Bicaralah

Setelah malam itu, Erick menjalani aktivitas seperti biasa. Menghabiskan waktu di restoran kekinian yang telah dibangunnya selama empat tahun ini, lalu pulang ke rumah untuk beristirahat saat malam hari. Namun, tentu saja ada yang sedikit berbeda. Saat pagi dan sore hari, dia menyempatkan diri datang ke rumah sakit, tempat gadis yang diselamatkannya tempo hari dirawat.

Kondisi fisik Shelin sudah sangat membaik, tapi hal itu berbanding terbalik dengan mentalnya. Setiap kali ditanya, dia hanya menunduk, lalu menangis. Tak mau berbicara, apalagi bercerita tentang apa yang dialaminya malam itu. Sepertinya, gadis belia itu mengalami hal yang amat sangat mengerikan sehingga membuatnya mengalami trauma.

Dokter telah melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan menyimpulkan jika Shelin telah dilecehkan oleh lebih dari satu lelaki. Hal itu diketahui dari cairan kelelakian yang tertinggal di tubuh Shelin, bukan hanya milik satu orang saja. Alat vital Shelin juga mengalami sedikit robekan. Meski tidak parah, tapi itu membuktikan jika dia telah digilir dengan sangat tak manusiawi. Setidaknya ada lebih dari tiga lelaki yang telah merudapaksa gadis itu. Begitulah yang Erick dengar.

"Gadis itu masih tidak mau bicara?" tanya Rino, polisi yang malam itu dihubungi oleh Erick. Saat ini Rino baru saja selesai makan siang seorang diri di restoran Erick. Dia berniat hendak ke rumah sakit untuk melihat kondisi terkini Shelin, tapi lalu mengobrol sebentar dengan Erick.

"Tidak. Dia hanya pernah memberitahukan namanya Shelin. Setelah itu, tidak ada lagi. Hanya mengangguk dan menggeleng saat ditanya. Lalu saat disinggung mengenai apa yang dialaminya, dia hanya menangis sambil terlihat ketakutan." Erick menjawab.

Rino menghela napas. Apa yang didengarnya masih sama dengan saat dirinya hendak meminta keterangan dari Shelin terakhir kali.

"Mentalnya kena," ujar Rino sembari menyesap minuman dingin. Saat ini, tindakan Shelin yang hendak melakukan aksi bunuh diri dalam keadaan fisik yang memprihatinkan memang telah dilaporkan pada pihak kepolisian. Rino adalah polisi yang bertanggung jawab melakukan penyelidikan atas apa yang sebenarnya menimpa Shelin.

"Sudah dilakukan pendekatan oleh psikolog, tapi dia masih belum mau berbicara. Entah sebenernya apa yang terjadi pada gadis itu." Erick bergumam.

"Baiklah, aku akan ke sana dulu. Mungkin kali ini dia mau berbicara denganku," ujar Rino kemudian sambil beranjak dari duduknya. Polisi yang lebih sering menggunakan pakaian biasa saat bertugas itu lalu memeriksa ponselnya sejenak.

"Nanti sore aku ke sana," sahut Erick.

"Aku lihat, kamu peduli sekali pada gadis itu. Kamu naksir dia, ya?" tanya Rino sambil sedikit terkekeh.

Erick memang telah mengenal Rino sejak beberapa tahun yang lalu, tepatnya saat dia masih bersama mantan istrinya dan menjabat sebagai wakil direktur di hotel milik orang tua Lalita. Saat itu, ada kasus kejahatan yang terjadi di hotel, sehingga pihak pengelola mesti sering berinteraksi dengan petugas kepolisian yang menangani kasus tersebut. Erick yang bertanggung jawab mewakili hotel, sedangkan Rino yang bertugas melakukan penyelidikan. Dari sana keduanya mulai akrab.

"Aku hanya merasa tidak bisa mengabaikan dia. Mungkin karena melihat sendiri saat dia mau lompat dari atas jembatan layang," sahut Erick menanggapi.

Rino terkekeh memdengar jawaban Erick.

"Kalau Kamu naksir pun tidak masalah, Erick." Rino berujar sembari menepuk pundak Erick.

Rino kemudian berlalu, meninggalkan Erick yang mematung dengan ekspresi yang agak sulit dijabarkan. Menyukai perempuan lain lagi? Hal itu sungguh tak terpikirkan olehnya sejak bercerai dengan Lalita.

Erick membuang napas kasar, lalu melenggang menuju ruang kerja miliknya yang terletak di lantai dua restoran. Tempat di mana dia banyak menghabiskan waktu selama empat tahun terakhir. Dia berusaha mengalihkan pikirannya yang jadi tak menentu karena ucapan Rino tadi dengan berkutat pada laporan keuangan restorannya minggu ini. Sungguh, setelah bercerai dan menjalani hidup seorang diri, Erick semakin banyak melakukan instropeksi. Hal itu membuatnya semakin menyadari besarnya kesalahan yang dia lakukan di masa lalu. Untuk itulah, dia tak merasa memiliki hak untuk merajut kisah dengan perempuan baru.

Tanpa terasa waktu bergulir. Selesai dengan pekerjaannya, Erick melirik arloji yang dia kenakan dan baru menyadari jika hari telah mulai sore. Dia hendak beranjak saat tiba-tiba saja Rino menghubunginya.

"Ada apa?" tanya Erick sesaat setelah menerima panggilan telepon.

"Ada dua orang lelaki mencurigakan yang datang ke kamar rawat inap Shelin. Awalnya mereka mengaku sebagai keluarga dan ingin membawanya pulang, tapi Shelin malah ketakutan. Aku sudah menahan dua lelaki itu untuk dimintai keterangan. Shelin juga harus bicara, supaya semuanya bisa jelas." Rino menyahut.

"Dia masih tidak mau bicara pada dokter ataupun yang lain?" tanya Erick lagi.

"Tidak. Sebaiknya, kamu saja yang bujuk dia. Kamu kan yang menolong dia malam itu. Mungkin dia akan lebih percaya padamu dan mau bercerita," jawab Rino.

Erick menghela napasnya sejenak.

"Baiklah. Aku akan segera ke sana," ujar Erick kemudian.

Lelaki itu lalu mengenakan jaketnya dan menyambar kunci mobil. Dia segera meluncur ke rumah sakit tempat Shelin dirawat.

Sesampainya di sana, Erick langsung menuju kamar rawat inap Shelin. Gadis itu tampak menangis dan berusaha ditenangkan oleh seorang dokter dan juga perawat. Sedangkan Rino agaknya masih di kantor polisi setelah menahan dua orang lelaki mencurigakan tadi.

"Ada apa?" tanya Erick pada dokter yang berada di sana.

"Dia terus menangis setelah datang dua orang lelaki yang mengaku sebagai keluarganya. Sepertinya kedua lelaki itu erat kaitannya dengan trauma yang dia alami sekarang," jawab dokter itu.

Sekali lagi, helaan napas panjang terdengar dari mulut Erick.

"Biar saya yang bicara dengannya," ujar Erick kemudian.

Dokter itu terdiam sejenak, seperti sedang mempertimbangkan. Setelah itu, dia pun mengajak perawat yang datang bersamanya untuk pergi, meninggalkan Shelin hanya berdua saja dengan Erick.

Erick perlahan mendekat ke arah Shelin yang masih memeluk lutut di atas brankar rumah sakit sambil menangis terisak.

"Shelin, aku tahu kalau lelaki yang datang itu bukan keluargamu. Mereka adalah orang yang membuatmu jadi seperti ini, iya, kan?" Erick membuka percakapan.

Shelin tampak menahan isakannya.

"Kami semua di sini ingin membantumu, tapi akan sangat sulit melakukannya jika kamu tidak mau bicara seperti ini. Orang jahat yang datang tadi juga tidak akan bisa dihukum kalau kamu tidak menceritakan yang sebenarnya. Jadi, kalau kamu terlepas dari mereka, bicaralah, oke? Katakan semuanya tanpa perlu kamu sembunyikan lagi. Bekerjasamalah dengan polisi," ujar Erick lagi dengan lebih tegas.

Shelin masih diam.

"Shelin, ini semua demi kebaikanmu. Kamu masih muda dan masa depanmu harusnya masih panjang. Kamu harus berani kalau ingin punya kehidupan yang lebih baik." Erick kembali menambahkan.

Shelin mengangkat wajahnya dan menatap ke arah Erick dengan binar mata yang sedikit berbeda. Seolah ada secercah harapan yang didapatnya saat mendengar kata-kata Erick tadi.

"Bicaralah," pinta Erick untuk ke sekian kalinya. Kali ini dengan suara yang lebih lembut.

Shelin menelan ludahnya dengan kesusahan, tampak sedang mengumpulkan keberanian untuk membuka mulut.

"Orang yang datang itu ... mereka anak buah Mami Lusi ...," ujar Shelin kemudian dengan suara yang terdengar agak bergetar.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Em Mooney

Em Mooney

kasian shelin sampe trauma... ak kok gedeg y sm emaknya shelin. meskipun kismin... alhamdulillah emaku ngg bnyak nuntut dikirimin duit. sedikasihnya aku ngasih. ngg pernah minta berlebihan. makasih makk... mmk ter d'best

2023-12-31

1

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

ayo semangat Erick tolong in shelin tak kasih tau y shelin itu nanti jadi jodoh mu Erick wkwkwk

2023-10-11

0

🌺ziRa_hEnY💞🐊🐊

🌺ziRa_hEnY💞🐊🐊

ayo bicara shelin....

2023-10-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!