Episode 3- Membuka hati

Di rumah sakit, Aku dan Soobin di rawat di ruangan yang sama.

Dia terluka di bagian dadanya.

Sedangkan aku hanya mendapat luka ringan di punggung dan lenganku. Itu sebabnya aku bisa keluar rumah sakit besok pagi.

Soobin yang sampai saat ini masih belum sadarkan diri membuat ku merasa sangat khawatir padanya.

Aku harap dia akan baik-baik saja.

Aku menghampiri Soobin dan duduk di hadapannya sambil menggenggam tangannya.

" Cepatlah bangun! Aku masih belum sempat bicara banyak denganmu! " Gumamku lirih sambil menatap wajahnya.

Tak lama setelah itu...

" Kakak!!! "

" Kim Soo!!! "

" Soobin- A!!! "

Gadis yang bersama soobin saat di bar itu datang ke rumah sakit bersama dengan beberapa orang yang sepertinya adalah kerabat dekat Soobin.

Satu orang adalah kakak perempuan dengan rambut semir pirang.

Dan satu lagi adalah kakak laki-laki dengan banyak tato di tubuhnya.

" Kakak, kakak kenapa bisa seperti ini! " Ucapnya sambil memeluk Soobin dan menangis.

Aku melepaskan genggamanku dan langsung berdiri.

" Soojung tenanglah, dia pasti baik-baik saja! " Kata kakak rambut pirang tadi.

Kemudian dia melihatku.

" Kau? " Tanyanya.

" Ah...Saya teman kuliahnya Soobin. " Kataku memperkenalkan diri.

Gadis itu pun menatap ku, sepertinya dia mengenaliku.

" Kakak bukannya yang kemarin di bar itu? " Tanya gadis itu.

Aku menganggukan kepala.

" Kenapa kakak bisa ada di sini bersama kak Soobin? " Tanyanya sekali lagi.

Aku pun menjelaskan semua kejadian itu pada mereka.

Setelah mendengar semuanya, dengan kesal kakak bertato itu memaki Ji Hyun.

" Dasar berandal sialan!!! " Gumamnya.

Aku penasaran, sebenarnya ada hubungan apa Ji Hyun dengan mereka?

Aku pun memberanikan diri untuk bertanya.

" Sebenarnya apa yang terjadi antara dia dengan Soobin? " Tanyaku pada mereka.

" Sebenarnya dia... "

Belum sempat kakak bertato itu menjelaskan, seseorang membuka pintu dan masuk ke ruangan.

" Jia-ya !!! "

Ternyata orang tuaku datang untuk menjemputku.

Kemudian di belakang mereka, Ji Hyun juga datang dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Dia tersenyum sinis kepadaku yang membuatku merasa seperti ingin menghajarnya saat ini juga.

" Anakku, lihatlah apa yang terjadi padamu, mana yang sakit, Ibu akan meminta dokter untuk memeriksa mu sekali lagi. " Ucap ibuku yang merasa khawatir.

" Tidak perlu bu, Jia baik-baik saja, ibu tidak perlu khawatir. " Ujarku yang berusaha untuk menenangkannya.

Kemudian Kakak bertato itu berjalan menghampiri Ji Hyun.

Dengan cepat dia langsung menghajarnya sambil menyeretnya ke luar ruangan.

Hal itu memicu keributan di rumah sakit dan menarik perhatian semua orang.

Ayahku berlari dan berusaha untuk melerai mereka.

" Apa kau sudah gila! Aku bisa saja melaporkan mu ke polisi sekarang, dasar manusia tidak bermoral! " Teriak Ayahku sambil mendorong kakak itu.

Kakak bertato itu pun terdiam sejenak.

Saat melihat matanya, sekali lagi aku melihat tatapan yang penuh dengan rasa lelah dan kesedihan sama seperti yang aku lihat di mata Soobin.

" Manusia tidak bermoral?... Kalian tahu apa tentang kami! apa yang kami rasakan, apa yang kami lakukan! kamu berusaha sangat keras untuk bertahan di dunia yang kejam ini! dan manusia-manusia seperti kalian hanya bisa memandang rendah dan menghakimi kami seperti ini!!! "

Teriak kakak itu yang sedang meluapkan emosinya.

Mendengar setiap jeritannya, hatiku seperti tersayat, perasaan sedih menyelimuti pikiranku.

Kemudian Kakak berambut pirang itu berlari menghampiri nya dan berusaha untuk menenangkannya.

" Sudah, jangan buat keributan lagi! Ayo pergi! " Bujuk nya.

Mereka berdua pun pergi meninggalkan kerumunan dan hendak kembali ke ruangan Soobin.

Namun Ji Hyun lagi-lagi memancing emosi mereka.

Dia dengan mulut yang berdarah bangun sambil tertawa dengan keras.

" Ha... ha... hahahaha... tidak ingin di pandang rendah? lalu apa? apa kalian ingin di hormati? cikh... kalian lihat diri kalian apa kalian pantas untuk di hormati? " Kata Ji Hyun yang berusaha untuk mempermalukan mereka.

Semua orang yang ada di sana pun menatap ke arah kedua kakak itu.

Karena kesal kakak bertato itu hendak menyerang Ji Hyun lagi, namun kakak berambut pirang menahannya dan mengajaknya masuk ke ruangan.

