Pak Fatih membantunya berdiri, saking semangatnya Kania, tak terasa tangannya yang nakal itu tidak sengaja menyentuh dada Pak Fatih. Ya walau itu dari luar, namun Kania sudah bisa merasakan bagian dalam dada Fatih yang padat itu. Cabulnya Kania.
"Maaf Pak, s-s-saya terburu bu-bu-ru tadi.. ah ngomong apa aku " Kata Kania sangat gugup waktu bicara, biasanya aku lancar ngomong, bahkan sambil teriak, kali ini serasa mulutnya kaku sekali.
"Kata sudah telat, dan pasti akan kena hukuman, ayo ikut aku.. " Pak Fatih menggandeng tangan Kania eh salah !! Lebih tepatnya menarik tangan Kania dan membawanya ke belakang sekolah.
Hah? Apa? ke belakang sekolah? Mau apa mereka?
"Kita ngumpet disini aja ya.. " Suara Pak Fatih memang begitu indah di telinganya, hingga bisa mengalihkan dunia Kania yang fana itu.
Kania hanya bisa diam, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan karena merasa canggung, dan tangannya juga masih di pegang oleh Fatih.
"Emm Pak, kita buat apa ngumpet disini? Dan tangannya, kek nyaman sekali deh. Biasanya sih kalau saya bolos upacara ngumpetnya di toilet, kalau kayak gini, nanti kalau satpam mergoki kita bagaimana? " Kata Kania.
Kania memang gadis yang ceplas ceplos, bahkan di depan laki laki pun tidak bis mengobati bahasa bicaranya.
"Jadi kamu mau kita ke toilet? " Tanya Fatih dengan tangan yang masih menggenggam tangan Kania.
Fatih juga bicaranya mendekat ke wajah Kania, sehingga membuat Kania sangat gugup, canggung dan bahkan detak jantungnya saja sampai terdengar oleh Fatih.
Kania melihat Fatih tersenyum, dan senyuman itu yang membuat hati Kania meleleh bagaikan lilin yang sedang di bakar.
"Hahaha saya bercanda, kita aman di sini, 5 menit sebelum upacara selesai kita baru keluar ya, kita duduk dulu aja di sini" Kata Fatih sambil memberikan aku kursi.
Mereka benar-benar saling diam, Fatih sibuk dengan ponselnya sendiri, sedangkan Kania malah sedang menggambar gambar di tanah dengan meletakkan satu telapak tangannya di wajahnya.
"Emm Pak boleh nanya gak? " Kata Kania memecah keheningan pagi itu.
" Mau nanya apa? Tanya saja!" Kata Fatih seraya menatap Kania yang membuat detak jantung Kania semakin berdetak kencang bagaikan lari marathon.
"Emm gak jadi Pak, hehehhe" Kata Kania dengan senyum bodohnya.
Kania serasa ingin sekali kisah cintanya seperti novel yang pernah dibacanya, jatuh cinta dengan seorang guru dan mereka merajut kasih hingga hari pernikahan dan hidup bersama. Bersama anak-anak mereka di kemudian hari.
"Betapa halunya aku, hei aku ini preman pasar, kenapa bisa selemah ini " Kata Kania dalam hati.
Fatih masih saja menatap Kania dengan mengerutkan alisnya. Dengan tiba-tiba ia tertawa, dan mengetuk jidad Kania yang lebar seperti lapangan sepak bola itu.
"Aduh, sakit tau Pak.. " Kata Kania dengan suara manja.
Fatih langsung memegang kedua tangan Kania, lagi-lagi jantungnya tidak bisa di ajak kompromi dan berdegup sangat kencang.
"Hey, kalau seperti ini sakit gak? " Tanya Pak Fatih
Krek..
Suara ranting patah, sepertinya ada orang mendekat, benar Pak Satpam yang sedang tugas. Biasanya, kalau sedang upacara Satpam dan petugas lain mengechek setiap ruangan di sekolah itu. Karena sering banyak siswa atau siswi yang sering bolos Upacara.
Sepertinya Pak Satpam mulai mendekat, tempat mereka sembunyi juga tidak besar. Lalu dengan sigap tiba-tiba Fatih memeluk Kania dan lagi, jantungnya berdetak tambah cepat, seakan mau copot.
Karena kepala Kania berada di dada Fatih, ia juga mendengar detak jantung Fatih berdetak sangat kencang. Tangan nya berkeringat, namun aroma tubuhnya sangat harum, entah parfum atau pewangi almari Kania juga tidak tau. Tapi baunya sangat menenangkan pikiran Kania, hingga ia terbang sampai atas awan karena merasa nyaman. Juga pelukan Fatih sangat hangat sekali.
"Pak, nggak papakah kita kayak gini? " Tanya Kania.
"Stt nanti ketahuan, Kania bisa diam kan" Katanya sambil memeluk Kania dengan erat, bahkan lebih erat dari yang sebelumnya.
"Tapi Pak, aku seperti tidak bisa bernafas, pelukanmu terlalu erat, dan iya aku ti..... " Belum juga Kania meneruskan perkataannya, Fatih tiba-tiba langsung mencium mulut mungil Kania.
Sontak Kania terkejut, ia takut dan ingin marah, kenapa ia hanya diam saja saat Fatih menciumnya. Kania bukan pacarnya maupun istrinya. Ingin sekali Kania melepaskan ciuman dan pelukannya yang menyesatkan fikiranya.
Tapi tidak sengaja Kania melihat Fatih memejamkan matanya, sepertinya Fatih sangat menikmati ciuman itu. Walau hanya menempel, namun tetap saja jantungk Kania tetap berdegup sangat kencang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Fiki Septiadi
awal yang sangat berkesan ....🤭😂😂😂😂
2021-03-30
0
Raina
astaga
2020-10-15
0
꧁Ⓜⓔⓛⓐⓝⓘ❦𖧹 ®°F° "PX"
Wow Kania oh Kania 😂😂😂😂
2020-09-18
0