3. Keliling Pesantren

Fitri dan ketiga sahabatnya izin keliling pesantren karena merasa kebosanan, wajarlah bosan pas masih di Jakarta mereka kan sukanya bikin onar.

"Gimana kalau kita keluar cari angin bosan juga di sini terus” ajak Fitri.

"Let's go” jawab mereka serempak.

"Ayah kami mau keluar sebentar keliling cari angin boleh kan” izin Fitri kepada sang ayah.

"Boleh tapi ingat kalian jangan sampai bikin onar” ucap ayah Fahmi.

"Siap yah” jawab mereka kompak.

Setelah mendapat izin dari sang ayah mereka pun keluar keliling pesantren. Saat keliling pesantren mereka menjadi pusat perhatian para santri yang sedang berada di luar kelas, mereka membuat heboh di pesantren terutama santri putra yang heboh melihat kecantikan mereka, untung saja ada para ustadz yang menegur mereka untuk diam.

"Kuatkanlah imanku ya Allah"

"Astaghfirullah mau natap mereka tapi takut zina mata"

Begitulah kira-kira pekikan para santri putra, sedangkan santri putri ada yang menatap kagum ada juga yang menatap mereka dengan tatapan iri.

Fitri dan ketiga sahabatnya acuh terhadap sekitar mereka, sampai akhirnya mereka menemukan pohon rindang dan ada sebuah bangku di bawahnya.

"Kita duduk di sana" tunjuk Fitri.

"Ayo" jawab Nina.

Kesan pertama mereka saat mereka sampai di bawah pohon rindang tersebut, nyaman dan indah.

"Sejuk banget disini" ucap Nina.

"Pemandangannya juga bagus karena langsung menghadap ke lapangan bola" ujar itri.

"Fiks kita harus sering-sering kesini" ucap yuli.

Sedangkan Fitri hanya tersenyum dan memikirkan apakah dirinya bisa betah tinggal di pesantren dan apakah dirinya bisa meruba sikapnya jadi lebih baik lagi.

****

Disisi lain tepatnya di rumah kyai Hasan, Gus kembar mengajak sahabatnya juga keliling pesantren dan tentu istri Fauzan dan Faiz juga ikut.

Setelah meminta izin kepada kyai Hasan mereka pun keluar keliling melihat suasana pesantren.

"Enggak berubah sama sekali ya saat terakhir kita kesini" ucap faiz.

"Bener banget, saya kira kalau berkunjung berikutnya bakalan berubah ternyata tidak" ucap Kevin.

"Ummi yang nggak mau pesantren di rubah, makanya sampai sekarang masih sama" jawab Aldi.

Sedangkan Rani dan Nita tengah berpikir bagaimana reaksi suami mereka jika tau kalau Fitri sudah di jodohkan oleh ayah Fahmi.

"Semoga kamu nggak marah mas saat tau jika Fitri sudah di jodohkan" batin Rani.

"Bagaimana kalau kak Fauzan, mas Faiz  sama kak faris marah jika tau adik kesayangannya sudah di jodohkan" batin Nita.

Percayalah kedua menantu ayah Fahmi itu sedang sangat gelisah, mereka takut jika suami mereka menolak jika Fitri sudah di jodohkan.

Saat berkeliling banyak santri putri yang terpesona sama kegantengan mereka.

"Aishh ternyata sudah ada yang memiliki pasangan"

"Keberuntung banget aku hari ini"

"Ya Allah jodohkan lah aku salah satu di antara mereka"

"Astaghfirullah mau lihat wajah mereka lamatapi takut zina mata"

Sedangkan mereka hanya acuh mendengar bisik-bisikan para santri putra tersebut, sedangkan azkha dan ketiga saudaranya sudah menajamkan matanya saat mendengar bisikan para santrinya.

"Astaghfirullah kayaknya saya harus beri mereka hukuman" batin azkha.

"Apa pelajaran yang saya berikan kurang sampai mereka terang-terangan melalukan zina mata" batin Ardi.

"Jika abah tau pasti sudah marah" batin Aldi.

"Astaghfirullah" batin arham.

Sedangkan disisi lain, Fitri dan ketiga sahabatnya sangat menikmati suasana pesantren yang sudah mau menjelang sore.

"Menurut kalian, kita bakalan betah nggak sih tinggal disini?" tanya itri.

"Gue kurang yakin sih" jawab Nina.

