Pagi ini aku pergi ke kampus bersama teman-teman ku.
Saat memasuki kelas, aku melihat Soobin tertidur di atas meja di bangku pojok.
Apa dia baik-baik saja?
Semalaman aku terus memikirkannya.
" Jia! Apa yang kau lakukan, duduklah " Sentak temanku yang melihatku melamun.
Aku pun duduk dan mengeluarkan buku-buku ku.
Kelas pun di mulai.
Soobin terbangun dengan wajah pucat.
Aku terus merasa khawatir tentang keadaannya.
*
Saat jam makan siang, semua orang pergi ke kantin.
Tetapi Soobin justru pergi ke taman.
Aku mengikutinya dari kejauhan.
Dia duduk di kursi bawah pohon rindang seperti kemarin.
Dia mengeluarkan bekal makan siangnya, dan makan sendirian di sana.
Aku pun segera berlari ke kantin dan membeli beberapa roti, makanan ringan dan juga minuman.
Setelah itu aku bergegas kembali dan menghampirinya.
" Kim Soobin! " Ini pertama kalinya aku memanggil namanya.
Aku duduk di sampingnya dan meletakkan semua yang aku beli dari kantin di atas kursi.
" Boleh aku bergabung dengan mu? " Tanyaku sambil membuka roti dan minuman.
Bukannya menjawab, dia malah mengemasi bekalnya dan beranjak pergi.
" Kau bisa makan di sini! " Ucapnya.
Kenapa dia pergi? Apa aku membuatnya terganggu?
Aku pun berusaha untuk menghentikannya.
" Tunggu! tidak bisakah kau menemaniku makan sebentar? aku tidak suka makan sendiri. " Pintaku.
Awalnya ku kira dia akan mengabaikan ku.
Tapi ternyata dia kembali dan duduk di tempat nya tadi.
Aku tersenyum sambil menatapnya.
Kemudian dia mengambil satu kaleng soda dan membukanya untuk ku.
" Makanlah perlahan! kau akan tersedak nanti. " Ucapnya.
Aku cukup terkejut dengan perhatiannya yang tiba-tiba.
Dari sini aku tahu jika dia sebenarnya memiliki sikap yang hangat.
Entah hal apa yang membuatnya kehilangan senyumannya dan menjadi sangat dingin.
" Kenapa kau tidak melanjutkan makananmu, kau tadi hanya makan sedikit. " Tanyaku.
" Aku sudah kenyang. " Jawabnya singkat.
" Wajahmu pucat sekali, apa kau sedang sakit? " Tanyaku sekali lagi.
" Jangan banyak bicara dan cepat habiskan makananmu. " Sahutnya dengan dingin.
Aku yakin dia pasti sakit karena minum minuman semalam.
" Lain kali jika kau tidak suka makan sendiri kau makan saja di kantin, di sana ada banyak orang yang akan makan bersamamu! " Ujarnya.
Aku berusaha mencari alasan.
" Justru karena terlalu banyak orang, aku jadi tidak begitu nyaman di sana. " Sahutku.
" Kau makan sendirian di sini, apa kau tidak merasa kesepian? " Tanyaku.
" Aku lebih suka sendiri, dan kau tiba-tiba datang menggangguku. " Ucapnya sedikit kesal.
Meski dia mengatakan lebih suka sendiri, tetapi aku selalu melihat dirinya sangat kesepian.
" Benarkah? Tapi kenapa kau telihat sangat kesepian di mataku? " Ujarku,
Seketika dia terdiam " Kau tahu apa soal diriku, lebih baik kau diam! sekali lagi kau bicara aku akan meninggalkan mu! " Tegasnya.
Aku pun melanjutkan makananku.
Kemudian dia mengeluarkan tumpukan lembaran kertas. Dia mulai membaca setiap tulisan dalam kertas itu dengan seksama.
Dia terlihat sedang mencoret-coret beberapa kata di kertas tersebut.
" Kau sedang apa? " Tanyaku.
" Bukan urusanmu! " Jawab nya dengan ketus.
Setelah selesai makan, aku ingin berbincang dengannya, akan tetapi...
" Kim soobin apa kau... "
" Aku ada urusan, aku harus pergi sekarang! "
Belum sempat aku bicara, dia suda buru-buru pergi.
" Tunggu! " Aku mengambil minuman dan roti yang ada.
" Bawa ini, kau sedang sakit, jangan sampai telat makan! "
" Makasih. " Jawabnya singkat.
Dia pun pergi.
Sekali lagi aku gagal mengajaknya bicara. Sesibuk itu kah dia hingga tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri? Kapan dia bisa membukakan pintu dunia nya untukku?
*
Malam ini saat aku kembali dari perpustakaan, Aku bertemu dengan teman masa kecilku Nam Ji hyun.
Dia adalah putra dari teman baik ayahku. Kami tidak terlalu akrab karena aku tidak suka dengan sifatnya yang arogan dan pemarah.
" Lee Jia! " Sapanya dari dalam mobil.
" Kau dari mana? Udah lama gak ketemu, kau makin cantik aja. " Ucapnya yang membuatku merasa sangat geli.
Tak lama setelah itu, aku tanpa sengaja melihat soobin berlari dengan sangat cepat.
Di belakangnya ada beberapa orang sedang mengejarnya.
Sepertinya dia sedang dalam masalah.
Tiba-tiba tanpa sengaja aku mendengar Ji Hyun bergumam
" Dasar tikus kecil, kau tidak akan bisa lari dariku! "
Apa maksud perkataannya itu? Apa orang yang dia bicarakan itu soobin?
