2. Kelakuan Mimi

Djorghi

Aku menyadari ini adalah kesalahanku. Ya, satu tahun yang lalu setelah ia selalu meminta fasilitas kartu kredit dari aku, akhirnya aku membuatkannya karena capek dengan teror yang Mimi berikan terus menerus.

Kesalahan lainnya adalah memberikan kartu kredit yang tanpa batas. Semua kulakukan karena aku sangat percaya dengan Mimi.

Ternyata apa yang dibelanjakannya tidak masuk akal. Salah satunya, ia belanja untuk sebuah tas yang mencapai harga dua ratus juta! Itu uang loh! Kalau untuk beli mobil, bisa dipakai setiap hari, lah ini tas yang digunakan sesekali saja. Sebulan sekali juga belum tentu ia pakai.

Bukannya pelit, tapi dalam hitung - hitungan yang aku pelajari selama bertahun - tahun kuliah, semua itu harus seimbang antara pendapatan, pengeluaran, serta kebutuhan.

Sekarang saja Mimi tidak kerja, alasannya gajinya kecil. Lingkungannya juga bukan dari kalangan burjois sebenarnya. Aku benar - benar dibuat pusing oleh kelakuan wanita terkasihnya ini.

Setelah aku ingat - ingat, Mimi memang pernah memakai tas bermerek itu, tapi aku tidak berfikiran kalau itu asli. Lalu tas itu akan dipamerkan kesiapa? Apa manfaat yang didapat dari tas tersebut? Orang-orang yang melihatnya mungkin menilai kalau itu adalah tas KW yang banyak dijual di Mangga Dua, seperti awal dugaanku saat melihatnya.

Ya bagaimana aku tidak berfikiran KW, kalau pergaulannya sendiri bukan dari kalangan jetset. Ternyata dia memakai tas tersebut karena jabatanku dan posisiku. Tapi ini jelas-jelas berbeda dengan kepribadianku, karena ayah dan ibu selalu mengajarkan kesederhanaan dan lebih baik menabung, kami sekeluarga tidak terlalu berfikir ke barang-barang yang mahal. Kalau kata ayah dan ibu, yang penting fungsinya, dan kalau bisa pakai produk UMKM dari daerah.

Aku memang kuliah di Jerman, tapi bukan berarti hidupku disana glamor. Tidak, jangan bayangkan itu. Aku malah bekerja mengantar koran keliling komplek perumahan menggunakan sepeda untuk menambah uang jajanku. Saat libur semester, aku kerja freelance sebagai tukang cuci piring di sebuah restoran.

Jadi, bisa dibayangkan dong stresnya aku ketika uang dua ratus juta habis untuk sebuah tas yang kelak lebih banyak tersimpan dilemari.

Akhirnya, semua fasilitas Mimi aku stop. Aku mau konsentrasi membayar semua hutangnya yang bejibun itu. Mimi marah besar, tapi aku pun lebih marah. Pertengkaran tidak terelakkan.

Mimi minta jatah bulanan, ketika tahu kalau kartunya sudah di blokir. "Oke aku transfer 50 juta, setiap bulan," kataku saat dia meminta ditransfer. Mimi tambah ngamuk begitu tahu jumlah yang diberikan aku. Apapun yang terjadi aku masih harus membayar hutangnya yang tidak sedikit itu sampai lunas.

"Saya semakin berfikir, baru tunangan sudah seperti ini, sangat merepotkan! Kami kenal sudah 2,5 tahun, pacaran 2 tahun. Apa jadinya kalau itu seumur hidup?" kataku ke sahabat karibku, Emran. Emran kali ini hanya sebagai pendengar dari ceritaku.

Tapi terkadang cinta mengalahkan logika. Aku masih berfikir, Mimi bisa dinasehati dan berubah. Aku selalu menyemangati diri sendiri untuk hubungan ini, tepatnya untuk cintanya ini.

***

Author

Saat ini sudah sepuluh hari Djorghi berada di Bali dari rencana tinggal selama dua minggu. Semua karyawan inti yang telah lulus seleksi sedang di beri aneka pelatihan. Hal ini karena Djorghi juga berharap penginapan ini memiliki daya jual tersendiri, selain tentu saja gedung pertemuannya yang terbagi beberapa ruangan.

Sudah lima hari Mimi tidak bisa dihubungi. Djorghi sudah bertanya ke semua teman - temannya serta keluarga, semua mengatakan tidak tahu. Akhirnya Djorghi kembali minta tolong ke orang kepercayaannya, Hendra yang berada di Jakarta untuk melacak keberadaan Mimi, karena Djorghi tidak bisa meninggalkan Bali.

Djorghi baru saja turun dari atas panggung setelah ia menyampaikan pidatonya dan langsung disambut oleh tepuk tangan para karyawan.

Disela-sela acara yang meriah, ia mengecek ponsel yang sudah bergetar dari tadi. Kaget membaca pesan yang baru diterima dari Hendra. Sesekali ia menggosok matanya untuk memastikan kalau tidak salah baca, foto undangan pernikahan Mimi dengan seorang pria yang tak dikenalnya, dan berlangsung hari ini!