"Kita jalani aja dulu" ucap Yuli.

"Bener yang dikatakan Yuli, kalau kita nggak betah tinggal kabur aja" ucap Fitri.

"Kalian nggak lupa kan cara kabur dengan manjat pagar tinggi" sambungnya.

"Tent_"

"Enggak ada yang bisa kabur dari pesantren ini" ucap seseorang yang memotong ucapan itri.

Sontak mereka berempat menoleh ke belakang dan yah disana sudah ada Gus kembar dan para Abang mereka serta kakak ipar Fitri.

"Siapa juga yang mau kabur?" elak Fitri.

"Kamu lah siapa lagi coba" jawab azkha.

"Enggak kok, iyakan gays" ucap Fitri minta persetujuan dari sahabatnya dan di angguki oleh mereka bertiga.

"Saya dengar sendiri ya, kalau kalian ingin kabur jika tidak betah tinggal pesantren" ucapan azkha membuat para sahabatnya dan saudara kembarnya melongo tidak percaya, percayalah ini kalimat terpajang yang azkha keluarkan dari mulutnya, azkha hanya akan berbicara panjang jika sedang mengajar setelahnya hanya ada perkataan yang singkat bahkan jika berhadapan bersama sang ummi azkha tetap irit bicara walaupun nada bicara terkesan lembut jika berbicara dengan sang ummi.

"Terserah anda mau ngomong apa" ucap Fitri ketus dan langsung berdiri memeluk Faris.

"Abang" rengek Fitri dan justru membuat azkha ingin segera menikahinya karena mendengar suara rengekan Fitri yang terdengar manja.

"Astaghfirullah ini cewek beneran mau di nikahin" batin azkha.

"Aku harus buru-buru ngasih tau ummi dan Abah rencanaku ini" batinnya.

"Kenapa, hmmm?" batin Faris lembut sambil mengelus lembut kepala adiknya.

"Adek pasti kangen banget sama Abang" jawab Fitri.

Sedangkan kedua Abang Fitri mendengus kesal, percayalah mereka selalu bertengkar memperebutkan Fitri hanya untuk menghabiskan waktu bersama dan yang jadi pemenangnya tentu ayah fahmi.

Fitri yang menyadari kedua Abang kembarnya kesal segera melepaskan pelukannya dan beralih memeluk mereka berdua.

"Abang marah sama adek" ucap Fitri dengan mata berkaca-kaca, ingat ya itu cuma trik agar abangnya nggak kesal.

Fauzan dan Faiz gelagapan saat melihat wajah adiknya yang bersedih apalagi kini matanya sudah berkaca-kaca.

"Dasar ratu drama" batin ketiga sahabat Fitri malas.

"Abang nggak marah dek" ucap Fauzan lembut.

"Abang mana bisa marah sama kamu dek" ucap faiz dan mereka pun berpelukan.

Azkha yang melihat Fitri tersenyum manis ke arah sahabatnya langsung paham jika Fitri sedang mengerjai abangnya.

"Menggemaskan" batin azkha.

"Abang nggak bohong kan"

"Enggak kok dek" jawab mereka berdua kompak.

"Sudah-sudah ayo sekarang kita kembali ke ndalem nggak lama lagi waktu shalat Azhar tiba" ucap Faris dan langsung menarik tangan Fitri dari pelukan kembarannya.

Ranj dan Nita melihat kekesalan semua mereka langsung memeluk lengannya sebagai penenang.

"Mas nggak usah kesal deh, biar kan saja fitri habiskan waktunya bersama kak Faris, pasti dia bakalan kesepian jika sudah kembali ke Jakarta" ucap Rani.

"Sayang, Faris itu adik ipar kamu yaa jadi nggak usah panggil kakak" ucap Fauzan.

"Kamu lupa mas kalau lebih tua kak Faris daripada aku, umur aku 23 tahun mas bukan di atas 25 tahun" ucap Rani kesal.

Fauzan langsung memeluk istrinya agar tidak merasa kesal, Fauzan sangat mencintai istrinya sama halnya ia mencintai dua wanita kesa

yangan keluarga Alexander.

Sedangkan Faiz dia tidak mempermasalahkannya karena sang istri lebih dulu menjelaskannya, dan dia mendukungnya.

****

Terpopuler

Comments

Kumo

Kumo

Ceritanya luar biasa, author semangat terus ya!

2023-10-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!