Berurusan Dengan Polisi

Dikantor polisi Jihan  digodain para polisi, ternyata semua polisi di sana sudah kenal dengan Jihan. Ini bukan kali pertama gadis cantik itu berurusan dengan polisi.

“Ji, karena apa lagi sekarang?” tanya polisi yang terlihat sudah berumur.

“Biasa pak tentang anak,” sahut polisi yang duduk di depan computer sambil mengetik.

“Anak siapa lagi sekarang Jihan? Anak tetangga, anak RT atau anak Pak RT?”

Jihan hanya tersenyum kecil mendengar candaan para polisi padanya, ia juga tidak mau bolak balik berurusan dengan polisi, tapi hatinya yang baik tidak mau melihat anak-anak tidak berdaya disakiti.

“Jihan saya sudah menulis laporan tentang kamu, tapi … kekasihmu menolak menjamin  dirimu . Jadi, kamu tidak bisa bebas kalau tidak ada yang menjamin. Siapa yang akan kita telpon?”

Jihan tidak menjawab, ia menidurkan kepalanya di atas meja sembari berkata dengan suara kecil, “aku hanya menolong mereka.”

“Jihan tidak semua niat baik kita diterima sama orang,” ujar polisi senior.

“Masak kita diam ,Pak.” Jihan mendongak menatap polisi.

“Ada cara lain Jihan. Lapor polisi. Ini kamu minum dulu.” Polisi itu justru sangat akrap dengannya.

“Lalu siapa yang akan menjamin kamu Ji atau kamu akan menginap di sini malam ini?” tanya Theo polisi yang memeriksa Jihan.

“Jangan Pak, besok saya kuliah.”

“Hmm … orang tua tidak ada, keluarga tidak ada di sini, kekasih juga tidak mau menjamin lalu Bagaimana, Ji?” tanya Theo lagi.

Tidak lama kemudian seorang polisi bertubuh tinggi  tegap masuk.

“Pak Rafan istrimu ni,” ujar mereka semua saat seorang polisi tampan  itu masuk.

“Aku bukan istrinya Pak.” sahut Jihan dengan tatapan memelas.

“Loh, setiap kali kamu dibawa ke sini dia akan selalu menjamin kamu pulang.”

“Dia hanya anak Bosku kerja Pak,” ujar Jihan dengan menundukkan kepala.

Ruangan itu semakin banyak anggota polisi, mereka habis pulang tugas mengawal  demo. Polisi, polisi  yang masih mudah itu menahan senyum saat Jihan di candaain sama Theo.

“Kalau tidak … Kamu menikah saja sama Rafan, jadi setiap kali kamu ada masalah sudah ada yang menjamin di sini,” goda Theo lagi.

“Aduh Pak, jangan bawa-bawa Pak Rafan terus terus aku merasa tidak enak,” bisik Jihan sambil bersungut,  wajahnya benar-benar  tidak enak.

Lelaki yang diomongin hanya diam, duduk sembari memainkan ponsel di tangannya. Ia seolah-olah tidak terusik saat dirinya disangkut pautkan dengan Jihan.

“Ji, kamu menikah denganku saja. Kita bikin anak yang banyak biar kamu tidak gangguin anak orang,” ujar Bram polisi  berpakaian intel itu duduk di didekat Theo.

“Berisik Bapak,” ujar Jihan kesal.

“Iya Benar. Kekasihmu tidak mau menjamin kamu lagi, dia sudah capek katanya urusin masalah kamu,” ujart Theo menunjukkan ponselnya.

Mendengar kekasihnya tidak mau membantu, Rafan menoleh sekilas lalu menyibukkan diri memainkan ponselnya lagi. Jihan mencoba menelepon  Fahar tetapi panggilan darinya diabaikan. Ia tidak punya pilihan lain, terpaksa menelepon anak Bu Bos. Ia melirik Rafan dengan sikap ragu-ragu ia menelepon, ternyata pulsanya habis dan ponselnya kehabisan daya.

