Ternoda Sebelum Menikah

Jihan masih berjalan menyusuri jalan, ia tidak memperdulikan mobil  yang lalu lalang dan sesekali mengklakson dirinya, ia tidak sadar sudah berjalan terlalu lama tanpa tujuan yang jelas.

Matanya belum berhenti mengeluarkan air  justru semakin  mengalir deras. Mengusap pipinya berulang-ulang dengan punggung tangan. Sakit rasanya dihianati dua orang sekaligus. Kekasih dan sahabat yang dipercayai menikamnya dari belakang.

Tiiit!

Tiiit!

Jihan tidak memperdulikanya, akhirnya mobil itu berhenti tepat di sampingnya,

“Woi! Kamu dari mana?”

Jihan menoleh ke samping, seorang lelaki berseragam polisi memanggilnya.

“Mas Rafan?”

“Buruan Masuk!”

“Mau kemana?”

“Kamu membawa kunci toko. Mama mau ambil barang.”

Ia masuk ke dalam mobil dan suasana jadi hening. Rafan  polisi ganteng  anak  bosnnya. Walau ia sangat tampan tapi ia memiliki sikap dingin bak balok es. Untuk situasi  hati yang sedang hancur berkeping-keping,Jihan juga  menyukai suasana hening itu. Hatinya hancur saat melihat kekasih dan sahabatnya bermain kuda-kudaan di depannya.

Sepanjang perjalanan keduanya hanya diam. Rafan lebih fokus ke setir mobil tidak bertanya kenapa gadis cantik itu selalu meneteskan air mata, Rafan tidak memperdulikan Jihan yang terus menerus mengusap pipinya karena  matam itu tidak mau berhenti mengeluarkan air.

Tiba di depan toko, mobil itu berhenti.

“Umi  ingin kamu mengambil paku satu kilo, mau dipakai hari ini.”

“Baiklah.”

“Nanti antar saja ke rumah, aku mau langsung kerja.”

Tidak perlu menunggu jawaban dari Jihan lelaki itu langsung tancap gas dan meninggalkan Jihan yang masih terpaku seperti patung.  Gadis cantik berkerudung itu, mendorong pintu tralis toko dan membawa barang yang diminta sang bos. Ia naik angkot ke rumah  bosnya.

Jihan, Fahar, Atika bekerja di sebuah toko bagunan , di daerah Jakarta Timur. Hanya saja Jihan libur setiap hari Saptu dan Minggu karena ia kuliah. Ia sengaja mengambil kelas karyawan agar ia bisa  bekerja sembari kuliah. Bos Jihan tidak keberatan justru ia mendukung karyawannya karena Jihan gadis yang pintar juga. Tiba di rumah Bos Jihan bak mayat hidup

“Ji, kamu makan dulu,” panggil Ibu Bos, saat Jihan berjalan dengan tubuh lemah.

“Bu, aku tidak lapar, tapi kepalaku pusing.” keluh Jihan.

“Ya sudah kamu tidur di sana kamar Dila.  Kami mau pergi dulu sebentar acara lamaran Rafan. Kamu sama Bibi di rumah, nanti  saya bilangin Dila kalau kamu sakit.”

“Baik Bu.”

Jihan sudah seperti keluarga  di rumah Bosnya. Kakek Rafan sangat baik pada Jihan setiap kali ada acara Jihan akan dipanggil untuk bantu-bantu masak ataupun sekedar untuk makan di sana. Hari ini acara pertemuan keluarga Rafan dan keluara sang kekasih.

Semakin ia pikirkan penghianatn sahabatnya dan kekasihnya semakin ia merasa sangat pusing. Jihan berjalan dan melihat pintu kamar terbuka dan tidur diatas ranjang. Saat siang tubuhnya semakin panas, untung bu Jum datang membawa  makanan dan Obat.

“Neng, kita pindah kamar ya, tidak baik di sini.”

“Bi, kepalaku sangat pusing, tidak bisa berdiri.”

“Aduh Bibi tidak kuat mopong kamu, Ya sudah nanti kalau neng Dila pulang,  Bibi bilangin kalau kamu tidur di sini.”

Wanita itu turun dan beres-beres, hari semakin gelap dan larut malam. Sementara Rafa dan keluarganya masih belum tiba di rumah.

Di sisi lain di sebuah bar selompok pria sedang merayakan kepulangan rekan mereka yang mandapat beasiswa di luar negeri . Ia kembali pulang ke Jakarta  lalu minum banyak dan mabuk.

