Kini aku sudah berada di dalam apartment, menghidupkan lampu seakan sebagai pertanda jika apartment ini ada penghuninya. Yang menyebalkannya tiap kali aku masuk, aku langsung di sambut pemandangan bingkai besar foto pra wedding mesra dari ka Han dan ka Zee, dengan ka Zee yang tengah mengenakan gaun pengantin memeluk bahu ka Han dari belakang. Tak lupa Guratan senyum bahagia terpancar dari masing-masing mereka. Aku melirik lama, jika boleh jujur aku ingin sekali melepas foto itu dan menggantinya dengan foto pernikahan ku. tapi sayangnya aku bahkan tak memiliki satupun foto pernikahan.
Bragg! Pintu apartment di buka dengan sangat kasar hingga mengagetkanku,
" Kau sudah pulang? Apa kau sudah makan malam? Ingin ku masaki sesuatu?.. " seru ku yang di abaikan begitu saja oleh ka Han bagai tak melihat diri ku ini ada.
Aku menghela nafas menuju dapur mengambil segelas air dingin dan menenggaknya, Aku perlu mendinginkan tubuh ku alih-alih juga suasana hati. Sebelum akhirnya aku ke kamar, di sana aku sudah mendapati ka Han tertidur di kasur. Aku pun memilih membersihkan diri, baru setelah nya juga pergi tidur. Tapi bedanya aku tidur di lantai tanpa sehelai alas, awalnya memang rasanya tak nyaman apalagi dengan dingin yang menusuk hingga ke tulang. tapi bukan berarti sekarang sudah terasa nyaman, hanya saja saat ini rasanya sudah terbiasa. Malam ini, malam pertama ka Han tinggal di apartment setelah sebelumnya ia selalu tak pulang.
...🍃🍃🍃...
Pagi hari tiba, aku berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan. Ku lihat isi kulkas yang hanya tinggal beberapa bahan saja, akupun memutuskan untuk membuat nasi goreng karena hanya itu menu yang simpel dengan bahan-bahan yang tersisa. Sebenarnya aku tak terlalu pandai memasak tapi cukup sedikit bisalah ya, dan rasanya pun tak buruk-buruk amat malah menurut ku si enak, bukannya memuji diri sendiri. Setelah selesai menyajikannya, aku hendak meletakkan dua buah piring nasi goreng tersebut di meja makan.
Tepat saat itu juga ka Han keluar kamar sudah rapih hendak berangkat ke kantor.
" Sarapan dulu ka. Aku sudah buat nasi goreng " tawar ku, tapi tak ada sahutan apapun dari nya yang justru terus berjalan mengabaikan ku,
" Aku bekalkan ya, biar nanti kau bisa sarapan sesampai nya di kantor. " Ujar ku mengejarnya dengan sepiring nasi goreng di tangan ku.
" Cih tak tahu malu. Bisa-bisanya masih berdiri tegak atas hidup dan kebahagiaan seseorang yang telah kau renggut! Kau memuakkan !! " Kasar sekali Kata-kata itu menusuk sekali dengan penuh penekanan di setiap perkatanya.
" Ya. Aku memang tidak tahu malu. Kenapa aku harus berlama-lama larut akan hal itu. Tentu saja aku harus berdiri tegak sementara hidup akan harus terus berjalan. Itu kan yang kau inginkan? aku mengakui diri sebagai pihak yang bersalah. Ya aku yang salah, aku yang telah meminta ka Zee untuk membatalkan pernikahan kalian. " Sahut ku
Pranggg!! Detik itu juga piring di tangan ku melayang berhamburan pecah berkeping-keping ke lantai bahkan ada pecahan itu sebagian yang mengenai kakiku.
" Ingat ini baik-baik, aku tidak akan pernah membiarkan kau hidup dengan nyaman! Ku pastikan aku akan memberi mu siksaan demi siksaan!! Hingga kau menyerah dengan hidup mu " Ka Han melepas cengkaram kasarnya pada dagu ku lalu berjalan meninggalkan ku,
" Lakukan. Karena aku tak akan pernah semudah itu menyerah. " Ujar ku menahan tangis. Tapi Nyatanya aku tak sekuat itu. air mata ku pun lolos begitu saja. Jadi Sebencinnya itu ia dengan ku.
Aku bahkan sampai tak menyadari di lantai sudah terdapat bercak darah segar akibat kaki ku yang sudah mendarah karena pecahan piring yang menggores kakiku cukup lebar.
***
Jonhan POV.