" Jia, aku duluan ya! "
Dia pergi dengan cepat.
Aku pun segera mengikuti Soobin ke arah dia berlari.
Di depan terdapat gang yang sangat gelap dan terdengar suara keributan.
Meski sangat takut, aku memberanikan diri masuk ke gang itu.
Untuk berjaga-jaga, aku menelfon polisi setempat.
Suasana mencekam terasa sangat kuat di gang itu. Aku terus mengikuti suara bising di sana.
Dan benar saja, setelah masuk cukup dalam, aku melihat Soobin sedang di keroyok dan di pukuli habis-habisan.
Tanpa berfikir panjang, aku langsung berlari menghampiri mereka.
" Berhenti!!! " Teriakku.
Seketika semua orang terdiam.
Aku melihat Soobin dengan wajah yang lebam dan bibir yang berdarah.
" Kim Soobin! " Aku langsung memeluknya.
" Kau! Kenapa kau kemari? Cepat pergi dari sini! " Sentak Soobin padaku.
" Tidak! Aku tidak akan meninggalkan mu sendiri! "
Saat itu orang-orang tersebut terus memandangi ku.
" Hei gadis kecil! Apa yang kau lakukan! " Kata mereka.
Aku terus memeluk Soobin yang terluka. Tiba-tiba salah satu dari mereka menarik lenganku.
" Apa kau pacarnya bocah ini! " Tanyanya sambil mencengkram tanganku dengan kuat.
Dengan sisa tenaganya Soobin berusaha bangun dan menolong ku.
" Tolong lepaskan dia, dia sama sekali tidak ada hubungannya denganku. "
Soobin berusaha memohon pada mereka.
Orang itu kemudian mendorong ku hingga membuatku terjatuh dan lenganku terbentur dinding.
Setelah itu Aku melihat sorot mata soobin tiba-tiba berubah. Dia pun langsung menghajar wajah orang yang mendorong ku tadi.
Namun karena dia terluka, dia tidak bisa bertahan dan malah kembali di pukuli oleh orang-orang itu.
Aku merangkak ke dalam pertarungan itu dan berusaha menghadang mereka agar pukulan mereka tidak sampai mengenai soobin.
Dia kemudian menatapku. Tatapan matanya kali ini terlihat berbeda. Aku tidak bisa menjelaskannya.
Tiba-tiba...
" Berhenti!!! "
Terdengar suara seseorang meneriaki mereka.
" Bos! " Seketika mereka semua tunduk padanya.
Siapa sebenarnya yang tega melakukan semua ini?
Orang itu semakin mendekat. Saat aku melihatnya dia bukan lah orang asing bagiku.
" Nam Ji hyun! "
Ternyata benar dugaan ku sebelum nya. Ji Hyun pasti ada hubungannya dengan apa yang terjadi pada Soobin saat ini.
" Lee Jia? Apa yang kau lakukan di sini? " Ucapnya dengan sinis.
Dia menunduk dan menatapku.
" Kau seharusnya jangan ikut campur! " Tegasnya sambil memukul wajahku perlahan.
Tepat saat Ji Hyun memukul wajahku, Soobin langsung mencengkram tangannya dengan kuat.
" Jangan sentuh dia! Dia sama sekali tidak ada hubungannya dengan semua ini! " Tegas Soobin dengan suara gemetar.
Ji Hyun langsung menepis nya hingga membuat soobin terjatuh.
Dia menatapku dengan tatapan yang menakutkan.
" Kenapa kau harus iku campur? Apa yang harus ku katakan pada orang tuamu nanti jika kau terluka? Memang siapa dia hingga kau melindungi nya sampai seperti ini! " Ucap Ji Hyun dengan senyum sinisnya.
" Dia temanku!!! " Jawabku.
" Teman? lalu aku? Apa aku bukan temanmu? " Tanyanya sekali lagi.
Aku mengabaikannya dan kembali melihat keadaan Soobin.
" Baiklah! Karena kau sendiri yang ikut campur, jangan salahkan aku jika aku harus menyingkirkan mu! " Ucapnya dengan wajah dingin.
Dia menyilangkan tangannya kemudian berjalan menjauh.
" Habisi mereka! " Perintah Ji Hyun kepada anak buahnya.
Saat orang-orang itu akan menyerang kami, polisi datang tepat waktu.
Suara sirine dari mobil polisi membuat mereka berhenti dan dengan cepat melarikan diri.
" Kau! Lihat saja nanti! " Ucap Ji Hyun yang berusaha mengancamku.
" Ayo pergi!!! " Dia mengajak semua anak buahnya pergi sebelum polisi datang.
Ketika polisi menemukan kami, Soobin langsung pingsan karena lukanya yang cukup parah.
Dengan cepat mereka memanggil ambulan dan membawa kami ke rumah sakit.
Dari kejadian ini aku sadar, jika dunia ini memang bisa begitu kejam terhadap seseorang.
*
' Untuk mu Jiwa yang Bersedih : Aku baru menyadari, jika luka yang kalian dapatkan itu adalah penyebab dari berubahnya sikap kalian. Aku yakin semua orang diciptakan dengan kebaikan hati, namun karena sebuah luka, hati kalian pun ikut berubah. Apa luka itu bisa di sembuhkan? Bagaimana cara ku untuk mengobati luka ini? Aku sungguh berharap suatu saat dapat memudarkan luka itu dan menumpuknya dengan berbagai energi positif dari kebahagiaan. "
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Su kem
Aku udah jatuh cinta sama tokoh utamanya, semoga cepat ada kelanjutannya ya, thor!❤️
2023-10-10
0