                *

Jihan mendengar pintu kamar di buka, tetapi ia enggan buka mata karena kepalanya sangat pusing  ruangan gelap karena Bi Jum juga tidak menyalahkan lampu, sengaja di matikan agar Jihan bisa tidur.

Tiba-tiba seseorang naik ke tempat tidur dan berbagi selimut dengannya.

“Bi Jum, aku kedinginan,” ujar jihan.

Mendengar hal itu orang tersebut memeluk tubuhnya agar tidak dingin, “Masih dingin,” ujar Jihan, ia bisa merasakan napas orang tersebut menyapu wajahnya. Bau alkohol berpadu dengan mau mint.

“Bi, tolong tambahin seelimut lagi,” ujar Jihan dengan suara lemah.

Dengan mata masih tertutup orang tersebut menarik selimut dan merapatkan tubuh mereka, sentuhan kulit halus dari tangan Jihan rupanya membangkitkan sesuatu dari tubuh orang tersebut. Dengan setengah sadar ia merangkul tubuh Jihan agar semakin  hangat tanpa sadar bibir keduanya saling bertemu. Si pria mendaratkan bibirnya dan mengercp dengan nikmat, Jihan yang tidak berdaya hanya bids menolak dengan lemah. Ia memundurkan tubuhnya dan mendorong dada bidang orang itu dengan sisa tenaganga, tubuhnya yang lemah tidak bisa berbuat apa-apa.

 Tiba-tiba pria itu dengan sikap buru melepaskan pakainya dan menanggalkan pakaian Jihan, lalu menindinya tubuhnya dari atas.

“Jangan … jangan,” tolak  Jihan dengan suara pelan.

‘Ya Ampun, tolong berikan aku kekuatan, tolong jangan biarkan orang ini menodaiku’

Kedua kakinya dibuka dan benda itu dimasukkan dengan paksa. Jihan meringis kesakitan.

“Aaa! Sakit tolong berhenti,” ujarnya menangis.

Pria itu tidak memperdulikannya ia menghentakkan tubuhnya lebih cepat, Jihan yang kesakitan akhirnya tersadar dan berteriak.

“Tolong! Tolong! Siapa kamu! Awas!” Jihan mendorong pria tersebut dari atas tubuhnya.

Teriakan Jihan mengagetkan  semua orang. Keluarga besar Rafan baru saja tiba dan mereka berlari ke asal suara. Lampu dinyalakan.

Semua orang melonggo seorang pria naked menindih tubuhnya.

“Hary!”

Mata semua orang melotot pada pria muda yang berwajah tampan yang sedang menindih tubuh Jihan.  Dengan sisa tenaganya Jihan menarik selimut menutupi tubuhnya yang sudah tidak berpakaian.

“Astaga apa yang dilakukan anak ini! “teriak sang mama dengan mata melotot. Dengan tubuh setengah gontai lelaki muda yang bernama Hary itu membelakangi keluarganya dan mengenakan  lagi celana bagian dalamnya.

“Ada apa sih? Siapa wanita ini. Kenapa ada di kamarku,” ucapnya dengan suara tidak jelas, ia masih mabuk berat.

Rafan juga ikut berlari ke atasa, ia  bigung melihat banyak orang berkumpul di depan kamar adiknya. Saat ia berjalan mendekat.

Puak

Sang ayah menampar Hary dengan keras. “Anak tidak berguna! Kenapa kamu selalu mempermalukan keluarga ini!” teriak sang ayah dengan marah.

Rafan terdiam saat melihat Jihan menangis sesegukan dibalut selimut ia juga melihat ada bercak darah di atas sepray berwarna putih itu.

“Aku tidak melakukan apa-apa!” teriak lelaki itu, dari mulutnya  menyeruak  bau alkohol.

“Kamu mabuk? Kenapa kamu harus pulang ke Indonesia. Kenapa kamu tidak di sana saja selamanya,” teriak ayah mereka.

“Ah, berisik,” ujar Hary ia menuju sofa dan tidur.

“Astaga , apa yang harus kita lakukan,” ujar sang Ibu, ia  melihat Jihan yang menangis sesegukan menengelamkan kepalanya diatas lutut, tubuhnya bergetar. Malu, hina dan rusak itulah yang dialani Jihan Lekisha.

“Jihan.” Dila juga baru pulang ia memeluk gadis malang yang ketakutan itu. Noda darah terlihat jelas diatas seprai. “Astaga Tuhan! Apa yang telah terjadi?” tanya Dila ikut panik.

“Anak kurang ajar ini merusak anak orang,” ujar sang Kakek.

Jihan diminta berpakaian untuk membicarakan hal selanjutnya, dengan tubuhnyanya masih terlihat lemah kepala masih sakit . Jihan duduk ia menunduk malu, ia terus menangis. Dila membantunya duduk dan memeluknya dengan iba, “Ji, jangan menangis lagi badanmu sangat panas,” ujar Dila.  Wajah Jihan benar-benar pucat saat melihat banyak orang di sana.  Rumah Rafan besar dan luas ada beberapa karyawan juga tinggal di sana , salah satunya Fahar, bahkan lelaki itu  ikut melihat Jihan yang ternoda.

“Kenapa Jihan ada dikamar Hary?” tanya Dila.

“Tadi dia sakit. Umi meminta dia tidur diatas.”

Mata semua orang menatap Jihan dengan tatapan beragam, ada banyak keluarga di sana dan beberapa tetanggga di sana. Karena hari itu kebetulan acara pertemuan keluarga Rafan dan kekasihnya. Bukan hanya keluarga besar,  ada banyak karyawan  satu kerjaan  dengan Jihan juga melihat. MALU DAN TERHINA itu hal yang pertama yang dipikirkan Jihan Likisha

 Jihan semakin menangis karena mengalami dua hal sial dalam hidupnya dalam  satu hari. Tadi pagi ia melihat kekasihnya sedang berhubungan badan dan malam ini giliran dirinya yang dirusak sama pria yang sama sekali belum ia kenal.

“Kamu sudah merusak anak orang maka kamu akan menikahinya,” ujar sang Ayah.

“Bukan kemauanku! Kenapa dia dikamarku. Aku tidak mau menikah.”

“Dasar anak  brandalan. Kamu persis seperti Ibumu!”

“Berhenti menghina Ibuku! Aku tidak mau menikah!” Lelaki itu pergi begitu saja.

“Dasar pengecut kamu!” teriak Kakeknya dengan marah.

“Bagaimana dong  Yah. Semua orang tahu kalau anak ini merusak anak orang. Apa nanti kata tetangga kita,” ujar Umi Rafan.

Jihan  hanya bisa diam, ia tidak tahu harus mengatakana apa, semua yang terjadi seperti mimpi baginya. Ia  berharap saat ia bangun semua  yang terjadi hanya mimpi buruk.

“Saya yang akan menikahinya,” ujar Rafan.

Mendengar hal itu Jihan langsung pingsan.