Sebelum nya dunia ku sangat baik. Hidup dengan punya segalanya, semuanya berjalan lancar sedemikian rupa lalu di tambah satu kebahagiaan besar lagi dalam hidupku yaitu hadirnya wanita ku. Aku dengan wanita ku saling mencintai. Bahkan keluarga Kami sudah memiliki hubungan sejak lama. Berawal dari kakek kami yang bersahabat lalu kedua orang tua kami. Hubungan ku dan wanita ku amat penuh cinta tiap harinya, sesekali kami bahkan merajut mimpi-mimpi bersama akan gambaran kami suatu hari nanti. hingga akhirnya kami memutuskan untuk kejenjang pernikahan.
Hari itu, hari di mana adalah hari yang paling ku tunggu seumur hidupku, tapi mendadak hari itu menjadi hari paling ku benci seumur hidupku. Bahkan tak pernah ingin ku hadirkan dalam setiap hidup ku. Tepatnya malam sebelum hari pernikahan ku dan wanita ku, aku tengah mengantarkan wanitaku kembali pulang usai bertemu bincang dengan Mommy ku yang katanya merindukan calon menantunya itu.
" Han, aku ingin kita membatalkan pernikahan ini. " Ucapnya tiba-tiba,
" Lelucon mu sangat tak lucu baby " sahut ku masih fokus menyetir
" Aku tidak sedang bercanda. Aku serius. Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini. " Hal itu Membuat ku segera menoleh nya,
" Aku tidak bisa lanjutin ini. Mari kita akhiri sampai di sini " Ujarnya kembali
" Jessline, maksudnya apa si? " Seru ku terus mengemudi dan masih tak menganggap bahwa itu serius
" Aku rasa kamu mengerti, karena kamu bukan orang bodoh Han. Aku gak bisa lanjutin ini dan nikah sama kamu Han. "
Mendengar itu tentunya aku meradang, bagaimana mungkin tidak bisa? Kami saling mencintai. Lalu apa lagi? Kenapa?
" Ayolah Jessline, aku tak suka lelucon mu. "
" Maaf han, aku tak bisa. Menikahlah dengan adikku Han, Jessica menyukaimu sejak lama. Ia tulus mencintaimu, jadi menikahlah dengan nya. Ia juga wanita yang hebat " ucapnya seketika membuat fokus ku kabur,
" Kau gila! Apa karena itu alasannya kau ingin membatalkan pernikahan kita hah?!" Seru ku sudah amat geram.
" Turunkan aku han " pintanya.
" Jawab jes! Apa kau mempermainkan aku hah!! " Ucap ku yang emosi tetapi dengan masih memegang kemudi.
" Berhenti Han. Turunkan aku di sini. "
" Tidak! Sebelum kau menjawab pertanyaan ku Jes! "
" Berhenti Han. hentikan mobilnya " Ucap nya ikut memegang stir mobil, yang kutepis tapi ia pun kembali mencoba menghentikan kemudi ku dengan bersih keras terus menarik-narik stir dan tanganku.
" Han awasssss.... " Teriak Jessline saat di depan kami ada pembatas jalan beton, saat itu akupun mencoba membanting stir untuk menghindar tapi sudah tak ada waktu hingga akhirnya mobil kami terpelanting kebalik hingga tiga kali. Sampai aku terhempas keluar dari mobil. saat itu sebelum aku akhirnya tak sadarkan diri dan hanya dapat melihat jika mobil yang ku Kendari itu sudah terbakar.
Mulai detik itu juga saat aku tersadar di rumah sakit, kemudian di beritahukan tentang Jessline yang tak terselamatkan di dalam mobil, seketika duniaku hancur. Bahkan pertahananku runtuh, seruntuh-runtuhnya. Sialnya saat itu juga aku di minta untuk tetap melanjutkan pernikahan dengan perempuan yang menjadi penyebab kepergiannya wanitaku.
Perempuan itu tengah menangis di depan foto wanita ku, Muak sekali aku melihat wajah kepura-puraan nya dan air mata palsunya itu!, Aku sudah amat sangat membenci keberadaannya. Jelas aku meradang. Tapi sungguh persetan saat tuan mendelz dan nyonya Jane menangis berlutut memohon padaku untuk tetap melangsungkan pernikahan tapi bersama dengan Jessica young mendelz. Hal itu membuat orang tua ku iba, bukan hanya itu saja tapi karena pastinya nama baik kedua keluarga kami juga di pertaruhkan pada pernikahan sial itu. Tapi lihat saja, aku tidak akan membiarkan ini. dia tentu saja akan mendapatkan pelajaran karena telah berani bermain-main dengan ku.
