Episode 2

(Alexander Steven Gerrard POV)

Jleb

Akkhhhhh

"Ampun yang mulia, Ampun."

"Ampun kau bilang, cih menjijikan. Kau tahu aku sudah muak melihat orang sepertimu. Dasar bermuka dua." Aku begitu jijik dengan orang yang seperti ini.

Sangat percaya diri ketika menghianati ku dan lemah ketika dia sudah terkena hukuman.

"Yang mulia saya mohon ampuni saya." Pria itu memohon lagi, harus berapa kali aku mengatakan kalau aku tak akan mengampuni nya, tapi sepertinya ia tuli.

"Tak ada ampun bagimu!!"

Sreeetttt

Aku merobek mulutnya yang berisik itu dengan belati ku. Ku dengar teriakan nya dan itu! Sangatlah merdu.

Tak puas dengan itu, aku mulai menyayat kulit lengannya dan menyicipi darah dari lengannya.

Cuih

"Seperti dirimu! darah mu juga sangat menjijikan." Ia malah melotot pada ku ingin rasanya aku mencongkel matanya itu.

Tapi akan ku wujud kan semua keinginan ku.

Aku mulai mengarahkan belati ku ke arah matanya yang sedang melotot. Aku mulai mencongkel dengan pelan agar ia tak kesakitan.

Akkhhhhh sakit...

Ku congkel kedua matanya itu lalu ku cincang-cincang bola matanya itu yang sangat menggemaskan.

Pria itu sudah mati. Cih, terlalu lemah!!

*****

Setelah melakukan kegiatan menyenangkan itu, aku pergi untuk membersihkan diriku.

Sebelumnya.

Namaku adalah Alexander Steven Gerrard, aku adalah anak pertama dari pasangan Raja Diamond dan Ratunya.

Umurku 20 tahun dan aku sering di panggil dengan Alex. Di usiaku ini aku sudah di nobatkan sebagai putra mahkota.

Wajahku tidak lah tampan seperti putra-putra mahkota lainnya. Wajahku cacat karena dulu sewaktu aku kecil aku terkena racun dan mengakibatkan wajahku di bagian samping mata sampai pipi kiri ku terdapat luka yang semakin lama semakin besar.

Aku tak peduli dengan pendapat orang lain yang mengatakan aku buruk rupa. Karena memang sejatinya seperti itu.

Aku juga tak tertarik untuk di puji oleh mereka. Aku hanya menjalani hidup sesuai keinginan ku bukan keinginan orang lain.

Aku sangat suka melakukan kegiatan seperti tadi dan itu berlaku pada orang yang menghianati ku.

Aku juga sangat suka meminum darah, seperti ibu ku.

Dulu aku mempunyai seorang adik perempuan yang lucu, aku sangat menyayangi nya. Tapi gara-gara racun itu, adik ku pergi untuk selamanya dan membuat ku sangat terpukul.

Meski aku kejam, tapi tidak untuk keluarga ku terutama adik ku.

Sekarang aku hanya mempunyai seorang adik, adik sepupu lebih jelasnya!

Tapi aku sudah menganggap dia adik kandung ku.

Ia juga sama seperti ku, sama-sama terkena racun itu. Tepatnya ia terkena racun dan berefek di jantungnya.

Aku berharap dia baik-baik saja karena aku tak ingin kehilangan adik ku lagi. Tak ingin!

Semua akan kulakukan untuk bisa menyembuhkannya. Apapun itu.

"Kakak!!" Itu dia adik tersayang ku. Cassia, aku sering memanggilnya Cia.

Dia berjalan mendekat dengan senyuman manis di bibir pucat nya.

"Ada apa?" tanyaku lembut sambil mengelus rambut nya yang mulai rontok.

"Kakak ayo kita berpetualang!" ucapnya dengan semangat.

"Nanti saja setelah kau sembuh." Dia selalu saja meminta hal itu dan tak mungkin aku menurutinya karena itu sangatlah berbahaya.

"Hmmm selalu saja seperti itu!" keluhnya sambil cemberut.

Aku terkekeh geli melihat adik ku yang paling aku sayang itu sedang cemberut.

"Ayolah kakak aku mohon!" pintanya lagi dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tidak Cia itu berbahaya. Apa sebenarnya yang ingin kau cari hah?"

"Aku tak ingin mencari apa-apa kakak! Aku hanya ingin melihat dunia luar sebelum dunia ini aku tinggalkan." Ini dia, inilah kata-kata yang paling aku tidak suka.

