ketus.
Menyadari ucapannya yang salah, Adel hanya bisa nyengir saat di bentak. Lagi pula dia tidak mau kehilangan pekerjaan ini.
"Maaf, Pak. Saya tadi hanya bercanda," ucap Adel menjawab bentakan pria itu.
Pria itu menatap Adel dari ujung rambut hingga kaki. Tubuh Adel yang tinggi semampai dan tubuh ramping dan kulit putih mulus membuat pria itu tertarik.
"Kamu cari siapa? Kenapa malamun di depan ruangan Pak Daniel. Pasti kamu tadi menghayalkan Pak Daniel," ucap pria itu.
"Iya, Pak. Bapak kok tahu?" tanya Adel.
"Pak Daniel itu memang impian setiap gadis. Jangan mengkhayal yang jorok tentang Pak Daniel. Kembali ke laptop, eh maksudnya kembali ke pertanyaan saya tadi. Kamu siapa dan mencari siapa?"
"Saya Adelia Embun Chalandra, gadis yang melamar sebagai office girl di sini. Kemarin saya di minta datang. Saya ingin bertemu Pak Candra," jawab Adel.
Kembali pria itu menatap wajah Adel tanpa kedip. Jika dilihat dari postur tubuh, gadis itu bisa menjadi model.
"Saya Candra. Mari masuk ke ruangan saya. Akan saya katakan apa saja yang harus kamu lakukan," ucap Candra.
Dia berjalan masuk ke ruangan sebelah kanan. Adelia mengikuti dari belakang. Pak Candra mengatakan apa saja yang harus Adel lakukan setiap harinya.
"Jadi saya khusus melayani Pak Daniel, Pak?" tanya Adelia.
"Ya, dan jangan coba-coba menggodanya. Dia sangat galak!" ucap Pak Candra.
"Siap, Pak," ucap Adel.
"Jadi Pak Daniel itu masih lajang. Dia baru saja patah hati di tinggal sang kekasih. Apakah aku harus mendekatinya untuk dapat merubah nasibku?" tanya Adel pada dirinya sendiri.
...----------------...
Selamat Pagi. Mama hadir dengan novel terbaru lagi. Mohon dukungannya. Jangan menumpuk bab. Baca setiap bab yang update. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
wah karakter si Adel sepertinya pemberani yah,,,
2023-10-26
0
Teh Yen
kerja aj dulu Del jangan yg aneh" 🤭🤭,, tp engg pa pa sih khayal siapa tau kesampean yah xixiii
2023-10-12
0
Kendarsih Keken
cemunguttt mam , tau kan mam aq tuh nggak senang nimbun bab 😀😀
2023-10-12
0