Setibanya di tempat resepsi yang memang tidak jauh dari rumah besar mereka, Bayu bergegas masuk. Ia meninggalkan Mawar yang hanya menatap kepergiannya dengan tatapan tidak percaya.
" Dasar Pria aneh, masalah begitu saja di besar- besarkan. " Gumam Mawar.
Melihat begitu banyak orang yang mulai berdatangan, Mawar baru teringat sesuatu. Ia bergegas merogoh ponselnya di dalam tas kecil miliknya.
" Apa kalian sudah laksanakan apa yang aku perintahkan. "
Mawar tersenyum senang mendengar jawaban dari orang suruhannya.
" Baguslah kalau begitu, seperti biasa biayanya akan langsung aku kirim ke rekening kalian masing-masing. " Mawar tersenyum penuh kemenangan.
" Baiklah Mawar, saatnya kita nonton drama keluarga Wijaya, pasti seru. Ah.....kakak ipar, maafkan aku hahaha. Tapi kamu yang lebih dulu memulainya, maka nikmatilah kesengsaraan mu sebentar lagi. " Batin Mawar.
Ia melangkah masuk untuk berkumpul dengan keluarga yang lain.
" Sayang, kamu kemana saja sih Nak. Mama sejak tadi nyariin kamu loh, kok kamu datang sendiri. " Tanya Dania ketika melihat Mawar yang nampak datang hanya sendiri.
" Nggak Ma, Mawar tadi bareng Mas Bayu kok. Hanya saja tadi Mawar terima telpon di luar dan Mawar meminta Mas Bayu masuk duluan. " Jawab Mawar mencari alasan. .
Dania manggut-manggut mendengar jawaban anaknya.
bb" Ya sudah sayang, tapi lain kali kalian tidak boleh seperti ini lagi. Datang terpisah setiap kali akan menghadiri acara penting, apa kata orang nanti, jangan sampai ada isu kalau kalian berdua tidak akur. "
Mawar mengangguk untuk menghindari ceramah yang lebih panjang dari Ibunya.
" Ya sudahlah sayang, kalau begitu yuk kita masuk. Sebentar lagi acara akan segera di mulai, kita harus bergabung bersama keluarga yang lain, agar semua orang tau kalau kita adalah bagian dari keluarga Wijaya. "
Dania begitu bersemangat menghadiri acara pernikahan Ipar dari Putrinya, Ia bahkan berulang kali memuji keindahan setiap dekorasi yang Ia lewati.
" Mama, bisa nggak Mama itu diam sebentar saja. Mama dari tadi ribet tau nggak, ngoceh mulu kaya ayam mau bertelur. "
Dania menghentikan langkahnya, Ia heran melihat Putrinya yang seperti nya tidak bahagia menyambut pernikahan saudara dari suaminya itu.
" Mawar, kamu kenapa sih Nak, sepertinya kamu tidak menikmati acara ini. Ada apa Nak, coba ceritakan pada Mama apa ada masalah. "
Mawar mengamati sekeliling, Ia menarik tangan Ibunya untuk menjauh ke tempat yang agak sepi.
" Mama, asal Mama tau saja, sebenarnya aku memang tidak senang dengan pernikahan ini, apalagi sama wanita yang di pilih Bunda Buat Mas Gibran itu. "
Dania mengerutkan keningnya, beliau memandang ke sekitar sebelum bertanya apa yang menjadi alasan Mawar tidak menyukai calon saudara Iparnya itu.
" Tapi kenapa Nak, kenapa kamu tidak suka. Bukankah dari kabar yang Mama dengar, calonnya itu hanya berasal dari orang biasa, tentu tidak sepadan dengan mu. Kamu cantik, punya pendidikan tinggi dan juga berasal dari keluarga terpandang pastinya. "
Begitulah seorang Dania, Ia selalu menyanjung Putrinya. Seolah Putrinya adalah wanita paling sempurna di dunia ini.
" Tapi sayangnya tidak begitu Ma, meskipun dia berasal dari kampung tapi dia itu sangat licik Ma. Dia sudah merebut perhatian semua orang bahkan sebelum mereka menikah. Asal Mama tau saja, Bunda saja sampai mengabaikan aku gara gara wanita sialan itu. Mama bisa bayangkan saja nanti kalau wanita itu sudah menjadi menantu dari keluarga Wijaya, bisa- bisa aku di nomor duakan atau bahkan tidak di pedulikan sama sekali. Apa Mama mau, semua harta warisan keluarga Wijaya jatuh pada Mas Gibran bersama wanita kampung itu sementara aku nggak dapat apa-apa, Mama nggak mau kan. !!?. "
Dania terkejut mendengar penuturan anaknya, tentu saja beliau tidak menghendaki hal itu terjadi.
