Episode 4- Pitu ini Terbuka Untuk Ku?

" Hhhh.... kau ini benar-benar, apa sungguh itu yang kau butuhkan dariku? " Katanya yang menganggapku sedang bercanda.

Aku pun berusaha untuk meyakinkannya.

" Beneran, aku memang sedang membutuhkan hal itu darimu! " Tegas ku.

Dia sepertinya sedang kebingungan.

" Huft...bagaimana ya...Apa kau begitu yakin aku bisa memberikannya padamu? " Tanyanya sekali lagi.

" Tentu saja... itulah alasanku mendekati mu sejak awal! " Jelasku.

Apa permintaan ku terlalu aneh?

Kenapa sepertinya sangat sulit baginya untuk menerima permintaan ku.

" Gimana ya... Masalahnya ini adalah pertama kalinya bagiku mendengar permintaan seperti ini. " Jelasnya.

" Apa kau ini beneran ingin mencari masalah! " Tanyanya yang merasa tidak percaya dengan permintaan ku.

" Iya aku memang sedang membutuhkan masalah saat ini! " Tegasku.

Dia melihat ku dengan heran.

" Apa kau bercanda? Semua orang di dunia ini ingin hidup tanpa masalah, tapi kau justru ingin cari masalah! " Ujarnya.

" Aku serius, aku tidak pernah mendapat masalah di hidup ku, itu alasan kenapa aku selalu kesulitan membuat konflik dalam cerita ku. " Jelas ku.

" Bukankah untuk sebuah contoh konflik kau bisa mencari referensi dari buku-buku atau pun dari beberapa film yang pernah kau lihat? " Ujarnya.

" Aku sudah melakukannya, akan tetapi karena hal itu aku tidak bisa memberikan rasa dalam cerita ku, karena aku tidak pernah bisa melihat ataupun memahami seperti apa masalah itu yang sesungguhnya! " Jelas ku.

" Lalu bagaimana kau bisa berfikir jika aku dapat membantu mu dalam menemukan masalah ini? " Tanyanya sekali lagi.

Aku pun menjelaskan semuanya padanya.

" Itu karena saat pertama kali melihat mu duduk di sini, aku dapat melihat beban yang berusaha kau sembunyikan di matamu, itu sebabnya aku berfikir mungkin kau memiliki banyak masalah dalam hidupmu. "

Dia pun terdiam sejenak.

" Omong kosong! apa yang kau tahu tentang diriku? " Katanya sambil menyeringai

Seketika dia berubah menjadi lebih serius.

Aku pun berusaha menjelaskan kepadanya sekali lagi.

" Aku memang tidak tahu apapun tentang dirimu, tapi aku bisa merasakan kesedihan dan kesepian itu melalui matamu! "

Dia kemudian menatap ku cukup lama tanpa mengatakan apapun.

Tiba-tiba....

" Lee Jia!!! " Panggil teman-temanku.

Mereka kemudian berlari menghampiri ku.

" Bagaimana keadaan mu? Kau baik-baik saja kan? " Tanya mereka yang merasa khawatir padaku.

Saat itu keadaan di sana jadi sedikit ramai.

Mungkin hal itu membuat Soobin merasa tidak nyaman.

Dia mengambil tasnya kemudian pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.

*

Di dalam kelas aku melihat nya tetap duduk sendirian di pojok.

Aku pun menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

" Hai! kenapa tadi kau tiba-tiba pergi? " Tanya ku.

Dia menatapku karena terkejut.

" Kau? Kenapa duduk di sini? " Tanya nya.

" Kenapa? Tidak boleh? Lagi pula kursi ini bukan punyamu, jadi kau tidak bisa melarang ku duduk di sini! " Ucapku sambil menggodanya.

" Terserah kau saja! " Jawabnya singkat.

Sebenarnya aku hanya ingin menemaninya agar dia tidak kesepian lagi.

Tapi sepertinya dia merasa terganggu.

Tak lama setelah itu dosen datang dan kelas pun di mulai.

*

Saat jam makan siang, aku pergi ke taman lagi untuk menemui nya.

Tapi saat sampai di sana, aku tidak melihat nya.

Saat aku akan pergi, tiba-tiba....

" Apa kau mencari ku! "

Dia datang dan berdiri tepat di belakang ku.

Ketika aku berbalik, dia menyodorkan sekantong plastik makanan dan minuman.

" Mari makan bersamaku, aku tidak membawa bekal, jadi aku membeli beberapa makan dari kantin. " Ajaknya.

Apa benar yang aku dengar barusan? Dia mengajakku makan bersama nya? Apa dia sudah mulai merasa nyaman bersama ku?

" Kenapa kau berdiri di sana! duduklah di sini! " Sahutnya.

Entah mengapa hatiku merasa sangat senang akan hal ini.

Aku pun datang menghampirinya.

Dia membukakan Roti isi dan juga air mineral untuk ku.

" Makanlah! "

" Menurut ku makan bersama seseorang memang tidak terlalu buruk. " Ucapnya sambil tersenyum.

Aku pun terdiam.

Kenapa jantung ku berdegup dengan kencang hanya karena perkataan itu? Apa yang sebenarnya ku rasakan saat ini?

Tak lama setelah itu dia berbicara dengan ku

" Soal yang kau katakan tadi pagi, setelah aku pikiran, menurut ku bukan kau yang tidak punya masalah, akan tetapi dirimulah yang sulit untuk memahami masalah itu sendiri. " Jelasnya.

" Maksudmu? "

Tanyaku yang tidak bisa memahami maksud perkataannya.

