Aku mengerutkan keningku karena merasa heran. Padahal seingatku dua hari yang lalu Mas Alvin pamit padaku untuk pergi ke Bali karena katanya dia sedang mengurus proyek baru di sana.
"Kenapa di sini ada mobil Mas Alvin?" Karena penasaran yang begitu besar di hatiku, aku pun secara perlahan mulai masuk ke rumah mewah peninggalan kedua orang tuaku.
Dulu Mas Alvin membujukku untuk membeli rumah baru dan meminta kami untuk tinggal di sana saja. Mas Alvin memintaku untuk mengosongkan rumah ini. Karena dia bilang dia selalu merasa sedih setiap kali mengingat tentang kedua orang tuaku yang meninggal secara mendadak tanpa tanda apapun.
Tanpa merasa curiga sama sekali aku pun menuruti keinginannya dan membeli rumah baru yang dekat dengan kantor suamiku.
Karena aku membawa kunci cadangan dari rumah ini aku pun bisa masuk ke rumah dengan mudah. Secara perlahan aku masuk ke rumah itu. Aku harus berhati-hati karena takut ada seseorang di rumah ini bersama dengan suamiku yang ternyata telah membohongiku dengan begitu kejam.
Jantungku berdebar sangat kencang ketika aku mendengar suara tawa Mas Alvin dengan seorang wanita. Suara yang begitu asing di telingaku karena memang tidak pernah bertemu dengan sosok wanita yang kelihatannya sedang bercumbu rayu dengan suamiku di kamar kami saat dulu tinggal di rumah ini pada awal pernikahan kami.
"Ya Tuhan! Kenyataan apa lagi yang akan kuhadapi sekarang?" batinku sedih sekali. "Fakta yang menyakitkan apa lagi yang akan aku ketahui di rumah ini?" tubuhku sudah lemas bukan kepalang ketika sudah berada di depan pintu kamar kami.
Entah kenapa perasaanku saat ini benar-benar kalut dan galau. Aku merasakan tanganku begitu gemetar ketika hendak membuka daun pintu kamar utama di mana aku mendengar suara tawa seseorang dan juga suara des@han manja seorang wanita.
Dengan gemetar aku membuka pintu kamar utama yang dulu ditempati oleh kedua orang tuaku ketika mereka masih hidup, lalu di tempati olehku dan suamiku setelah kami resmi mendapatkan rumah ini sebagai bagian dari warisan untuk diriku.
Di sana Aku melihat suamiku yang sedang bercinta dengan seorang wanita yang begitu cantik dan muda belia. Aku tidak mengenal wanita itu karena memang selama ini tidak pernah bertemu dengannya.
Saat ini hatiku rasanya amat hancur. Duniaku terasa runtuh. Diriku yang telah begitu banyak berkorban demi keluarga kecil kami, menghadapi keluarga suamiku yang seakan menjadi benalu dalam hidupku setelah kedua orang tuaku meninggal.
Saat aku hendak mendekati mereka berdua untuk melabrak mereka yang sedang berzina di rumah kedua orang tuaku, tiba-tiba saja ada sebuah tangan besar dan kekar yang menarikku dan membuatku meninggalkan tempat itu secara tergesa-gesa.
Ketika aku menolehkan pandanganku, ternyata laki-laki itu adalah Abimana yang menjadi sopirku. Dia membawaku ke belakang rumah ini. Aku marah sekali atas kelancangannya yang sudah ikut campur dengan urusanku.
"Apa maksud kamu melakukan ini?" tanyaku dengan nafas memburu.
Seketika aku merasa benci dengan Abimana yang begitu lancang sekali sudah ikut campur dengan urusan pribadiku. Bagaimana pun juga aku harus melabrak mereka dan memberi pelajaran pada mereka yang sudah menghinaku dengan perbuatan terkutuk yang mereka lakukan di rumah warisan kedua orang tuaku.
"Nyonya, Saya mohon Anda untuk bisa bersikap tenang dan jangan sembrono melakukan sesuatu yang nantinya anda sesali. Nyonya! Kalau anda ingin membalas perbuatan jahat mereka, lakukanlah dengan cantik dan elegan. Bukan dengan perilaku barbar yang hanya akan merendahkan martabat anda sebagai seorang wanita." ucap Abimana sambil menatapku dengan lekat.