Setelah semua kejadian ini, aku semakin muak dengan Ji Hyun.

Bahkan Ji hyun juga menghasut orang tuaku sehingga mereka melarang ku berhubungan lagi dengan Soobin dan teman-temannya.

Meski aku sudah menjelaskan, akan tetapi sangat sulit untuk meyakinkan mereka.

Bahkan mereka memisahkan ruangan ku dengan Soobin saat ini.

*

Keesokan harinya, aku sudah bisa pulang dari rumah sakit.

Namun orang tuaku melarang ku kembali ke asrama dan memintaku untuk tinggal bersama mereka mulai saat ini.

Aku pun hanya bisa menuruti perkataan mereka.

Saat orang tuaku sudah mulai tenang, aku akan mencoba bicara lagi dengan mereka.

Saat kembali, aku berjalan melewati ruangan Soobin.

Rasanya ingin sekali aku melihat keadaannya sekali lagi.

Namun karena kejadian semalam, aku merasa tidak enak bertemu dengan mereka.

Aku pun hanya bisa melihat Soobin dari balik kaca pintu.

*

Setelah dua hari cuti, aku kembali ke kampus.

Kali ini ayahku mengantarkanku pergi kuliah karena beliau masih belum mengizinkan ku kembali ke asrama.

Ketika berjalan melewati taman, aku melihat kursi kayu di bawah pohon rindang, tempat biasanya Soobin suka menyendiri.

Aku mencoba duduk di sana.

Aku penasaran seperti apa rasanya Soobin ketika duduk sendirian di sini.

Dan benar saja, suasana di sini sangat tenang, dengan angin yang sejuk serta tempat yang teduh di bawah pohon rindang.

Mungkin ini alasan mengapa Soobin suka duduk sendirian di tempat ini.

Bahkan Aku pun juga merasa sangat nyaman di sini meskipun sendirian.

" Sepertinya tempat ini cocok buat menulis! " Gumamku.

Kemudian aku mengeluarkan buku dan bulpoint ku.

Ketika aku membuka bukuku, secarik kertas yang berisi tulisan tentang Soobin, jatuh ke tanah.

Ketika aku menunduk dan hendak mengambilnya, aku melihat kaki seseorang berjalan mendekat kearahku.

Dia mengambil kertas itu dan membacanya.

Saat aku menengok ke atas.

Aku melihat Soobin yang sedang tersenyum padaku.

Pikirku dalam hati, Apa aku sedang berhalusinasi?

" Apa kau juga suka tempat ini? " Tanyanya.

Seketika aku sadar jika itu bukanlah ilusi.

Aku terkejut dan langsung berdiri.

" Kim Soobin? "

Dia pun duduk di sana sambil menertawakan sikapku.

" Kenapa kau sangat terkejut? Seperti melihat hantu saja. " Ejek nya.

Menurut ku dia memang seperti hantu yang suka menyendiri dan duduk di pojok, bahkan sekarang dia muncul tiba-tiba seperti ini dan mengejutkan ku.

Aku pun kembali duduk.

" Apa yang sedang kau tulis? " Tanyanya sambil memberikan kertas itu.

Dengan cepat aku mengambil kertas itu darinya.

" Ah... ini... ini hanya potong ide untuk novel ku. " Jawabku sambil tergagap.

" Novel? Apa kau seorang penulis? " Tanyanya.

" Iyaaa.... bisa dibilang begitu, tapi aku masih terlalu amatir, bahkan aku merasa karya-karya ku sedikit membosankan, jadi hanya sedikit orang yang membacanya. " Jelasku.

" Kenapa kau begitu pesimis! " Sentaknya.

" Kau harus percaya diri, keberhasilan tidak bisa dicapai dengan jalan pintas, seseorang harus menaiki anak tangga untuk sampai ke atas, tidak apa jika saat ini kau berkarya sambil belajar, kau tidak harus menjadi sempurna untuk itu, dengan banyak berlatih aku yakin suatu saat kau bisa membuat karya yang hebat! " Ujarnya yang berusaha untuk menyemangati ku.

Dan ini adalah pertama kalinya dia bicara banyak denganku.

Aku merasa senang akan hal itu karena dengan begini, aku bisa semakin dekat dengannya.

" Jika kau butuh bantuan, aku bisa membantu mu, kebetulan aku seorang editor, aku bekerja sebagai editor untuk beberapa penulis! " Jelasnya.

Aku cukup terkejut mengetahui hal itu.

Ini memang seperti sebuah takdir aku dipertemukan dengannya.

" Perkataan mu benar, dan saat ini aku memang membutuhkan bantuan mu, apa kau sungguh mau membantuku? " Tanyaku padanya.

Aku merasa lama kelamaan dia pasti akan lebih semakin terbuka denganku.

Karena saat ini aku merasa sikap dingin nya perlahan luluh dan menjadi sedikit hangat.

*

' Untuk mu Jiwa yang Bersedih : Tidak ada salahnya untuk membuka diri, dengan begitu mungkin beban di hatimu akan terasa lebih ringan, sesekali kau memang harus meluapkan emosi mu, dengan begitu tekanan yang kau rasakan tidak akan melukai jiwamu. '

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Thảo thân thiện thông thái

Thảo thân thiện thông thái

Gak nyangka bisa ada karya seheboh ini, authornya keren!

2023-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!