“Astaga,” rutuk Jihan sembari menenggelamkan kepalanya diatas lengan di atas meja.

“Kenapa Ji, ponsel kamu mati? Ini pakai hapeku saja, tidak usah nangis, besok-besok jangan datang lagi ke sini sebagai terlapor. Datang ke sini bawa undangan pernikahan, undang kita,” ujar Theo.

“Iya benar itu, akan lebih bagus lagi kalau menikah denganku atau dengan Rafan,” goda Bram lagi.

“Iya Pak,’ jawab Jihan sembari merapikan hijap yang ia pakai.

Saat ingin menelepon, ternyata  nomornya lupa. Jihan bigung,  Rafan ingin bergegas pulang Jihan menghampiri.

“Pak Rafan, tunggu.”

“Rafan, istrimu manggil,” ujar Theo bercanda lagi.

“Jangan Pak Rafan dong, sayang gitu,” ledek ujar polisi yang lainya.

 Kelakuan Jihan membuat rekan-rekan Rafan meledek mereka lagi.  Rafan menanggapinya dengan tenang, “Ada apa?” tanya Rafan dengan tatapan datar.

“Boleh aku pinjam ponsel Bapak, Hapeku habis daya.” Rafan menatap ponsel Theo yang dipegang Jihan. “Oh, nomornya tidak ada di sini, aku mau … minta tolong sama Kak Dila,” ucap Jihan dengan suara pelan.

Dila anak bosnya , tak lain kakak Rafan juga. “Ini.” Rafan menyodorkan ponsel miliknya.

“Aku bilang juga apa, ujung-ujungnya suaminya juga yang paling dibutuhkan.”

‘Para polisi  ini, bisanya hanya bisa meledek saja’ umpat Jihan kesal .

Sebenarnya tidak enak sama Rafan, setiap kali ia ada masalah Jihan akan meminta bantuan Bosnya bekerja dan Nyonya bosnya tersebut akan menelepon Rafan putranya yang kebetukan bekerja di kepolisian.

Tidak lama kemudin dokter berwajah cantik itu datang, “Ji, ada apa?”

Mata para polisi itu langsung melonggo saat seorang wanita cantik datang. Mereka bahkan tidak tahu kalau wanita yang berprofesi sebagai dokter itu adik dari Rafan

“Kak Dila, maaf aku menganggu Kakak.”

“Tidaka apa-apa kebetulan mau lewat sini, aku mau pulang juga tadi.”

“Ini siapa yang menjamin?” tanya Theo.

“Saya Kakaknya Pak, adik Rafan.”

“Oooh,” suara para polisi itu serentak sembari menatap Rafan, “ Kakak Ipar,” ujar Theo lagi.

“Ah, kakak Ipar?” Dila menatap mereka dengan wajah bigung, para polisi itu kebanyakan bercanda. “memang Mbak gak tau kalau Jihan istri  Rafan di kantor ini. Hampir tiap minggu Jihan datang ke sini melihat Rafan,” ujar Theo.

“Iss! Bapak Fitnah aja,” ujar Jihan kesal.

Dila akhinya mengerti apa yang dimaksud sama  rekan abangnya. Jihan beberapa kali berurusan dengan polisi yang menjamin pasti Rafan. Ia tertawa melihat wajah Jihan yang kesal sementara Rafan seperti biasa akan bersikap coll diam dan tidak banyak bicara alias kulkas dua pintu. Setelah ada penjamin Jihan akhirnya diperbolehkan pulang.

“Ji, kamu gak menginap di kantor polisi saja temanin kita bertugas,” ujar Theo lagi.

“Tidak usah. Bapak berisik.” Theo tertawa ngakak.

“Besok-besok jangan datang ke sini lagi ya, Ji.”

“Iya, saya datang nanti, sebar undangan menikah,” ujar Jihan sembari mendengus kesal.

 Mereka semua tertawa. “Iya begitu dong,” canda Bram.

Saat ingin keluar dari ruangan Dila menatap sang Kakak.

“Kak Rafan pulang kan, kita baren saja bawa mobilku.” Dila melempar kunci mobil pada sang kakak yang berdiri diam sedari tadi.

“Aku pulang duluan saja kak Dila, terimakasih banyak, aku minta maaf merepotkan terus menerus.”

“Eh mau kemana? Kita pulang bareng kita mau antar. Kata Ines kamu pindah kontrakan ya? Ayo kami antar biar tau tempat kamu yang baru.” Gadis cantik itu memaksa Jihan masuk ke dalam mobil.

“Iya Kak Dila, aku sudah pindah.”

“Eh, kenapa harus ngontrak rumah sih. Kenapa tidak tinggal di rumah kami. Umi juga sudah  berapa kali nawarin kamu tinggal di sana, bisa berangkat kerja  bareng Umi dan yang lainnya,” ujar Dila.

“Tidak enak Kak.”

“Gak enak bagaimana? Karyawan yang lainnya tinggal di rumah.”

Melihat tatapan dingin Rafan, Jihan ingin rasanya menghilang dari sana secepatnya. Tetapi Dila memaksanya masuk ke dalam mobil dan berniat mengantarnya ke kontrakan. Dalam mobil Jihan ingin menjelaskan alasan  dirinya dibawa ke kantor polisi lagi.

“Pak Rafan, saya kekantor polisi lagi karena-”

“Saya tidak nanya,” potong pria itu dengan ketus.

Seketika wajah Jihan  merah menahan malu di depan Dila

 Bersambung

Bantu like ya

Episodes
1 Gara-gara Menolong Anak Tetangga
2 Berurusan Dengan Polisi
3 Ternyata sahabatku dan Kekasihku Berselingkuh.
4 Ternoda Sebelum Menikah
5 Mendadak Menikah
6 Pergi dari Rumah
7 Memaki-maki Mantan Kekasih
8 JIka Kamu Hamil Anak Adikku ...
9 Saat Mental Anjlok
10 Membenci Kehamilannya
11 Bantu Aku Mengugurkan Bayi Ini
12 Kertas Persetujuan.
13 Aku Tidak akan Membunuh Keponakanku
14 Kepergian Omahnya
15 Permintaan Bercerai
16 Menolak Bercerai
17 Bekerja Keras Demi Bisa Kuliah.
18 Ternyata Dia Masih Hamil
19 Pindah Kost
20 Mimpi Buruk
21 Aku Anak yang Ditolak
22 Wanita Keras Kepala
23 Jadi fatner Kerja
24 Masuk Rumah Sakit
25 Wanita Kuat
26 Berhasil Mendapatkan Proyek
27 Kemarahan Hary dan Ayahnya.
28 Suamiku Cuek, Adik Ipar Perhatian
29 Tempatnya Tergeser Oleh Adiknya
30 Periksa Kandungan
31 Ibu Mertua Judes
32 Tidak Ingin Tinggal di Rumah Mertua
33 Adu Jotos Adik dan Kakak
34 Pantas Ibunya Jahat
35 Bawa Aku Pergi Bersamamu
36 Apa Kamu Menolak Kami Lagi?
37 Dijemput Rafan
38 Kita akan Tinggal Bersama
39 Tidak akan Aku Biarkan Posisiku Digeser Hary
40 Jangan Memikirkan Pria Lain
41 Saat Kesabaran Diuji
42 Apa kamu Jatuh Cinta Pada Adikku?
43 Diberi Kesempatan
44 Tinggal Bersama
45 Diusik Ibu Mertua lagi
46 Masa Kecilku
47 Dia Menjauh
48 Cinta dan Masa Lalu
49 Dilabrak Mantan Tunangan Suami
50 Trauma Masa Kecil
51 Lebih Memilih Jihan
52 Merasa Selalu Ditolak
53 Lebih Nyaman Bersama Dia
54 Perhatian Dila untuk Hary.
55 Jangan Meminta Sesuatu
56 Jangan Bercerai Ayah
57 Gambar Hary Bukan Milikku
58 Bayi Dalam Kandungannya Gelisah
59 Hanya ingin Tampil Maksimal
60 Menyalurkan Amarah Lewat Piano
61 Jangan Pernah Menyakiti Jihan Lagi.
62 Melawan Perasan Sendiri
63 Menerima Takdir dengan Iklas
64 Mustafa Ceceli
65 Keturunan Bangsawan
66 Diminta Menjauhi Jihan
67 Nysar Gara-gara GPS
68 Terjebak di Hutan
69 Menginap di Gubuk
70 Berjuang Bersama
71 Aku Ingin jadi Istri terbaik Untukmu
72 Ada Apa dengan Suamiku?
73 Berkorban Perasaan
74 Bermimpi Untuk Bahagia
75 Rafan Menolak Berpisah
76 Pilih Jihan atau Ibu?
77 Identitas Tuan Putri
78 Ternyata Ibu yang Aku benci Sudah Tiada
79 Pergi
80 Princess Aqila
81 Menunggu Sampai Kamu Menerimaku
82 Ibu
83 Bertemu
84 Keluarga
85 Para Perompak
86 Caraku Untuk Bisa Bersamanya
87 Berkemah Bersama Jihan
88 Rafan Berhasil
89 Aku yang Meminta Lebih Dulu.
90 Dikejar Sampai Dapat Kembali
91 Menunggu Lagi
92 Drama Sebelum Pergi
93 Tidak Berjodoh Walau Saling Mencintai
94 Dia yang Menolakmu Bukan Kami
95 Aku Kembali Padamu
96 Kamu Tidak Boleh Menolakku Lagi
97 Akhirnya Dia Mau Pulang
98 Obsesi Wanita Lain Pada Suaminya
99 Penganggu itu Masih Ada
100 Terlalu Terobsesi
101 Bahaya Mengincar Putri Mereka
102 Siapa Pelakunya?
103 Dugaan Keterlibatan Ibu Mertua dan Luka Lama yang Kembali Tertoreh
104 Membongkar Kejahatan dan Menguak Fakta Kelam
105 Jihan dan Aqila Penyemangat Hidup
106 Wanita Psikopat
107 Naya Masih Berulah
108 Hary Masih Hidup?
109 Dikecewakan Ibu Lagi
110 Jihan Merasa Dibohongi
111 Akhirnya Bertemu Hary
112 Takut Kehilangan
113 Melakukan KDRT Karena Mabuk
114 Terbakar Api Cemburu
115 Ibu yang Egois
116 Bersaksi Palsu
117 Tidak Ada yang Percaya Padanya
118 Ingin Pergi Jauh
119 Perhatian Tulus Untuk Aqila
120 Itu yang Terbaik
121 Terimakasi Jihan (Tamat)
