Sejak kejadian hari itu, aku bahkan tak pernah bertemu lagi dengan kan han, sudah seminggu kiranya. Aku menghabiskan waktu sendiri di dalam apartment ini. Setelah aku pergi berkunjung kerumah ku dan mendapatkan penolakan keras dari kedua orang tuaku. untuk tidak lagi menginjakan kaki di sana, penolakan itu amat sangat menyakitkan, apalagi saat mommy ku bergeming ia telah gagal dan salah mendidik ku dan tak ingin melihat diriku ini.
Kesedihan dan kemarahan tampak jelas di wajahnya. Entah apa penyebabnya, tapi pada kalimat selanjutnya saat moms bilang aku adalah pembunuh ka zee aku sangat terkejut pastinya. Tentunya aku mengelak keras, sebab aku memang tak melakukan apapun. bahkan untuk mencerna setiap kalimat yang di sampaikan kedua orang tua ku saja aku masih mencoba memahaminya , pembunuh?. Bagaimana mungkin aku melakukan itu terhadap kakakku sendiri. Tapi kedua orang tua ku tak mau mendengarkan ku, mereka bahkan mengusirku sebelum aku bicara. Mereka mengatakan aku adalah PENYEBAB KA ZEE MENINGGAL.
Hal itu memenuhi isi kelapa ku, aku benar-benar tak tahu di mana salah ku?. Seseorang, siapapun itu tolong beritahu aku? agar aku dapat mengerti kenapa semua ucapan itu tertuju untuk ku. Beberapa hari lalu aku kembali mendatangi orangtuaku tapi keadaannya masih sama, mereka tak membiarkan aku memasuki rumah. Bahkan penjaga rumah pun mengusir ku terang-terangan meskipun dengan embel-embel kata maaf. Itu tetap amat menyakitkan. apa aku di asing kan oleh keluargaku sendiri? ah tidak, tapi lebih tepatnya aku seperti orang yang di buang. Apa salah ku? Kenapa aku seakan orang paling buruk di dunia ini?.
Dan malam ini, aku kembali berakhir di apartment yang sunyi sepi sendiri. Aku baru saja selesai membuat pasta yang simple karena perut ku tiba-tiba baru merasa lapar, seperti yang sudah-sudah aku selalu masak untuk dua porsi jaga-jaga siapa tau ka han pulang meskipun itu hanya sekedar harapan ku saja.
Saat aku hendak duduk di meja makan, pintu apartment terbuka dengan kasar menampakan ka han yang lengang menyelong masuk begitu saja.
“ ka han sudah pulang… ” seru ku menyambutnya hangat
“ apartment ini milik ku jadi mau pulang atau tidak itu jelas suka-suka ku! ” ucap ka han menyahut sambutan ku yang hangat dengan amat dingin
“ aku membuat pasta, ka han sudah makan ? ” tawarku
“ aku tak sudi memakan masakan mu! Ah dan ya, jangan mengharapkan apapun dari pernikahan ini, Apalagi uangku. Kau tidak akan mendapat apapun kecuali rasa sakit yang lama-lama akan menggerogoti tubuhmu!.” ka han berucap penuh kebencian kemudian pergi memasuki kamar sambil membanting pintu dengan keras-keras.
Jleb sekali kata-kata itu berhasil membuat hati ku hampir lolos begitu saja. Rasanya, rasa lapar ku mendadak hilang begitu saja. Aku pun mengejarnya,
“ di mana letak salah ku? kenapa kakak memperlakukan ku seperti ini? ” ucap ku
“ kau nanya di mana letak salah mu!. setelah kau hancurin semua mimpi ku bersama jessline. Setelah apa yang kau perbuat, kau masih nanya hah! ” Teriak ka han penuh amarah mendorong ku hingga terjatuh di samping tempat tidur dengan begitu kerasnya.
“ aku tidak melakukan apapun, sungguh. Kenapa menyalahkan ku atas apa yang tak ku perbuat ” seru ku dengan suara bergetar karena menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mataku,
“ cih! Masih mengelak, kau adalah penyebab kepergian wanita tercintaku. kau menghancurkan mimpi-mimpi indah yang sudah aku rencanakan dengan jessline. Kau pikir dengan ini semua, kau bisa hidup dengan damai bahagia? gak akan ! meski keinginan sialan mu itu sudah terpenuhi dengan sudah berstatus istri ku. tapi perlu di ingat baik-baik, itu gak akan merubah apapun!. kau pikir, dengan kau yang seperti ini akan membuat ku bersimpati? gak akan ! Ah satu lagi jangan pernah sekalipun kau berani menyentuh ranjangku. Aku tak Sudi seranjang dengan mu! ” ucap ka han pergi.
Aku sudah tak dapat lagi menahan air mata ku, aku menangis marah akan tuduhan yang ia berikan pada ku. karena tidak sekalipun merasa tuduhan yang ia ucapan, ku lakukan. Aku memang mencintainya dan ingin hidup bersama dengannya tapi jujur tak pernah sekalipun aku meminta atau mengatakan pada ka zee untuk membatalkan pernikahan mereka. aku menyimpan rapat-rapat perasaanku akan ka han dari ka zee.
bahkan aku juga sudah hendak memutuskan akan pergi meninggalkan kota ini tepat setelah pernikahan kakakku dan ka han. lalu kenapa bisa aku adalah penyebab ka zee meninggal?. tuhan apa salahku? Hingga aku di tempatkan dalam keadaan ini? Derai ku dalam tangis. Hingga aku tertidur tanpa sadar dan bangun esok harinya,
Pagi ini aku sudah memberhentikan taksi,
“ pemakaman paradise, pak.” Ucap ku setelah duduk di bangku taksi itu. Tak lupa juga aku membawakan Bunga rose pink kesukaannya ka zee, lalu kemudian mobil taksi yang kutumpangi pun tiba tepat berhenti di tempat pemakaman itu.
“ tunggu sebentar di sini ya pak.” Ucapku keluar dan berjalan menuju peristirahatan terakhir ka zee.
Aku berdiri menatap nama ka zee di marmer,
“ hai ka zee. Ini aku, Jessica. adik menyebalkanmu.” Seru ku tersenyum getir meletakan Bunga kesukaannya.
“ ka zee apa kabar di sana? Semoga selalu baik ya. Maaf baru kembali mengunjungi mu setelah apa yang terjadi. Ka Zee tahu, pekan lusa lalu aku sudah menikah dengan ka han menggantikan mu. Uhf Kabar ku tidak baik-baik saja. Kenapa kau pergi begitu saja hah?, Dan kenapa pula aku yang jadi penyebab kematian mu kak. Moms dan dad bahkan tak ingin bertemu dengan ku, mereka begitu membenci ku karena katanya akulah yang sudah membunuh mu. Begitu juga dengan ka Han. Tidak bisakah kau kembali kak? Aku tidak ingin seperti ini. Aku paling benci untuk berharap, tapi kali ini aku berharap kamu kembali." Lirih ku mengusap pipi yang sudah basah dengan air mata tanpa sadar. Kemudian aku pun memutuskan untuk pergi, saat aku berbalik berjalan beberapa langkah.
" Tidak tahu malu! Berani sekali kau menampakkan diri mu kesini setelah apa yang kau perbuat. " Ucap kak Han dingin nan arogan berdiri tak jauh dari tempat ku berdiri saat ini dengan bunga rose pink di tangannya juga.
Aku diam menatap nya, " memang nya apa yang telah ku perbuat? Aku tidak melakukan apapun. Kenapa bisa ka Zee meninggal karena aku? Apa yang sudah aku lakukan?! " Seru ku melihat ka Han yang sudah mengepalkan tangannya
" kalau saja malam itu! Malam di mana kecelakaan itu terjadi. Ia tak mengatakan kau menyukai ku dan meminta ku untuk membatalkan pernikahan kami karena mu. Mungkin ia masih ada sekarang dan kami sudah menikah. Kalau ia tak bersikeras meminta ku untuk menikahi mu. " Ia berkata penuh penekanan dan kebencian yang terpancar dari wajahnya.
" Apa? Tapi aku tidak mengatakan hal itu. Sungguh aku bersumpah. Aku tidak pernah sekalipun meminta hal itu. Aku tidak pernah sekalipun membicarakan itu pada ka Zee, sungguh." Seru ku bersih keras menjelaskannya. Karena memang aku tak pernah melakukan itu.
" jika penjahat Ngaku, penjara penuh. Acting mu terlalu murah! " Ujarnya tersenyum jengkel penuh kebencian berlalu melewatiku.
Aku menatapnya nanar, jadi itu alasannya kenapa ia Sebegitu benci nya padaku?. Tapi sungguh, aku berani bersumpah. Tak pernah sedikitpun aku meminta hal itu pada ka Zee. Dengan langkah letih aku pun berjalan masuk kedalam taxi.
Saat mobil taxi yang ku tumpangi melaju keluar jalan pemakaman, " Nona, mau ke tempat tujuan mana? "
" Nona.. " panggil sopir taxi itu melihat ku dari kaca spion, sekaligus juga berhasil menyadarkan ku yang sedang tak berada di sini. Tepatnya saat ini jiwa ku sedang berkelana dengan setiap pernyataan Ka Han tadi.
" Ya? " Tanya ku.
" Ini mau ketujuan mana, nona? " Seru sang sopir taxi.
" Ah... Terus jalan dulu saja pak. " Ucap ku yang memang juga tak tahu ingin kemana, melihat ke arah depan jalan tersebut. jika kembali ke apartemen sekarang rasanya akan sangat membosankan karena hanya berdiam diri di dalam apartment yang sepi sendiri.
" Baik. " Sahut bapak sopir itu terus melajukan taxinya,
Aku kembali memilih diam menatap ruas jalan dari dalam taxi. Cukup lama taxi yang ku tumpangi hanya melaju mengikuti jalan saja, akhirnya si sopir taxi kembali melirik ku dengan ragu dari kaca spion depan yang sedari tadi tak jua kunjung menyebutkan tempat tujuanku.
" Puter balik ke cafe sebrang jalan Texas ya pak. " Ucap ku
" Ya baik. " Jawabannya segera memutar balik menuju tempat yang kusebut tadi. Saat sudah sampai aku pun turun dan membayarnya lalu langsung masuk ke dalam cafe.
Di sana aku memesan ice Americano dan juga sepotong cake meskipun aku tak merasa lapar. Setelah itu aku memilih duduk di sudut dekat jendela, aku menatap nanar ke luar jendela, jiwaku masih tak berada di tempatnya. Sejujurnya pernyataan Ka Han tadi terus saja tengiayang-iyang. aku masih tak mengerti mengapa ka Zee meminta membatalkan pernikahan nya bersama ka Han karena aku.
Aku tak sejahat itu. meskipun aku mencintai ka Han tapi aku tak seegois itu untuk meminta ka Zee membatalkan pernikahan mereka. Lalu kenapa aku di salahkan atas kematian nya ka Zee dan di benci atas apa yang tak kulakukan? mereka bahkan menutup mata dan telinga mereka tanpa mau mendengarkan ku. Rasanya sangat menyakitkan mengetahui jika orang terdekat dan tersayang kita pun tak mengenali kita, Mendadak aku mengingat kembali saat acara pernikahan ku dan ka Han, yang mana Kala itu pantas saja sifat kedua orang tua ku yang seperti tak peduli dan juga tak antusias nya ka Han.
" Sedang apa? " Ujar seseorang mengagetkanku. yang bergabung duduk di depan ku,
" Oh kau di sini? " Seru ku melihat nya. Jam berapa sekarang ini? Gak mungkin si orang sibuk ini berada di sini kalau bukan, sudah jam pulang kantor?. Aku segera memeriksa jam di ponselku. Astaga! Saat ini sudah pukul 6 sore, jadi selama itu aku terduduk di sini.
" Kenapa mengabaikan panggilan dan pesan ku? "
" Karena kau menganggu. Berisik tau! Sadar tidak kalau kau itu menggangu ketenangan seorang pengantin baru " ujar ku berbohong seakan semua baik-baik saja.