Bersambung

Bantu like komen da berikan hadiah terimakasih

Episodes
1 Gara-gara Menolong Anak Tetangga
2 Berurusan Dengan Polisi
3 Ternyata sahabatku dan Kekasihku Berselingkuh.
4 Ternoda Sebelum Menikah
5 Mendadak Menikah
6 Pergi dari Rumah
7 Memaki-maki Mantan Kekasih
8 JIka Kamu Hamil Anak Adikku ...
9 Saat Mental Anjlok
10 Membenci Kehamilannya
11 Bantu Aku Mengugurkan Bayi Ini
12 Kertas Persetujuan.
13 Aku Tidak akan Membunuh Keponakanku
14 Kepergian Omahnya
15 Permintaan Bercerai
16 Menolak Bercerai
17 Bekerja Keras Demi Bisa Kuliah.
18 Ternyata Dia Masih Hamil
19 Pindah Kost
20 Mimpi Buruk
21 Aku Anak yang Ditolak
22 Wanita Keras Kepala
23 Jadi fatner Kerja
24 Masuk Rumah Sakit
25 Wanita Kuat
26 Berhasil Mendapatkan Proyek
27 Kemarahan Hary dan Ayahnya.
28 Suamiku Cuek, Adik Ipar Perhatian
29 Tempatnya Tergeser Oleh Adiknya
30 Periksa Kandungan
31 Ibu Mertua Judes
32 Tidak Ingin Tinggal di Rumah Mertua
33 Adu Jotos Adik dan Kakak
34 Pantas Ibunya Jahat
35 Bawa Aku Pergi Bersamamu
36 Apa Kamu Menolak Kami Lagi?
37 Dijemput Rafan
38 Kita akan Tinggal Bersama
39 Tidak akan Aku Biarkan Posisiku Digeser Hary
40 Jangan Memikirkan Pria Lain
41 Saat Kesabaran Diuji
42 Apa kamu Jatuh Cinta Pada Adikku?
43 Diberi Kesempatan
44 Tinggal Bersama
45 Diusik Ibu Mertua lagi
46 Masa Kecilku
47 Dia Menjauh
48 Cinta dan Masa Lalu
49 Dilabrak Mantan Tunangan Suami
50 Trauma Masa Kecil
51 Lebih Memilih Jihan
52 Merasa Selalu Ditolak
53 Lebih Nyaman Bersama Dia
54 Perhatian Dila untuk Hary.
55 Jangan Meminta Sesuatu
56 Jangan Bercerai Ayah
57 Gambar Hary Bukan Milikku
58 Bayi Dalam Kandungannya Gelisah
59 Hanya ingin Tampil Maksimal
60 Menyalurkan Amarah Lewat Piano
61 Jangan Pernah Menyakiti Jihan Lagi.
62 Melawan Perasan Sendiri
63 Menerima Takdir dengan Iklas
64 Mustafa Ceceli
65 Keturunan Bangsawan
66 Diminta Menjauhi Jihan
67 Nysar Gara-gara GPS
68 Terjebak di Hutan
69 Menginap di Gubuk
70 Berjuang Bersama
71 Aku Ingin jadi Istri terbaik Untukmu
72 Ada Apa dengan Suamiku?
73 Berkorban Perasaan
74 Bermimpi Untuk Bahagia
75 Rafan Menolak Berpisah
76 Pilih Jihan atau Ibu?
77 Identitas Tuan Putri
78 Ternyata Ibu yang Aku benci Sudah Tiada
79 Pergi
80 Princess Aqila
81 Menunggu Sampai Kamu Menerimaku
82 Ibu
83 Bertemu
84 Keluarga
85 Para Perompak
86 Caraku Untuk Bisa Bersamanya
87 Berkemah Bersama Jihan
88 Rafan Berhasil
89 Aku yang Meminta Lebih Dulu.
90 Dikejar Sampai Dapat Kembali
91 Menunggu Lagi
92 Drama Sebelum Pergi
93 Tidak Berjodoh Walau Saling Mencintai
94 Dia yang Menolakmu Bukan Kami
95 Aku Kembali Padamu
96 Kamu Tidak Boleh Menolakku Lagi
97 Akhirnya Dia Mau Pulang
98 Obsesi Wanita Lain Pada Suaminya
99 Penganggu itu Masih Ada
100 Terlalu Terobsesi
101 Bahaya Mengincar Putri Mereka
102 Siapa Pelakunya?
103 Dugaan Keterlibatan Ibu Mertua dan Luka Lama yang Kembali Tertoreh
104 Membongkar Kejahatan dan Menguak Fakta Kelam
105 Jihan dan Aqila Penyemangat Hidup
106 Wanita Psikopat
107 Naya Masih Berulah
108 Hary Masih Hidup?
109 Dikecewakan Ibu Lagi
110 Jihan Merasa Dibohongi
111 Akhirnya Bertemu Hary
112 Takut Kehilangan
113 Melakukan KDRT Karena Mabuk
114 Terbakar Api Cemburu
115 Ibu yang Egois
116 Bersaksi Palsu
117 Tidak Ada yang Percaya Padanya
118 Ingin Pergi Jauh
119 Perhatian Tulus Untuk Aqila
120 Itu yang Terbaik
121 Terimakasi Jihan (Tamat)