Panik! Melihat foto undangan yang baru diterima, membuat Djorghi melangkahkan kaki menuju rooftop untuk menelpon Mimi.

"Sial! Ponselnya mati!" ujarnya sambil menendang batu yang ada diatas.

Djorghi pun langsung turun. Dia menelepon Hendra untuk menyelidiki semuanya, sejak kapan Mimi berhubungan dengan pria itu, serta data lengkap sang suami.

Sakit hati? Pastinya. Apalagi hutang piutang Mimi yang harus dibayar Djorghi belum lunas semua. Tapi perjalanan hidupnya harus terus berlangsung. Ia pun melangkahkan kakinya menuju kamar eksekutif yang memang dibuat khusus untuknya bila berkunjung ke Dballroom.

Dikamarnya, ia merasakan kekecewaan yang begitu dalam. Kemungkinan pertemuan Mimi dengan lelaki yang dilaporkan Hendra beberapa minggu lalu di mol kawasan Gandaria berhubungan dengan pernikahannya ini.

Hidupnya telah dimonopoli oleh Mimi dua tahun belakangan ini, ia ingin mengeluarkan isi hatinya ke sahabatnya, tapi Emran ada di Jakarta. Kurang sreg rasanya berbagi kisah melalui telepon. Tapi jangan suruh Djorghi ke bar, karena rokok pun tak disentuhnya.

Dia pun membuka aplikasi rumah makan dan memesan makanan yang tidak disediakan Dballroom. Makan, adalah salah satu pelarian yang tepat untuk saat ini, ia menyadari saat ini dirinya dibutuhkan oleh karyawannya dan bisnisnya pun harus terus berjalan.

***

Saat ini Djorghi tengah menikmati kelezatan burger dan kentang goreng yang ia beli dari restoran cepat saji yang berasal dari tempatnya Obama berada.

Sebenarnya, ini makanan tidak sehat. Tapi ini adalah makanan kegemarannya sejak ia duduk dibangku SMP saat tahun 90-an.

Tidak tanggung - tanggung, ia memesan langsung dalam jumlah yang banyak, 12 burger dengan aneka rasa yang berbeda, 5 kentang goreng. Untuk minumnya ia lebih menikmati kopi hitam yang bisa ia seduh sendiri dari coffe maker di kamarnya.

Ia harus tetap sehat dan kuat. Besok ia harus memberikan ilmu managemen waktu yang akan diterapkan di perusahaannya. Karyawannya harus bisa mengatur waktu secara efisien.

Tiga minggu lagi semua penginapan dan gedung pertemuan sudah dibuka secara serempak. Maka semua persiapan benar - benar harus matang tanpa terkecuali.

Saat sedang berfikir sambil memandang ombak di pantai melalui jendela kamarnya, ia mendapatkan whatsapp dari Hendra yang mengabarkan kalau semua data tentang suami Mimi sudah dikirim via email.

Setelah membuka email dan membacanya, ia menelepon Hendra, "Dra, ternyata laki - laki itu bukan siapa - siapa ya? Dan Mimi akan tertipu olehnya. Sudahlah, biarkan saja, tolong tutup akses Mimi ke saya. Bereskan semua yang memang harus dibereskan. Kamu mengertikan maksud saya?"

"Iya Pak, saya mengerti. Saya akan atur semuanya," jawab suara dari sebrang.

"Ya sudah, kerjakan. Terima kasih." Djorghi pun menutup teleponnya.

Urusan wanita mau tidak mau harus ia kesampingkan saat ini. Fokus ke usaha dan karyawan. Djorghi harus kembali minta pengertian keluarga untuk tidak menuntut dan menerornya agar segera menikah. Biarlah waktu yang akan bicara, dia percaya kalau memang sudah saatnya, ia pasti akan menikah.

***

.

.

.

.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Lia Kiftia Usman

Lia Kiftia Usman

aq baca ulang yg ke 3 thor...
suka karyamu..

2023-03-08

0

Nur hikmah

Nur hikmah

kasian djorghi

2021-08-01

0

Leni Fairus II

Leni Fairus II

Dukung karya ku ya, Bidadari Surga Yang Dirindukan

2021-07-21

0

lihat semua
Episodes
1 Dballroom dan Mimi
2 2. Kelakuan Mimi
3 3. Tender
4 4. Menjumpai Rara di Jogja
5 5. Meeting pertama dengan Rara
6 6. Rara, Pencuri Pikiranku
7 7. Cerita Malam
8 8. Survey Dballroom Bali
9 9. Refreshing dengan Rara di Bali
10 10. Nembak Rara, Dor Dor Dor
11 11. Lah, Dia Nyinyir
12 12. Nyinyir? Di Rolling Nih!
13 13. Persiapan Penembakan Berikutnya
14 14. Akhirnya, Kena Sasaran
15 15. Rara - Masa Laluku Kembali
16 16. Rara - Lebih Dekat dengan Terry
17 17. Rara - Terry Buah Hatiku
18 18. Rara - Diskusi dengan Ricky
19 19. Rara - Eits, Mereka Saling Kenal?
20 20. Rara - Jeng jeng, Ketemu Calon Mertua
21 21. Yes! Dapat Restu
22 22. Weekend Bersama Pasukan Rempong
23 23. Persiapan Lamaran
24 24. Rara - Cerita untuk Sahabat
25 25. Yes! Besok Nikah
26 26. Akhirnya, Akad Nikah Deh!
27 27. Suasana di Kamar Setelah Akad
28 28. Diskusi
29 29. Akhirnya... Yippy!
30 30. Rara - Hip Hip Hura, Akhirnya Hamil
31 31. Rara - Jiaah, Si Abang Ngilang
32 32. Rara - Menyusun Strategi
33 33. Djorghi - Eh, Dia Lagi...
34 34. Djorghi - Mimi Saat Ini
35 35. Rara - Telepon dari Abang? Diangkat Gak Ya?
36 36. Djorghi - Mati Gaya Dirumah Sendiri
37 37. Djorghi - Melepas Stres
38 38. Djorghi - Kemping Dengan Terry
39 39. Djorghi - Berbalas Whatsapp
40 40. Rara - Abang ke Apartemen
41 41. Djorghi - Memperbaiki Komunikasi
42 42. Djorghi - Ke Kantor Ayah
43 43. Rara - Menikmati Makanan Lezat
44 44. Djorghi - Ke Rumah Ayah
45 45. Djorghi - Diskusi dengan Om Darell
46 46. Djorghi - Membahas Bisnis
47 47. Djorghi - Raraku Sayang Raraku Manja
48 48. Djorghi
49 49. Rara
50 50. Rara - Rencana Untuk Sisi
51 51. Djorghi
52 52. Djorghi - Aku dan David
53 53. Rara - Mimi Itu....
54 54. Djorghi - Lika-liku Kehidupan
55 55. Rara - Makan Malam Bersama
56 56. Djorghi - Mengubah Pemimpin Perusahaan
57 57. Djorghi - Akhirnya Brojol
58 Pengumuman
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Dballroom dan Mimi
2
2. Kelakuan Mimi
3
3. Tender
4
4. Menjumpai Rara di Jogja
5
5. Meeting pertama dengan Rara
6
6. Rara, Pencuri Pikiranku
7
7. Cerita Malam
8
8. Survey Dballroom Bali
9
9. Refreshing dengan Rara di Bali
10
10. Nembak Rara, Dor Dor Dor
11
11. Lah, Dia Nyinyir
12
12. Nyinyir? Di Rolling Nih!
13
13. Persiapan Penembakan Berikutnya
14
14. Akhirnya, Kena Sasaran
15
15. Rara - Masa Laluku Kembali
16
16. Rara - Lebih Dekat dengan Terry
17
17. Rara - Terry Buah Hatiku
18
18. Rara - Diskusi dengan Ricky
19
19. Rara - Eits, Mereka Saling Kenal?
20
20. Rara - Jeng jeng, Ketemu Calon Mertua
21
21. Yes! Dapat Restu
22
22. Weekend Bersama Pasukan Rempong
23
23. Persiapan Lamaran
24
24. Rara - Cerita untuk Sahabat
25
25. Yes! Besok Nikah
26
26. Akhirnya, Akad Nikah Deh!
27
27. Suasana di Kamar Setelah Akad
28
28. Diskusi
29
29. Akhirnya... Yippy!
30
30. Rara - Hip Hip Hura, Akhirnya Hamil
31
31. Rara - Jiaah, Si Abang Ngilang
32
32. Rara - Menyusun Strategi
33
33. Djorghi - Eh, Dia Lagi...
34
34. Djorghi - Mimi Saat Ini
35
35. Rara - Telepon dari Abang? Diangkat Gak Ya?
36
36. Djorghi - Mati Gaya Dirumah Sendiri
37
37. Djorghi - Melepas Stres
38
38. Djorghi - Kemping Dengan Terry
39
39. Djorghi - Berbalas Whatsapp
40
40. Rara - Abang ke Apartemen
41
41. Djorghi - Memperbaiki Komunikasi
42
42. Djorghi - Ke Kantor Ayah
43
43. Rara - Menikmati Makanan Lezat
44
44. Djorghi - Ke Rumah Ayah
45
45. Djorghi - Diskusi dengan Om Darell
46
46. Djorghi - Membahas Bisnis
47
47. Djorghi - Raraku Sayang Raraku Manja
48
48. Djorghi
49
49. Rara
50
50. Rara - Rencana Untuk Sisi
51
51. Djorghi
52
52. Djorghi - Aku dan David
53
53. Rara - Mimi Itu....
54
54. Djorghi - Lika-liku Kehidupan
55
55. Rara - Makan Malam Bersama
56
56. Djorghi - Mengubah Pemimpin Perusahaan
57
57. Djorghi - Akhirnya Brojol
58
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!