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Gara-gara Menolong Anak Tetangga
2
Berurusan Dengan Polisi
3
Ternyata sahabatku dan Kekasihku Berselingkuh.
4
Ternoda Sebelum Menikah
5
Mendadak Menikah
6
Pergi dari Rumah
7
Memaki-maki Mantan Kekasih
8
JIka Kamu Hamil Anak Adikku ...
9
Saat Mental Anjlok
10
Membenci Kehamilannya
11
Bantu Aku Mengugurkan Bayi Ini
12
Kertas Persetujuan.
13
Aku Tidak akan Membunuh Keponakanku
14
Kepergian Omahnya
15
Permintaan Bercerai
16
Menolak Bercerai
17
Bekerja Keras Demi Bisa Kuliah.
18
Ternyata Dia Masih Hamil
19
Pindah Kost
20
Mimpi Buruk
21
Aku Anak yang Ditolak
22
Wanita Keras Kepala
23
Jadi fatner Kerja
24
Masuk Rumah Sakit
25
Wanita Kuat
26
Berhasil Mendapatkan Proyek
27
Kemarahan Hary dan Ayahnya.
28
Suamiku Cuek, Adik Ipar Perhatian
29
Tempatnya Tergeser Oleh Adiknya
30
Periksa Kandungan
31
Ibu Mertua Judes
32
Tidak Ingin Tinggal di Rumah Mertua
33
Adu Jotos Adik dan Kakak
34
Pantas Ibunya Jahat
35
Bawa Aku Pergi Bersamamu
36
Apa Kamu Menolak Kami Lagi?
37
Dijemput Rafan
38
Kita akan Tinggal Bersama
39
Tidak akan Aku Biarkan Posisiku Digeser Hary
40
Jangan Memikirkan Pria Lain
41
Saat Kesabaran Diuji
42
Apa kamu Jatuh Cinta Pada Adikku?
43
Diberi Kesempatan
44
Tinggal Bersama
45
Diusik Ibu Mertua lagi
46
Masa Kecilku
47
Dia Menjauh
48
Cinta dan Masa Lalu
49
Dilabrak Mantan Tunangan Suami
50
Trauma Masa Kecil
51
Lebih Memilih Jihan
52
Merasa Selalu Ditolak
53
Lebih Nyaman Bersama Dia
54
Perhatian Dila untuk Hary.
55
Jangan Meminta Sesuatu
56
Jangan Bercerai Ayah
57
Gambar Hary Bukan Milikku
58
Bayi Dalam Kandungannya Gelisah
59
Hanya ingin Tampil Maksimal
60
Menyalurkan Amarah Lewat Piano
61
Jangan Pernah Menyakiti Jihan Lagi.
62
Melawan Perasan Sendiri
63
Menerima Takdir dengan Iklas
64
Mustafa Ceceli
65
Keturunan Bangsawan
66
Diminta Menjauhi Jihan
67
Nysar Gara-gara GPS
68
Terjebak di Hutan
69
Menginap di Gubuk
70
Berjuang Bersama
71
Aku Ingin jadi Istri terbaik Untukmu
72
Ada Apa dengan Suamiku?
73
Berkorban Perasaan
74
Bermimpi Untuk Bahagia
75
Rafan Menolak Berpisah
76
Pilih Jihan atau Ibu?
77
Identitas Tuan Putri
78
Ternyata Ibu yang Aku benci Sudah Tiada
79
Pergi
80
Princess Aqila
81
Menunggu Sampai Kamu Menerimaku
82
Ibu
83
Bertemu
84
Keluarga
85
Para Perompak
86
Caraku Untuk Bisa Bersamanya
87
Berkemah Bersama Jihan
88
Rafan Berhasil
89
Aku yang Meminta Lebih Dulu.
90
Dikejar Sampai Dapat Kembali
91
Menunggu Lagi
92
Drama Sebelum Pergi
93
Tidak Berjodoh Walau Saling Mencintai
94
Dia yang Menolakmu Bukan Kami
95
Aku Kembali Padamu
96
Kamu Tidak Boleh Menolakku Lagi
97
Akhirnya Dia Mau Pulang
98
Obsesi Wanita Lain Pada Suaminya
99
Penganggu itu Masih Ada
100
Terlalu Terobsesi
101
Bahaya Mengincar Putri Mereka
102
Siapa Pelakunya?
103
Dugaan Keterlibatan Ibu Mertua dan Luka Lama yang Kembali Tertoreh
104
Membongkar Kejahatan dan Menguak Fakta Kelam
105
Jihan dan Aqila Penyemangat Hidup
106
Wanita Psikopat
107
Naya Masih Berulah
108
Hary Masih Hidup?
109
Dikecewakan Ibu Lagi
110
Jihan Merasa Dibohongi
111
Akhirnya Bertemu Hary
112
Takut Kehilangan
113
Melakukan KDRT Karena Mabuk
114
Terbakar Api Cemburu
115
Ibu yang Egois
116
Bersaksi Palsu
117
Tidak Ada yang Percaya Padanya
118
Ingin Pergi Jauh
119
Perhatian Tulus Untuk Aqila
120
Itu yang Terbaik
121
Terimakasi Jihan (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!