BAB 3

Klik.....Dokter Yarra menutup pintu ruangannya dari dalam.

"Kenapa dia ada di sini? Oh iya pasti menjemput Ayahnya yang pulang hari ini. Aku harap dia tidak bicara tentang ku pada Dokter Kemal" ucap Dokter Yarra

Tok....tok....tok...suara ketukan pintu ruangan Dokter Yarra

"hmmm huuuu" Dokter Yarra menarik nafas dan mengeluarkannya perlahan sebelum membuka pintu.

Klik....dia membuka pintunya.

"Dokter Yarra 20 menit lagi operasi pasien atas nama........" Ucap Dokter Shopia

Dokter Shopia adalah sahabat dekat Dokter Yarra yang tahu tentang masa lalu dokter Yarra. Akan tetapi Dokter Shopia tidak tahu wajah Deryan yang sudah menjadi mantan Dokter Yarra. Yarra hanya menceritakan saja dan tidak memperlihatkan sosok Deryan pada Shopia.

"oke" Yarra dan Shopia berjalan ke ruang operasi.

"Eh kamu kenal pria yang bersama Dokter Kemal?" tanya Shopia

"Tidak. Aku aja baru dikenalin saat aku berpas-pasan bersama mereka tadi" jawab Yarra bohong.

"Yaaaaah. Nanti kamu tanyakan saja sama Dokter Kemal ya? Aaahh dia sangat tampan. Tunggu......" Shopia menghentikan langkahnya.

"Ada apa?" tanya Yarra

"Sepertinya aku kenal dengan pria itu. Oh My God.......Yarra, dia anaknya Pak Emil Berk kan pasien jantung di VVIP yang dirawat Dokter Emil? Oh Astagaaaa aku baru pertama kali melihatnya secara langsuung" jawab Shopia

"oh iya iya iya. Aku juga baru ngeh" Ucap Yarra berbohong

"Aaaaaaaa Yarra....pleaseeee tanyakan soal dia pada dokter Kemal ya?" pinta Shopia

"Gaklah. Ngapain coba? Kamu ya gak boleh lihat yang lebih tampan. Bukankah kamu menyukai Dokter Kemal? Sekarang pria baru lagi? Dasaar" celoteh Yarra

"hehehehe iya juga yah. Lagian kayanya aku gak akan berhasil deh sama pria itu. Pewaris satu-satunya kaya gitu pasti sombong dan orang tuanya juga pasti sangat pemilih siapa yang jadi mantu mereka. Ya udah deh aku masih setia kok sama Dokter Kemal ku" Ucap Shopia

"Dasar...." Yarra menggelengkan kepalanya memaklumi kelakuan sahabatnya itu.

...----------------...

Klik....Deryan menutup pintu ruangan kemal dari dalam.

"Apa aku menemui Ziya saja? Ah tidak-tidak" batin Deryan

Kring....kring....kring.....ponsel Deryan berdering.

"Hallo Stevan" Ucap Deryan pada asistennya.

"Tuan Deryan 15 menit lagi ada meeting dengan klien dari Korea" ucap Stevan

"Iya, saya ke kantor sekarang" ucap Deryan lalu dia memutuskan sambungan telepon.

Baru 5 menit dalam perjalanan tiba-tiba ada anak kecil yang menyebrang jalan.

"Shi*......"Umpat Deryan dan dengan cepat dia menginjak rem

"Huu...hu...huuuuu....." Anak kecil tersebut menangis ketakutan

Deryan turun dari mobil menghampiri anak kecil itu.

"Kamu tidak apa-apa?? Maaf saya tidak melihat kamu menyebrang tadi" ucap Deryan

Anak kecil tersebut hanya menangisss dan tidak menjawab ucapan Deryan

"Ah tinggal 10 menit lagi meeting dimulai gak mungkin aku cancel pasti papa akan marah" Ucap Deryan

"Nak, kamu tahu nomor mama atau papa atau siapa pun itu? Paman sangat buru-buru. Untuk sekarang kamu ikut bersama paman saja ya, sekalian kamu harus diperiksa dokter" ucap Deryan dengan lembut

Perlahan Deryan memeluk lalu menggendong anak tersebut dan dibawa bersamanya ke kantor.

Sesampainya di kantor Deryan menyuruh asistennya untuk memanggil dokter dan menemani anak kecil tersebut.

30 menit berlalu meeting selesai, Deryan pun langsung menuju ruangannya untuk menemui anak kecil yang hampir ditabraknya itu.

Klik.....Deryan menutup pintu dari dalam.

