Bab 5. Hasil penyelidikan

Hari yang baru tiba, Yasmin tidak bekerja dan dia juga menyimpan uang hasil bekerjanya selama satu bulan ke belakang. Yasmin juga mendapatkan sebuah bonus dari kakak iparnya dan mereka juga semakin akrab.

Yasmin sudah bertekad akan menaklukan sang Pangeran esnya. Dia akan mencoba dengan berbagai cara agar memiliki kesempatan untuk dekat dengan pria itu.

Seperti biasanya hari itu dia datang ke kamar Tara untuk membersihkan kamar sang suami, seperti biasa juga Yasmin melihat Tara sedang bersandar di ranjang dan tengah mendengarkan sesuatu. Yasmin sangat penasaran dengan apa yang di dengarkan suaminya itu setiap saat.

"Tara, apa aku boleh tahu apa yang kamu dengarkan itu?" Yasmin mendekati Tara saat semua pekerjaannya sudah selesai.

"Jangan menyentuh barang ku! Keluar!" Bentak Tara, Yasmin sudah baca di beberapa komik dan novel romansa bila pria dingin dan kejam biasanya akan luluh saat di paksa.

"Aku hanya ingin mendengarnya saja!" Kini terdengar nada Yasmin yang tegas. Tara menghempaskan tangan Yasmin saat hendak mengambil barang di tangannya.

"Kau!!" Kini nampak semburat di sekitar leher Tara, Yasmin tidak menyerah dia kembali hendak merebut benda itu. Bila dalam drama romantis mungkin akan terjadi adegan yang uwu tapi sayang realita tak seindah ekspektasi. Bila biasanya dalam drama bila pasangan sedang berebut barang mereka akan berpelukan, bila tidak mereka akan berciuman, atau mereka akan mengalami kejadian di luar nalar seperti si pria jatuh ke ranjang dan di peluk si wanita. Sayang seribu sayang gambaran yang ada di kepala Yasmin bubar barisan.

"Aku bilang keluar!" Bentak lagi Tara menghempaskan Yasmin, entah bagian dari tubuh mana yang di raih Tara karena Tara sendiri tidak bisa melihatnya, dia menghempaskan tubuh Yasmin hingga terjatuh, dan keningnya membentur sudut meja.

Darah mulai menetes di kepala Yasmin, meski rasa perih dan pusing seketika terasa di kepala Yasmin tapi dia kembali berdiri dan dengan mata yang berkunang kunang dia berusaha berjalan hingga tanpa sengaja dia kembali menubrukkan tubuhnya ke tubuh Tara.

"Apa kau tuli!" Bentak lagi Tara, dia yang tidak bisa melihat apa yang terjadi kembali melemparkan tubuh Yasmin hingga tangan kanannya membentur sisi ranjang.

"A..aku keluar." Suara Yasmin meringis dan terdengar jelas di telinga Tara, ada sedikit rasa kasihan dan menyesal yang tiba tiba hinggap di hati pria es itu.

'Aku harap dia tidak akan melakukan hal konyol seperti tadi lagi.' Ucap batin Tara berharap Yasmin kapok dan tidak akan melakukan hal gila seperti tadi.

Brak..

Kepala Yasmin yang terasa berputar itu malah menabrak seorang pria, Yasmin mendongakkan kepalanya hingga samar samar nampak Jo yang membawa banyak kertas.

"Maaf, aku tidak sengaja." Ucap Yasmin berusaha membantu, namun darah malah menetes ke salah satu kertas dan pandangan Yasmin juga kian mengabur.

"Anda kenapa?" Tanya Jo yang melihat darah di kening Yasmin, Yasmin menggeleng dan menyerahkan kertas di tangannya. Jo menerimanya dan Yasmin nampak dengan hati hati berjalan menuruni anak tangga.

"Ke..pala..ku.. ssttt.." Yasmin meringis dan tangga yang dia pijak nampak buram, Yasmin terus melangkah hingga sampai di lantai 1. Fedrix yang melihat Yasmin dan menatap Jo ke lantai dua merasa aneh.

Fedrix mengangkat alisnya pertanda bertanya ada apa? Jo menggeleng yang berarti tidak tahu apa apa. Fedrix menghampiri Yasmin yang nampak sangat kesulitan berjalan dia juga melihat darah mulai menetes.

"Ayo! Biar saya bantu." Fedrix mengulurkan tangannya, Yasmin mendongakkan kepalanya hingga kepalanya kembali berputar dan pandangannya semakin kabur. Yasmin terjatuh, namun untunglah Fedrix dengan sigap mengangkat tubuh Yasmin dan membawa wanita itu menuju kamarnya.

Fedrix dengan hati hati mengobati luka Yasmin, wajah Yasmin juga nampak memucat. Fedrix yang memang memiliki banyak kemahiran di bidang pengobatan dapat mengenali dengan jelas apa yang sedang di rasakan oleh Yasmin.

"Kamu memiliki penyakit jantung?" Tanya Fedrix menekan denyut nadi Yasmin, Yasmin menggelengkan kepalanya.

"Tolong tinggalkan aku sendirian." Ucap Yasmin menyelimuti tubuhnya sendiri dengan selimut, Fedrix mengangguk dan membersihkan bekas darah serta menuju ke kamar sang Tuan.

"Kamu sudah merawatnya?" Tanya Tara, dirinya sudah mendengar apa yang terjadi pada Yasmin dari Jo. Matanya yang tidak bisa melihat benar benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, meski Tara terkenal akan sifatnya yang kejam, dingin dan judes. Tapi, di balik itu semua Tara adalah sosok penyayang dan baik hati.

"Sudah, aku curiga bila gadis itu punya kelainan dari penyakit Jantung." Ucap lagi Fedrix. Fedrix adalah sosok yang tidak akan pernah percaya dengan apa yang di katakan mulut seseorang tapi dia akan percaya dengan apa yang dia tau sepenuhnya.

"Sepertinya aku terlalu berlebihan. Jo, bacakan identitas Yasmin yang sudah kamu telusuri itu." Tara duduk di tepi ranjang, Fedrix mengambil beberapa kertas di tangan Jo dan Jo mengambil sebuah kertas hasil penyelidikannya.

"Dia bernama Yasmin Azzahra, dia seorang anak haram di keluarga itu dan ibunya sudah meninggal akibat kecelakaan. Ayahnya selalu menyiksanya, dan satu fakta bila Yasmin memang selalu memperlihatkan wajahnya yang buruk rupa di depan keluarganya. Tapi sebenarnya dia gadis yang sangat cantik." Jo menghela nafas saat akan membacakan kalimat selanjutnya.

"Menurut penyelidikan, Yasmin tidak ada sangkut pautnya dengan Raka. Raka memang memiliki hubungan dengan kakak dari Yasmin tapi Yasmin adalah orang yang selalu mendapatkan siksaan berat di rumah itu dan saat dia di kirimkan kemari dia baru lulus sekolah." Tutur Jo, Fedrix terkejut mendengar penuturan Jo. Selain dirinya dan Jo yang merupakan yatim piatu dan selalu di siksa oleh orang tua angkatnya ternyata ada sosok Cinderella di dunia nyata yang juga bernasib serupa dengan mereka.

"Dia sama seperti kita." Lirih Fedrix, Jo mengangguk dan memperlihatkan bukti bukti kekerasan yang di alami Yasmin pada Fedrix, Fedrix bergidik ngeri melihat bagaimana penyiksaan yang di lakukan keluarga tersebut.

"Kita harus bagaimana terhadapnya?" Tanya Jo yang merasa bingung mengambil keputusan.

"Bukankah kau belum menikah Jo? Bukankah dia cantik?" Tanya Tara dari ranjang membuat Jo yang mengerti maksud dari pria itu langsung angkat tangan.

"Tidak, aku tidak mau berhubungan dengannya. Lagi pula aku sudah bertunangan dan hati mana bisa di paksakan." Jo menggeleng cepat sedangkan Fedrix tertawa melihat kelakuan pria itu.

"Apa lagi aku, aku sudah punya bayi mungil yang menggemaskan. Bagaimana mungkin aku akan melakukan hal serong seperti itu." Fedrix menambahkan dan membuat dua pria itu langsung menatap Tara dan saling melempar kode.

"Jangan berfikiran terlalu jauh, aku sudah memiliki orang yang aku cintai." Ucap Tara yang meski dia tidak bisa melihat namun kelakuan Jo dan Fedrix sudah terbaca oleh intuinsinya.

"Aku harus membuatnya menyerah dan dia juga harus melanjutkan hidupnya dengan baik, dan menikahi pria baik." Tambah Tara membuat kedua mahluk yang berada di hadapannya menghela nafas panjang dan menuruti keinginan dari Tuan mereka.

Terpopuler

Comments

Eishika Eis

Eishika Eis

halaah sohor kamu tara.coba kamu bisa liat...

2023-11-19

1

Greenindya

Greenindya

bisaan thor bikin pantun 🤭

2023-10-27

1

🐜Six9

🐜Six9

nanti nyesel nawar-nawarin istri ke orang lain

2023-10-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!