BAB 3 : Faisal Menyebalkan!

Ternyata apa yang diharapkan Kinanti tak terjadi. Dia kira hari ini akan mulai pelajaran seperti biasanya sehingga dia akan fokus saja pada kelasnya tanpa harus memikirkan apa yang harus dia lakukan dengan teman-teman barunya.

Harapannya pupus saat sudah lebih satu jam dari bel masuk tadi, kelasnya tetap tak di masuki satupun guru, Kinanti sempat berpikir apa dia yang salah masuk sekolah hari ini, tapi kalau dilihat dari lingkungan sekolah yang tampak ramai seperti biasanya, mustahil apa yang dia pikirkan.

Akhirnya seperti yang sudah di tebak Kinanti hanya berdiam diri di kursinya dengan menelungkupkan kepalanya di atas meja.

Kinanti berpikir semoga dengan begini dirinya tertidur, namun lagi-lagi semua tak sesuai harapannya saat seseorang mengetuk mejanya.

"Ngapain sih, diem aja?"

Kinanti perlahan mengangkat kepalanya agar tegak dengan lawan bicaranya.

"Nggak apa-apa."

"Gabung yuk sama yang lain," ajak Faisal sambil menunjuk sekelompok temannya yang terlihat asik saling bertukar cerita.

"Ngapain?" Kinanti berusaha menolak halus dengan melontarkan pertanyaan karena dia telah menduga bahwa nanti akhirnya dirinya akan berakhir diam saja di kelompok itu.

"Kenalan sama yang lain? Kamu kenapa sih diem di pojokan gini, ngelamun terus tidur. Kalau kamu gini terus gimana orang-orang nggak mikir kalau hidup kamu tertekan banget gitu, nggak ada semangatnya sama sekali."

Kinanti sedikit terkejut juga kesal dengan perkataan Faisal, "Cukup! Lagian kamu kenapa sih ngurusin banget hidup aku, aku mau diem aja, mau jungkir balik juga suka-suka aku lah, dan juga anggapan orang tentang aku mau gimana juga, suka-suka mereka. Aku nggak peduli!" Kinanti kali ini entah kenapa meledak, tak seperti dirinya biasanya yang akan memilih diam saja.

Kinanti sedikit tak mengerti dengan tindakan Faisal dari tadi pagi yang menurutnya aneh, Kinanti juga bertanya-tanya sebenarnya apa yang membuat Faisal mendekatinya semenjak pagi tadi, apakah karena Faisal merasa kasihan padanya karena tahu sesuatu tentang dirinya?

Kinanti kembali menelungkupkan kepalanya.

Kalaupun ingin berteman dengan dirinya mengapa harus dengan cara yang membuatnya kesal. Kinanti jarang sekali memperlihatkan kekesalannya, biasanya dia hanya akan diam saja dan menanggapi sekedarnya, atau menerimanya begitu saja,  namun entah kenapa Faisal membuatnya tak bisa mengontrol emosi.

"Ki."

Faisal menusuk pelan lengan Kinanti dengan jari telunjuknya.

Kinanti masih memilih untuk diam saja.

"Ki," panggil Faisal masih coba membujuk Kinanti.

Faisal jadi merasa bersalah, "Yaudah maaf. Tapi kamu emang selalu diem gini ya?"

Kinanti masih tak menjawab.

"Ki, maaf ya. Aku cuma mau temenan kok." Kali ini Faisal menggoyang-goyangkan rambut Kinanti yang terikat ekor kuda.

"Ki."

Belum sempat Kinanti protes terhadap apa yang dilakukan pemuda itu seorang guru masuk ke dalam kelas.

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagi Bu!" Jawab teman-teman kelasnya dengan serempak, beberapa kursi yang tadi dirapatkan untuk bergosip, terlihat mulai dirapikan kembali seperti sedia kala.

Kinanti mengangkat kepalanya, dia melihat Faisal yang telah kembali ke tempat duduknya di barisan depan bersama Raka.

Kinanti merapikan rambutnya yang tadi sedikit longgar karena di goyang-goyang Faisal.

Ia masih merasa kesal, tak habis pikir dengan apa yang dilakukan Faisal, untuk apa pemuda itu mau berteman dengan dirinya padahal teman sekelas lainnya juga sudah cukup banyak, dan ditambah lagi Faisal kan punya geng yang hits itu kalau kata Sarah.

"Alana Meisya Kinanti."

