BAB 2 : Harapan

Mereka berdua telah berada di kantin utama sekolah, tapi Kinanti masih memikirkan apa yang di katakan Sarah tadi, kalau mereka sekelompok, bahkan sudah saling dekat pasti Kinanti semakin sulit untuk beradaptasi apa lagi untuk berteman dengan mereka.

Lagi-lagi Kinanti menghela napas yang kesekian kalinya pagi itu.

"Kinanti!" Sarah mengagetkannya.

"Eh iya, kenapa Rah?"

"Jangan bilang kamu lagi mikirin caranya beradaptasi dengan habitat lain ya?"

"Apa sih, Rah."

"Lagian diem aja. Aku makan nasi goreng aja. Kamu?

"Aku minum teh anget aja kayanya, takut nggak keburu. Awas aja ya, kalau kita sampai telat masuk kelas!" Kinanti sedikit bercanda dengan mengancam Sarah.

"Siap Komandan! Nyari tempat duduk gih!" Sarah mendorong tubuh Kinanti.

Kinanti mengedarkan pandangannya untuk mencari tempat duduk. Kantin pagi itu tampak cukup ramai, Kinanti sedikit terkejut karena biasanya kalau dia sarapan hanya ada beberapa orang saja di sana.

"Kinanti!"

Kinanti berbalik mendengar namanya di panggil. Dia melihat seseorang yang melambaikan tangan.

"Di sini aja!" Sambil menunjuk kursi di sampingnya.

Faisal. Orang yang memanggilnya adalah orang yang sama dengan orang yang tadi pagi mengajaknya berkenalan.

Awalnya Kinanti ingin menolak, tapi akhirnya ia memberanikan diri untuk duduk bersama teman barunya itu.

"Tadi diajak nggak mau, sini." Faisal menepuk kursi di sampingnya.

"Sendirian Nan?" Tanya Raka yang baru datang membawa dua gelas teh.

"Sama teman, dia lagi beli makan."

Kinanti sedikit terkejut saat Raka meletakkan satu gelas teh yang dibawanya tadi ke hadapan Kinanti, "Nih, buat kamu."

Belum sempat Kinanti menjawab terdengar Faisal yang merajuk dengan nada yang di buat-buat, "Raka! Kok kamu jahat sih sama aku. Masa Kinanti dikasih minum aku enggak."

"Jijik Sal. Beli sendiri sana!"

Padahal tentu saja Raka sebelumnya berniat memberikan teh itu untuk Faisal, namun karena ada Kinanti jadi tak ada salahnya mengerjai Faisal.

Sedangkan Kinanti masih tidak menyangka dengan sikap baik Raka, tapi juga tak bisa menahan rasa senang mengetahui ada orang yang baik kepadanya.

"Makasih, Raka." Suara Kinanti hampir tak terdengar karena menunduk terlalu dalam, membuat Faisal yang tadinya mau kembali merajuk mengurungkan niatnya.

Kinanti mengangkat wajahnya menatap bagaimana reaksi Raka. Saat itu pula Raka juga sedang menatapkan.

"Iya, sama-sama." Raka tersenyum sebelum akhirnya menyuap kembali makannya.

"Eh cewek Lo satu kelas sama kita kan?" Pertanyaan Faisal membuat Kinanti sedikit terkejut.

"Iya, semalem dia baru bilang."

"Gila! Bisa gitu satu kelas sama pacar?" Faisal menggelengkan kepalanya.

"Kamu udah punya pacar ya?" Kinanti memberanikan diri untuk bertanya.

"Iya dari SMP, malah mereka udah putus -nyambung - putus - nyambung mulu." Faisal yang menjawab.

Raka di depannya hanya sedikit tersenyum, entah kenapa Kinanti melihat ada sesuatu yang di simpan diam-diam oleh teman barunya itu.

