"Jason sa-sakit, ka-kau menyakitiku Jason." ucap Carol saat Jason tiba-tiba mencekiknya dengan kuat hingga membuatnya kesulitan bernapas.
"Jika masih sayang sama nyawamu segera tinggalkan kamar ini, Carol. Sudah ku peringatkan jangan pernah melewati batasanmu, karena yang berhak memilikiku hanya istriku seorang bukan wanita kotor sepertimu." tegas Jason lalu melepaskan cekikannya di leher wanita itu.
Carol yang merasa ketakutan segera meraih pakaiannya di atas lantai lalu bergegas memakainya dan selanjutnya berlalu pergi dari sana, ia tak ingin nyawanya melayang begitu saja di tangan pria psikopat itu.
"Wanita kurang ajar." gerutu Jason seraya kembali menghempaskan bobot tubuhnya di atas sofa, mengambil segelas wine lalu menyesapnya dengan penuh perasaan.
"Jennifer !!" desisnya saat merasakan hasratnya belum sepenuhnya terpuaskan.
Sudah bertahun-tahun sejak kepergian sang istri, pria itu tak pernah merasakan kepuasan batin. Beberapa wanita yang ia bayar pun rasanya tak cukup mampu melegakan dahaganya.
"Ya Jennifer, kau yang terhebat." gumamnya lagi seraya mempercepat permainan tangannya, seperti biasa bayangan sang istri selalu membuatnya berhasrat.
Sosok wanita yang begitu sempurna di matanya hingga takkan ada wanita lain lagi yang mampu menggantikannya.
Namun tanpa ia sangka tiba-tiba sosok gadis belia dengan lancangnya juga masuk ke dalam pikirannya saat ini hingga membuatnya seperti memiliki energi baru.
"Oh Jennifer." gumamnya dengan napas naik turun tak beraturan lalu pria itu kembali menghempaskan punggungnya di sandaran sofa setelah mendapatkan pelepasannya.
Entah kenapa gadis belia yang sebelumnya tak sengaja ia temui di kampus tiba-tiba memenuhi pikirannya, mengambil sedikit tempat yang selama ini di kuasai oleh sang mantan istri.
"Gadis ceroboh." gumamnya lalu segera beranjak untuk membersihkan dirinya.
Begitulah sisi lain dari seorang Jason, pengusaha sukses yang telah membangun citra baik namanya selama bertahun-tahun rupanya juga sering membawa seorang wanita untuk menemani dan memuaskannya di sebuah hotel.
5 tahun hidup seorang diri tentu saja membuat Jason merasa kesepian, ia lelaki normal yang memiliki kebutuhan biologis yang harus di penuhi. Namun sejak sang istri pergi ia belum pernah mendapatkan kepuasan yang sama seperti yang wanita itu berikan.
Cintanya terlalu dalam untuk wanita itu hingga acap kali membuatnya merasa bersalah saat meminta wanita lain untuk memuaskannya meskipun dengan cara yang berbeda.
Keesokan harinya.....
"Jessy, kau yakin berpakaian seperti itu ?" Elle nampak melotot saat melihat pakaian sahabatnya itu yang teramat seksi.
"Ayolah Elle, ini Paris." Sela Jessica, ia hanya memakai sebuah gaun dengan tali spagetti yang memperlihatkan sedikit punggungnya, jadi apa salahnya? lagipula ini musim panas tidak mungkin ia memakai mantel tebal untuk pergi ke club.
Malam ini Jessica dan Elle mendapatkan undangan party ulang tahun Pedro, putra salah satu konglomerat Paris itu suka sekali mengunjungi club hingga pestanya pun ia adakan di sana.
"Baiklah, tapi aku takkan memakai pakaian sepertimu." timpal Elle yang memang sedikit kaku dalam penampilannya, wanita itu terlihat memakai gaun tertutup sepanjang lutut dengan boot hampir setinggi lututnya juga.
Sedangkan Jessica yang sedari kecil sudah fashionable nampak memakai high heels yang membuatnya terlihat semakin anggun apalagi di tambah dengan make up tipis khas gadis seusianya.
"Baiklah, ayo pergi." ajaknya kemudian.
Setelah itu mereka segera meninggalkan Apartemennya dan berlalu pergi menggunakan mobilnya menuju ke sebuah club malam di tengah kota.
Sesampainya di sana mereka sudah di sambut dengan alunan musik yang memekikkan telinga hingga membuat Elle hampir mual saat mendengarnya. Sementara Jessica nampak sangat menikmatinya dengan tubuhnya sedikit bergoyang.
Meskipun ia jarang sekali pergi ke club namun gadis itu terlihat menikmati musik yang tersaji. "Jessy, Elle akhirnya kalian datang juga." Pedro langsung menyapa mereka.
Saat Pedro hendak menggandeng tangan Jessica, gadis itu langsung menghindar. "Aku sedang ingin menari Ped, bukan menyeberang jalan." selorohnya lantas segera menuju lantai dansa yang berada tak jauh dari sana.
Sedangkan Pedro hanya geleng-geleng kepala menanggapinya, selalu saja ada alasan dari gadis itu untuk menolaknya dan itu membuatnya semakin tertantang untuk mendapatkannya.
"Kau senang ?" tanya Pedro yang kini ikut menari bersama Jessica dan juga Elle.
"Tentu saja, aku tidak akan bisa pergi ke club jika tak ada undangan pesta seperti ini." sahut Jessica.
"Jika kamu mau aku bisa mengajakmu setiap hari." tawar Pedro kemudian.
"Penawaran yang bagus Pedro, tapi ayahku pasti akan membunuhku jika tahu." tukas Jessy sembari terkekeh lalu saat melihat pelayan melewatinya, gadis itu langsung mengambil segelas wine di atas nampan yang pelayan itu bawa.
"Jessy, jangan bilang malam ini kau ingin mabuk ?" tegur Elle.
"Hanya segelas Elle, takkan membuatku mabuk." sahut Jessica lalu segera menyesap minumnya tersebut.
"Jessy letakkan dulu minumanmu, aku ingin mengadakan sebuah game." tukas Pedro sembari mengambil minuman di tangan gadis itu, lalu kembali meletakkannya di atas nampan sang pelayan.
"Game ?" ulang Jessica tak mengerti.
"Aku ingin mengadakan game dansa romantis dengan peserta random dan pasangan yang paling romantis akan mendapatkan tiket liburan." ucap Pedro.
"Benarkah? Baiklah siapa takut." sahut Jessica, toh yang hadir adalah teman-teman kampusnya yang semuanya ia kenal dengan baik.
Kini lampu nampak di padamkan dan musik kembali di setel namun dengan alunan yang lebih lambat.
"Dalam hitungan ketiga kalian harus segera mencari pasangan masing-masing." ucap seorang pembawa acara, lalu pria itu segera menghitung.
"Satu, dua, tiga." ucapnya.
Jessica yang benar-benar tak bisa melihat dalam kegelapan nampak kebingungan mencari pasangan dan gadis itu langsung saja meraih tangan seseorang yang berada di dekatnya dan tak berapa lama lampu kembali menyala.
"Bob ?" Jessica tak menyangka mendapatkan pasangan seorang pemuda paling cupu di kampusnya, pemuda dengan kaca mata tebal itu nampak tersenyum nyengir menatapnya.
Sementara Pedro yang justru berpasangan dengan Elle terlihat kesal, harusnya ia mendapatkan Jessica sebagai pasangannya. Tak apalah, masih ada kesempatan sekali lagi dan kali ini ia harus bisa mendapatkan gadis itu.
Setelah berdansa beberapa saat, lampu kembali padam dan pembawa acara mulai menyetel musiknya namun kali ini dengan alunan yang sangat romantis dan para peserta kembali mencari pasangan di tengah ruangan yang gelap gulita tersebut.
Jessica nampak kesulitan mencari pasangan karena setiap tangan yang ingin ia raih langsung terlepas, hingga tiba-tiba sebuah lengan kekar meraih pinggangnya lalu menariknya lebih rapat ke tubuhnya dan seketika membuat gadis itu nampak terkejut.
"Aroma ini? benarkah pria itu? Mr Jason ?" gumamnya saat mencium aroma parfum yang tak asing dan yang ia tahu itu milik Mr Jason.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Abie Mas
ktmu lg sama si duda
2024-06-29
1
Katherina Ajawaila
hati2 Jess jadi mangsa nya Mr josan
2024-04-27
0
Bu Neng
fiks .... jodoh 😅😅
2024-04-14
0