Grep!
Akbar seketika mencengkram krah kemeja berwarna putih yang dikenakan oleh Lucky. Rahangnya mengeras, ke dua matanya nampak membulat sempurna. Giginya terdengar saling beradu menahan rasa geram. Atas dasar apa laki-laki ini meminta dirinya untuk meninggalkan istrinya?
"Dasar kurang ajar, brengsek kau. Atas dasar apa kau memintaku untuk meninggalkan Starla? Siapa kau sebenarnya? Apa kau kenal dengan istriku, hah?" bentak Akbar.
"Apa Anda cinta sama istri Anda, hah?" Lucky balas membentak seraya menghempaskan ke dua tangan Akbar kasar.
"Apa maksudmu, brengsek? Tentu saja aku cinta sama dia. Pertanyaan yang tidak masuk akal."
"Kalau Anda cinta sama dia, kenapa Anda memperlakukan dia seburuk itu? Anda bahkan membentak istri Anda di depan umum, Anda juga memperlakukan dia seperti babu. Dasar suami tidak tahu diri! Ingat, dia adalah wanita yang telah memberi Anda 2 anak. Wanita yang rela menahan rasa sakit, mengandung dan melahirkan hanya demi memberi Anda gelar seorang Ayah. Apa pantas kemudian Anda memperlakukan istri Anda dengan sangat buruk?"
Akbar tersenyum menyeringai. Ke dua tangannya mengepal sempurna menahan rasa geram. Dia mengeluarkan sebatang rokok dari saku celana yang dia kenakan lalu menyalakannya tepat di hadapan Lucky.
"Jangan ikut campur dengan urusan rumah tanggaku, brengsek. Suka-sukaku mau memperlakukan dia seperti apa? Itu bukan urusanmu. Dulu waktu aku menikahi dia Starla itu cantik, seksi, sekarang ... heuh ... tiap hari dasteran, muka kusam, kucel, bagaimana aku bisa bersikap baik jika istriku saja tidak dapat menyenangkan hati suaminya? Sekarang, cepat berikan uang 10 juta untuk biaya pengobatan Lucky, kalau tidak, aku akan melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib," ketusnya kemudian.
"Dasar brengsek. Istrimu kau bilang kucel? Hey! Apa pekerjaan Anda, hah? Apa Anda sudah memberikan uang belanja yang cukup untuk dia? Apa Anda sudah memberikan uang untuk perawatan istri Anda? Ingat, istri itu cerminan suaminya. Jika Anda ingin Starla memiliki wajah yang cantik, memakai pakaian yang bagus, beri dia uang yang banyak. Istri Anda sepeti itu karena Anda tidak bertanggung jawab atas penampilannya. Dengarkan saya, Akbar. Jangankan 10 juta, 50 juta pun akan saya berikan asalkan Anda mau meninggal Starla dan biarkan dia hidup bahagia!"
Akbar lagi-lagi hanya tersenyum menyeringai, dia menghisap rokok di jarinya lalu mengepulkan asapnya ke udara. Laki-laki berusia 37 tahun itu sedang berpikir keras. Uang sebesar 50 juta itu bukanlah jumlah yang sedikit, sepertinya dia mulai tergiur.
"Gimana, apa Anda akan menerima tawaran saya? Dengan uang segitu, Anda bisa mendapatkan wanita manapun. Anda juga bisa memakai uang itu untuk bersenang-senang."
Akbar masih diam seraya menatap ke arah lain. Dia benar-benar dihadapkan pada sebuah dilema. Laki-laki itu masih mencintai Starla, tapi uang sebesar 50 juta terdengar lebih menggiurkan dibandingkan perasaan cinta semata. Akbar mengusap wajahnya kasar seraya mendengus kesal. Dia pun melemparkan puntung rokok sembarang.
"Kapan, kapan kau akan memberiku uang 50 juta?" tanya Akbar akhirnya membuat keputusan.
"Tergantung kapan Anda akan meninggalkan Starla?"
"Aku mau bertanya satu hal sama kau. Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau memintaku untuk meninggalkan Starla? Jangan-jangan ..."
"Apa Anda ingat, dulu sebelum Starla menikah dengan Anda dia memiliki seorang pacar?"
"Kamu--"
"Iya, sayalah orangnya. Saya rela melepaskan dia untuk menikah dengan Anda. Saya pikir Anda akan membahagiakan dia, tapi ternyata hidup Starla malah Anda buat menderita. Andai saja Starla tidak lebih memilih Anda dibandingkan dengan saya, mungkin hidup dia tidak akan menderita seperti ini!" tegas Lucky penuh penekanan. Bola matanya nampak memerah menahan rasa geram.
"Astaga! Sudah ku duga. Ternyata kau mantan pacarnya Starla? Hahahaha! Apa sedalam itu rasa cinta kau kepada dia, hah? Sampai-sampai Starla sudah menjadi istri orang saja, kau masih mengejar-ngejar dia? Hebat ... hebat!" teriak Akbar.
"Andai saja Anda membahagiakan dia, saya tidak akan pernah mengusik kebahagiaan kalian, Akbar!"
"Sudah jangan omong, sekarang berikan uang 50 juta itu! Dasar bawel, kau boleh ambil dia lagi. Aku juga sudah bosan sama dia."
"Keputusan yang bagus. Sekarang juga kemasi barang-barang Anda dan tinggalkan rumah ini. Mana nomor rekening Anda, saya akan transferkan uangnya sekarang juga!"
Akbar menyebutkan nomor rekening miliknya sementara Lucky segera mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam celana yang dia kenakan. Laki-laki itu mentransfer uang sebesar 50 juta saat itu juga.
"Waaaah! Kau benar-benar kaya juga ternyata. Kau rela menguarkan uang sebesar itu demi seorang wanita," decak Akbar tersenyum kecil, lalu senyumannya berubah lebar ketika uang yang dijanjikan benar-benar masuk ke dalam rekeningnya.
"Saya minta Anda tepati janji Anda, Akbar. Tinggalkan Starla sekarang juga. Kalau tidak, saya akan mengambil kembali uang itu," tegas Lucky penuh penekanan.
"Kau tenang saja, aku akan pergi dari rumah itu. Kalau perlu, aku akan talak dia sekarang juga," jawab Akbar tersenyum senang.
'Kamu benar-benar luar biasa, Akbar. Ternyata cintamu kepada Starla dapat di beli hanya dengan uang 50 juta. Sedangkal itu cintamu kepadanya? Dasar!' batin Lucky seraya tersenyum menyeringai.
"Sekarang aku serahkan dia kepadamu! Aku juga sudah mulai bosan sama si Starla itu," decak Akbar seraya pergi meninggalkan Lucky yang saat ini nampak menggelengkan kepalanya, merasa tidak habis pikir.
.
Lucky berjalan masuk kembali ke dalam Rumah Sakit, sedangkan Akbar pergi entah kemana setelah menerima uang dalam jumlah yang lumayan besar. Sepertinya laki-laki itu benar-benar akan bersenang-senang. Akhirnya, Lucky pun sampai di ruang perawatan.
Ceklek!
Pintu pun di buka. Lucky masuk ke dalam sana.
"Kenapa lama sekali, Mas Ak--" Starla menahan ucapannya saat menyadari bahwa yang masuk ke dalam sana bukanlah suaminya, melainkan mantan kekasihnya. Wanita itu seketika mengerutkan kening.
"Lucky? Mas Akbar mana?" tanya Starla seraya menatap ke arah belakang berharap suaminya berada di belakang laki-laki ini.
"Suamimu sudah pulang," jawab Lucky santai, berjalan menghampiri lalu berdiri tepat di samping Starla.
"Pulang? Ko pulang?" tanya Starla merasa heran.
"Saya ingin bicara sebentar sama kamu, Star," pinta Lucky seketika menarik telapak tangan Starla lalu membawanya keluar dari dalam ruangan, sementara Lucky kecil nampak masih tertidur di tempatnya.
"Lepaskan aku, Luck. Apa yang kamu lakukan? Di mana Mas Akbar? Kenapa dia pulang? dan kamu, sedang apa kamu di sini? Sebenarnya apa yang kalian bicarakan?" Starla menghujani Lucky dengan berbagai pertanyaan seraya menghempaskan telapak tangan laki-laki itu.
"Starla! Sampai kapan kamu akan bertahan dengan rumah tangga yang tidak bahagia itu, hah? Apa kamu tahu seberapa sakitnya hati saya melihat kamu seperti ini? Saya melepas kamu dengan harapan bahwa kamu akan hidup bahagia, tapi apa? Kamu sama sekali jauh dari kata bahagia, kasar dan ringan tangan. Kenapa kamu diam saja ketika diperlakukan seperti itu oleh suami kamu sendiri, Starla! Kenapaaaa!?"
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments