Esok harinya, masih seperti yang sudah-sudah tak pernah ada keramahan. Ia selalu berlalu begitu saja. Aku menghela nafas lelah. Menghentikan nya,
" Mau sampai kapan kakak begini pada ku? Sebenarnya apa mau mu? " lelahku menghadapi sikapnya.
" Sampai kau kembalikan jessline ku!! Dan kembalikan kebahagiaan ku sebelum kau menghancurkan nya " Teriaknya menatapku benci
" Apakah menyenangkan mengatakan apapun yang ada di pikiranmu? " Aku menatapnya, ia menautkan satu alisnya melihat ku.
" Jika itu memang membuat mu menyenangkan, katakan saja. Katakan apapun semua yang kau pikirkan tentang ku. Tapi aku tak akan pernah menyerah dengan pernikahan ini. "
" Silahkan saja jika kau kuat!! " Ucapnya pergi.
Siang ini aku tengah duduk di sudut cafe dengan laptop di hadapan ku, aku masih dengan fokus terus menggeser jariku pada kompresor mencari info lowongan pekerjaan. Yang terdapat begitu banyak, tapi sayangnya dari sebanyak itu aku merasa tak ada yang pas dengan ku.
" Apa yang tengah kau lakukan? Sibuk sekali kelihatan nya " Ucap Joshua yang masih semenit lalu menanyai keberadaan ku itu.
" Mencari pekerjaan. " Sahutku tak beralih dari layar laptop ku
" What!! Apa Jonhan tidak memberi uang? " Ujarnya
" Bukan begitu. Aku bosan saja hanya berdiam diri di apartment. jadi lebih baik aku berkerja " dia memincingkan matanya menatap ku dengan tangan disilangkan di dada. Duh aku paling malas kalau shua sudah melihat ku begitu, itu karena ia tak puas dengan jawaban yang ku berikan.
" Aku tidak mau mempermasalahkan mengenai ia memberi ku uang atau tidak.
Lagi pula aku masih bisa berdiri dengan kaki ku sendiri. Terlebih, sungguh. Aku sangat merasa bosan di apartment yang cukup besar bagi ku jika sedang sendiri "
" tetap saja kau itu istrinya. Tidak seharusnya ia melakukan itu. "
" Coba mengertilah. ia begitu, karena ia sangat mencintai ka Zee dan terluka dengan akhir yang saat ini terjadi dalam hidup nya. Siapa yang dapat menerima itu "
" Meskipun begitu, kau akan menjadi pihak yang bersalah begitu memilih diam dan menerima semua yang ia tuduhkan. Jess. "
" Aku tidak bisa mengubah pandangan seseorang tentang ku seperti yang aku mau. Meskipun aku menjelaskan seribu kali jika aku tak salah dan menyanggah atas pernyataan itu, itu tetap tak akan merubah pandangannya padaku. Aku pernah mendengar tentang biar waktu yang akan berbicara dan menjelaskan semuanya. " Aku yang sudah lelah dengan menjelaskan penjelasan ku yang tetap tak akan pernah benar di matanya.
" Ku harap cinta tak membuat mu bodoh.
Ah lantas, kau sudah menemukan pekerjaan itu? "
" Sedang ku carii "
" Kau kan bisa saja bekerja di perusahaan keluarga mu jess."
" kau bahkan sudah tahu jawabannya, bahkan dari saat Daddy dan ka Zee yang terus-menerus meminta ku membantu pekerjaan di sana. Aku gak minat. sama sekali. Fashion ku gak kearah sana. " Untuk yang satu itu aku memang tak minat sama sekali, bagi ku apa bagusnya menjadi orang yang super duper sibuk dengan pekerjaan di kantor. bahkan terkadang sampai lupa memikirkan dirinya saat di dera dengan urusan kantor yang banyak. Selain itu karena memang aku gak minat saja, meski aku lulus bisnis. Aku lebih tertarik dengan dunia desainer makanya aku juga lanjut mengambil jurusan desainer.
Kala itu aku sampai berdebat dengan Moms ku yang menginginkan ku juga untuk bisa mewarisi bisnis keluarga ku dan bergerak mengikuti jejak kakakku. Tapi pada akhirnya aku tetap dengan pendirian ku. Sampai akhirnya mereka menghargai minat ku itu.
" Kalau begitu kenapa tidak terima tawarannya Sandra untuk bergabung di perusahaan desainer itu? "
" Aku sudah menolaknya " ucap ku.
" Kau menolaknya? " Tanyanya mengangkat kedua alisnya.
" Ehm. Kau tahu sendiri ia itu orang picik. Aku tidak ingin terlibat dengan perusahaan itu. "
" Lantas sudah nemuin pekerjaan nya? " Ucapnya mengambil alih laptop ku,
" Aku tidak yakin kau bisa mendapatkan nya. " ujarnya lagi meragukan ku
" Ya. jika kau terus berada di sini. Itu karena keberadaan mu yang mengganggu. Minggir! Biar aku saja yang melakukan nya. " Ucap ku mengembalikan letak laptop ku seperti semula.
" Perlu ku bantu? " Serunya
" tidak. Aku bisa sendiri. Pergilah!, kau perlu kembali ke kantor bukan." usirku
" Entah kenapa aku tidak tenang " ujarnya
" Jangan khawatir. Aku akan menelpon mu jika aku memerlukan bantuan. " Ia masih melirik ku tak percaya,
" Pergilah. Kau itu selalu jadi orang pertama yang akan ku hubungi jika aku memerlukan bantuan, jadi tanpa di minta aku akan menghubungi mu " seruku tersenyum. Itu memang benar adanya, aku sendiri sudah berteman baik dengan shua sedari aku berumur 5 tahun dan ia 7 tahun seusia sama dengan kakakku dan juga ka Han. Karena kakek kami bersahabat jadi kami sering berkumpul bahkan bermain bersama. Meskipun ia lebih tua dari ku 2 tahun tapi karena aku si anak kecil yang kala itu sangat ingin di samakan umurnya pun akhirnya menangis seharian minta di samakan umurnya dengan mereka. Tapi hanya shua lah yang mengiyakan. hingga akhirnya membuat ia mengizinkan aku memanggilnya dengan namanya saja tanpa embel-embel kata ' kak'.
" Baiklah. " Sahutnya yang akhirnya pergi.
Akupun kembali fokus dengan layar laptop ku, setengah jam lamanya aku masih belum mendapatkan hasil apapun, hingga rasanya aku mulai lelah.
" Matamu bisa sakit. Jika menatap layar begitu terus " sosok pria yang duduk begitu saja di mejaku,
kala itu aku melihat sekitar sudut ruangan yang masih terdapat beberapa meja kosong, jadi aku meliriknya sinis hendak memakinya yang tiba-tiba main duduk di mejaku. tapi saat ku lihat siapa sosok pria itu? Aku justru tersenyum karena ternyata ia adalah Dino.
" Baru aku ingin memaki, karena duduk di meja ku "
" Arogan sekali. Itu akan membuat pria menyukainya Jess, termasuk aku. " ujarnya tersenyum manis padaku, lalu kemudian dua piring steak lengkap dengan minuman dingin pun datang di antar ke meja ku oleh pelayan.
" Wah kau pasti lapar sekali ya. " Seru ku
" kau kejam sekali. tak pernah menghubungi ku Jess, padahal aku sudah kembali berada di sini. aku setengah mati menunggu mu menelpon ku loh. " Ia justru memberikan satu steak tersebut ke hadapan ku dengan menggeser laptop ku. Aku hanya tersenyum mengeleng membalas perkataannya itu.
" Makanlah. Aku lihat kau serius sekali, itu tidak baik " ucap nya
" Kau terlihat begitu lelah. Tapi sepertinya memiliki banyak waktu untuk bisa bersantai di sini " kataku yang melihat guratan kelelahan di wajah nya
" Justru aku kesini karena escape tidak memiliki cukup banyak waktu. Setelah landing, ouh aku langsung harus mengurus clubs malam ku dan cafetaria " ucap nya sambil memasukkan potongan daging steak kedalam mulutnya.
Mendengar itu entah kenapa aku kepikiran sesuatu...
" Apa yang sedang kau lakukan, terlihat begitu serius sekali tak beralih sedikitpun dari layar laptop itu "
" No. Di tempat kamu ada kerjaan gak? Apa aja boleh deh " kata ku setelah selesai dengan isi pikirkan ku,
" Untuk siapa? " Tanyanya
" Aku.. " sahutku melihat nya, dia menyeringitkan dahinya melihat ku.
" Aku gak salah dengar? "
" Ya enggaklah, aku Benar-benar lagi butuh kerjaan "
Ia menyunggingkan senyum, " suami mu kan kaya. Ngapain capek-capek in mau kerja segala Jess "
" Yang kaya kan dia. Bukan aku. Jadi ada gak kerjaannya? " Aku menanti jawaban nya,
" Kau lagi berantem ya sama si brengsek itu? " Ucap Dino menatap ku
" No, aku kan udah bilang berkali-kali Jangan sebut dia kaya begitu! "
" Sorry-sorry. Abisnya dari dulu aku gak suka sama dia... " Serunya
" Coba aja kamu nikahnya sama aku Jess. Aku jamin kamu akan bahagia, gak akan ada tuh drama nangis tiap hari " ucapnya. Ia memang sering sekali mengajak aku menikah dari waktu sekolah pun. katanya dulu, Jess pernikahan dini gak ada salahnya ko. Toh nanti aku akan kerja sangat keras untuk membiayai mu begitu lulus dari sekolah. keluargaku bahkan gak masalah untuk menghidupi kita. Ia bahkan sampai meminta izin pada daddy ku yang tentunya di tolak mentah-mentah. Seandainya cinta bisa di atur, mungkin aku akan mengatur hatiku untuk jatuh hati pada nya. Tapi sayangnya ka Han lebih dulu hadir, ia punya tempat di hati ku. Ia telah membuat hati ku jatuh sedalam-dalamnya akan dirinya.
" Kenapa sih malah bahas itu... Ada gak kerjaannya untuk ku? "
" Ada sih, tapi jadi istri ku mau gak? " Ujarnya
" Jangan gila deh " ucap ku memutar bola mataku yang membuat nya tertawa.
" Coba kalau si Jonhan tau kakak mu cuma mainin dia... "
Aku menyeringit kan dahiku dengan perkataan Dino, " ka Zee, udah gak ada no. Masih ajah kamu jelek-jelekin! " Protesku
" Aku bicara fakta.. makanya saat malam itu dia bicara ke si Jonhan kalau kamu menginginkan mereka untuk mengakhiri hubungannya dan kau meminta menikah dengannya kan. Padahal itu tuh cuma alasan kakak mu saja. Dia emang gak niat nikah sama Jonhan."
" Gak mungkin ka Zee begitu "
" Jonha kemakan omongan kakakmu. Sampai terjadi kecelakaan karena emosi
Dengar omongan itu "
" Kamu tahu dari mana kalau kak Zee ngomong begitu?! " tanya ku yang heran kenapa Dino bisa mengetahui hal itu. Tapi Ia hanya tersenyum kesal,
" Jawab Dino! " tanya ku ingin mengetahui lebih jelas
" Kamu gak perlu tahu. Buktinya sekarang Jonhan makin benci kan sama kamu. "
Aku terdiam nanar, kenapa semua penyampaian Dino itu seperti begitu related kurasa. Tapi kalau benar begitu, Kenapa ka Zee tega ngelakuin ini.
" Jess.. " panggil Dino menyadarkan ku yang sedang berkelana di dalam semesta pikiran.
