"Akhirnya datang juga." Ucap Jo menghela nafas panjang, dia langsung menarik Yasmin menuju kamarnya.
"Kamu bersiaplah makan malam bersama dengan keluarga Ziad karena malam ini akan ada pertemuan keluarga." Ucap Jo. Yang intinya meminta Yasmin untuk berdandan.
"Ba..baiklah." Ucap Yasmin menganggukkan kepalanya dia mencari baju terbaik yang ada di lemari itu, semua pakaian Yasmin memang sudah di siapkan oleh Jo dan Fedrix sebelumnya hingga Yasmin bisa dengan mudah menggunakan pakaian yang sesuai dengan aksesoris yang sesuai.
Acara malam malam keluarga Ziad memanglah bukan sesuatu hal yang biasa, semua itu di lakukan agar semua bisa saling merasakan arti kekeluargaan, itu pada awalnya meski lambat laun pertemuan semacam itu justru hanya menjadi ajang olok olokkan saja.
"Aku sudah siap." Jawab Yasmin dan nampak suaminya Tara yang untuk pertama kalinya tanpa menggunakan kaca mata, nampak wajah putih Tara yang terbungkus jas hitam dan sebuah tongkat di tangannya.
"Boleh aku menjadi tongkatmu malam ini?" Yasmin mengambil tongkat Tara dan menggandeng tangan suaminya itu, Yasmin bisa merasakan tangan dingin suaminya bersatu dengan tangannya yang hangat membuat perasaan tersendiri bagi Yasmin.
"Kau jangan banyak bicara." Ucap Tata memperingatkan sebelum mereka berangkat, Yasmin mengangguk dan mulai berangkat bersama dengan sang suami.
Mereka sampai di sebuah hotel megah dan seorang pria nampak mempersilahkan keduanya untuk masuk, untuk pertama kalinya Yasmin melihat senyum di bibir Tara hingga menampakan deretan giginya yang rapih namun Yasmin sedikit gagal fokus saat melihat satu gigi taring Tara ternyata ada yang terangkat dan nampak sangat imut.
Untuk pertama kalinya juga Tara memperlakukannya dengan tidak dingin dia bisa merasakan tangan Tara yang menggenggam tangannya lembut dan tanpa penolakan, nampak sekelompok orang berada di depan sebuah meja makan besar.
'Tunggu, bukankah dia pemilik butik tempat aku bekerja?' Yasmin melotot hampir tidak percaya saat menangkap sosok wanita yang duduk di samping seorang pria tampan.
"Selamat malam semuanya." Sapa Tara dengan hormat, hingga nampak tatapan seorang wanita menghunus tajam ke arah Yasmin.
"Yasmin?" Wanita itu berdiri dan beberapa orang juga berdiri saat wanita itu nampak mengenali orang baru yang merupakan istri dari Tara.
"Tunggu, bukankah itu suaramu Kak Arum?" Tara berucap dan mencari sumber suara, Tawa renyah terdengar dari mulut wanita itu.
"Tunggu, kamu istrinya Tara?" Tanya Arum dengan sedikit tidak percaya dia bergegas mendekati keduanya. Tangan Yasmin sudah mencekal erat tangan Tara.
"I...iya, a..anda.. juga." Yasmin gelagapan hingga tanpa sadar Tara nampak menyungingkan senyum dan menahan tawa. Untuk pertama kalinya Yasmin melihat bagaimana ekspresi wajah suaminya yang sangat tampan itu.
'Dia sangat tampan.' Ucap hati kecil Yasmin yang merasa terpukau dengan wajah sang suami.
"Astaga, aku pikir kau akan menjadi aktris sampai aku tidak percaya bila kau manusia." Ucap Arum memeluk dengan lembut tubuh Yasmin.
"Maaf a..aku.." Yasmin gelagapan dia tidak mau bila semua orang yang ada disana tahu bila dirinya bekerja sebagai seorang pelayan di butik milik saudara suaminya.
"Kalian semua pasti tidak tahu satu hal ini kan? Aku dan istri adikku ini sudah bekerja sama. Dia sudah bekerja padaku sejak satu bulan lalu." Ucap Arum dengan bangga membuat wajah Yasmin merengut seketika.
"Tunggu, bukankah istri dari Tara itu gadis buruk rupa?" Seorang pria hendak menahan tawanya akibat informasi yang dia dapat dari sang kekasih.