" Tidak Nak, ini sama sekali tidak benar, kita tidak boleh membiarkan ini terjadi. Kalau sampai ini benar-benar terjadi, kasihan sekali nasib mu Nak. Kita harus cari cara agar perhatian yang kamu katakan itu berubah menjadi rasa benci. Mama tidak akan mengijinkan siapapun merusak kebahagiaan mu Nak. " Ucap Dania.
Dania gelisah memikirkan apa yang harus mereka lakukan untuk membuat semua keluarga membenci calon menantu baru di rumah itu.
" Nak, tapi untuk sekarang apa yang harus kita lakukan, jujur Mama bingung dan nggak punya ide. Sebentar lagi acaranya akan segera di mulai, dan setelah ini mereka pasti akan membawa wanita itu ke rumah kalian dan kita tidak akan bisa berbuat apa apa lagi. "
Mawar tersenyum dan mencoba menenangkan hati Ibunya.
" Sudah Mama, Mama tenang saja. Mawar sudah punya cara jitu yang akan membuat semua orang tidak menyukai wanita kampungan itu lagi. Mama cukup berdoa saja, semoga semua yang Mawar usahakan saat ini membuahkan hasil. "
" Pasti dong sayang, do'a Mama selalu untuk kebaikan mu, kebahagiaan mu, tidak ada yang lain. " Ucap Dania lagi.
Dania memeluk Putrinya dengan penuh kasih sayang, setiap Ibu pasti akan melakukan apapun demi mewujudkan kebahagiaan anaknya. Mungkin itu yang akan di lakukan Dania, meskipun kadang Ia tak sadar kalau yang di lakukannya adalah salah.
Terdengar suara dari pemandu acara, yang menandakan kalau acara akan segera di mulai. Maudy masih memandangi dirinya pada pantulan cermin, berulang kali Ia menghela nafas. Teringat wajah bahagia ayahnya yang begitu sangat menginginkan pernikahan ini terjadi.
Pintu di ketuk pelan dari luar, Maudy melangkah pelan kearah pintu dan membukanya perlahan.
" Wah, kakak ipar. Kakak benar-benar sangat cantik, Mas Gibran pasti akan terpesona melihat kecantikan kakak ipar. "
Bella begitu terpukau melihat kecantikan Maudy, hari ini Ia menyempatkan pulang hanya semata-mata untuk menghadiri resepsi pernikahan saudara laki-lakinya.
" Ah biasa saja Bella, kamu terlalu berlebihan kalau memuji. "
Bella menggandeng tangan Maudy dan mengajaknya masuk kembali kedalam kamar.
" Mari masuk dulu Kakak ipar, kakak pasti lelah berdiri. "
Maudy menurut saja, keduanya duduk di sisi ranjang. Bella meraih kedua tangan Maudy dan mengelus nya perlahan.
" Makasih ya Kakak ipar, makasih karena sudah mau jadi kakak ipar ku. Oh ya maaf kak, sebenarnya Bella kemari hanya mau bilang sesuatu. Ini soal Mas Gibran, kalau nanti sikapnya dingin mohon di maklumi saja ya. Memang Mas Gibran orang nya begitu, tapi sebenarnya dia baik kok. Sangat baik malahan, hanya saja dia terlalu kaku. Bella berharap kakak ipar bisa memahami sikap mas Gibran, kalau perlu kakak ipar saja yang inisiatif duluan, maksudnya godain saja Mas Gibran nya gitu. Lama-lama juga dia pasti akan luluh, hihihi maaf kakak ipar, Bella bercanda. Intinya kakak ipar harus sabar kalau nanti pada awal- awal Mas Gibran bersikap dingin pada Kakak. "
Maudy tersenyum dan mengangguk pelan mendengar ucapan Bella, gadis cantik itu menjelaskan semua watak penghuni rumah mewah itu termasuk kakak iparnya. Maudy hanya berharap semoga Ia bisa melewati semuanya dan mampu menjadi bagian dari keluarga itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Panji Tika
ibu Dania gmn sih anaknya kayak gitu kok nurut" aja dengan mawar
2023-11-21
2
𝙱𝚞𝚗𝚍𝚊 𝙰𝚛𝚞𝚖𝚒❣️
lah ibu Dania ikutan terhasut sama omongan anak nya, bukannya menasehati malah ikutan mendukung niat jahat anaknya
2023-11-14
1
Bram
yakinla kelicikan mawar kelak akan terungkap
2023-11-10
1