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Gara-gara Menolong Anak Tetangga
2
Berurusan Dengan Polisi
3
Ternyata sahabatku dan Kekasihku Berselingkuh.
4
Ternoda Sebelum Menikah
5
Mendadak Menikah
6
Pergi dari Rumah
7
Memaki-maki Mantan Kekasih
8
JIka Kamu Hamil Anak Adikku ...
9
Saat Mental Anjlok
10
Membenci Kehamilannya
11
Bantu Aku Mengugurkan Bayi Ini
12
Kertas Persetujuan.
13
Aku Tidak akan Membunuh Keponakanku
14
Kepergian Omahnya
15
Permintaan Bercerai
16
Menolak Bercerai
17
Bekerja Keras Demi Bisa Kuliah.
18
Ternyata Dia Masih Hamil
19
Pindah Kost
20
Mimpi Buruk
21
Aku Anak yang Ditolak
22
Wanita Keras Kepala
23
Jadi fatner Kerja
24
Masuk Rumah Sakit
25
Wanita Kuat
26
Berhasil Mendapatkan Proyek
27
Kemarahan Hary dan Ayahnya.
28
Suamiku Cuek, Adik Ipar Perhatian
29
Tempatnya Tergeser Oleh Adiknya
30
Periksa Kandungan
31
Ibu Mertua Judes
32
Tidak Ingin Tinggal di Rumah Mertua
33
Adu Jotos Adik dan Kakak
34
Pantas Ibunya Jahat
35
Bawa Aku Pergi Bersamamu
36
Apa Kamu Menolak Kami Lagi?
37
Dijemput Rafan
38
Kita akan Tinggal Bersama
39
Tidak akan Aku Biarkan Posisiku Digeser Hary
40
Jangan Memikirkan Pria Lain
41
Saat Kesabaran Diuji
42
Apa kamu Jatuh Cinta Pada Adikku?
43
Diberi Kesempatan
44
Tinggal Bersama
45
Diusik Ibu Mertua lagi
46
Masa Kecilku
47
Dia Menjauh
48
Cinta dan Masa Lalu
49
Dilabrak Mantan Tunangan Suami
50
Trauma Masa Kecil
51
Lebih Memilih Jihan
52
Merasa Selalu Ditolak
53
Lebih Nyaman Bersama Dia
54
Perhatian Dila untuk Hary.
55
Jangan Meminta Sesuatu
56
Jangan Bercerai Ayah
57
Gambar Hary Bukan Milikku
58
Bayi Dalam Kandungannya Gelisah
59
Hanya ingin Tampil Maksimal
60
Menyalurkan Amarah Lewat Piano
61
Jangan Pernah Menyakiti Jihan Lagi.
62
Melawan Perasan Sendiri
63
Menerima Takdir dengan Iklas
64
Mustafa Ceceli
65
Keturunan Bangsawan
66
Diminta Menjauhi Jihan
67
Nysar Gara-gara GPS
68
Terjebak di Hutan
69
Menginap di Gubuk
70
Berjuang Bersama
71
Aku Ingin jadi Istri terbaik Untukmu
72
Ada Apa dengan Suamiku?
73
Berkorban Perasaan
74
Bermimpi Untuk Bahagia
75
Rafan Menolak Berpisah
76
Pilih Jihan atau Ibu?
77
Identitas Tuan Putri
78
Ternyata Ibu yang Aku benci Sudah Tiada
79
Pergi
80
Princess Aqila
81
Menunggu Sampai Kamu Menerimaku
82
Ibu
83
Bertemu
84
Keluarga
85
Para Perompak
86
Caraku Untuk Bisa Bersamanya
87
Berkemah Bersama Jihan
88
Rafan Berhasil
89
Aku yang Meminta Lebih Dulu.
90
Dikejar Sampai Dapat Kembali
91
Menunggu Lagi
92
Drama Sebelum Pergi
93
Tidak Berjodoh Walau Saling Mencintai
94
Dia yang Menolakmu Bukan Kami
95
Aku Kembali Padamu
96
Kamu Tidak Boleh Menolakku Lagi
97
Akhirnya Dia Mau Pulang
98
Obsesi Wanita Lain Pada Suaminya
99
Penganggu itu Masih Ada
100
Terlalu Terobsesi
101
Bahaya Mengincar Putri Mereka
102
Siapa Pelakunya?
103
Dugaan Keterlibatan Ibu Mertua dan Luka Lama yang Kembali Tertoreh
104
Membongkar Kejahatan dan Menguak Fakta Kelam
105
Jihan dan Aqila Penyemangat Hidup
106
Wanita Psikopat
107
Naya Masih Berulah
108
Hary Masih Hidup?
109
Dikecewakan Ibu Lagi
110
Jihan Merasa Dibohongi
111
Akhirnya Bertemu Hary
112
Takut Kehilangan
113
Melakukan KDRT Karena Mabuk
114
Terbakar Api Cemburu
115
Ibu yang Egois
116
Bersaksi Palsu
117
Tidak Ada yang Percaya Padanya
118
Ingin Pergi Jauh
119
Perhatian Tulus Untuk Aqila
120
Itu yang Terbaik
121
Terimakasi Jihan (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!