"Ah, bolehkah aku ikut ke kantin bersamamu?" Tanya Putera sembari membuntuti gadis itu.
"Tidak. Kenapa kau bertingkah seperti hewan peliharaan, sih? Suka sekali mengikutiku," ucapnya uang mulai merasa risih.
"Lah, kita belum kenalan, loh!" ucap Putera.
"Aku tidak terlalu peduli," jawab gadis itu.
Gadis itu mulai merasa agak kesal karena terus dibuntuti seperti ini. Selama ini, memang banyak yang menyukai dia, namun baru kali ini dia sampai di Stalker begini. Sebenarnya lelaki ini maunya apa sih?
"Oke-oke, Fine. Namamu Keira Putri. Sudah tahu namaku, kan? Jadi silahkan pergi," ucap Gadis itu, berharap lelaki itu pergi.
"Kita belum berteman," ucap Putera lagi.
Keira semakin merasa jengkel. Putera ini benar benar menyebalkan. "Kita adalah teman sekarang."
"Teman, masa gitu?" Tanya Putera lagi.
Seisi kantin telah memperhatikan mereka, dan sudah dipastikan bakal ada gosip baru. Keira menahan nafasnya, mencoba menahan emosi yang mulai meledak.
"Anak ini..."
Tidak hanya di Kantin saja, Putera juga berulah di jam pelajaran. Saat pelajaran Kimia, Keira tengah menulis gambar molekul H2O sambil menghitung Elektron, menghitung nilai kestabilannya. Dia mencoba mengerjakan tugas dengan tekun, sampai dia merasa ada yang salah pada perhitungannya.
Tanpa disadari, Putera mulai melirik tugas yang Keira kerjakan, setelah mengamati gerak gerik gadis itu. Dengan santai, Putera berucap, "Hey, cara kau menghitung Elektron itu salah."
Keira menahan nafasnya, lalu mennatap ke belskang yang terlihat Putera ternyata nenatap tugasnya. Sontak, dia mengangkat tangannya. "Pak guru, lelaki yang ada di belakangku mengganggu belajarku!"
Sang Guru mulai menatap Putera, yang Keira pikir masalah telah selesai. "Putera, jika tidak niat belajar, silahkan keluar. Jangan mengganggu teman lainnya!" ucap Guru itu tegas.
Terdengar bisik bisik dari teman lainnya yang membicarakan mereka berdua. Itu malah membuat Keira merasa tidak nyaman. Di sisi lain, Putera ternyata mampu berkelit. "Tetapi Guru, aku hanya memberitahu bahwa cara dia menghitung Elektron itu salah. Aku tidak bermaksud mengganggunya, hanya bermaksud berdiskusi tentang pelajaran. Apa itu salah?"
Sang Guru yang kelihatannya marah malah mulai berfikir kembali, yang kemudian sang guru malah mulai mengagumi Putera. Sangat berbeda dari ekspektasi.
"Ini pertama kalinya aku bertemu lelaki yang serius belajar sepertinya, Putera. Aku salut padamu. Keira, Sebaiknya kau bekerjasama dalam mengerjakan tugasmu dengannya."
Keira merasa sebelah alis kirinya tengah kejang-kejang. Sial, dia tidak menyangka bahwa Hal ini terjadi. Hilang sudah keadaan damai yang dia rasakan selama ini.
"He? Itu penggambaran molekul H2O kau juga salah," ucap Putera lagi.
Gadis itu mulai merasa kesal dan frustasi karena Putera sepertinya tidak akan berhenti mengikuti dan mengomentari setiap langkahnya. Sebenarnya mau bocah ini apa sih?
Begitu bunyi bel istirahat kedua, Keira tengah mencari buku. Buku yang dia cari ternyata terletak di rak yang cukup tinggi dan dia tidak mampu menggapainya.
Mendadak seseorang datang dan mengambilkan buku itu dan menyerahkannya padanya. Keira tampat tersenyum karena ada yang mau menolong, namun begitu melihat pelaku nya, senyumannya langsung luntur.
"Kau lagi?"
Putera terkekeh,"tidak aku sangka kau suka sejarah perang puputan."
Keira menghela nafasnya. Merasa Putera ini terlalu menyebalkan. Rasanya kemanapun dia pergi, selalu diikuti oleh lelaki ini. Tidak mau berlama-lama, dia segera berlalu dari tempatnya berdiri.
Keira mulai duduk di sudut depan meja dan sangat berharap Putera tidak mengikutinya. Seseorang duduk di sisinya, yang ternyata teman sebangkunya. Keira sedikit menghela nafas lega setelah tahu bahwa teman sebangkunya karena bukan Putera yang duduk di sana. Dia mulai berfikir, 'Mungkin lelaki itu tidak lagi mengikutinya.'
"Keira, apa kau dan Anak baru itu punya hubungan Khusus?" tanya temannya itu, sepertinya ingin tahu lebih banyak tentang hubungan antara Keira dan Putera. Pertanyaan ini mulai membuat Keira tersenyum masam. Tentu karena ulah Putera, mereka jadi pusat perhatian dan perbincangan orang.
"Tidak. Aku tidak tahu siapa dia," jawab Keira acuh.
"Sungguh? Aku pikir tidak mungkin Anak baru itu baru ketemu sudah mengejar kau sampai segitunya." Katanya temannya itu.
"Aku tidak tahu, Shara," ucap Keira sambil mencoba menghela nafasnya. "Bahkan dia tahu aku adalah peraih medali emas olimpiade Fisika di tahun lalu, padahal tidak ada satupun orang yang peduli dengan prestasi semacam itu."
"Tentu saja aku tahu," ucap seseorang di belakang Mereka, yang membuat Keira terbelalak. Itu adalah Putera. Sial, dia pikir Putera telah pergi, namun ternyata dia ada di belakang.
Temannya yang bernama Shara terkikik geli melihat interaksi mereka yang cukup lucu, antara Putera yang Menjadi Stalker Keira dengan Keira sendiri yang selalu merasa risih dengan keberadaan lelaki ini.
'Sampai kapan aku terus diikuti seperti ini?' keluh Keira di dalam hati.
Waktu istirahat berbunyi. Putera, Shara dan Keira berjalan beriringan menuju ke kelas. Keira terlihat tersenyum masam, karena Shara tidak bisa diajak kompromi. Kenapa harus mengajak Putera juga? Begitu pikir Keira.
"Namamu Putera, kan?" tanya Shara.
"Tentu saja. Ada apa?" Tanya Putera sembari mengerutkan keningnya.
"Hanya berkenalan saja. Aku Shara, Sepupu dari Keira," ucap Shara sembari tersenyum.
"Ah, senang berkenalan denganmu, Shara."
Mereka tiba di dalam jelas lalu duduk di bangku masing masing. Kebetulan, Shara dan Keira duduk di bangku depan dan Putera tepat di belakangnya, jadi lebih mudah untuk mengobrol.
"Seminggu lagi Ulangan akhir semester. Apa kau sudah siap untuk itu?" tanya Shara.
"Mengapa tidak?" tanya Putera terheran. Dia tampaknya santai dan percaya diri dengan kemampuannya dalam pelajaran.
Keira, memutar bola matanya malas. "Putera, jangan sampai kau meremehkan ujian ini. Ini adalah ujian akhir semester yang penting."
Putera tertawa kecil. "Tenang saja, Keira. Aku mungkin tidak selalu terlihat seperti itu, tapi aku cukup serius saat pelajaran. Oh, ya. Terima kasih karena telah memperingatkanku."
"Idih!" Keira semakin kesal dengan tingkah dari Putera ini, namun dua tidak mau lanjut berbicara.
"Baiklah, kita harus fokus pada persiapan ujian akhir semester," kata Shara dengan nada yang lebih ceria. "Kita bisa belajar bersama dan membantu satu sama lain untuk sukses."
Mendadak perasaan Keira mulai tidak enak setelah mendengar ucapan Shara. Entah mengapa dia dapat menebak arah ucapan Shara selanjutnya.
"Putera, bagaimana kalau kita kerja kelompok di rumah Keira nanti malam?" tanya Shara yang membuat Keira melotot.
"Shara!" ucap Keira sekali sambil menjitak rambut kepala Shara dengan kepalan tangannya.
Putera terkekeh melihat interaksi mereka berdua, namun kemudian menjawab, "maaf, sepertinya aku tidak bisa."
Tingkah mereka langsung terhenti, yang itu terdengar sangat aneh di telinga mereka berdua. Bukankah Putera suka mengejar Keira? Apa karena...
"Apa karena kau takut pada orang tuanya? Hahaha! Di rumah Keira itu hanya ada adiknya, kedua orangtuanya tengah sibuk bekerja sehingga jarang pulang, loh!" ucap Shara yang membuat Keira kembali melakukan hal yang sama.
"Tetap saja tidak bisa," jawab Putera lagi.
"Bagaimana kalau besok malam?"
"Tidak bisa."
"He? Bagaimana kalau 2 hari lagi?"
"Sama saja. Aku tidak bisa datang."
Shara terlihat menghela nafasnya. "Lalu kapan kau bisa datang untuk kerja kelompok?"
"Meskipun aku ingin datang, namun apabila waktunya malam hari, aku tetap tidak bisa datang," jawab Putera kembali.
"Hah?" Tanya Keira dan Shara bersamaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Uisie
Keira peduli tetapi tertutupi gengsi:(
Semangat up lagi Kak
2023-10-08
1