"Bagaimana keadaannya Stevan? Dia gak apa-apa kan?" Tanya Deryan

"Gak apa-apa tuan. Dia hanya ketakutan saja. Sekarang udah baikan" jawab Stevan

"Kamu udah dapat nomor yang boleh dihubungi?" Tanya Deryan

"Belum tuan. Maaf" jawab Stevan

"Yaudah. Kamu boleh keluar biar aku saja yang mengurusnya" ucap Deryan

"Baik tuan" ucap Stevan lalu dia keluar dari ruangan Deryan.

"Hai...." Deryan duduk mendekatinya

"Kalau boleh tahu nama kamu siapa?" Tanya Deryan

Anak kecil tersebut tidak menjawab justru memperlihatkan nomor ponsel yang harus dihubungi.

"Okeeey. Anak pintar" ucap Deryan dan langsung menghungi nomor tersebut

Tut.....tut....tut.....tut.....

"Hallo..." ucap seseorang dari balik telepon

"Hallo, maaf mengganggu. Tadi saya tidak sengaja hampir menabrak anak ibu. sekarang dia bersama saya....."

"Apaaa??? Kirim lokasimya sekarang" sambungan telepon terputus

Deryan pun langsung mengirim lokasinya.

"Tuh kan, pasti mama kamu sangat khawatir. Maaf ya. Yang penting kamu tidak kenapa-napa" ucap Deryan

Deryan menelpon Stevan untuk menunggu ibu dari anak itu dan membawanya ke ruangannya.

Tak lama kemudian....

Tok...tok...tok....ceklek.....Stevan membawa Ibu dari anak itu ke ruangan Deryan

"Mama......" anak tersebut lari menghampiri ibunya.

"Faruk....kamu gak apa-apa kan??? Kenapa kamu hampir ditabrak mobil? Ha??? Kalau kamu kenapa-napa gimana??" Yang tak lain dan tak bukan adalah Ziya.

"Maaf mah. Aku ingin sekali makan eskrim jadi aku pergi membeli eskrim tanpa memberi tahu ibu Guru" ucap Faruk

"Hmm iya-iya. Yang penting kamu gak apa-apa. Mama khawatir sekali nak" ucap Ziya

"Maaf, tadi aku buru-buru jadi gak..."

"Tidak apa-apa yang penting Faruk baik-baik saja" potong Ziya yang tak menatap Deryan

"Aku juga udah panggil dokter untuk memeriksanya dan...."

"Terimakasih. Saya permisi dulu" potong Ziya lagi dan dia berbalik hendak keluar dari ruangan Deryan

"Sampai kapan kamu bersikap tidak mengenalku Ziya??" Ucap Deryan

"Maaf saya Yarra" ucap Ziya lalu menggendong Faruk dan membawanya keluar dari ruangan Deryan

"Shi*..." umpat Deryan

"Kita lihat saja nanti Ziya, sampai kapan kamu akan bersikap seperti itu padaku. Kamu salah sudah memalsukan identitasmu dan bekerja di rumah sakit pamanku" ucap Deryan

Kini Ziya dan Faruk sudah berada di dalam mobil.

"Faruk kamu tidak diapa-apain kan sama orang itu?" tanya Ziya khawatir

"tidak mah. Dia meminta maaf karena hampir menabraku. padahal kan aku yang salah tidak melihat kendaraan dulu sebelum menyebrang." jawab Faruk.

"Bagus kalau gitu" ucap Ziya

"kenapa aku ketemu dengan dia lagi sih? Aku harus menjauh darinya" batin Ziya

"Tapi mah, aku belum sempat minta maaf. Itu kan salah aku. Soalnya aku tidak berbicara sama sekali. Kan gak boleh bicara dengan orang asing kata mama" ucap Faruk

"Bagus kamu dengerin kata mama. Lagian kamu tidak perlu minta maaf karena kamu tidak akan bertemu dengannya lagi" ucap Ziya

"hmm? Kenapa mah? sepertinya paman itu orang baik" tanya Faruk

"Sudahlah Faruk. Kamu gak boleh bahas orang itu lagi oke?" ucap Ziya

"kenapa mah?" tanya Faruk

"Faruuukkk" Ziya menatap Faruk agar Faruk mendengarkan kata-katanya

"Iya-iya. Maafkan anakmu ini mama" ucap Faruk

"Dasaaarr. Kamu tau aja membuat mama tidak bisa marah padamu" ucap Ziya

...🤍⚘❤🤍⚘🤍❤🤍⚘🤍❤⚘🤍...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!