"Buruk rupa? Aku setiap hari bersamanya dan dia juga selalu mencuci wajah setiap pagi. Apa kau buta?" Arum nampak kesal dan menatap pria yang membuat adik iparnya menjadi sedih.
"Oh, tidak. Bukan itu maksudku keponakan, maksudku apa kau sengaja menyewa model yang kamu miliki untuk berpura pura menjadi istri adikmu itu heh?" Nampak hawa peperangan dalam ruangan itu sudah menyebar.
"Ya ampun, kamu itu gak punya otak atau bagaimana?" Arum nampak semakin kesal dan mempersilahkan Yasmin dan juga Tara untuk duduk.
"Apa dia operasi plastik?" Sindir pria yang kini duduk di hadapan Arum, Arum berdecak kesal dan mendorong hidung Yasmin hingga ke bawah membuat Yasmin bingung dan Arum juga mencubit pipi Yasmin.
"Kau perlu bukti apa lagi?" Tanya Arum di mana dengan apa yang dia lakukan bisa membuktikan bila Yasmin memang memiliki wajah yang cantik paripurna seperti namanya.
"Cih, dasar tidak berguna." Pria itu nampak kesal dan menatap Yasmin dengan tatapan yang aneh, membuat Yasmin sedikit bergidik melihatnya.
'Bahaya, pasti bajingan itu akan menargetkan adik iparku ini.' Gumam hati Arum, dia merasa resah bila sampai sesuatu terjadi pada kehidupan Yasmin dan Tara.
"Kamu harus berhati hati pada pria itu, jangan pernah percaya pada bualannya." Bisik Arum di dekat telinga Yasmin, Yasmin menjawab dengan anggukan. Tidak berapa lama kemudian kakek dan nenek mereka datang dan suasana harmonispun tercipta, meski hanya sebatas pura pura belaka.
Beberapa kali dia membantu Tara makan dan menyuapi pria itu, semua orang merasa bila rumah tangga mereka nampak sangat harmonis termasuk kakek dan nenek mereka yang bahagia saat melihat kemesraan Tara dan Yasmin.
"Kemarilah, biar aku bersihkan." Yasmin mengambil lap dan mengusap sekitar bibir Tara, ada sebuah gelombang aneh yang menerpa dada Tara dan Yasmin saat keduanya saling berdekatan. Nafas Yasmin yang lembut terasa menerpa beberapa bagian wajah Tara, Tara juga merasakan tangan lembut itu mengusap bibirnya dengan sangat hati hati.
"Terima kasih." Untuk pertama kalinya Tara berucap dengan sangat sopan dan lembut pada Yasmin, sangat jauh berbeda dengan kebiasaannya di rumah megah itu.
"Wah kalian itu sangat serasi sekali." Kakek tersenyum lembut dan sangat senang melihat cucunya akrab dan tidak menunjukkan sisi perselisihan selama dia datang, karena sebelumnya dia tidak melihat bagaimana perselisihan antara Arum dan pria yang berstatus sebagai pamannya sendiri.
"Kakek bener banget, aku sampe berasa jadi pengantin baru kalo deket mereka." Arum memeluk suaminya dengan hangat.
Yasmin tersipu mendengar penuturan itu, begitupun Tara yang tersenyum dan nampak tidak ada penolakan dengan penuturan sang kakek.
"Ini sudah malam, aku harus pulang dulu. Kalian lanjutkan saja makan malamnya." Ucap sang kakek di bantu oleh asistennya untuk berdiri, begitupun sang nenek yang di bantu Arum untuk kembali ke dalam mobil mereka.
Setelah kepulangan mereka kini hawa peperangan nampak sudah mulai kembali terlihat, Arum langsung masuk dan menatap semua orang dengan tatapan dingin.
"Bila kalian berani mengganggu adik iparku, akan aku pastikan semuanya akan merasakan penderitaan yang mengerikan!" Arum menatap semua orang yang berada di sana.
Suaminya yang bernama Amas berdiri dan tersenyum penuh arti, tatapan Amas sang dokter terkenal itu nampak meremehkan mereka semua dan merangkul tubuh sang istri.
"Ayo pulang." Ajak Amas pada Arum, Yasmin juga membantu Tara untuk bangkit dan meninggalkan tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
🐜Six9
Yasmin tipe yg mudah blushing /// ////
2023-10-10
1
🐜Six9
gingsul ya namanya?
2023-10-10
2
🐜Six9
Wah, wajahnya klasik ala putri kerajaan abad pertengahan
2023-10-10
1