Shua tak mengalihkan pandangan Nya dari ku, " terjadi sesuatu, bukan? "
" Ngga. Semua baik-baik saja " sahutku menyambar ice Americano yang sudah cair tanpa ice lagi di dalamnya. yang belum sempat ku sentuh sedikitpun sejak tadi.
" Katakan, ada apa? " Ucap Joshua masih menatap ku.
" Tidak ada. Jangan menatap ku seperti itu. "
" Kau pikir, kau bisa bohong dengan ku hah Jess. Aku bahkan tahu suasana hati mu hanya dari nada bicara mu saja."
" Menyebalkan!. Kalau begitu abaikan saja. "
" Jonhan tidak menyakiti mu kan? "
Aku menolehnya, shua mengetahuinya? Ia tahu jika pernikahan kami tidak baik?
" Hei! " Ujarnya
" Shua... Kau mengetahuinya. "
" Ehm. Begitu juga dengan Moms dan dad mu yang marah. " Jawab Joshua yang sudah mengetahui keadaan itu dari sebelum pernikahan mereka berlangsung.
" Apa kau tahu penyebab kecelakaan ka Han dan ka Zee? Dan apa Benar yang mereka bilang, aku adalah penyebabnya? "
" Apa? Omong kosong macam apa. Kecelakaan itu Murni kesalahan jonhan "
" Tapi pada kenyataannya tak begitu. pada kelihatannya gak seperti itu. Bagi mereka, akulah yang salah, aku adalah penjahatnya. itu satu-satunya kebenaran yang mereka yakini. Meski seberapa keras apapun aku menjelaskannya sekalipun. Aku tak masalah jika ka Han tak menerima ku dan membenci ku, tapi Kau juga tahu sendiri bukan? Bagaimana aku diam akan perasaan ku ini kan shua?. Kau bilang ini adalah bagian takdir kan. tapi aku bertanya-tanya takdir seperti apa shua? Takdir macam apa? " seru ku dengan mata berkaca-kaca melampiaskan marah ku
Shua terdiam melihat ku,
" Ah maaf tidak seharusnya aku begini." Aku Mengambil nafas dengan dalam.
" Tak apa. kau boleh dengan puas menangis di depan ku. " Ucapnya membuat ku tersenyum, karena kalimat itu masih sama persis sejak umur ku 5 tahun dengan shua yang berumur 7 tahun kala itu.
" Ayo. Aku akan mengantarmu pulang. " Ujarnya berdiri,
Kami pun pergi. Di perjalanan shua mengantarku, " jadi apa yang akan kau lakukan? " Seru nya
" Emm.. aku akan menghadapi nya dan menerima nya. Bagi ku pernikahan itu adalah janji yang sudah ku buat dengan Tuhan, untuk senantiasa mencintai suamiku. Di kala senang ataupun susah, sehat maupun sakit. Aku sudah berjanji akan menjadi istrinya dalam keadaan apapun. Untuk ku pernikahan ini bukanlah hanya sebuah permainan meski sekalipun ka Han tak menganggapnya. " begitu penuh keyakinan aku memantapkan hal itu di hati. Aku memang harus menghadapinya bukan? Di banding melarikan diri. Hal apapun yang harus di hadapi, ya tinggal di hadapi. cepat ataupun lambat, Toh itu juga akan berlalu. Entah berlalu dengan baik atau buruk. Ku serahkan saja dengan Tuhan.
Tanpa sadar mobil shua pun sudah berhenti di depan lobby apartment,
" Thanks sudah mengantar ku " Ucap ku keluar mobil.
" Jess. Aku ada buat mu, jadi jangan coba-coba menyembunyikan sesuatu dari ku. Jika terjadi sesuatu..." Ujarnya membuka kaca jendela,
" Cih tidak akan. kau lupa aku pernah ikut latihan judo. " Sahut ku menyeringai sebelum akhirnya melesat masuk apartment.
" Ah Astaga, dia tetap lah dia. Dengan peringai nya " gumam shua menancap gas mobil nya pergi.
-
-
-
***
jangan lupa like, vote dan komennya yeorobeun. dukungan kalian sangat berarti untuk Mimin.
# happy reading all 🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments