Malam belum berganti menjadi pagi apalagi menjadi siang. Sunyi dan tenang yah itu lah keadaan sekarang.
Di sebuah gubuk lusuh terdapat seorang gadis yang sedang tertidur di ranjang yang terbuat dari bambu.
Bajunya lusuh sama seperti gubuk nya yang lusuh itu. Yah itulah Deana atau Ana!
Ana berbaring menghadap kanan, dengan mata yang terpejam dan nafas yang teratur.
Ia sedang ada di alam bawah sadarnya. Sampai-sampai ia tak menyadari pelukan erat tangan seseorang yang ada di sampingnya.
Tangan pucat, dingin memeluk tubuh Ana begitu erat, membuat Ana tertidur pulas.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu yang membuat Ana langsung membuka matanya.
Siapa malam-malam seperti ini datang bertamu?
tok tok tok
Suara ketukan semakin keras. Ana mencoba untuk bangun tapi ada sebuah tangan yang memeluknya erat.
Hah, tangan siapa ini?
Ana mencoba melepaskan tangan itu tapi tak bisa.
Tok tok tok
Hah, Ayolah apa yang terjadi sebenarnya?
tok tok tok
"Ana!!! Apa kau ada di dalam?" Teriak seorang pria, sepertinya ini adalah pria paruh baya karena terlihat dari nada suaranya.
Ana mencoba melepaskan tangan tersebut sekuat tenaga nya. Aneh nya meski pelukan itu terasa erat namun Ana begitu nyaman.
Setelah berusaha membuka pelukan itu, ana langsung duduk dan menoleh ke tempat tangan yang tadi memeluknya.
Ana langsung berdiri dan menutup mulutnya terkejut
Wanita itu!
Wanita yang selalu mengikutinya yang tadi memeluknya dengan erat.
Wanita itu tersenyum lebar melihat ke arah Ana.
Tok tok tok
Ana mulai teringat dengan orang yang sedang ada di luar. Ia mengabaikan wanita itu dan pergi menuju pintu.
Ini sudah tengah malam siapa yang ingin berkunjung?
Ia membuka pintu itu lalu mendapatkan seorang pria paruh baya yang berdiri di pintunya.
"Ada apa pak?"Tanya Ana langsung.
"Ada seorang wanita di hutan dan sepertinya ia terkena racun dan sekarang sedang berbaring lemah!"Ucap pria itu.
"Apa hubungannya dengan ku? Seharinya kau melaporkannya pada aparat desa bukan pada ku!"
"Tapi kau bisa mengobati orang Ana! Jadi tolonglah. Aku hanyalah orang miskin yang tak punya uang untuk bisa membayar mu, tapi aku punya perasaan ketika aku melihat seorang gadis lemah tergelatak tak berdaya."
Ana menghela nafasnya berat.
"Lalu mengapa kau tak langsung membawanya kemari?"
"Bagaimana caranya? Aku hanyalah seorang pria renta yang bahkan setumpuk kayu pun aku tak bisa mengangkat nya"
"Baiklah tunggu sebentar!"
Ana pergi ke dapur dan membawa pisau, siapa tahu ini adalah sebuah tipu muslihat. Ia memang mengharapkan kematian hanya saja tidak untuk kematian karena pelecehan seksual.
Setelah itu ia langsung menghampiri pria itu. Ini agak sedikit aneh! Mengapa wanita yang selalu mengikutinya tak muncul. Biasanya wanita itu selalu menampakan diri apalagi ketika ia akan pergi keluar rumah.
Tapi itu tak masalah, Malahan sangat bagus.
Ia teringat dengan kejadian tadi, apa ia selalu di peluk seperti itu setiap malam? Dan mengapa pelukan itu terasa nyaman? Siapa sebenarnya wanita itu.?
Ana dan pria itu pergi menuju hutan yang di maksud pria itu, Ana tak takut sedikit pun akan kegelapan malam dalam hutan itu karena sudah terbiasa.
Apa lagi hutan itu adalah hutan Viona ia sangat sering kemari untuk mencari makanan setiap harinya.
"Dia di sana!" Ucap pria itu menunjuk ke arah seorang gadis yang terbaring lemah.
Ana mulai mendekat. Ia melihat gadis itu yang wajahnya pucat
Ana memegang tangan gadis itu.
Dingin!
Pria itu memang benar! Gadis ini sepertinya sudah terkena racun terlihat dari tanda-tanda nya.
"Pak tua! Tolong bantu aku mengangkat nya!" Ucap Ana.
"Pak tua!! Pak tua!!" Panggil Ana dan ternyata pria itu sudah tak ada lagi.
Ana merasakan sesuatu, dingin!!!!
Ia mencoba mengangkat gadis itu, untung saja tubuh gadis itu kurus. Ini pasti efek dari racunnya.
*****
Setelah bersusah payah mengangkat gadis itu Ana langsung membaringkan tubuh gadis itu. Ia mulai memeriksa keadaan gadis itu.
"Hmmm sepertinya racun ini sudah ada di tubuhnya terlalu lama!'
"Gadis yang malang!"
"Tapi aku tak bisa mengobatinya sekarang karena ini sudah malam dan aku mengantuk. Hmmm mungkin dengan sedikit penawar bisa membuat tubuhnya bertahan!"
Ana mulai meracik obat penawar sementara dengan bahan yang ada di rumahnya.
Setelah itu ia memasukan obat itu kedalam mulut si gadis.
"Sebaiknya aku tidur, lagi pula nyawanya bukan tanggung jawab ku!" Ucap Ana dan langsung membaringkan tubuhnya.
Seperti ada yang kurang, tapi apa?
Ana mencoba menutup matanya untuk bisa tertidur tapi tetap saja tak bisa.
Ana merasakan tempat tidurnya keras dan membuat tubuhnya sakit, tak sama dengan malam-malam yang lalu.
Ana mencoba memejamkan mata nya lagi, Sebuah tangan menjulur memeluk tubuh Ana dan membuat Ana menjadi tenang dan nyaman, rasanya ia seperti tidur di atas kapas halus yang nyaman.
Malam pun terus berlanjut membuat orang terlelap tenang di alam bawah sadarnya masing-masing.
******
Keesokan harinya
Di kerajaan Diamond
Lucy tak bisa tidur semalam memikirkan putri tercinta yang menghilang entah kemana.
Putrinya yang sakit-sakitan, bagaimana putrinya bisa tidur, apa putrinya sudah makan? Apa putrinya tak takut dengan kegelapan?.
"Lucy!!" Panggil Zania.
"Kakak!" Ucap Lucy memeluk Zania.
"Cia pasti baik-baik saja, kita hanya perlu berdoa dan berusaha." Ucap Zania menenangkan Lucy.
"Semoga saja kakak hiks hiks hiks" Ucap Lucy terisak memegangi dadanya.
"Nathan dan yang lainnya pasti bisa menemukannya. Percayalah Lucy! Kau harus kuat!"
"Hiks hiks hiks, bagaimana kalau mereka tak menemukannya?"
"Jangan pernah berkata seperti itu Lucy! Cia pasti akan di temukan dalam keadaan sehat"
"Semoga saja!"
****
Nathan dan yang lainnya sudah bersiap-siap untuk pergi kembali mencari Cia.
"Cia, semoga kau baik-baik saja nak. Ayah mohon bertahanlah!" Batin Vian menangis.
"Cia semoga kau baik-baik saja. Kakak janji akan menuruti kemauan mu asalkan kau baik-baik saja!"
Mereka mulai bergegas pergi menuju hutan Viona.
Sesampainya di sana para prajurit di bagi untuk berpencar mencari ke seluruh penjuru hutan.
Nathan pergi dengan kelompoknya ke arah yang sudah di tentukan. Sedangkan Alex dan Vian pergi menuju ke arah lainnya.
Lama mereka mencari tapi tak ada satupun tanda-tanda keberadaan Cia.
Mereka sudah mencari kesana-kemari dan hasilnya nihil.
Semua sudah berkumpul kembali, mulai dari Nathan Vian,dan Alex beserta prajurit lainnya.
"Bagaimana ayah?" Tanya Alex.
"Kami tak menemukan satu jejak pun"
Via hanya terdiam, tak terasa air matanya jatuh. Putri satu-satunya! Ia bahkan tak bisa melindungi putri tercintanya, dan sekarang Apa yang harus ia katakan pada Lucy nanti?
Seandainya keajaiban terjadi.
"Sebaiknya kita pulang! Percuma kita mencari tapi hasilnya nihil! Vian Aku turut berduka!" Ucap Nathan sedih.
Vian hanya tersenyum kecut menghapus air matanya.
"Paman maaf kan aku" Ucap Alex menyesal.
"Tak apa Alex, ini bukan kesalahan mu!"
Kresek kresek
Ketika mereka ingin beranjak, tiba-tiba suara semak membuat mereka menghentikan langkah mereka dan melihat ke arah semak itu
Alex mendekat pada semak itu dan melihat siapa yang ada di situ.
Alex melihat seorang gadis yang tengah memetik beberapa bunga.
Alex dan yang lainnya mendekat pada gadis itu.
"Siapa kau?"
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Nanda Lelo
kyknya hantu itu ibunya ana deh
2023-01-20
1
Ida Lailamajenun
deana anak dari hantu itu kali ya.khn dulu diperkosa dihutan Viona mgkn itu la hantu wanita itu selalu mengikuti ana dan tidurpun bersama
2021-11-08
0
☆chika
rada² serem yah cerita nya
2021-08-11
0