Sebelum mereka memasuki kendaraan mereka masing masing, Arum memperhatikan para pengawal yang di sewa oleh Tara di mana mengapit mobil miliknya.
"Dari dulu aku menyuruh kamu untuk berhati hati seperti sekarang, setelah kamu kecelakaan baru kamu tahu isi kedok mereka." Ucap Arum pada Tara yang hendak memasuki mobilnya yang di bantu oleh Yasmin.
"Aku tidak percaya, hal semacam ini akan mereka lakukan kak." Tara nampak menyesal tidak mendengarkan ucapan dari sang kakak dari jauh jauh hari.
"Sudahlah, menyesal juga percuma. Kita tidak bisa memutar waktu dan kembali ke masa lalu. Kau syukuri memiliki istri yang baik seperti Yasmin, aku pikir pria gila itu akan mengincar istrimu sekarang." Dengan wajah serius Arum mewanti wanti adiknya.
"Tenang saja, kakak juga berhati hatilah." Tara masuk dan Yasmin menutup pintu mobil, Arum menghentikan langkah Yasmin yang sudah di dalam mobil dan kembali mengetuk kaca mobil.
"Kamu jangan bekerja dulu sekarang, sebaiknya kamu baik baik saja di rumah." Pinta Arum, dia takut bila sesuatu yang buruk akan menimpa adik iparnya.
"Baik kak." Jawab Yasmin patuh, dia juga tidak ingin membuat siapapun khawatir di sana terutama suaminya yang dingin itu, entah suaminya itu akan khawatir atau tidak yang jelas dirinya akan menjadi beban dan merepotkan banyak orang.
"Kamu terlalu licik, apa kamu mencari informasi tentang kami sebelumnya?" Tanya Tara saat mereka sudah ada di dalam mobil.
"A..apa maksudnya?" Yasmin sama sekali tidak mengerti dengan ucapan Tara, namun Tara tidak menjawab dia meminta supir untuk melajukan kendaraannya.
Malam sudah larut saat mereka sampai di depan istana megah Tara, bintang di langit nampak bertebaran dengan bulan yang nampak tinggal setengah menyinari malam itu.
"Biar aku bantu." Yasmin membukakan pintu mobil untuk suaminya dan mengulurkan tangannya untuk di jadikan pegangan oleh Tara.
"Fedrix!" Terdengar suara kasar dari Tara yang memanggil asistennya. Fedrix buru buru mendekat dan mengulurkan tangannya sebagai pegangan sang Tuan.
"Jangan terlalu berlebihan, kau harus ingat posisimu di rumah ini!" Bentak Tara dan meninggalkan Yasmin yang mematung.
Yasmin menghela nafas panjang, dia melihat punggung Tara dari belakang. Sebuah senyum terukir di wajah Yasmin dia ingat saat Tara bersifat lembut kepadanya meski itu hanya sebentar saja.
"Tidak apa apa, aku pasti akan berusaha." Yasmin menguatkan tekadnya dan berjalan menuju kamarnya.
Tara merasa sangat kesal pada Yasmin dia duduk di tepi ranjang setelah berganti pakaian di bantu oleh asistennya Fedrix. Beberapa waktu lalu dia sempat merasakan sebuah desiran aneh pada dadanya saat Yasmin berada di dekatnya.
"Tidak! Aku tidak boleh seperti ini, aku tidak boleh terjebak oleh Yasmin, hanya Zahra yang aku cintai di dunia ini." Tara menggenggam sebuah gelang dengan nama Zahra tertera di sana membentuk ukiran cantik.
Kilas balik satu tahun lebih kebelakang, hari itu Tara berada di sebuah pesta ulang tahun yang sengaja di adakan untuk dirinya oleh keluarga besarnya. Beberapa penampilan musik sudah berlalu hingga sebuah penampilan indah dengan pesta topeng di adakan.
Seorang gadis cantik dengan topeng berwarna putih dengan bulu buku indah di sekitar ujung matanya nampak bersinar di atas panggung, tangannya yang indah mulai menyentuh setiap tangga nada dalam piano.
"Ku berharap bintang, bersinar untukmu. Terima kasih kau ada dalam hidupku ada dalam setiap langkahku bersamamu ku bahagia..." Sebuah lagu dengan iringan piano terdengar indah, seperti ada sayap sayap bidadari yang membuat sosok di atas panggung itu berkilau.
Nampaknya bukan hanya Tara yang terpukau dengan penampilan wanita itu, melainkan semua orang yang berada di ruangan itu juga ikut terkesima.
Saat sentuhan terakhir mendarat mulus di atas piano, wanita itu tersenyum dan berdiri. Dia membungkukkan tubuhnya dan tepuk tangan yang meriah akhirnya menggema dari setiap sudut ruangan.
Tara pria yang saat itu berusia 31 tahun merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya dalam hidupnya selama ini, usianya yang tidak muda memang cukup mengkhawatirkan bahkan banyak berita miring yang mengatakan bila sebenarnya Tara memiliki gangguan seksual.
Wanita itu turun dari panggung dengan anggunnya, gaun putih yang dia kenakan memperlihatkan lehernya yang jenjang dan pundaknya yang nampak mulus.
Dengan hati hati, Tara berjalan ke arah wanita itu dan membungkuk hormat. Wanita itu nampak tersipu dan tersenyum lembut.
"Penampilan yang anda perlihatkan sangat indah, bolehkah saya tahu siapa nama anda?" Wanita itu tersenyum lembut.
"Namaku Zahra, terima kasih banyak atas pujiannya." Suara lembut Zahra mampu membuat Tara merasa sangat senang dan seseorang tiba tiba menepuk pundak Tara.
"Hei keponakan, selamat ulang tahun." Ya, dialah Raka Azziad dia adalah paman dari Tara.
"Terima kasih." Ucap Tara dan saat dirinya membalikkan wajah, Zahra nampak sudah tidak ada di tempat, Tara buru buru berlari dan mencari keberadaan sosok wanita itu namun tidak dia temukan.
Kilas balik selesai, saat Yasmin ingin mengusap bekas makanan di bibir Tara, Tara dengan jelas mendengar seolah suara Yasmin sama persis dengan suara Zahra, namun dia menjadi curiga terhadap Yasmin.
"Ini semua di lakukan oleh Raka, aku yakin Yasmin juga merupakan mata mata pria brengsek itu!" Tara nampak merasa sebal dan benci pada Yasmin.
Berbeda dengan Tara yang kini akan berusaha menghindari Yasmin semaksimal mungkin, Yasmin justru kini tengah bercermin di kamarnya dan tersenyum senyum sendiri.
"Ya ampun, suami ku itu ganteng dan lembut banget padahal. Dia menyangi kakak perempuannya, aku yakin dia pasti bukanlah orang jahat seperti yang orang lain perkirakan." Yasmin cekikikan sendiri di dalam kamar.
Saat Yasmin menutup matanya dia seolah melihat Tara di hadapannya, saat dia tidur di atas bantal dia merasa tidur di lengan Tara, dan saat dirinya memeluk bantal dia merasa Tara sedang memeluknya.
"Aaa.. aku udah positif gila ini." Yasmin menutupi wajahnya dengan bantal dan ia teringat kembali dengan senyum Tara yang menawan membuatnya tersenyum kembali, Yasmin ingat satu gigi taring milik Tara yang menggemaskan itu dan dia kembali tertawa memikirkannya.
Tara seperti sosok pangeran di Negri dongeng bagi Yasmin, dia seperti jelmaan dari malaikat tanpa sayap. Yasmin kembali tertawa bahagia dan sepeti orang baru gila dia memeluk guling dan menciumnya berulang ulang.
"Inikah namanya cinta, oh inikah cinta, cinta pada jumpa pertama.. asik.." Yasmin menjentik jentikan jarinya dan menari tidak jelas di atas kasur dengan tangan kirinya yang memegang sisir seperti tengah memegang mikrofon.
Untunglah kamar Yasmin kedap suara sehingga saat dia bernyanyi segila apapun tidak akan ada yang mendengarnya, Yasmin juga tertawa tidak jelas seperti mahluk kesurupan, ya mungkin Yasmin memang kesurupan, kesurupan oleh ketampanan Tara yang selalu terlihat di upuk matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
🐜Six9
sosok itu ya istri kamu, Tar. Sama2 pinter nyanyi
2023-10-11
1
ᴄᷤʜͦɪͮᴄͥʜͣɪᷡᴋͣ
Astaga tak kira kesurupan demit ternyata kesurupan karena cinta
2023-10-10
1
🌺SanTie santi
owalah setelah tak cek dibab awal memang nama panjangnya Yasmin azzahra, lupa thor akunya 😀😀😀😀😀
2023-10-10
1