Dalam kegelapan Jessica merasakan pinggangnya di peluk erat oleh pria asing, entah kenapa lampu tak kunjung di nyalakan hingga membuatnya sedikit takut. Apalagi ia merasa sedang di perhatikan oleh sepasang mata yang terasa begitu mengintimidasi.
Akhirnya ia pasrah saat pria itu mengajaknya berdansa mengikuti alunan musik, jarak mereka yang terlalu dekat membuat napas keduanya nampak saling menyapa. Meskipun satu sama lain tak bisa melihat namun Jessica merasa dirinya sedang di awasi.
Pelukan hangat tangan pria itu di pinggangnya terasa begitu nyaman, namun sekaligus rasa takut menderanya karena baru kali ini ia di peluk oleh seorang pria selain sang ayah.
Beberapa saat kemudian lampu kembali nyala dan Jessica langsung termangu saat melihat siapa pria yang mengajaknya dansa saat ini.
"Mr Jason." gumamnya dan benar saja sesuai dugaannya, meskipun penerangan di sana nampak remang-remang tapi ia bisa melihat dengan jelas mengingat jarak mereka hanya beberapa senti saja.
Apa ia sedang bermimpi? atau sedang mabuk? sepertinya tidak, karena ia hanya sedikit minum malam ini.
"Segera pergi dari sini, karena tempat ini kurang baik untuk gadis sepertimu !!" titah Mr Jason seraya menatap gadis belia di hadapannya itu.
"Aku tidak mengerti maksud anda Mr dan ini adalah pesta ulang tahun temanku." timpal Jessica, sungguh ia tak menyukai sikap mengatur pria itu.
Mr Jason yang kini telah mengambil jarak dengan gadis itu nampak memindai penampilannya. "Pakaianmu terlalu terbuka." ucapnya mengkritik.
"Ku rasa tidak, lihatlah mereka bahkan pakaian mereka jauh lebih seksi dariku." ucap Jessica seraya menunjuk beberapa teman-temannya yang ada di sana.
"Tapi saya tidak suka jika kamu yang melakukannya." tegas pria itu dan itu membuat Jessica nampak tak mengerti dengan maksud perkataannya.
Ia memang mengidolakan pria itu namun rupanya ia kurang suka dengan sikap intimidasi serta tatapannya yang dingin itu, berbeda jauh sekali dengan penampilannya di khalayak umum selama ini yang cenderung hangat.
"Hai Om Jason." tiba-tiba Pedro datang mendekat dan itu membuat keduanya langsung menoleh ke sumber suara.
"Hm." Mr Jason nampak mengangguk kecil menanggapinya.
"Jessica kawanku Om, baiklah ayo Jessy aku membawakan minuman kesukaanmu." ucap Pedro seraya menyerahkan segelas jus pada gadis itu dan itu tak luput dari pengawasan Mr Jason, kemudian pemuda itu segera mengajak Jessica berlalu dari dari sana.
"Maaf tadi lampu tiba-tiba trouble jadi terpaksa gamenya kita akhiri lebih cepat." terang Pedro sembari melangkahkan kakinya.
"Jadi tiket liburannya batal ?" timpal Jessica ingin tahu.
"Hm, tapi jika kamu mau liburan aku bisa mengajakmu nanti." tawar Pedro, mengingat ia adalah seorang putra dari konglomerat jadi tak masalah baginya menghabiskan uang berapa pun itu.
"Tidak Pedro terima kasih, saat ini aku sedang ingin fokus dengan kuliahku." tolak Jessica, lagipula ia bisa kapan pun liburan tanpa mengemis pada pemuda itu.
"Oh ya ngomong-ngomong sepertinya kamu kenal baik dengan Mr Jason." timpal Jessica mengingat saat melihat interaksi mereka tadi.
"Dia teman bisnis ayahku, apa dia mengatakan sesuatu padamu ?" ucap Pedro seraya menatap gadis itu lekat.
"Tidak." Jessica langsung menggelengkan kepalanya.
"Baiklah, ayo habiskan minumannya kamu pasti sangat hauskan !!" perintah Pedro kemudian.
"Terima kasih." sahut Jessica lantas menyesap minumannya tersebut dan itu tak luput dari pengawasan pemuda itu.
"Bagaimana rasanya ?" tanyanya kemudian.
"Lumayan menyegarkan, terima kasih." sahut Jessica lalu kembali menghabiskan minumannya tersebut hingga tandas dan itu membuat Pedro nampak mengangkat sudut bibirnya.
"Ngomong-ngomong di mana Elle ?" Jessica nampak mengedarkan pandangannya ke setiap sudut club tersebut untuk mencari sang sahabat.