Seketika aki terdiam. Aku mencoba untuk memikirkan apa yang dikatakan oleh Abimana yang ada benarnya. Kalau aku melabrak mereka juga gak akan ada gunanya. Aku ingat dengan CCTV yang terpasang di rumah ini karena alasan keamanan. Aku lupa kalau aku sudah lama sekali tidak pernah mengecek hasil rekaman dari CCTV yang ada di rumah ini.
"Kalau Nyonya ingin balas dendam pada mereka. Saya pasti akan membantu dengan senang hati tapi tolong jangan lakukan hal yang akan merugikan nama anda. Nyonya, bagiku anda telah berharga untuk menghancurkan nama baik anda hanya untuk mereka yang begitu jahat." Abimana terus berusaha menasehatiku yang kini mulai terkulai lemas.
Hatiku saat ini hanya ingin melampiaskan emosi dan kemarahan yang bercokol di hatiku setelah mengetahui penghianatan suamiku yang selalu aku hormati dan aku muliakan. Bahkan seluruh keluarganya menjadi tanggung jawabku.
"Ingatlah bahwa Nyonya memegang kartu As mereka sekeluarga. Nyonya cukup menghentikan semua fasilitas yang sudah diberikan kepada suami Anda dan juga keluarganya. Besok saya akan mengusir suami Anda dengan gundiknya dari rumah ini. Anda cukup memperhatikan dari kejauhan tanpa harus menunjukkan wajah anda pada mereka. Kita akan membalas kejahatan mereka dengan cantik dan elegan." aku terus mendengarkan semua keterangan yang disampaikan oleh Abimana.
Walaupun sejujurnya aku tidak terlalu tertarik dengan pembalasan elegan yang dibicarakan olehnya. Aku hanya ingin menampar laki-laki buaya dan kurang ajar itu yang selama ini telah memperdayaku dengan sedemikian rupa sehingga lupa segalanya.
Selain karena dia yang miskin dan banyak melakukan kesalahan di kantor kami adalah karena Mas Alvin yang pemalas dan suka memanfaatkan semua fasilitas yang ada di kantor dengan menggunakan Namaku sebagai kekasihnya. Hal itulah yang menjadi alasan kedua orang tuaku bahkan sampai sakit karena tidak merestui pernikahanku dengannya.
"Sekarang Apa yang harus kulakukan untuk menunjang rencanamu itu?" tanyaku pada Abimana.
"Kalem saja. Akting di hadapan suami kamu bahwa kamu tidak mengetahui apa-apa tentang semua pengkhianatannya dan juga keluarganya. Kamu akan berpura-pura jatuh bangkrut sehingga sifat asli mereka akan keluar. Percaya sama aku!" Abimana tidak merasa lelah untuk membujuk diriku.
Aku bisa merasakan ketulusan dari suara dan sorot matanya yang tidak biasa. Ya Tuhan ke mana saja aku selama ini? Kenapa selama ini aku tidak bisa melihat sosok yang demikian tampan dan gagah berada di sampingku? Entah kenapa aku mendadak salah tingkah dan gugup ketika Abimana terus menatapku dengan intens.
'Apa sebenarnya yang dimiliki oleh pemuda itu yang hanya berstatus sebagai sopir pribadiku yang dulu di utus ayahku untuk menjagaku. Dia terlihat sederhana akan tetapi memiliki aura sebagai pemimpin yang begitu kuat dan pamor yang hebat. Ini benar-benar sangat aneh. Apa dia menggunakan susuk?' tanyaku dalam hati dan terus memperhatikan semua yang dilakukan oleh Abimana.
Entah kenapa otakku malah travelling kemana-mana saat melihat Abimana yang duduk begitu dekat dengan diriku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
benar apa yang dikatakan oleh Abimana..
2023-11-26
1
YuWie
kemana aja 10th Abimana..klo mmg suruh jagain
2023-11-09
0