Djorghi
Aku sudah tidak memikirkan soal Mimi. Kok bisa? Bisalah, aku mengalihkan perasaanku sekarang ke Dballroom. Apalagi setelah tukar fikiran dengan Emran, semakin mantap hati ini untuk membuang wanita itu dari hati dan pikiranku.
Training dan aneka pelatihan di Bali telah usai minggu lalu. Para pegawai Dballroom sudah mulai masuk, untuk sementara mereka masih training dan adaptasi dengan tugas - tugas mereka yang diawasi tim Hotel Metropolitan.
Mereka semua adalah yang nantinya menjadi atasan. Untuk penerimaan karyawan baru berikutnya akan diwawancarai oleh HRD di tiap cabang. Semuanya adalah orang kepercayaan dari tim HRD dari hotel Metropolitan yang aku pimpin. Beberapa personil bahkan aku bajak dari hotel ini.
Aku masih belum memiliki tim event untuk ballroom. Jalan yang diambil adalah mencari rekanan dengan cara menawarkan tender ke beberapa pemilik event yang terkenal keren dan handal di Jakarta.
Pekerjaan untuk mengundang mereka tender sudah didelegasikan ke Hendra. Dia yang mengatur semua, termasuk kapan mereka akan presentasi, tapi dalam pemilihannya, tetap akulah yang memutuskannya.
Untuk sementara, aku meminta 6 event organizer dulu yang presentasi. Kalau belum ada yang cocok baru mencari lagi.
Kemarin siang, sudah ada tiga event organizer yang presentasi menawarkan program paket penyewa Dballroom. Dari tiga presentasi itu aku tertarik dengan Rara Organizer.
Kalau dua lainnya presentasi berdua dan bertiga, serta mereka saling melengkapi dalam tiap program yang telah mereka rencanakan, berbeda dengan Rara Organizer yang belakangan aku baru tahu bahwa nama itu adalah nama si pemilik dan dia juga yang presentasi kemarin.
Dia berbeda karena dia datang sendiri, presentasi sendiri, dan menguasai sampai detail yang tidak terfikirkan oleh kami sebagai pemilik gedung. Belum lagi apa yang dia buat dalam presentasi dalam bentuk power point terlihat mantap, matang, dan pastinya niat. Aku suka dengan performa wanita ini seutuhnya.
Meskipun aku sudah memiliki calon pemenang, tapi presentasi hari ini tetap harus berlangsung, siapa tahu ada yang lebih hebat dari RO kan?
Untuk tender hari ini diselenggarakan tadi pagi, dimulai dari jam 8 pagi. Sama seperti kemarin, semua peserta dikasih waktu satu jam untuk presentasi.
Nyatanya dari hasil presentasi tadi pagi, tetap jagoanku yang oke. Yang tadi pagi presentasi, juga dilakukan berkelompok, tidak ada yang presentasi sendiri seperti RO.
Melihat kecerdasan Rara, aku jadi berfikir untuk tidak menjadikannya rekanan, tetapi karyawan tetap yang bertanggung jawab dengan aneka planning acara dan konsep matangnya. Dia juga bisa menjadi temanku untuk berdiskusi dalam program kerja Dballroom. Setelah di fikir-fikir, aku membutuhkan orang seperti Rara karena aku juga belum bisa melepas tanggung jawab Hotel Metropolitan ini.
Saatnya bergerak, aku harus segera menjadikan wanita itu pegawai tetap yang bisa mengatur semua aktivitas ballroom. "Hendra, keruangan saya sekarang!"
"Hendra, coba hubungi Rara dari Rara Organizer, tawarkan dia untuk menjadi karyawan tetap. Bukan sebagai rekanan. Tawarkan fasilitas seperti karyawan kelas 3, kataku setelah Hendra masuk ruangan.
"Baik Pak. Job description-nya hampir sama kalau dia jadi rekanan Pak?" tanya Hendra.
"Iya, saya butuh orang seperti dia. Cara kerjanya bagus. Usahakan dalam waktu dekat dia sudah masuk, banyak yang harus dikerjakan," ujarku sambil membayangkan aneka pekerjaan untuk Dballroom ini.
"Baik Pak, ada lagi yang lain?" tanya Hendra, setelah saya menggelengkan kepala, ia pun meninggalkan ruangan.
***
Setelah tiga hari, Hendra memberi kabar kalau Rara menolak penawaran yang kita ajukan, alasannya gaji yang ditawarkan tidak sesuai dengan apa yang akan dia tinggalkan, dan ia tetap memilih untuk menjadi rekan bisnis saja.
Fasilitas kelas 3 untuk perusahaan kami itu termasuk mewah, apa sebenarnya keinginan wanita ini, apa dia termasuk wanita seperti Mimi? Tapi kalau lihat dari hasil kerjanya dia adalah wanita pekerja keras dan tangguh, bukan tipe wanita yang gemar foya - foya.
Aku butuh jawaban dari Rara langsung. Apa yang dia inginkan sebenarnya? "Hendra, coba kamu atur pertemuan saya dengan Rara."
Sampai malam tidak ada kabar sama sekali, kapan aku bisa ketemu Rara. Apa sesulit itu bertemu dengan Rara? Besok aku harus menghubungi sendiri. "Hen, besok biar saya yang menghubunginya langsung. Kamu sudah tidak perlu meneleponnya. Kirim nomernya ke saya," kataku dari balik telepon.
Bukan tanpa alasan kalau aku harus segera bertindak. Dballroom harus segera dibuka beberapa minggu kedepan, tapi Rara masih susah untuk ditemui.
Aku akhirnya mendapatkan penolakan yang disampaikan Rara lewat telepon. Dia tidak ingin bertemu, karena dia hanya ingin menjadi rekanan saja. Dan aku, tidak menerima penolakan sebelum berjuang.
Jalan satu - satunya adalah rajin meneleponnya pagi, siang, sore. Malam khusus aku kirim pesan kepadanya agar besok bisa ketemu. Selama belum mendapatkan jawaban, aku harus siap membatalkan kapanpun segala pertemuan yang kemungkinan akan berbarengan dengan waktu temu bersama Rara. Ya, saat ini Rara adalah prioritas.
Strategi aku ternyata jitu dengan meneror telepon dia. Hingga suatu hari ia mengangkat telepon.
"Iya Pak, ada apa lagi? Saya rasa sudah tidak perlu ada pertemuan dengan Anda."
"Perlu! Saya ingin bertemu dengan Anda. Sebentar tidak masalah."
"Aduh, Bapak kok maksa sekali ya? Ya sudah bicarakan saja lewat telepon. Saya lagi tidak suka terkena macet, sayang waktunya Pak."
"Tidak, saya lebih senang bertemu dengan Anda secara langsung."
"Saya tidak bisa Pak. Paling cepat waktu kosong saya dua minggu lagi. Ini saya sedang banyak event."
"Bagaimana kalau saya mendatangi tempat Anda menggelar event? Kita bisa bicara sejenak disana?"
"Saya bisa hari Minggu, itu adalah event yang sedikit santai dibandingkan event yang lain. Bagaimana, Anda bersedia?"
"Baik. Tolong kirim alamat dan jamnya. Saya akan menemui Anda hari Minggu besok."
Rara mengirimkan alamat rumah dimana aku bisa menemuinya. Kami janjian setelah makan siang disana. Katanya dia memegang acara lamaran sahabatnya. Aku merasa diuntungkan dengan bertemu ditempat ini, karena aku bisa melihat juga hasil kerjanya secara langsung.
Hari Minggu pun tiba, saatnya bertemu dengannya. Ketika aku mendatangi rumah mewah itu, tidak terlalu terlihat keramaian, hanya deretan mobil yang terparkir. Seperti tidak ada perayaan apapun.
Ketika masuk garasi, aku disambut seorang remaja dan dia memanggil Rara ke dalam melalui teras samping.
Tidak lama menunggu, Rara pun datang menyambutku, dan aku diajak masuk kedalam. "Siang Pak. Yuk kita ke halaman belakang, acaranya disana," katanya sambil mengajakku melalui jalan yang tadi dilewati anak remaja yang kemungkinan besar keluarga pemilik rumah. Aku pun mengikuti Rara dibelakangnya.
Ternyata acaranya berlangsung di dalam rumah dan di halaman belakang yang luas. Pantas saja tidak terlihat keramaian di depan.
Saat disebuah meja dia pun memperkenalkan saya, "Teman - teman kenalkan ini Pak Djorghi. Pak Djorghi, kenalkan ini teman - teman dan adik saya. Mas Bimo, Sandra, Mas Zaki, dan Aimi," kata Rara memperkenalkan satu persatu.
"Hai semuanya, saya Djorghi. Kebetulan saya susah janjian untuk ketemu dengan Rara buat membicarakan soal pekerjaan. Jadi saya datang kesini. Mohon maaf kalau saya mengganggu acara di keluarga ini."
"Hari ini saya memegang acara lamaran sahabat saya ini, Sandra dan Mas Bimo ini calon suaminya," kata Rara.
"Wah selamat ya. Maaf banget ya saya mengganggu," saya merasa sedikit tidak enak menyusup ke acara keluarga mereka. Tapi inilah cara saya dapat bertemu dengan Rara.
"Oh enggak masalah kok. Silahkan duduk, silahkan kalau mau berbincang dengan Rara," ujar Sandra sang pemilik rumah.
Aku pun ngobrol dengan teman - teman Rara. Dari pembicaraan kami, aku menyimpulkan kalau teman - teman Rara adalah orang - orang yang cerdas dan berwawasan luas. Aku merasa cocok berbicara dengan mereka.
***
.
.
.
.
.
Semoga teman - teman suka dan semakin penasaran dengan cerita Djorghi🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Titin Msi
kurang suka bahasanya lebih dominan ke aku, coba pakai nama aja
2021-07-20
0