Pulang

10 Tahun Kemudian

Waktu begitu cepat berlalu. Setelah sekian lama merantau, akhirnya Lucky kembali ke tanah air. Laki-laki itu nampak sedang menyetir mobil berwarna putih. Mobil hasil keringatnya sendiri dengan bekerja di luar negeri, lebih tepatnya di negara Singapura sebagai kontraktor.

Ckiiit!

Mobil yang dia kendarai akhirnya tiba di depan sebuah rumah. Laki-laki itu berhenti sejenak menatap rumah tersebut lekat seraya tersenyum kecil. Kediaman mantan kekasihnya itu masih terlihat sama saat terakhir kali dia datang ke sana. Lucky Pratama mengusap wajahnya kasar seraya tersenyum kecil.

"Astaga, apa yang saya lakukan di sini?" decak Lucky kembali menyalakan mesin mobil. Namun, laki-laki itu tiba-tiba saja mengurungkan niatnya saat melihat seseorang keluar dari dalam rumah yang sudah terlihat agak usang karena 10 tahun telah berlalu.

"Starla?" gumam Lucky menatap dengan perasaan tidak percaya wanita berpenampilan lusuh di depan sana.

Ya ... Starla benar-benar lusuh dan tidak terawat. Wajahnya yang dahulu selalu terlihat cantik kini namak kusam juga kurus. Lucky merasa terhenyak, apakah wanita itu benar-benar hidup bahagia, atau malah sebaliknya?

"Kenapa kamu berubah seperti itu, Star? Ini yang kamu katakan bahagia?" gumam Lucky, menatap lekat wanita yang saat ini sedang menjemur pakaian seraya menggendong seorang anak perempuan berusia 5 tahun.

"Starla! Kopi saya mana?" teriak seorang laki-laki berjalan keluar dari dalam rumah dengan bertelanjang dada. Sepertinya laki-laki tersebut adalah suami Starla.

"Iya, Mas. Tunggu sebentar, aku lagi jemur pakaian ini. Rani juga rewel," jawab Starla yang juga berteriak nyaring.

"Cepat buatkan saya kopi, astaga! Dasar istri tidak berguna!" teriak Akbar membuat Lucky yang mendengar dan menyaksikan pemandangan yang begitu tidak enak itu benar-benar merasa terhenyak.

"Ini? Ini yang kamu bilang bahagia? Astaga, Starla. Kenapa kamu harus menjalani kehidupan yang begitu menyakitkan seperti ini? Seharusnya kamu menikah dengan saya dulu, jika saja kamu menjadi istri saya, maka saya akan memperlakukan kamu seperti Ratu, bukan seperti babu kayak gini," gumam Lucky dengan ke dua mata yang berkaca-kaca.

Lucky Pratama hendak membuka pintu mobil untuk menemui mantan kekasihnya yang sudah menjadi istri orang lain. Namun, laki-laki itu seketika menahan gerakan tangannya ketika otaknya mulai berpikir dan logikanya mulai berjalan. Untuk apa dia keluar dan menemui Starla? Dia bukan siapa-siapa, wanita itu hanyalah sepenggal kisah yang sudah lama usai, tapi kenapa hatinya masih belum selesai sampai sekarang? Lucky mengusap wajahnya kasar. Dia memejamkan kedua matanya seraya menyandarkan punggungnya di sandaran jok mobil.

Plak!

Tiba-tiba saja terdengar suara tamparan membuat Lucky sontak kembali menoleh dan menatap wanita itu yang saat ini sudah tersungkur di atas tanah. Sedangkan putrinya yang sedari tadi dia gendong menangis sesenggukan.

"Ya Tuhan, suami macam apa yang tega melakukan kekerasan kepada istrinya?" decak Lucky, air matanya seketika bergulir. Kenapa rasanya sakit sekali melihat wanita yang pernah dia cintai menderita? Apakah rasa itu benar-benar masih belum selesai sampai sekarang?

Lucky benar-benar tidak kuasa melihat ketidakadilan di luar sana. Namun, dia tidak dapat melakukan apapun karena dirinya tidak ada hak. Lucky akhirnya memutuskan untuk menyalakan mesin mobil dan meninggalkan tempat itu dengan hati dan perasaan terluka. Rasa sakit yang dia rasakan lebih sakit dibandingkan saat dirinya merelakan wanita yang dia cintai untuk laki-laki lain.

"Ya Tuhan! Kenapa rasanya sakit sekali. Kenapa kehidupan Starla begitu mengenaskan? Kenapa tidak engkau engkau jodohkan saja dia dengan hamba, Tuhan? Kenapa?!" teriak Lucky seraya mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Ckiiit!

Lucky tiba-tiba saja menginjak rem secara mendadak ketika mobil yang dia kendarai hampir saja menabrak seorang anak kecil. Dia pun segera turun dari dalam mobil lalu menghampiri anak tersebut yang saat ini sudah tersungkur di atas aspal seraya menangis sesenggukan.

"Astaga! Kamu gak apa-apa, Nak?" tanya Lucky membantu anak tersebut untuk berdiri tegak.

"Huaaa! Sakit, Om. Lututku sakit sekali," jawab sang anak yang masih mengenakan seragam sekolah merah putih. Lututnya nampak mengeluarkan darah segar, begitu pun dengan ke dua sikunya.

"Maafkan Om, Nak. Kita ke Rumah Sakit sekarang ya, Om gendong kamu," ujar Lucky, seketika itu juga segera menggendong anak laki-laki tersebut dan membawanya masuk ke dalam mobil.

"Ibu! Huaaaa ..." teriak sang anak menangis histeris benar-benar merasa kesakitan.

"Sabar ya, sayang. Kita obati luka kamu di Rumah Sakit. Sekali lagi maafkan Om ya. Om tidak sengaja hampir menabrak kamu," ucap Lucky mencoba untuk menenangkan sang anak yang masih belum di ketahui namanya itu.

Lucky masuk ke dalam mobil lalu duduk di kursi kemudi dan siap untuk menyetir. Mesin mobil pun nyalakan, pedal gas di injak. Mobil pun melesat dengan kecepatan tinggi menuju Rumah Sakit.

.

Di Rumah Sakit

Lucky menemani anak yang hampir dia tabrak. Anak itu nampak menangis ketika lukanya di bersihkan dan di perban. Dia berkali-kali memanggil Ibunya. Lucky memeluk anak tersebut mencoba untuk menenangkan.

"Sabar ya, Nak. Tahan sedikit lagi. Sebentar lagi selesai ko," ucap Lucky mengusap punggung sang anak lembut dan penuh kasih sayang.

"Ibu ... sakit sekali, huaaaa!" teriak sang anak.

"Iya, Dek. Sudah selesai ko," ujar Dokter yang baru saja selesai mengobati luka tersebut lalu membalutnya menggunakan perban.

"Lebih baik segera telpon Ibu dari anak ini. Dari tadi anak ini terus saja memanggil Ibunya," pinta sang Dokter.

"Maaf, Dok. Masalahnya, saya tidak tahu siapa Ibunya," jawab Lucky seraya menggaruk kepala yang sebenarnya tidak terasa gatal sama sekali.

"Aku tahu nomor ponsel Ibu. Apa boleh aku pinjam Ponsel Om untuk menelpon Ibuku?" tanya sang anak seraya terisak.

"Tentu saja boleh, sayang. Sekarang sebutkan nomor telpon Ibu kamu," jawab Lucky seraya mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana yang dia kenakan.

Anak tersebut menyebutkan nomor ponsel sang Ibu dengan begitu lancar seolah nomor tersebut sudah benar-benar hapal di luar kepalanya.

Tut! Tut! Tut!

Suara ponsel yang belum di angkat.

📞 "Halo," sapa seorang wanita samar-samar suaranya terdengar tidak asing.

Lucky diam membisu. Pikirannya kembali melayang ke masa lalu. Kenapa suara Ibu dari anak ini mengingatkannya kepada seseorang?

📞 "Halo ... anda siapa?" tanya wanita itu lagi membuat Lucky akhirnya tersadar dari lamunan panjangnya.

📞 "Eu ... iya, maaf. Putra Anda berada di Rumah Sakit sekarang. Saya tidak sengaja hampir menabrak dia, tapi putra Anda baik-baik saja ko," ujar Lucky.

📞 "Apa? Ketabrak? Astaga! Katakan, di Rumah Sakit mana Lucky berada?"

📞 "Lucky?" Lucky seketika mengerutkan kening.

📞 "Iya, nama anak saya Lucky. Awas saja, kalau sampai putra saya kenapa-napa? Saya akan menuntut Anda!"

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

elf

elf

haiihhh... kykx lucky bakal balikan Ama star deh .. kok jadi takut ya mw baca .. pgnx lucky Ama yg lain aja... kek g relaaa gitu abis disakiti masih sayank aja... 🤧

2023-10-25

1

Dek Raraaa

Dek Raraaa

cepet amat tau tau udh 10th aja .
tp very good kak . swemangatt 👌

2023-10-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!