Kinanti seketika terkejut namanya di panggil.

"Hadir Bu."

"Silahkan perkenalkan diri kamu. Karena kita berada di kelas baru jadi harus memperkenalkan diri lagi," tutur Bu Indira selalu Wali kelasnya.

Kinanti merasa udara di sekelilingnya beku seketika, semua pasang mata di kelas ini menatapnya yang berada di meja paling belakang sendirian.

Tak ada pilihan lain dengan kaki yang ia rasa mulai bergetar Kinanti bangkit dari duduknya.

"Halo semuanya, nama aku Alana Meisya Kinanti, biasanya dipanggil Kinanti."

Beberapa orang di kelasnya tampak berbisik yang mana masih bisa didengar jelas oleh Kinanti.

"Yang di tinggal orang tuanya itu ya?"

"Eh emang iya? Kemana orang tuanya?"

"Oh yang tinggal sama neneknya?"

"Semuanya harap tenang!" Bu Indira coba menenangkan kelas yang mulai berisik.

Kinanti segera duduk, sebenarnya ia ingin segera pergi dari tempat itu namun tidak ada pilihan lagi untuk dirinya.

Ketenangan tak berlangsung lama, Kinanti kembali mendengar bisik-bisik yang kembali membicarakan dirinya.

Darimana pula semua teman kelasnya yang baru ini mengetahui hal tersebut, bahkan Kinanti tak pernah segamblang itu menceritakan kisah hidupnya.

Kinanti hanya bisa menatap ujung sepatu hitamnya yang sudah lusuh karena ia gunakan sejak SMP.

Ia tak berani menatap teman-temannya karena pasti sekarang ia dihujani tatapan kasihan, jujur Kinanti tak menyukai hal itu.

Namun Kinanti tak akan coba memberi klarifikasi atau apapun itu namanya, biar saja semua orang berspekulasi toh memang benar, hidupnya menyedihkan.

Kinanti tak sadar ada seseorang yang sedari menyadari ketidaknyamanannya.

"Udah woi! pada diam!"

Raka berdiri, suaranya terdengar kesemua penjuru ruangan membuat siswa dan siswi diam begitu saja.

[]

Episodes
1 BAB 1 : Anak Inti
2 BAB 2 : Harapan
3 BAB 3 : Faisal Menyebalkan!
4 BAB 4 : Siksaan Kesekian
5 BAB 5 : Penolakan Pertama
6 BAB 6 : Telat
7 BAB 7 : Sebotol Air Mineral
8 BAB 8 : Tak Baik-Baik Saja
9 BAB 9 : Cerita Kelam Kinanti
10 BAB 10 : Rasa Bersalah
11 BAB 11 : Semangat yang Redup
12 BAB 12 : Seni Budaya
13 BAB 13 : Berita Buruk
14 BAB 14 : Hati Tak Tenang
15 BAB 15 : Sepenggal Masa Lalu
16 BAB 16 : Sulit Digapai
17 BAB 17 : Undangan
18 BAB 18 : Satu Pesan Bahagia
19 BAB 19 : Cantik
20 BAB 20 : Buaya Ciliwung
21 BAB 21 : Nggak Peka
22 BAB 22 : Kamar Mandi
23 BAB 23 : Tamu Tak Diharapkan
24 BAB 24 : Faisal dan Kekhawatirannya
25 BAB 25 : Jepit Kupu-Kupu
26 BAB 26 : Bahagia Selalu Melewatinya
27 BAB 27 : Kemarahan Kinanti
28 BAB 28 : Foto Milik Bunda
29 BAB 29 : Saudara Tak Sedarah
30 BAB 30 : Klarifikasi Faisal
31 BAB 31 : Nana Telat Pulang
32 BAB 32 : UKS
33 BAB 33 : Gosip Sekolah
34 BAB 34 : Drama Malin Kundang
35 BAB 35 : Kebahagiaan yang Terlambat
36 BAB 36 : Masa Lalu yang Tuntas
37 BAB 37 : Rumah Sakit
38 BAB 38 : Keributan di Rumah Sakit
39 BAB 39 : Cobaan Tak Ada Habisnya
40 BAB 40 : Membantu Kinanti
41 Episode 41 : Faisal yang Paling Manis
42 BAB 42 : Time Zone
43 Representatif Karakter
44 BAB 43 : Saudara Tak Sedarah
45 BAB 44 : Lab Komputer
46 BAB 45 : Game Over
47 BAB 46 : Retakan Tak Terlihat
48 BAB 47 : Keluarga
49 BAB 48 : Beli Baju
50 BAB 49 : Menjauh Hal yang Berat
51 BAB 50 : Kamar Baru
52 Haiiiii!
53 BAB 51 : Pagi yang Berbeda
54 BAB 52 : Ulang Tahun Sekolah
55 BAB 53 : Bongkar Identitas
56 BAB 54 : Hujan di Luar
57 BAB 55 : Bazar Sekolah
58 Mohon maaf
59 BAB 56 : Stand Bazar
60 BAB 57 : Pesan Bertubi-tubi
61 BAB 58 : Identitas Kinanti
62 BAB 59 : Prome Night
63 BAB 60 : Ayunan Taman
64 BAB 61 : Koridor Sekolah
65 BAB 62 : Surprise!
66 BAB 63 : Pertemanan yang Terjalin
67 BAB 64 : Keliling Kota
68 BAB 65 : Kepergian Faisal Akhirnya Tiba
Episodes

Updated 68 Episodes

1
BAB 1 : Anak Inti
2
BAB 2 : Harapan
3
BAB 3 : Faisal Menyebalkan!
4
BAB 4 : Siksaan Kesekian
5
BAB 5 : Penolakan Pertama
6
BAB 6 : Telat
7
BAB 7 : Sebotol Air Mineral
8
BAB 8 : Tak Baik-Baik Saja
9
BAB 9 : Cerita Kelam Kinanti
10
BAB 10 : Rasa Bersalah
11
BAB 11 : Semangat yang Redup
12
BAB 12 : Seni Budaya
13
BAB 13 : Berita Buruk
14
BAB 14 : Hati Tak Tenang
15
BAB 15 : Sepenggal Masa Lalu
16
BAB 16 : Sulit Digapai
17
BAB 17 : Undangan
18
BAB 18 : Satu Pesan Bahagia
19
BAB 19 : Cantik
20
BAB 20 : Buaya Ciliwung
21
BAB 21 : Nggak Peka
22
BAB 22 : Kamar Mandi
23
BAB 23 : Tamu Tak Diharapkan
24
BAB 24 : Faisal dan Kekhawatirannya
25
BAB 25 : Jepit Kupu-Kupu
26
BAB 26 : Bahagia Selalu Melewatinya
27
BAB 27 : Kemarahan Kinanti
28
BAB 28 : Foto Milik Bunda
29
BAB 29 : Saudara Tak Sedarah
30
BAB 30 : Klarifikasi Faisal
31
BAB 31 : Nana Telat Pulang
32
BAB 32 : UKS
33
BAB 33 : Gosip Sekolah
34
BAB 34 : Drama Malin Kundang
35
BAB 35 : Kebahagiaan yang Terlambat
36
BAB 36 : Masa Lalu yang Tuntas
37
BAB 37 : Rumah Sakit
38
BAB 38 : Keributan di Rumah Sakit
39
BAB 39 : Cobaan Tak Ada Habisnya
40
BAB 40 : Membantu Kinanti
41
Episode 41 : Faisal yang Paling Manis
42
BAB 42 : Time Zone
43
Representatif Karakter
44
BAB 43 : Saudara Tak Sedarah
45
BAB 44 : Lab Komputer
46
BAB 45 : Game Over
47
BAB 46 : Retakan Tak Terlihat
48
BAB 47 : Keluarga
49
BAB 48 : Beli Baju
50
BAB 49 : Menjauh Hal yang Berat
51
BAB 50 : Kamar Baru
52
Haiiiii!
53
BAB 51 : Pagi yang Berbeda
54
BAB 52 : Ulang Tahun Sekolah
55
BAB 53 : Bongkar Identitas
56
BAB 54 : Hujan di Luar
57
BAB 55 : Bazar Sekolah
58
Mohon maaf
59
BAB 56 : Stand Bazar
60
BAB 57 : Pesan Bertubi-tubi
61
BAB 58 : Identitas Kinanti
62
BAB 59 : Prome Night
63
BAB 60 : Ayunan Taman
64
BAB 61 : Koridor Sekolah
65
BAB 62 : Surprise!
66
BAB 63 : Pertemanan yang Terjalin
67
BAB 64 : Keliling Kota
68
BAB 65 : Kepergian Faisal Akhirnya Tiba

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!