Bertepuk Sebelah Tangan.

"Ha … ha … ha … ."

Tiba-tiba saja Rein tertawa terbahak-bahak karena menganggap jika saat ini Zea hanya sedang bercanda di hadapannya, ia tidak menanggapi ucapan Zea dengan serius dan sangat yakin jika wanita itu sedang mengerjainya.

Akan tetapi Zea terlihat sangat kesal dan kebingungan melihat Rein yang bukan menjawabnya tetapi malah menertawakannya. Padahal ia sudah mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk mengungkapkan isi hatinya, membuang rasa malunya itu.

"Cukup Kak tertawanya. Apa menurut Kak Rein ungkapan cintaku ini adalah sebuah lelucon, apakah ungkapan ini sama sekali tidak penting untukmu sampai kamu menertawakanku seperti itu," ucap Zea dengan menatap serius, sehingga membuat Rein pun berhenti tertawa.

"Ze, apa kamu serius?" Tanya Rein.

"Kenapa kamu menganggap sekarang ini aku sedang bercanda," tukas Zea.

"Ya karena ini tidak mungkin Ze, bagaimana mungkin kamu mengungkapkan cinta untukku," ujar Rein, sama sekali tak menyangka dan tak bisa mempercayainya.

"Apanya yang tidak mungkin Kak, apa karena aku ini seorang wanita jadi aku tidak pantas untuk mengungkapkan rasa cinta terlebih dulu Kak. Apakah Kak Rein tidak bisa melihat bagaimana sikapku kepada Kak Rein selama ini, apa Kak Rein tidak bisa merasakannya dan hanya kamu satu-satunya pria yang dekat denganku. Selama ini aku tidak pernah mau mendekatkan diri dengan pria lain, aku selalu menjaga perasaanku, aku selalu menjaga hatiku karena aku mencintai kak Rein. Aku hanya ingin menjalin hubungan dengan kamu Kak," ungkap Zea.

"Zea, jadi kamu benar-benar serius? Maaf aku memang tidak menyadarinya selama ini. Aku sama sekali tidak bermaksud untuk menertawakanmu dan aku juga minta maaf karena tidak bisa menjalin hubungan denganmu, aku sudah menganggapmu seperti Adikku sendiri," ucap Rein yang membuat Zea sangat terkejut mendengarnya.

"Hah sebagai adik? Walaupun kamu sudah menganggapku sebagai Adikmu tetap saja kita ini tidak memiliki hubungan darah. Apakah tidak boleh kalau aku ingin memiliki hubungan lebih denganmu? Selama ini kamu selalu memperhatikanku, kamu selalu memberikanku perhatian-perhatian lebih, selalu membuatku tersenyum dan ingin selalu berada di dekatku. Apakah itu bukan karena kamu mencintaiku juga Kak?" Ujar Zea.

"Kamu salah paham Ze, aku melakukan itu semua ya hanya karena aku ingin melindungi Adikku sendiri, tidak ada maksud lainnya," ucap Rein yang terdengar sangat menyakitkan.

"Ck, jadi seperti itu. Jadi sekarang cintaku bertepuk sebelah tangan, iya?" Tukas Zea tersenyum sinis.

"Zea, aku tidak bermaksud untuk menyakitimu Ze. Aku menyayangimu, tapi tidak lebih dari seorang sahabat atau kasih sayang kakak terhadap adiknya. Lebih baik kamu melupakan rasa cinta itu, kita bersikap seperti biasa saja ya," ucap Rein.

"Maaf Kak aku sudah terlanjur mengungkapkannya, jadi aku tidak mungkin bisa bersikap biasa saja. Tolong jangan menggangguku lagi," ucap Zea yang langsung saja membalikkan tubuhnya dan pergi meninggalkan Rein.

Rein hanya terlihat diam saja sembari menatap punggung kepergian Zea. "Maafkan aku Ze, aku tidak bisa menjelaskan alasan apa yang membuatku tidak bisa menerima cintamu. Lebih baik kamu mencintai pria lain Ze, karena kamu tidak mungkin bahagia jika bersama denganku. Yang ada kamu pasti akan merasa sedih suatu saat nanti," Batinnya sembari menahan sakit di dada.

Saat ini Rein tak bisa melakukan apapun, mungkin memang lebih baik jika Zea meninggalkannya daripada harus berharap bisa bersama dengannya.

Sedangkan Zea terlihat sangat kesal karena ternyata Rein sama sekali tidak mencintainya, bahkan menolak cintanya. Saat ini Rein juga sudah tidak peduli lagi padanya karena sama sekali tak mengejar atau mencegahnya untuk jangan pergi.

Zea pun memberhentikan taksi yang di saat itu kebetulan lewat di depan taman, lalu segera saja ia pergi meninggalkan taman tersebut dengan perasaannya yang sangat sedih, marah, kecewa, bercampur aduk menjadi satu.

*****

Setelah beberapa kali Fianka menghubunginya, pada akhirnya Zea pun menjawab telepon tersebut. Ternyata sahabatnya itu mengajaknya untuk bersantai di sebuah cafe yang baru saja dibuka dengan banyak diskon minuman serta makanan di sana. Meskipun awalnya Zea sangat malas karena kejadian tadi malam yang sudah mengikuti saran Fianka tetapi malah kenyataannya cintanya itu bertepuk sebelah tangan, pada akhirnya ia pun menyetujui karena sahabatnya itu terus memaksa.

Saat ini mereka sudah berada di cafe tersebut dan Zea juga sudah menceritakan kepada Fianka tentang apa yang terjadi padanya.

"Hah kamu serius, jadi Kak Rein menolak cinta kamu?" Tanya Fanka yang terlihat begitu histeris.

"Hust … kecilkan sedikit dong Fi suaramu. Kamu sengaja ya ingin membuatku malu di cafe ini," imbuh Zea.

"Maaf, maaf. Aku benar-benar sangat syok mendengarnya. Padahal selama ini Kak Rein begitu sayang dan peduli sama kamu 'kan, dia sama sekali tidak pernah mau menyakitimu dan ingin selalu menjaga kamu. Masa iya itu bukan karena cinta," kata Fianka, merasa sangat heran dan tidak masuk akal.

"Tapi kenyataannya memang seperti itu Fi. Kak Rein sendiri yang bilang kalau dia tidak mencintaiku, dia hanya menganggapku sebagai adik saja. Rasa sayang dan perhatiannya selama ini hanya sebatas sebagai kakak kepada seorang adik, tidak lebih," ucap Zea yang terlihat sangat sedih.

"Zea, sabar ya sayang. Ini benar-benar aneh sih," ucap Fianka sembari mengusap lembut pundak sahabatnya itu.

"Iya Fi. Tapi kenapa ya aku merasa seperti ada sesuatu yang dirahasiakan oleh Kak Rein. Sebenarnya dia menolakku itu karena ada alasan lain atau mungkin karena memang saat ini dia belum menyadari cintanya untukku. Maksudku seperti ini, 'kan kami sudah lama dekat, kami sudah tumbuh bersama sejak kecil, mungkin saja Kak Rein belum bisa menyimpulkan bahwa perasaannya itu adalah perasaan cinta," kata Zea yang masih sangat berharap jika cintanya untuk Rein tidak bertepuk sebelah tangan.

"Bisa jadi seperti itu. Atau mungkin juga Kak Rein takut jika kalian nanti berpacaran terus kalian putus, hubungan kalian tidak akrab lagi seperti sekarang ini," ujar Fianka.

"Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang Fi?" Zea meminta pendapat sahabatnya itu.

"Kalau begitu kamu harus tetap melamar bekerja di Perusahaan Andara. Jangan hanya gara-gara cinta kamu ditolak, kamu malah mengurungkan niatmu. Nanti setelah kamu diterima bekerja di sana, kamu akan dekat dengan Kak Rein setiap harinya, tunjukkan perhatian dan rasa cinta kamu untuknya. Aku yakin kali ini Kak Rein akan merasakan cintanya dan mengejar cinta kamu, disaat itu kamu akan menjadi pemenangnya," ucap Fianka.

"Kamu yakin? Kamu tidak sedang menjerumuskan aku ke dalam kesalahan yang sama 'kan?" Tanya Zea.

"Usaha saja dulu. Mana mungkin sih aku sengaja ingin menjatuhkan sahabatku atau membuat kamu malu. Tadi kamu sendiri 'kan yang bilang, mungkin saat ini Kak Rein belum yakin dengan perasaannya. Kalau kamu terus berada di dekatnya, aku yakin dia pasti akan menyadari hal itu dan tinggal giliran kamu yang menarik ulurkan perasaan Kak Rein," kata Fianka, yang membuat Zea terdiam dan tampak berpikir sejenak.

Bersambung …

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

ada apa dgn rein

2023-10-17

2

Thv😍

Thv😍

Selalu cewek yang ngasih effort dulu 😪

2023-10-08

3

Pacarnya Lin Yi. 🥰

Pacarnya Lin Yi. 🥰

😍😍😍😍😍

2023-10-07

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!