" Han, aku tau ini berat untuk mu. Tapi, tentang Jessica. tolonglah jangan menyakiti nya. " Seru Joshua membuka suara terduduk tak jauh dari ku,
Aku melirik sinis dengan menyunggingkan senyum " menurut mu, lalu aku harus seperti apa? Menerima dengan senang hati? "
" Biar bagaimanapun ia itu istri mu." Ucapnya. Tunggu dulu, aku sangat tidak suka kata-kata itu dan nada bicaranya. yang seakan memang meminta ku menerima perempuan itu. itu tidak akan pernah terjadi! Sampai kapanpun. Lebih baik aku mati daripada harus menerimanya.
" Wah. kau di bayar untuk itu! " tawa ku smirk
" Han.. " ujarnya
" Kau pikir! aku akan menerima perempuan yang menjadi penyebab kematiannya wanita tercinta ku. Kau tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya! " Sambung ku pergi meninggalkan nya yang hanya membuat suasana hati makin buruk.
...🍃🍃🍃...
Sore ini aku sedang di supermarket, membeli kebutuhan dapur dan kebutuhan lainnya yang habis. Aku mendorong perlahan troli belanjaan sambil memikirkan uang tabungan ku yang semakin tiris krisis. Tentunya Aku gunakan untuk mencukupi kebutuhan ku hari-hari, soal ka Han yang tak memberikan uang. Aku tak terlalu mau mengambil pusing, karena dari awal pun ia sudah mengultimatum tentang hal itu.
Aku tidak bisa terus mengandalkan uang tabungan ku yang tinggal tak seberapa itu bukan. Jadi aku rasa, aku harus mulai mencari pekerjaan. Tapi kira-kira di mana ya...
" Astaga! Tidak salah liat. Istri orang paling berpengaruh di kota ini tengah berbelanja. Kenapa? Ah Itu karena kau tak di terima bukan. Jelas, siapa yang menerima seorang perebut. Sadisnya merebut calon suami kakaknya sendiri. Wah Bukan pager makan Tamanan lagi gak si " ujar Sandra, si wanita yang selalu saja mencari masalah dengan ku.
Ouh! apa dunia terlalu sempit sampai aku perlu harus bertemu dengan orang seperti nya!.
" Urus urusanmu " ucap ku meliriknya malas mendorong troli ku
" menyedihkan sekali ya " Serunya
Aku menghentikan langkahku dan berbalik lalu tersenyum " apa yang menyedihkan? Kalau aku sendiri saja bahagia. "
" Bahagia karena merebut nya dari kakakmu." serunya tersenyum
" Tidak masalah untuk. Jika kau pikir dengan ini kau bisa membuat ku terganggu, kau salah besar. Bukankah kau yang menyedihkan, bahkan sampai sekarang masih terus mengejar cinta ka Han. Oops suami ku sekarang " Ucap ku mendekati nya lalu tersenyum pergi.
Aku menenteng belanjaan dan memasukinya ke bagasi taxi yang juga di bantu pak sopir taxi. Lalu membanting pantatku keras di kursi penumpang,
" Langsung kembali ke apartment tadi saja." Seru ku menyandarkan kepala memandang ruas jalan.
Begitu nya sampai, akupun merapihkan semua barang-barang yang kubeli. Termasuk keperluan mencuci, soal yang satu itu aku sedikit kerepotan tak begitu Paham. Karna sebelumnya aku belum pernah mencuci sendiri. Setelah selesai bergelut dengan hal itu, lalu aku berjalan ke dapur untuk memasak dengan merasakan Kakiku yang sedikit nyeri akibat luka pecahan piring pagi tadi.
Bip.. bipp.. bipp.. suara kode apartment yang di buka, tak lama muncullah ka Han.
Aku tersenyum menyambut nya, ku pastikan senyuman ku tulus seperti semua istri yang menyambut suaminya pulang " Aku baru selesai memasak. Mari makan malam "
Lagi dan lagi selalu tak pernah ada balasan dari nya yang lenggang pergi begitu saja mengabaikan ku bagaikan aku tak ada. Semenjak aku menjadi istrinya, sekalipun tak pernah aku mendapatkan senyum darinya bahkan kata-kata manis dan ucapan selamat pagi. Tapi aku masih menerima nya. Setidaknya ia tidak kasar padaku.
-
-
-
***
jangan lupa like, vote dan komennya yeorobeun.
# happy reading all 🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments