Surat Cinta yang Terbakar!

***

“Siapa pun pria itu… dia sangat berani sekali mengajak Putri semata wayang seorang Panglima perang untuk bertemu lagi!” gerutu Klarisa di dalam hatinya dengan perasaan yang sangat gelisah, sambil terus memperhatikan surat beserta amplop berwarna emas yang saat ini sedang hangus terbakar di dalam tungku api.

Tidak lama kemudian, setelah memastikan surat dan amplop emas sudah terbakar sempurna Klarisa pun melangkah pergi menuju kamarnya sambil bergumam “Tapi, aneh sekali… walaupun aku hidup di dalam tubuh ini, aku tetap tidak mendapatkan satu pun ingatan dari Karina semasa ia hidup,” dengan ekspresi seriusnya.

“Selain itu… Jika jiwaku hidup di tubuh ini. Ada dimana jiwa Karina?” sambung Klarisa lagi yang terus bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, hingga ia sampai di dalam kamarnya.

***

Hari pun berganti dan waktu terasa sangat cepat selama Klarisa hanya terus menghabiskan waktunya di dalam Kastil mewah milik keluarga Kendrick. Klarisa yang merasa sangat penasaran mengenai ilmu sihir, mau tidak mau harus sering-sering membaca buku kuno yang ada di dalam Perpustakaan milik keluarga Kendrick.

“Tidak ada, di Perpustakaan sebesar ini… tidak ada satu pun buku mengenai ilmu sihir!” gerutu Klarisa sambil melangkah turun dari atas tangga kayu yang sejak tadi ia naiki untuk mencari buku dari Rak paling atas.

Dan tidak lama kemudian, Klarisa mendengar suara langkah kaki wanita yang sedang berlari ke arahnya, yang seketika itu juga membuat Klarisa segera menolehkan kepalanya dan menghela nafasnya sebelum berkata “Jangan lari-lari, nanti kamu jatuh!” dengan nada bicaranya yang sangat santai kepada Kimi, pelayan pribadinya.

“Saya panik, karena tidak bisa menemukan Nona dimana-mana! Saya tidak pernah menyangka kalau Nona akan berada di dalam Perpustakaan! Huh… lelah sekali,” ucap Kimi sambil berusaha mengatur nafasnya yang sangat terengah-engah.

“Ah… Jadi, Karina bukan tipe wanita yang suka membaca buku ya?” gumam Klarisa dengan suara yang pelan sambil merapikan beberapa buku yang sudah sempat ia baca ke dalam rak-nya lagi.

Kimi yang melihat tingkah santai dari Nonanya itu pun dengan reflek langsung menggapai lengan tangan kanan Klarisa sambil berkata “Ini bukan saatnya untuk Nona bersantai-santai!” dengan wajah seriusnya, yang seketika itu juga membuat Klarisa kebingungan “Hm? Memangnya ada apa?” tanya Klarisa dengan wajah polosnya.

“Hari ini, Tuan besar ingin Nona ikut bersamanya ke pertemuan penting di Balai Kota!” jawab Kimi sambil menarik tangan Klarisa dengan sangat terburu-buru “Hah? Tiba-tiba?!” kaget Klarisa sambil terus melangkahkan kakinya mengikuti Kimi dari belakang.

Beberapa menit kemudian, Klarisa pun harus memakai pakaian terbaiknya dan menggunakan riasan, yang seketika itu juga membuat Klarisa merasa sangat terpesona pada kecantikan wajah Karina yang saat ini ia lihat dari cermin “Tanpa make up wajah ini sudah cantik dan sekarang… jadi semakin cantik lagi! Wow!” batin Klarisa dengan mata

yang berbinar-binar.

Setelah di rasa sudah cukup sempurna, dengan sangat berhati-hati Klarisa melangkahkan kakinya untuk menuruni tangga Kastil dan betapa terkejutnya Klarisa, karena tiba-tiba Emillio sang Panglima Perang Legendaris mengulurkan tangannya “Te-terima kasih, Ayah,” ucap Klarisa dengan nada bicaranya yang canggung saat menerima uluran tangan Ayah Karina yang sangat gagah itu.

Jujur saja, saat Klarisa sudah berada di dalam kereta kuda, rasa takutnya untuk tidak bersikap memalukan jauh lebih besar daripada sikap canggungnya “Kenapa juga tiba-tiba aku di ajak pergi ke Balai Kota?” batin Klarisa sambil sesekali melirikkan matanya ke arah Emillio.

“Apa ini ada hubungannya dengan perkataanku tentang penyihir kemarin?!” batin Klarisa lagi yang terus berusaha menerka-nerka.

Sekitar satu jam kemudian, akhirnya Klarisa dan Ayahnya Karina yaitu Emillio sampai di depan gedung megah Balai Kota dan tepat pada saat Klarisa melangkahkan kakinya untuk keluar dari dalam kereta kuda, Emillio berkata “Ayah mengajakmu ke sini, agar kamu bisa berkenalan dengan banyak orang kepercayaan Raja dan Ratu. Jadi, tidak perlu gugup!” ucap Emillio yang seketika itu juga membuat Klarisa menganggukkan kepalanya.

Sesuai dengan perkataan Emillio, detik itu juga Klarisa berusaha untuk tidak gugup dan mulai melangkahkan kakinya bersama Emillio untuk masuk ke dalam gedung megah Balai Kota. Tapi, tepat setelah Klarisa melangkah masuk ke dalam gedung Balai Kota, pandangan mata Klarisa langsung terpaku ke arah wanita yang sudah tidak

asing lagi di matanya.

“Kenapa… wanita itu ada di sini?!” kaget Klarisa di dalam hatinya, karena tiba-tiba saja ia melihat sosok wanita yang paling ia benci yaitu Ibu tirinya, Sania dan juga Adik tirinya, Viona.

Dengan reflek Klarisa pun membuang wajahnya dan bersembunyi di balik tubuh besar Ayahnya Karina. Entah kenapa Klarisa merasa sangat takut dan seperti terserang kepanikan, kedua tangannya mulai bergetar tidak terkendali “Huh… tenanglah Klarisa!” ucap Klarisa kepada dirinya sendiri sambil mengusap dadanya sendiri secara berulang kali.

Beberapa detik kemudian, saat Emillio melihat keadaan Putrinya dan merasa khawatir, tiba-tiba seorang penjabat Kota memanggil namanya dan berusaha memperkenalkan Ibu Tiri Klarisa atau Sania kepadanya “Tuan Emillio, perkenalkan wanita ini Nyonya Sania dan Putrinya Nona Viona! Nyonya Sania ini orang baru kepercayaan Ratu, yang belum lama ini kita bicarakan!” kata penjabat Kota itu dengan wajah cerianya.

Emillio yang mendengar perkataan penjabat itu pun langsung memperkenalkan dirinya dengan sangat sopan dihadapan Ibu Tiri Klarisa atau Sania dan Putrinya Viona. Sedangkan Klarisa yang mendengar perkataan penjabat Kota itu langsung tersentak “Orang baru kepercayaan Ratu?! Ba-bagaimana bisa penyihir kejam ini… menjadi orang kepercayaan Ratu?!” kaget Klarisa dengan ekspresi terkejut, sambil terus berusaha menyembunyikan tangannya yang masih bergetar ketakutan.

“Astaga, ternyata para penjabat dan bahkan seorang panglima pernah membicarakan saya?” balas Sania sambil tertawa pelan dan menundukkan kepalanya dengan sopan dihadapan Emillio secara sekilas.

“Anda sangat terkenal, Nyonya! Karena atas bantuan anda, kami dapat menemukan tambang emas yang sangat berharga di wilayah bagian Utara! Setelah ini… akan kami pastikan, tidak ada lagi rakyat yang kelaparan! Haha,” balas Penjabat Kota yang saat ini masih berdiri di antara Emillio dan Sania.

Klarisa yang mendengar perkataan Penjabat Kota itu lagi pun langsung merasa sangat mual dan dengan reflek berpikir “Setelah membunuhku dengan ritual bodohnya… ia mendapatkan tambang emas?!” sambil berusaha menggapai lengan Emillio yang saat ini masih berdiri di hadapannya.

“Ada apa Karina?” tanya Emillio yang khawatir saat melihat kondisi Putrinya yang semakin lemah dan pucat.

“Se-sepertinya aku mabuk perjalanan. Aku boleh mencari udara segar dulu, kan?” pinta Klarisa dengan suara yang berbisik-bisik, setelah itu langsung bergagas melangkah pergi dari hadapan Emillio untuk keluar dari dalam Balai Kota yang terasa sesak karena kehadiran Sania dan Putrinya.

Dengan tatapan khawatir, Emillio terus memperhatikan Putrinya yang sedang melangkah keluar dari dalam gedung Balai Kota seorang diri, hingga beberapa detik kemudian Putrinya Sania yaitu Viona berkata “Biar saya yang menemaninya,” dengan senyuman ramahnya kepada Emillio.

“Oh, terima kasih!” balas Emillio kepada Viona yang saat itu juga langsung berusaha menyusul langkah Klarisa.

Sedangkan Klarisa yang merasa diikuti oleh Viona, langsung mempercepat langkah kakinya hingga tanpa sadar ia tersesat di halaman belakang Balai Kota yang sangat luas dan penuh dengan berbagai macam tanaman hias “Aku tersesat! Tapi, setidaknya aku berhasil menghindarinya,” ucap Klarisa dengan perasaan leganya.

Tapi, tiba-tiba kakinya tergelincir karena genangan air yang ia injak di atas keramik “Akh!” dan saat Klarisa akan terjatuh ke belakang, tiba-tiba ada seorang pria tampan menarik pinggang Klarisa dan membuat Klarisa kembali berdiri sempurna di dalam dekapannya.

“Te-terima kasih,” ucap Klarisa dengan tatapan terpesonanya pada pria tampan yang baru ia temui itu.

“Sempurna… Mata, hidung, bibir hingga rahangnya sangat sempurna!” batin Klarisa saat matanya mulai menelusuri wajah pria dihadapannya itu “Tubuhnya juga sangat berotot?!” batin Klarisa yang terkejut karena tanpa sengaja menyentuh lengan pria dihadapannya itu.

Dalam hitungan detik, Klarisa pun tersadar dan merasa panik karena tiba-tiba ia melihat lambang keluarga kerajaan pada pakaian pria itu “Jangan bilang, dia Putra Mahkota?!” kaget Klarisa yang dengan reflek langsung mendorong tubuh pria dihadapannya itu dan melangkah mundur, sambil berkata “Maafkan saya!” dengan wajah paniknya.

Tapi, bukannya membiarkan Klarisa menjauh. Pria tampan yang merupakan seorang Putra Mahkota itu justru kembali menarik pinggang Klarisa “Ugh!” dan membuat dirinya kembali bertatapan dengan jarak yang sangat dekat, sambil berkata “Seharusnya kita bertemu kemarin malam!” dengan tatapan tajam dan senyuman sinisnya kepada Klarisa.

“Ya?!” ucap Klarisa dengan wajah bingungnya.

“Setelah mengabaikan surat cintaku. Tidak aku sangka, akan bertemu denganmu di sini… Nona Karina,” sambung pria tampan itu dengan tatapan mata yang semakin intens kepada Klarisa, yang seketika itu juga membuat Klarisa mengerutkan dahinya dan memutar otaknya.

“Su-rat cinta?!” kaget Klarisa yang dengan reflek langsung membekap mulutnya dengan kedua tangannya, saat teringat dengan surat dengan amplop emas yang sudah ia bakar.

Terpopuler

Comments

Jojo Kuy

Jojo Kuy

wkwk jadi kerjar-kejaran kan tuh~

2023-10-09

3

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Setelah Kematian
2 Malam Rahasia Karina
3 Surat Cinta yang Terbakar!
4 Usaha Melarikan Diri
5 Pedang Mematikan!
6 Kabar Baik atau Buruk
7 Wanita Pilihan Ratu
8 Segera Menyusun Rencana!
9 Hanya Sebatas Peringatan!
10 Satu Kesempatan
11 Kekacauan Baru
12 Pengaruh Ilmu Sihir
13 Batu Sihir Hitam
14 Rencana yang Gagal
15 Kekuatan Tersembunyi
16 Mengalirnya Darah Pemurni
17 Ilmu Sihir yang Dimurnikan
18 Kekuatan Cinta?
19 Kegagalan Sihir Viona
20 Bukan Karina yang Ku Kenal
21 Bersama Orang Lain
22 Senyuman Palsu
23 Lambang Keluarga
24 Sihir di Pusat Kota
25 Bukan Lelucon
26 Hari Membosankan
27 Serangan Mendadak
28 Kesempatan Emas
29 Kendalikan Emosi
30 Beban di Pundakku
31 Cintamu Bukan Untukku
32 Asap Kematian
33 Menggali Informasi
34 Berita Kematian
35 Suara Jeritan
36 Hari Kegagalan
37 Kasih Sayang Untukku?
38 Menyebut Namamu dan Mencintaimu
39 Hanya Sebatas Teman
40 Serbuk Ramuan Sihir
41 Hubungan Harmonis
42 Hati dan Pikiranku
43 Sosok Hitam Bertanduk
44 Sekedar Mimpi Buruk?
45 Apa yang Aku Lihat
46 Memberikan Peringatan
47 Firasat Buruk
48 Tatap Mataku Sekarang Juga
49 Perasaan Kita Berdua
50 Edwin VS Frey
51 Berhenti Melawan
52 Kegagalan dan Penghinaan
53 Keserakahan untuk Kuasa
54 Penerus Sang Raja
55 Kematian Sang Panglima
56 Mengharapkan Kematianku
57 Posisi Klarisa Sebagai Karina
58 Kemampuan Berpedang!
59 Keluarga Pengrajin
60 Di dalam Rumah Kayu
61 Tidak akan Lupa!
62 Catatan Kematian
63 Reaksi yang Edwin Inginkan
64 Kepala Kemenangan!
65 Datang Menyelinap!
66 Aku Milikmu Klarisa
67 Rumor : Hubungan Rahasia
68 Mencari Kebahagiaan!
69 Pangeran Deva
70 Hati yang Terpikat
71 Pesta untuk Klarisa
72 Tak Terduga!
73 Tenangkan dan Peluk Aku!
74 Kenyataan untuk Edwin
75 Cinta yang Tidak dinyatakan!
76 Wanita yang di Cinta
77 Hari Penuh Masalah
78 Dirasuki Sosok Jahat
79 Terjebak Dalam Obsesinya
80 Di Antara Dua Pria
81 Serangan Mendadak!
82 Di dalam Gudang Tua
83 Penyelamat VS Pembunuh
84 Kematian yang Damai
85 Sang Pengancam!
86 Tak Tertolong Lagi!
87 Pelukan Hangat untuk Frey
88 Bukan Malam Rahasia?
89 Tujuan Akhir
90 Di dalam Tanah
91 Api Kematian
92 Tertuju pada Frey
93 Rencana Busuk Penyihir dan Sang Iblis
94 Jati Diri yang Dirahasiakan
95 Berusaha untuk Memahami
96 Dipengaruhi Sihir atau Mati
97 Sebelum Terlambat
98 Tidak Mudah!
99 Menjemput Kematian
100 Terima Kematianmu!
101 Bola Kristal Sang Iblis
102 Merasuki Raga Lain
103 Akhir dari Sang Iblis dan Penyihir
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Kehidupan Setelah Kematian
2
Malam Rahasia Karina
3
Surat Cinta yang Terbakar!
4
Usaha Melarikan Diri
5
Pedang Mematikan!
6
Kabar Baik atau Buruk
7
Wanita Pilihan Ratu
8
Segera Menyusun Rencana!
9
Hanya Sebatas Peringatan!
10
Satu Kesempatan
11
Kekacauan Baru
12
Pengaruh Ilmu Sihir
13
Batu Sihir Hitam
14
Rencana yang Gagal
15
Kekuatan Tersembunyi
16
Mengalirnya Darah Pemurni
17
Ilmu Sihir yang Dimurnikan
18
Kekuatan Cinta?
19
Kegagalan Sihir Viona
20
Bukan Karina yang Ku Kenal
21
Bersama Orang Lain
22
Senyuman Palsu
23
Lambang Keluarga
24
Sihir di Pusat Kota
25
Bukan Lelucon
26
Hari Membosankan
27
Serangan Mendadak
28
Kesempatan Emas
29
Kendalikan Emosi
30
Beban di Pundakku
31
Cintamu Bukan Untukku
32
Asap Kematian
33
Menggali Informasi
34
Berita Kematian
35
Suara Jeritan
36
Hari Kegagalan
37
Kasih Sayang Untukku?
38
Menyebut Namamu dan Mencintaimu
39
Hanya Sebatas Teman
40
Serbuk Ramuan Sihir
41
Hubungan Harmonis
42
Hati dan Pikiranku
43
Sosok Hitam Bertanduk
44
Sekedar Mimpi Buruk?
45
Apa yang Aku Lihat
46
Memberikan Peringatan
47
Firasat Buruk
48
Tatap Mataku Sekarang Juga
49
Perasaan Kita Berdua
50
Edwin VS Frey
51
Berhenti Melawan
52
Kegagalan dan Penghinaan
53
Keserakahan untuk Kuasa
54
Penerus Sang Raja
55
Kematian Sang Panglima
56
Mengharapkan Kematianku
57
Posisi Klarisa Sebagai Karina
58
Kemampuan Berpedang!
59
Keluarga Pengrajin
60
Di dalam Rumah Kayu
61
Tidak akan Lupa!
62
Catatan Kematian
63
Reaksi yang Edwin Inginkan
64
Kepala Kemenangan!
65
Datang Menyelinap!
66
Aku Milikmu Klarisa
67
Rumor : Hubungan Rahasia
68
Mencari Kebahagiaan!
69
Pangeran Deva
70
Hati yang Terpikat
71
Pesta untuk Klarisa
72
Tak Terduga!
73
Tenangkan dan Peluk Aku!
74
Kenyataan untuk Edwin
75
Cinta yang Tidak dinyatakan!
76
Wanita yang di Cinta
77
Hari Penuh Masalah
78
Dirasuki Sosok Jahat
79
Terjebak Dalam Obsesinya
80
Di Antara Dua Pria
81
Serangan Mendadak!
82
Di dalam Gudang Tua
83
Penyelamat VS Pembunuh
84
Kematian yang Damai
85
Sang Pengancam!
86
Tak Tertolong Lagi!
87
Pelukan Hangat untuk Frey
88
Bukan Malam Rahasia?
89
Tujuan Akhir
90
Di dalam Tanah
91
Api Kematian
92
Tertuju pada Frey
93
Rencana Busuk Penyihir dan Sang Iblis
94
Jati Diri yang Dirahasiakan
95
Berusaha untuk Memahami
96
Dipengaruhi Sihir atau Mati
97
Sebelum Terlambat
98
Tidak Mudah!
99
Menjemput Kematian
100
Terima Kematianmu!
101
Bola Kristal Sang Iblis
102
Merasuki Raga Lain
103
Akhir dari Sang Iblis dan Penyihir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!