Ada perasaan aneh dalam diri Kinanti entah kenapa. Kinanti sekali lagi menghela napas dia merasa sedikit kecewa dengan berita yang baru saja didengarnya. Sampai akhirnya ada yang meletakkan piring tepat di sampingnya.

"Oh, temen kamu, Sarah."

"Lo lagi, Lo lagi. Males banget gue ketemu lo mulu!" Sarah terdengar sedikit kesal.

"Kalian udah kenal ya?" Tanya Kinanti seadanya.

"Ini yang aku ceritain tetangga nyebelin, yang suka minta kertas HVS aku, Ki," keluh Sarah membuat Kinanti tertawa.

"Eh apaan? Orang emak lo yang nyuruh! Nak Faisal kalau butuh kertas buat ngerjain PR ambil aja ya punya Sarah. Ya ngapain gue nolak!" Protes Faisal sambil meniru suara yang dibuat-buat seperti perempuan.

"Lo aja yang nggak tahu diri! Bayar dong!"

"Udah! Udah! Berantem mulu kalian. Nggak di rumah, nggak di tempat les, sekarang juga di sekolah." Raka mencoba melerai keduanya.

"Temen Lo tuh! Nyebelin banget sih jadi orang! Hidup lagi!" Sarah mulai menyuap nasi gorengnya yang masih mengepulkan asap.

Selama perdebatan keduanya Kinanti hanya diam saja, sesekali tersenyum melihat pipi Sarah yang mulai memerah setiap kali menahan emosinya.

"Ke kelas yuk Ka! Nggak nafsu makan lagi gue." Faisal bangkit dari kursinya.

"Eh yang ada gue mual kalau ada Lo!" Sarah kembali menimpali.

"Udah!" Lerai Raka.

"Kinanti, aku duluan ya. Kamu cepetan takutnya sebentar lagi bel masuk.

Lo cepetan makannya, Kinanti nanti ikutan telat karena nungguin Lo!" Faisal menyempatkan diri melempar kulit kacang ke arah Sarah sebelum akhirnya berlari menghindari amukan Sarah.

"Nan duluan ya," pamit Raka sambil tersenyum yang di balas anggukan Kinanti.

"Awas aja Lo! Nggak akan gue bukain pintu kalau tengah malam minta es krim," teriak Sarah penuh emosi, Kinanti dapat melihat beberapa orang yang mulai menoleh ke arah meja mereka.

"Udah tenang masih pagi Rah," ujar Kinanti mengelus pelan lengan temannya itu coba menenangkan.

"Emosi banget gue kalau ketemu makhluk itu. Dosa apa gue setiap hari ketemu dia!" Sarah masih bersungut-sungut kesal.

"Jadi ada yang tiap malem makan es krim bareng ni?" Kinanti coba menggoda temannya.

"Apa sih Ki! Enggak! Dia aja tu yang ngemis-ngemis es krim. Kamu jangan deket-deket dia ya, sama Raka aja temenannya."

Kinanti teringat sesuatu, "Oh iya, Raka udah punya pacar ya?"

Sarah menoleh sesaat, "Udah. Pacar dari SMP Ki. Putus - nyambung gitu terus."

Kinanti hanya ber oh singkat.

"Dia manggil kamu Nan."

"Ha?" Kinanti sedikit bingung.

"Itu, dia manggil kamu Nan. Kaya Ibu kamu kan?"

Kinanti baru teringat, kalau Raka memanggilnya Nan. Hatinya menghangat.

"Iya," jawabnya sedikit melamun.

"Kamu belum dapat kabar beliau ya?"

Kinanti hanya menggeleng lemah, dadanya sedikit sesak mendengar pertanyaan Sarah. Bahkan pertanyaan itu membuatnya lebih tak bersemangat dari pada mengetahui Raka yang sudah punya pacar.

"Kamu yang sabar ya," tutur Sarah mengelus pundak Kinanti sebelum meneguk air mineralnya.