" Maksudku gini, contohnya saja seperti kemarin malam saat kau melihat ku di keroyok para preman itu di gang, itu adalah masalah yang seharusnya kau hindari, tapi kau justru mendekat dan membuat dirimu terluka. " Jelasnya.

Aku masih tidak mengerti maksud perkataannya.

" Apa kau menganggap itu sebagai sebuah masalah? " Tanyaku.

" Saat itu kan aku sudah menelpon polisi, dan saat mereka datang semuanya baik-baik saja, jadi itu sama sekali bukan masalah bagiku, justru jika saat itu aku mengabaikan mu dan pergi begitu saja, itu akan menjadi masalah bagiku! " Jelas ku.

Dia sekali lagi terdiam dan menatap ku.

" Lalu apa yang harus ku lakukan untuk membantu mu menemukan masalah yang kau cari? " Tanyanya.

" Sebenarnya tidak sulit, kau cukup izinkan aku untuk mengenalmu lebih dalam, izinkan aku untuk mengikuti keseharian mu dan mendengarkan kan semua cerita baik suka maupun duka yang telah kau lalui dalam kehidupan ini! " Jelas ku.

" Aku hanya ingin mengetahui bagaimana cara mu melihat dunia ini! " Sambungkku.

*

Karena hari ini tidak ada kelas tambahan, aku pulang lebih awal.

Aku melihat Soobin berjalan sendirian di depan kampus.

Aku berlari menghampirinya.

" Kim Soobin! " Panggil ku dengan keras.

" Kau mau kemana? " Tanya ku.

Dia masih terus saja menatap ku.

" Kau ini baru sembuh, jangan berlarian seperti itu! " Ucapnya.

Sekarang dia sudah mulai perhatian denganku.

" Aku ikut dengan mu ya! " Bujuk ku.

" Aku mau bekerja paruh waktu, kau pulang saja! " Tegas nya.

" Tunggu! Apa maksudmu berkerja? Kau baru keluar rumah sakit pagi ini, bagaimana bisa kau langsung berkerja, ambillah cuti beberapa hari dan istirahat lah! " Sentakku.

Dia memandang ku sambil tersenyum.

" Kau memang benar, hidup ku memang memiliki banyak masalah, dan ini adalah masalah pertamaku, aku harus tetap berkerja dan melupakan raspa sakitku, karena ada seseorang yang harus aku jaga dan ku lindungi! " Jelasnya.

Apa dia selalu menyembunyikan rasa sakit nya seperti saat ini? Sampai kapan dia mampu bertahan? Bagaimana jika lukanya semakin parah?

Ingin rasanya aku menjadi tempat bersandar nya saat ini.

" Aku sudah terlambat, aku duluan ya! " Ucapnya berpamitan.

Saat dia akan pergi tiba-tiba sebuah mobil mewah datang dan berhenti tepat di depan kami.

" Lee Jia!!! "

Ternyata dia adalah Ji Hyun yang sedang menggunakan mobil ayah nya.

Dia pun turun dari mobil kemudian menghampiriku.

" Oh, tikus kecil, kau juga ada di sini! " Ucapnya saat melihat Soobin.

" Ada apa kau kemari? " Sentakku.

" Kenapa kau galak sekali padaku! Paman Lee sedang sibuk, jadi dia meminta ku untuk menjemput mu! " Jelasnya.

" Tidak perlu! Aku bisa pulang sendiri! "

Aku berusaha menolaknya dengan tegas.

" Kau ini kenapa sangat sulit di atur, kau tau kan seperti apa sifatku, aku paling benci ditolak! " Ucapnya sambil tersenyum sinis.

Tiba-tiba dia menggenggam tanganku dan menarik ku dengan paksa.

" Aahhh...kau ini apa-apaan, lepasin!!! "

Aku memberontak dan berusaha melepaskan diri.

Tiba-tiba Soobin berdiri di depanku dan memegang tanganku.

Dia mencengkram tangan Ji Hyun dengan keras hingga membuat nya kesakitan.

Ji Hyun akhirnya melepaskan cengkramannya padaku.

Kemudian Soobin menarik ku ke belakang punggung nya.

" Jangan memaksanya! Aku sendiri yang akan mengantarkannya pulang! " Ucap Soobin dengan dingin.

" Dasar tikus kecil, kau udah berani sama aku! " Ucapnya sambil menarik kerah baju Soobin.

Soobin hanya menepis tangan Ji Hyun kemudian mengajakku pergi.

" Berani sekali kau!!!... "

Ji Hyun berlari dan akan menghajar Soobin, namun saat itu...

" Ji Hyun hentikan!!! " Teriak Sekretaris Ayahnya.

" Kau jangan buat masalah lagi, atau ayahmu akan marah besar terhadap mu!!! " Ucapnya Sekretaris itu yang berusaha menghentikan tindakan Ji Hyun.

Ji Hyun yang merasa marah dan kesal, terus mengumpat dengan keras.

" Dasar sialan, memang apa hubungan mu dengan Jia!!! " Teriaknya.

Soobin pun menghentikan langkanya dan berbalik.

" Mulai sekarang Jia adalah temanku! jadi tidak akan ku biarkan kau menyentuhnya! " Tegas Soobin.

Jantung ku berdegup semakin kencang setelah mendengar hal itu.

Aku sama sekali tidak menduga jika Soobin menganggap ku sebagai temannya.

Apa mungkin dia sudah membukakan pintu dunianya untuk ku?

*

*

' Untukmu Jiwa yang Bersedih : Membuka hati dan perasaan mu kepada orang lain merupakan langkah awal untukmu mencapai kehangatan dan keluar dari kesedihan dan kesepian mu. '

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!