"Tadi ku lihat dia asyik berbicara dengan seorang pria mungkin mereka sekarang sudah menghabiskan malam bersama." timpal Pedro dan itu membuat Jessica nampak tak percaya, ia sangat mengenal sahabatnya itu yang tak mungkin berbicara dengan sembarangan pria.
"Benarkah ?" ucapnya kemudian dan tiba-tiba ia merasakan kepalanya sedikit berat.
"Jessica, kau baik-baik saja ?" ucap Pedro sembari melingkarkan tangannya di bahu gadis itu, namun Jessica kembali menjauhkan tangan pemuda itu.
"Entahlah aku tiba-tiba pusing." sahut Jessica dan Pedro kembali melingkarkan tangannya namun kali ini di pinggangnya.
"Ped, lepaskan aku. Please tolong jangan begini." mohon Jessica lagi di sisa kesadarannya.
"Ayolah Jessy, kamu tahukan sejak dulu aku menyukaimu dan aku janji akan membuatmu bahagia." timpal Pedro seraya memindai penampilan gadis itu yang malam ini terlihat seksi dengan gaun yang sedikit terbuka.
Pandangan pria itu terlihat lapar dan tak sabar untuk segera memangsa gadis tersebut.
"I-ini salah Pedro, kita berteman dan selamanya tetap berteman." ucap Jessica seraya menjauhkan tangan pria itu yang tiba-tiba mengusap lembut bahu hingga punggungnya yang sedikit terbuka yang membuatnya langsung meremang.
Entah kenapa tubuhnya tiba-tiba terasa panas dan saat mendapatkan sentuhan ia merasa seperti teraliri listrik hingga membuat darahnya seketika berdesir. Tidak, sepertinya ada yang salah dengan tubuhnya saat ini.
"Ayolah Jessy, jadilah kekasihku jadilah milikku sungguh aku sangat menyukaimu." ucap Pedro yang kali ini meletakkannya tangan lainnya di atas paha gadis itu lalu bergerak perlahan untuk mengelusnya.
Jessica jadi menyesal karena tak mendengarkan perkataan sahabatnya perihal pakaiannya yang sedikit terbuka dan kini menjadi santapan pria yang sedang duduk merapat di sebelahnya itu.
"Pedro, hentikan semua ini !!" Jessica langsung beranjak dari duduknya meskipun tubuhnya terasa sangat tidak bertenaga, entah apa yang telah di masukkan oleh pria itu di dalam minumannya tadi hingga membuatnya merasa tak berdaya.
"Elle, di mana kamu ?" teriak Jessica di tengah keremangan club tersebut.
"Sepertinya kamu tidak bisa di ajak secara baik-baik Jessy." ucap Pedro lantas segera menarik tangan gadis itu lalu membawanya pergi dari sana.
"Ped, tolong lepaskan aku. Aku harus mencari Elle." mohon Jessica namun pria itu terus membawanya pergi.
Karena permintaannya tak di indahkan, Jessica langsung menendang pria itu dengan sisa-sisa tenaganya. "Sial, aku sudah berusaha lembut padamu Jessy tapi rupanya kamu lebih senang aku melakukannya dengan sedikit paksaan." ucap Pedro lalu kembali menarik tangan gadis itu, namun tiba-tiba pergelangan tangannya di cekal oleh seseorang dan bersamaan itu Jessica langsung jatuh tak sadar diri.
...----------------...
Beberapa jam setelah kejadian itu Jessica nampak mengerjapkan matanya saat merasakan panas tubuhnya semakin menjadi, kemudian di edarkan pandangannya ke setiap sudut kamar mewah yang sepertinya sebuah kamar hotel.
Menyadari ia berada di tempat asing membuat gadis itu langsung beranjak apalagi saat mengingat kejadian di club tadi, apa Pedro yang telah membawanya kemari? seketika Jessica membuka selimutnya untuk melihat pakaiannya yang rupanya masih utuh dan ia bersyukur akan hal itu.
Ia tak menyangka Pedro tega melakukan hal itu, padahal mereka sudah saling kenal sejak lama dan rupanya lamanya hubungan pertemanan tak menjamin seseorang takkan berubah.
Lalu siapa yang membawanya kesini? tak ingin bertanya-tanya Jessica segera memaksa tubuhnya untuk bangun meskipun terasa sangat lelah dan tiba-tiba pandangannya tak sengaja bertemu dengan seorang pria yang sedang duduk di atas sofa tak jauh dari ranjangnya tersebut dan itu membuat Jessica langsung menelan ludahnya.
"Mr Jason ?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Esther Lestari
makanya dengerin omongan Elle & mr.Jason
2024-07-23
0
Abie Mas
untung jg ga di manfaatkan jason kamu jes
2024-06-29
0
Katherina Ajawaila
masih untung Jess, ngk jadi bulan2an nya Pedro. 🥲
2024-04-27
0