...****************...
Pak Rahmat tersenyum mengurai rasa malunya atas ucapan Putrinya.
" Ah, anak saya lupa kalau hari ini ada yang datang kerumah. Oh ya Nak, ini adalah mereka yang Papa ceritakan kemarin. Ini Bu Ayu dan itu.....
" Ini Putri saya, Bella " Bu Ayu memperkenalkan Putrinya pada Pak Rahmat dan juga Maudy.
Maudy mencoba untuk tersenyum setelah menyadari apa yang terjadi saat ini, Ia pikir ini hanya mimpi ternyata semuanya benar.
" Saya Maudy Tante. " Ucap Maudy ramah sembari menyalami kedua wanita cantik yang duduk di depannya.
Bu Ayu dan juga Bella saling pandang sambil tersenyum.
" Baiklah, kedatangan kami kemari seperti janji kami sebelumnya. Hari ini kami ingin mendengar langsung dari Nak Maudy mengenai niatan baik kami, apa tanggapan Nak Maudy berhubungan dengan hal ini. "
Maudy berpikir sejenak, Ia merasa bersyukur karena Ibu dari calon suaminya mau menanyakan bagaimana tanggapannya.
" Saya........!! "
" Ah Putri saya sudah setuju Bu, dia menyerahkan semua keputusan nya kepada Saya. Berhubung saya juga setuju jadi kita tinggal bicarakan saja kelanjutan hubungan mereka. "
Pak Rahmat langsung memotong ucapan Maudy, karena takut Putrinya itu akan menolak niat baik para tamunya. Akhirnya Maudy memilih diam, Bu Ayu dan Bella tersenyum senang.
" Alhamdulillah kalau begitu, jadi Nak Maudy setuju kan kalau jadi menantu keluarga Ibu. "
Maudy menatap Ayahnya sekilas sebelum akhirnya mengangguk, Ia tidak mungkin membuat Ayahnya malu di depan banyak orang dengan mengatakan yang sebenarnya kalau dirinya saat ini belum ingin menikah dan semua yang terjadi hari ini semata-mata karena keinginan Ayahnya.
Bella begitu bahagia, Ia sampai menghampiri Maudy dan memeluknya dengan erat.
" Makasih Kak, makasih karena sudah mau menjadi Kakak ku. " Bisik Bella.
Maudy trenyuh melihat senyum ceria di wajah Bella, mereka memang belum pernah bertemu tapi Maudy bisa merasa kalau gadis cantik itu adalah gadis yang baik hati, begitu juga sebaliknya.
Bu Ayu tersenyum bahagia, apalagi melihat reaksi anak perempuannya yang langsung dekat dengan calon menantunya.
" Baiklah kalau semua sudah setuju berarti kita tinggal tentukan waktu baiknya kapan, kami akan kabari nanti soal waktunya baiknya itu. "
Maklum keluarga Wijaya adalah keluarga yang masih memegang tradisi. Setiap acara apapun harus di hitung hari baiknya kapan, hal itu di percaya akan membawa kebaikan.
" Baiklah Bu, semua saya serahkan kepada Ibu sekeluarga saja. Kami akan menunggu disini sambil mempersiapkan diri. " Ucap Pak Rahmat.
Sebelum kembali Bella memberikan sesuatu kepada Maudy, awalnya Maudy enggan menerimanya karena itu terlalu berlebihan namun karena Bella terus memaksanya akhirnya Ia pun menerimanya.
" Oh ya, maaf. Buat seserahan nya apa Nak Maudy menginginkan sesuatu, katakan saja kalau Nak Maudy menginginkan sesuatu sebagai mahar nanti. InsyaAllah kami akan memberikannya. "
Maudy menunduk, Ia tidak menginginkan apapun. Sudah cukup dengan semua yang serba mendadak ini, Ia tidak punya niat untuk meminta apapun.
" Saya tidak punya permintaan yang khusus Tante, semua terserah Tante dan keluarga saja. " Jawab Maudy
Bu Ayu mengerutkan keningnya mendengar jawaban Maudy, begitu juga dengan Bella.
" Kok panggil Tante sih Nak, panggil saja Ibu atau Bunda. "
Berbeda dengan Bu Darmi yang mempermasalahkan mengenai panggilan Maudy, Sellena justru terkejut mendengar jawaban Maudy yang tidak mempunyai permintaan khusus. Sungguh berbanding terbalik dengan pernikahan Kakak keduanya, Iparnya meminta banyak hal dan semua permintaan nya harus atas namanya sendiri.
Lagi- lagi Bella memeluk tubuh Maudy sebelum meninggalkan kediaman calon saudara nya itu.
" Kok kamu senang banget Nak, apa dia cocok dengan Mas mu. " Tanya Bu Ayu pada Putrinya.
Bella langsung mengangguk dengan mengacungkan kedua jempol tangannya.
" Cocok banget Bunda, sepertinya Kak Maudy orang nya baik. Bella bisa rasakan itu. "
Bu Ayu mengerutkan keningnya karena tidak biasa melihat reaksi Putrinya yang seprti ini.
" Tumben Nak, tidak biasanya kamu seperti ini. Dulu Mas Bayu menikah, kamu tidak se excited ini. "
" Ya tentu beda dong Bunda, Bunda kan sudah tau kalau dari dulu Bella tidak menyukai Kak Mawar. Sudahlah Bunda, pokoknya terima kasih sudah memilihkan saudara yang tepat untuk Bella, Bella sayang Bunda. "
Saking bahagianya Bella sampai memeluk Bundanya dan memberi hadiah kecupan di pipinya.
***
Saat selesai makan malam Bu Ayu memanggil anak laki-laki tertuanya yang akan di jodohkan dengan Maudy
" Gibran, Bunda ingin bicara. "
Gibran sebenarnya enggan karena dia tau apa yang akan di bicarakan Ibunya, namun Ia juga tidak bisa menolak karena tidak ingin masalah semakin merambat kemana-mana.
" Gibran, bisakah kamu meluangkan waktu kamu. Bunda ingin kamu menemui Maudy, gadis yang akan menjadi Istrimu nanti. "
Gibran menghela nafas berat, tebakannya benar.
" Bunda, bukankah Bunda yang sudah mengatur semuanya. Bunda juga yang memilihnya sebagai menantu Bunda, jadi Bunda atur saja semuanya. Gibran tidak bisa menemuinya dalam waktu dekat ini, itu karena Gibran masih sangat sibuk. Maaf Bunda, Gibran istrahat dulu. Besok masih ada pertemuan penting yang tidak bisa di tunda. "
Gibran selalu menghindar ketika Bu Ayu membahas tentang pernikahannya.
" Tapi Gibran, hanya sebentar saja loh, masa kamu nggak bisa juga. Apa kamu ingin menikah tanpa melihatnya. "
Gibran memaksakan tersenyum mendengar ucapan Ibunya.
" Bunda, apa ada pengaruhnya bagi perjodohan ini. Apa Bunda bisa membatalkan perjodohan ini kalau Gibran tidak suka. Bunda diam, berati tidak ada pengaruhnya sama sekali. Ya sudah Bun, Bunda atur saja semuanya yang menurut Bunda baik. Kalau sudah tidak ada yang di bicarakan lagi, Gibran ingin ke kamar. Gibran lelah ingin istrahat. "
Bu Ayu tidak bisa menahan kepergian Gibran, Ia hanya memandangi punggung putranya sampai menghilang di balik pintu.
" Maafkan Bunda Gibran, tapi ini untuk kebaikan mu juga. " Gumam Bu Ayu.
Gibran merenung seorang diri di kamarnya, bagaimana Ia bisa hidup dengan seorang wanita yang sama sekali tidak Ia kenal sebelumnya. Gibran merogoh ponselnya dan menghubungi orang kepercayaannya.
" Aku ingin info dari wanita yang akan di jodohkan dengan ku, tolong kumpulkan info sebanyak-banyaknya. Jangan sampai ada yang terlewat dan aku ingin secepatnya ada di meja kerja ku, fotonya sudah aku kirimkan ke email kalian. "
Gibran menatap foto yang ada di ponselnya, foto yang Ia dapatkan dari adik perempuannya.
" Cantik sih, tapi bagaimana menikah kalau tidak ada cinta juga percuma. " Gumam Gibran.
Ia meletakkan ponselnya dan kembali memeriksa laptopnya, memeriksa kalau kalau ada email penting yang di kirimkan oleh sekertarisnya.
Gibran memijat pelipis nya karena kepalanya yang terasa berdenyut- denyut. Masalah perjodohan yang tiba-tiba membuatnya pusing tujuh keliling.
Sudah tradisi keluarganya kalau menantu harus dari pilihan orang tua, karena orang tua berhak memilihkan yang terbaik untuk anak-anaknya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Panji Tika
kasihan tu anaknya klu menikah tidak ada rasa cinta
2023-11-13
2
🍁ʀͬαͥɪᷤʂᷜαͥ❣️
ya ampun gibran bener juga sih , gimana rasanya nikah tanpa cinta ya
2023-11-09
0
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
Terkadang yang di anggap terbaik untuk orang tua belum tentu terbaik untuk anaknya .... termasuk perjodohan
2023-11-09
1