Kinanti tersenyum pasrah, "Aku nggak punya pilihan lain kan Rah?"

"Ki, percaya sama aku kalau kamu pasti akan ketemu sama Ibu kamu."

Sarah menggenggam kedua tangan Kinanti yang ada di pangkuannya.

"Sekarang, waktunya kamu fokus belajar. Begitu kamu lulus, langsung kabur aja dari rumah nenek lampir itu."

Kinanti hampir tertawa mendengar perkataan Sarah yang menyebut neneknya sebagai nenek lampir. Memang Sarah dan Farah sedikit tahu bagaimana keadaan Kinanti sekarang, termasuk fakta kedua orang tuanya memilih meninggalkan Kinanti dan adiknya.

"Yuk masuk! Udah bel."

Kinanti hanya mengangguk saat tangannya mulai di tarik Sarah untuk menuju kelas mereka masing-masing.

Kinanti berharap semoga ibunya masih ingat kalau dirinya dan juga adiknya masih ada di muka bumi, hingga mungkin suatu saat nanti ibunya akan menjemput mereka.

[]

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Hmmmm
So sad!!!!

2023-10-05

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Anak Inti
2 BAB 2 : Harapan
3 BAB 3 : Faisal Menyebalkan!
4 BAB 4 : Siksaan Kesekian
5 BAB 5 : Penolakan Pertama
6 BAB 6 : Telat
7 BAB 7 : Sebotol Air Mineral
8 BAB 8 : Tak Baik-Baik Saja
9 BAB 9 : Cerita Kelam Kinanti
10 BAB 10 : Rasa Bersalah
11 BAB 11 : Semangat yang Redup
12 BAB 12 : Seni Budaya
13 BAB 13 : Berita Buruk
14 BAB 14 : Hati Tak Tenang
15 BAB 15 : Sepenggal Masa Lalu
16 BAB 16 : Sulit Digapai
17 BAB 17 : Undangan
18 BAB 18 : Satu Pesan Bahagia
19 BAB 19 : Cantik
20 BAB 20 : Buaya Ciliwung
21 BAB 21 : Nggak Peka
22 BAB 22 : Kamar Mandi
23 BAB 23 : Tamu Tak Diharapkan
24 BAB 24 : Faisal dan Kekhawatirannya
25 BAB 25 : Jepit Kupu-Kupu
26 BAB 26 : Bahagia Selalu Melewatinya
27 BAB 27 : Kemarahan Kinanti
28 BAB 28 : Foto Milik Bunda
29 BAB 29 : Saudara Tak Sedarah
30 BAB 30 : Klarifikasi Faisal
31 BAB 31 : Nana Telat Pulang
32 BAB 32 : UKS
33 BAB 33 : Gosip Sekolah
34 BAB 34 : Drama Malin Kundang
35 BAB 35 : Kebahagiaan yang Terlambat
36 BAB 36 : Masa Lalu yang Tuntas
37 BAB 37 : Rumah Sakit
38 BAB 38 : Keributan di Rumah Sakit
39 BAB 39 : Cobaan Tak Ada Habisnya
40 BAB 40 : Membantu Kinanti
41 Episode 41 : Faisal yang Paling Manis
42 BAB 42 : Time Zone
43 Representatif Karakter
44 BAB 43 : Saudara Tak Sedarah
45 BAB 44 : Lab Komputer
46 BAB 45 : Game Over
47 BAB 46 : Retakan Tak Terlihat
48 BAB 47 : Keluarga
49 BAB 48 : Beli Baju
50 BAB 49 : Menjauh Hal yang Berat
51 BAB 50 : Kamar Baru
52 Haiiiii!
53 BAB 51 : Pagi yang Berbeda
54 BAB 52 : Ulang Tahun Sekolah
55 BAB 53 : Bongkar Identitas
56 BAB 54 : Hujan di Luar
57 BAB 55 : Bazar Sekolah
58 Mohon maaf
59 BAB 56 : Stand Bazar
60 BAB 57 : Pesan Bertubi-tubi
61 BAB 58 : Identitas Kinanti
62 BAB 59 : Prome Night
63 BAB 60 : Ayunan Taman
64 BAB 61 : Koridor Sekolah
65 BAB 62 : Surprise!
66 BAB 63 : Pertemanan yang Terjalin
67 BAB 64 : Keliling Kota
68 BAB 65 : Kepergian Faisal Akhirnya Tiba
Episodes

Updated 68 Episodes

1
BAB 1 : Anak Inti
2
BAB 2 : Harapan
3
BAB 3 : Faisal Menyebalkan!
4
BAB 4 : Siksaan Kesekian
5
BAB 5 : Penolakan Pertama
6
BAB 6 : Telat
7
BAB 7 : Sebotol Air Mineral
8
BAB 8 : Tak Baik-Baik Saja
9
BAB 9 : Cerita Kelam Kinanti
10
BAB 10 : Rasa Bersalah
11
BAB 11 : Semangat yang Redup
12
BAB 12 : Seni Budaya
13
BAB 13 : Berita Buruk
14
BAB 14 : Hati Tak Tenang
15
BAB 15 : Sepenggal Masa Lalu
16
BAB 16 : Sulit Digapai
17
BAB 17 : Undangan
18
BAB 18 : Satu Pesan Bahagia
19
BAB 19 : Cantik
20
BAB 20 : Buaya Ciliwung
21
BAB 21 : Nggak Peka
22
BAB 22 : Kamar Mandi
23
BAB 23 : Tamu Tak Diharapkan
24
BAB 24 : Faisal dan Kekhawatirannya
25
BAB 25 : Jepit Kupu-Kupu
26
BAB 26 : Bahagia Selalu Melewatinya
27
BAB 27 : Kemarahan Kinanti
28
BAB 28 : Foto Milik Bunda
29
BAB 29 : Saudara Tak Sedarah
30
BAB 30 : Klarifikasi Faisal
31
BAB 31 : Nana Telat Pulang
32
BAB 32 : UKS
33
BAB 33 : Gosip Sekolah
34
BAB 34 : Drama Malin Kundang
35
BAB 35 : Kebahagiaan yang Terlambat
36
BAB 36 : Masa Lalu yang Tuntas
37
BAB 37 : Rumah Sakit
38
BAB 38 : Keributan di Rumah Sakit
39
BAB 39 : Cobaan Tak Ada Habisnya
40
BAB 40 : Membantu Kinanti
41
Episode 41 : Faisal yang Paling Manis
42
BAB 42 : Time Zone
43
Representatif Karakter
44
BAB 43 : Saudara Tak Sedarah
45
BAB 44 : Lab Komputer
46
BAB 45 : Game Over
47
BAB 46 : Retakan Tak Terlihat
48
BAB 47 : Keluarga
49
BAB 48 : Beli Baju
50
BAB 49 : Menjauh Hal yang Berat
51
BAB 50 : Kamar Baru
52
Haiiiii!
53
BAB 51 : Pagi yang Berbeda
54
BAB 52 : Ulang Tahun Sekolah
55
BAB 53 : Bongkar Identitas
56
BAB 54 : Hujan di Luar
57
BAB 55 : Bazar Sekolah
58
Mohon maaf
59
BAB 56 : Stand Bazar
60
BAB 57 : Pesan Bertubi-tubi
61
BAB 58 : Identitas Kinanti
62
BAB 59 : Prome Night
63
BAB 60 : Ayunan Taman
64
BAB 61 : Koridor Sekolah
65
BAB 62 : Surprise!
66
BAB 63 : Pertemanan yang Terjalin
67
BAB 64 : Keliling Kota
68
BAB 65 : Kepergian Faisal Akhirnya Tiba

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!