"Berhentilah berbicara seperti itu Cia. kakak akan berusaha menemukan penawar itu!" aku memeluknya. Sungguh aku tak mau kehilangan adik ku untuk kedua kalinya.

"Kalau begitu ayo! Anggap saja ini adalah permintaan terakhirku!"

"Cia!!!!!" aku mulai kesal karena ia selalu saja berbicara seperti itu.

Aku menghembuskan nafas berat. Lalu menatap lekat matanya yang sayu itu.

"Baiklah, pergi sana minta izin dulu dengan bunda."

"Baiklah."

****

"Kakak."

"Bagaimana? Apa di izinkan?" tanya ku dan berharap ia tak di izinkan.

"Yah, ibu mengizinkanku pergi bersama kakak," aku tahu pasti ia akan mudah mendapatkan izin dengan kata-kata memilukan yang sering di lontarkan nya kalau meminta sesuatu.

"Kemana kita akan pergi?"

"Hutan viona."

Apa? Untuk apa Cia pergi kehutan itu.

"Untuk apa?"

"Aku dengar di hutan itu banyak sekali bunga-bunga langkah yang indah dan aku ingin melihatnya secara langsung, bolehkan? Lagi pula kan hutan itu tak berbahaya."

Memang hutan itu tak berbahaya, tapi baiklah.

"Baiklah, hanya sebentar saja."

"Yeay terimakasih kakak."

*****

Setelah beberapa menit, kami pun sudah ada di kereta masing-masing dan bersiap menuju hutan itu.

Aku tak tahu mengapa hutan itu di beri nama viona hanya saja itu mungkin tak terlalu penting. Jadi aku tak peduli.

"Berhati-hatilah sayang, Alex jaga adik mu yah!"

"Baiklah ibu, kau bisa mengandalkan ku."

"Kembali lah sebelum matahari tenggelam."

"Baiklah," ucapku dan langsung pergi beserta yang lainnya.

****

Kini kami sudah sampai di pinggir hutan itu. Hutan itu masih dalam wilayah kerajaan Diamond.

Kami pun mulai memasuki hutan itu yang terlihat tenang dengan pohon yang tertata rapi.

Angin sepoi-sepoi membuat aku dan Cia menjadi tenang. ini sangat menenangkan.

Kami pergi ke area bunga-bunga langkah itu. Dan memang benar ini memang sangat indah dan menenangkan. Aku belum pernah merasakan ketenangan seperti ini.

"Kakak apa kau merasakan ketenangan ini?"

"Yah, ini sangat tenang Cia."

"Hahahaha sudah ku bilang, kakak pasti menyesal kalau tak mau kemari," ucapnya tertawa.

Aku sangat senang melihat Cia tertawa dan semoga akan seperti itu.

"Apa kau tak lelah?" tanya ku melihat keringat di dahinya.

"Lelah kakak, hanya saja semua itu sudah terbayar dengan ketenangan ini," ucapnya tersenyum manis.

Lama kami menatap dan menikmati semilir angin sepoi-sepoi. Cia mendekat pada salah satu bunga berwarna merah cerah. Bunga yang sangat indah, jujur aku tak tahu apa nama bunga itu.

"Kakak bolehkah aku memetik nya satu saja."

"Hmmm mungkin boleh, kan bunga-bunga ini tak ada yang punya."

Cia mulai memetik satu tangkai bunga cantik itu dan duduk di sampingku. Ia menghirup bunga itu dan tersenyum manis.

Tapi ada yang aneh, tiba-tiba kabut hitam menyelimuti hutan membuat pemandangan ku menjadi tak jelas. Aku menggenggam tangan Cia sekuat mungkin agar tak lepas dari ku.

Kabut itu sudah berhenti. Aku melihat sekitarku, sebagian prajurit ada yang sudah tergeletak dan ada yang terduduk lemas.

Cia??

Aku mencoba melihat keadaan Cia yang tangannya masih ku genggam.

Sisa-sisa kabut itu masih membekas, dan aku harus fokus. Aku melihat ke depan ku tepat Cia berada tadi.

Deg

Deg

Deg

Wajah pucat, mata hitam, rambut panjang. Dan DARAH!!!

Itu bukan Cia!!!!

Dimana Cia???

Siapa dia?

*****

tbc

Terpopuler

Comments

Nanda Lelo

Nanda Lelo

ternyata minum darah ny nurun y

2023-01-20

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

mampir

2022-02-12

0

pembaca setia

pembaca setia

alexander ama ibu zania sama aja sama2 kejam tapi bagus😊

2020-12-03

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!