BAB 2

Deryan menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Ia menatap langit kamar sambil mengingat kenangan indah bersama Ziya.

"Ah siaal. Kenapa aku mengingat masa laluku bersamanya. Dia bahkan sekarang sudah menikah dan punya. Aku tidak pantas mengingatnya lagi" ucap Deryan

Sementara Ziya setelah menidurkan Faruk kembali ke kamarnya untuk mengecek jadwal operasinya esok hari.

Selesai mengecek pekerjaannya Ziya membuka folder foto yang berisi fotonya dan Deryan.

"Astagaaa apa yang aku lakukan? Kenapa lagi-lagi aku membuka foto ini. Cukup Ziya. Hmmmmmmm" Ucap Ziya dan menarik nafas.

Keesokan harinya, seperti biasa sebelum berangkat kerja Ziya mengantar Faruk ke sekolah.

"Byee Faruk. Muuaaaaccchh" ucap Ziya

"Bye mama muaaachhh" balas Faruk lalu dia berlari masuk ke dalam sekolah. Ziya pun menancap gas setelah melihat Faruk masuk ke dalam sekolah.

Sesampainya di parkiran Rumah Sakit Ziya turun dan hendak masuk akan tetapi tiba-tiba dia berpas-pasan dengan Deryan sosok pria yang tidak ingin dilihatnya lagi.

kurang lebih satu menit mereka saling menatap sampai disadarkan oleh suara sopir Deryan.

"Pak....Pak...." panggilnya

"Hmm kamu du...." Deryan belum melanjutkan ucapannya Ziya langsung pergi melewatinya.

"Tunggu...." Ucap Deryan dan berbalik menghadap ke arah Ziya.

Ziya menghentikan langkahnya.

"Dokter Yarra" Panggil seseorang

Ziya berbalik mencari arah suara yang memanggil namanya.

"Oh Sophia kamu memang superhero" batin Ziya dan langsung berlari ke arah Sophia melewati Deryan

"Hey kenapa kamu lama sekali ayo cepat sebentar lagi waktunya operasi" Ucap Ziya dan langsung menarik tangan Sophia berjalan melewati Deryan

Deryan kesal dengan tingkah Ziya yang so tidak mengenalnya. Ia mengambil ponsel dari sakunya lalu menelpon seseorang.

"Halo, aku minta data dokter Ziya" ucap Deryan

"Dokter Ziya?? Dari rumah sakit mana? Biar aku cari sekarang"

"Rumah sakit mana? Rumah sakit kamulah Kemal" ucap Deryan kesal

"hehehe siapa namanya tadi?" tanya Kemal

"Ziya" jawab Deryan

"oke bentar aku cari dulu." ucap Kemal sambil mengetik nama Ziya di komputernya.

"Gak ada Yan. Gak ada Dokter Ziya di rumah sakit aku" ucap Kemal

"Apa? Kok gak ada? Jelas-jelas dia bekerja di rumah sakit kamu" ucap Deryan

"Gak ada Deryan Berk. Gak mungkin kan ada dokter tidak tercatat identitasnya di server kami. Kamu gimana sih." ucap Kemal kesal

"Dokter Yarra" panggilan dari dokter lain kepada Ziya teringat oleh Deryan

"Oh sorry, Dokter Yarra maksud aku" ucap Deryan

"Dokter Yarra? Kamu kenal Yarra? Kenapa kamu meminta datanya??" tanya Kemal

"Yarra?? apa boleh kamu memanggil namanya saja pada bawahanmu?" tanya balik Deryan

"hei hei aku dengan Yarra bukan hanya sekedar atasan dan bawahan Tuan Deryan Berk" jawab Kemal

"Kamu di ruanganmu kan? Aku akan ke sana menemuimu" ucap Deryan

"Eh nanti aja, sekarang kamu jemput Paman Emil dulu" ucap Emil

"Oke" ucap Deryan lalu memutuskan sambungan telepon

Klik.....pintu ruangan pak Emil terbuka.

"Mah, pah" sapa Deryan

"Astagaa kamu tidak perlu menjemput Papa nak. Lebih baik kamu istrahat saja" ucap Ibu Eren

"Mah, waktu istrahat sudah selesai. Harusnya kamu langsung ke kantor saja" ucap Pak Emil

"ih papa." ucap Ibu Elen

"Aku hanya ingin menjemput papa aja kok. Ayo pah, Mah" ucap Deryan

klik.....pintu terbuka. Kemal masuk ke ruangan pak emil

"Ayo paman aku antar sampai ke depan" ucap Kemal

"Gak usah nak" ucap Pak Emil

"Eh Kemal...." Deryan memberikan kode bahwa dia ingin bicara dengan Kemal

"hmm" Kemal menganggukan kepalanya.

"Ya udah kalian mengobrol aja dulu kan udah lama juga kalian Gak ketemu" ucap Ibu Eren

"Iya mah" ucap Deryan

Kemal pun mengajak Deryan ke ruangannya.

dalam perjalanan menuju ruangan Kemal mereka berpas-pasan dengan Ziya.

"Eh Dokter Yarra." sapa Kemal

"Hm" Yarra tersenyum menjawab sapaan dari Kemal.

"oh kenalin ini Deryan sepupu aku. Dia baru kembali dari Amerika dan ini Dokter Yarra spesialis jantung salah satu dokter hebat di rumas sakit ini" Ucap Kemal yang tak tahu masa lalu antara Ziya dan Deryan

"Yarra" Sapa Ziya kepada Deryan

"Deryan" sapa balik Deryan

"Maaf aku harus memerika pasien" ucap Ziya

"Oh silahkan. Fighting" ucap Kemal

Ziya pun pergi meninggalkan Deryan dan Kemal

"Itu dokter Yarra yang kamu tanyakan tadi. Kenapa?? Kamu suka sama dia?? Kalau kamu suka mari kita bersaing dengan adil" ucap Kemal

"Gaklah. Aku hanya penasaran aja kok." ucap Deryan

"Masa? Ya iyalah siapa sih yang gak suka sama Yarra. Cantik, baik, smart, pokoknya idaman bangat deh. Hehehe" ucap Kemal

"Bukankah dia sudah punya anak?" tanya Deryan

"Hmm. Putranya masih TK dan dia sangat mencintai putranya. Kalau bisa sih aku siap kok jadi Ayahnya. Hehehe"jawab Kemal

"Emang suaminya ke mana??" tanya Deryan semakin penasaran.

"Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan saat Yarra hamil. Dan sepertinya Yarra belum membuka hatinya untuk siapa pun. Walaupun Faruk putranya butuh sosok ayah" jawab Kemal

Klik......pintu tertutup dari dalam. Mereka sudah berada di ruangan Kemal.

"Kopi?" tanya Kemal

"boleh" jawab Deryan

Deryan duduk didepan komputer mencari data Ziya sambil menunggu Kemal membuatkannya kopi.

Berarti Ziya sekarang hanya memakai marganya saja, Yarra. Batin Deryan

"Kemal, kenapa nama putranya hanya Faruk doang? Dia tidak memakai marga ayahnya?" tanya Deryan

"Mmmm Aku pernah tanya sih ke Yarra, katanya dia dan suaminya memang sepakat memberikan nama anak mereka tanpa marga" jawab Kemal

Siapa sebenarnya suaminya?? Apa kelebihannya? Sehingga Ziya mau menikah dengannya? Batin Deryan

"Eh kalau kamu ngobrol dengannya jangan sekali-kali kamu bahas tentang suaminya ya. Itu akan membuatnya bersedih." ucap Kemal

"Apa kamu kenal dengan suaminya?" tanya Deryan sangat penasaran

"Tidak. Kenapa? Kamu penasaran dengan suaminya? Dia pasti orang beruntung bisa mendapatkan wanita kuat seperti Yarra. Dia tidak perlu khawatir karena Yarra menjaga dan merawat anaknya dengan sepenuh hati walaupun dia tidak ada di sisi Yarra" Jawab Kemal

"Ohya apa Mama dan Papa pernah bertemu dengan Dokter Yarra?" tanya Deryan

"Mmmm belum deh kayanya. Walaupun Yarra dokter spesialis jantung tapi aku sendiri yang menjadi dokter Paman Emil dan Yarra merawat pasien VVIP lainnya" jawab Kemal

"Boleh aku tau di mana kalian bertemu?" tanya Deryan

" Yarra adalah dokter yang pernah aku wawancarai dulu. Aku melanjutkan studi s2 kedokteran spesialis jantung dan Yarra banyak membantuku menyelesaian tesisku. Makanya aku dekat dengannya" Jelas Kemal

Kenapa dia mengganti identitasnya? Bahkan dia pura-pura tidak mengenalku. Batin Deryan

"Setiap dokter pria di sini sangat mengagumi Yarra. Kehebatannya dalam menangani pasien, kemandiriannya hidup sendiri bersama putranya, pokoknya best deh Yarra itu. Tapi sayangya yaa dia belum membuka hatinya untuk siapa pun" ucap Kemal

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!