" Jadi gimana no. Ada kan kerjaan untuk ku? Gini deh, aku akan kerja part time di cafetaria mu dan untuk malam nya di clubs malam mu yang ramai terkenal itu. Aku akan sangat tidak apa-apa cukup dengan bekerja sebagai mengantarkan wine ke ruang-ruangan VVIP. "
" Aku tidak setuju jika kau ingin bekerja di clubs malam ku. Tempat seperti itu sudah pasti bahaya. Memang nya kau tidak takut apa dengan om-om buncit yang mencari kesenangan di sana. "
" Sama sekali tidak. Lagi pula tempat itu adalah milik mu, jadi aku merasa tenang dan perlu kau tahu, aku ini pernah berlatih judo jadi aku pastikan tidak akan ada orang yang kubiarkan bisa menyentuh ku " ku sampaikan begitu percaya diri
" Aku harus segera pergi. Ayo ku antar pulang " ujar nya
" Aku akan ikut dengan mu kalau kau menerima ku bekerja di tempat mu. " Ini aku jatuhnya lebih seperti memaksa gak si, ah masa bodoh deh. Yang penting aku bisa bekerja untuk menggemukkan kembali tabungan ku.
" Temuilah aku besok pagi! " Ucapnya
" Jadi kau menerima ku? Hah? Iya atau tidak? " Seruku menaikkan kedua alis ku
Ia nampak menghela nafas " Datang saja besok! "
" Oke. " Sahut tersenyum lalu akhirnya berdiri dan pergi dengan Dino yang mengantar ku.
Jalan hari ini sedikit macet untuk kota texas yang jarang sekali macet, jingga Langit Texas juga sudah berubah dengan rembulan yang hanya menyembul sedikit dari balik awan. Cuaca hari ini juga jauh sedikit lebih dingin.
" Apa kau bahagia dengan pernikahan mu Jess? "
Aku menolehnya diam sejenak, " tentu. Menikah dengan orang yang kau cintai sejak lama, itu adalah hal yang membahagiakan. " Ucap ku tersenyum seakan aku orang paling bahagia.
" No, berhentilah bersenang-senang dengan para wanita-wanita mu itu, jika kau ingin segera mempunyai kekasih. Siapa yang mau dengan pria yang memiliki wanita di mana-mana "
" kau sudah mau jadi kekasih ku. Maka dengan senang hati aku akan berhenti dan menjadikan mu satu-satunya wanita ku. " Ucapnya
" Sepertinya kau memang sudah benar-bebar gila! " Ujar ku tepat saat mobil Dino tiba di apartment, aku melihat mobil ka Han yang sudah terparkir.
" Terimakasih. Sampai ketemu besok pagi." Ucapku berjalan menuruni mobil Dino dan bergegas menuju apartment, begitu sudah di depan pintu apartment aku menyunggingkan senyum membuka pintu lalu masuk kemudian menghidupkan lampu.
Saat begitu lampu menyala, aku mematung diam dengan kedua bola mataku melihat hal yang tak sepantasnya ku lihat. Yaitu Ka Han tengah rakusnya dan intim bercumbu bahkan ******* bibir seorang wanita yang saat ini tengah duduk di pangkuan nya.
" Oo kau sudah pulang " Ujar wanita itu tersenyum menyeringai menghentikan aktivitasnya. ternyata wanita itu adalah Sandra. Orang yang terang-terangan ingin menjadi rival ku sedari duduk di bangku kuliah. Orang yang selalu mencari masalah dengan ku.
Aku menatap mereka tajam, mengeratkan kencang genggaman tangan ku pada tali tas ku. Rasanya hati terluka, ingin sekali aku marah melihat adegan itu terlebih dengan senyum mengejek Sandra.
" Jika ingin melakukan hal kotor. lakukan di tempat lain! " Ujar ku memilih menahan diri lalu lenggang berjalan menuju kamar seolah-olah tak merasa terganggu.
Aku mengunci diri di dalam kamar mandi, entah kenapa air mataku lolos begitu saja. Aku sendiri bukanlah wanita yang cengeng tapi perihal ini, aku juga punya hati. Rasanya adegan di luar tadi terus berputar bagaikan sebuah film di otak ku.
***
-
-
-
jangan lupa like, vote dan komennya yeorobeun. mohon dukungannya yaa🤗☺️
# happy reading all 🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments