Kerja Part Time

"Itu teman-temanku sudah datang, aku pergi dulu," pamit Erick.

"Tunggu," ucap Hana tertahan.

"Terima kasih banyak, sudah menolongku hari ini," imbuhnya berterima kasih.

"Jangan sungkan, datangi aku kapan saja jika kau perlu," jawab Erick tersenyum ke arah Hana.

Pemandangan di depannya membuat David merasa mual dan ingin muntah.

"Bucin kok ke junior, junior kere lagi," ucap David menghina.

"Kenapa, lo cemburu," celetuk Nicholas seraya tersenyum jahil.

"Dih, amit-amit, bukan selera gue". jawab David acuh.

"Ntar nyesel kemakan omongan sendiri," senyum Nick mengembang melihat ekspresi kesal David.

"Bisa diem gak! Gak jelas banget lu dari tadi," bentak David kesal.

"Lah, baperan," jawan Nicholas meledek.

"Lagi PMS kali dia, hahaha," imbuh Louis, sekertaris osis.

***

"Assalamualaikum, Bu, Hana pulang," ucap Hana membuka pintu.

"Walaikum salam, Nak," jawab Bu Sandra.

Hana bergegas mencium pipi Ibunya yang sedang sibuk menjahit, Ibunya sore ini kelihatan sumringah, tidak seperti biasanya.

"Ibu kelihatan bersemangat banget," ucap Hana heran.

"Iya, Han. Ibu dapat Orderan dari Wijaya Group," jawab Bu Sandra antusias.

"Alhamdulillah, banyak ya, Bu?" tanya Hana.

"Cukuplah untuk membayar uang sekolah kamu, Han," jawab Bu sandra mengelus wajah putrinya.

"Yasudah, Hana bantuin ya bu'," ucap Hana seraya mengambil tumpukan kain yang sudah berpola itu.

Jam kini sudah pukul 22:30. Bu Sandra menatap putrinya yang ketiduran karena kelelahan membantunya. Wanita itu mengusap kepala Hana di atas meja mesin jahit.

"Ibu berharap kehidupan kita akan berubah jauh lebih baik, ibu ingin memberikan kehidupan yang layak untukmu, dan bisa memberikan kamu apa yang selama ini ibu tidak bisa berikan," gumam Bu Sandra sambil mencium kening putrinya.

***

Hari ini hari Hana sengaja datang lebih awal agar tidak terlambat lagi. Mobil-mobil mewah berjejer di parkiran. Sepanjang jalan, Hana melihat hanya dirinya sendiri yang berjalan kaki, dan memakai seragam berbeda.

"Brummm!! Brummm!! Brummm!!" rentetan suara mobil Sport menderu dari arah gerbang.

Hana menoleh ke belakang tepat di sumber suara.

Terlihat ramai para gadis-gadis bersorak mengerumuni ke empat mobil sport yang baru tiba itu.

Keluarlah David, Erick, Nicholas, dan Louis dari mobil masing-masing. Para fans mereka langsung menyerbu dengan meminta foto dan tanda tangan.

Hana acuh tidak perduli, dan memilih melanjutkan perjalanannya menuju kelas.

David melihat Hana yang menyelonong pergi begitu saja tanpa memperdulikan keberadaan mereka.

"Dasar gadis naif," batin David sinis.

Baru saja memasukan tasnya ke dalam loker, ia mendengar namanya di sebut dari speaker sekolah.

"Siswi atas nama Hana Gabriella harap datang ke kantor tata usaha," suara speaker pengunguman.

Firasat Hana langsung tidak enak. Ia tahu pasti ada hubungannya dengan uang administrasi yang belum di bayar. Segera ia pergi mendatangi kantor tata usaha.

"Saya tunggu sampai akhir bulan ini, kalau belum di bayar juga, saya terpaksa harus mencoret nama kamu," ucap Bu Ningsih.

"Baik bu, saya akan berusaha secepatnya melunasinya," jawab Hana tertunduk.

***

Selama 5 hari di sekolah, dengan cepat Hana bisa beradaptasi dan memiliki beberapa teman, tapi hanya ada 2 teman terdekatnya, yaitu Sarah dan Viola.

"Han! Hana!" panggil Sarah.

"Hah, kenapa?" jawab Hana terkejut.

"Lu di panggil-panggil dari tadi nggak nyaut," ucap Sarah kesal.

"Mikirin apa sih Han, sampe ngelamun gitu," tanya Viola.

"Nggak, nggak kenapa-kenapa kok," jawab Hana tersenyum tipis.

"Jujur aja, siapa tahu kami bisa bantu," ucap Viola.

"Ehm.. jadi gini, kalian ada nggak kenalan gitu yang butuh karyawan," terang Hana.

"Buat siapa? Buat lo?" tanya Sarah.

"Iya, gue butuh banget kerja part time," jawab Hana.

"Emang lu butuh berapa? Tinggal sebut aja, pasti kami bantu," ucap Viola menawarkan bantuan.

"Enggak, gue gak mau ngerepotin," jawab Hana sungkan.

"Yaelah, kaya ama siapa aja lu," jawab Viola.

"Makasih banget nih sebelumnya, tapi beneran aku cuma pengen kerja," tolak Hana dengan halus.

"Ehm.. ada sih lowongan, tapi di cafe tongkrongan om gue," ucap Sarah.

"Iya, apa aja gue mau, hari ini mulai kerja juga bisa kok," jawab Hana penuh harap.

"Yaudah nanti gue share lock ya, ntar siang lu tinggal dateng aja, nanti gue yang bicara sama om gue," jelas Sarah.

"Makasih ya, kalian baik banget," ucap Hana terharu dengan mata berkaca-kaca.

"Apaan sih, Han, ntar gue ikut mewek nih," jawab Sarah ikut terharu.

"Uu.. cup cup cup," imbuh Viola memeluk kedua temannya itu.

Hana sangat beruntung memiliki dua sahabat yang sangat mensuportnya. Walaupun mereka beda kasta, beda segalanya tapi mereka dengan iklas berteman dengan Hana tanpa memandang status dan materi.

***

"Kayaknya bener deh, kafenya yang ini," gumam Hana berbicara sendiri.

Hana membuka android buntutnya, memastikan bahwa cafe ini sama dengan alamat yang sudah di kirim Sarah.

Pelan-pelan ia menarik nafas panjang, dirinya juga tidak lupa berhenti di depan jendela luar untuk sekedar mengaca, merapikan rambut dan pakaiannya.

"Ayo Hana, Semangat!" batinnya.

Sejujurnya ia sedikit gugup, awalnya Hana berfikir hanya sebuah cafe kecil di pinggiran jalan, ternyata cafe milik omnya sarah lumayan besar, gedungnya juga bertingkat. Seperti cafe berkelas pada umunya.

Dengan bermodalkan nekad akhirnya gadis itu memberanikan diri untuk masuk.

"Selamat siang, ada yang bisa kami bantu?" ucap pelayan cafe.

"Saya mau bertemu dengan pemilik cafe," jawab Hana gugup.

"Sudah ada janji dengan beliau?" tanya pelayan itu lagi.

"Sudah tadi lewat telfon," jawab Hana.

"Baik, kalau begitu langsung masuk saja ke ruangannya, mari saya antar," ajaknya.

Setelah berbincang sebentar dengan pemilik cafe, Hana pun menyetujui dan menyanggupi semua peraturan bekerja di cafe ini.

"Kamu saya terima menjadi karyawan disini karena rekomendasi dari keponakan saya, ucap pemilik cafe.

"Kalau kerja kamu bagus saya akan menaikkan gaji kamu dan menjadikan kamu karyawan tetap," imbuhnya.

"Terima kasih sudah bersedia memberikan saya kesempatan," jawab Hana menunduk berusaha berbicara sesopan dan seformal mungkin.

"Sama-sama. Kamu sudah bisa mulai bekerja hari ini," ucap pemilik cafe.

"Baik, Pak," jawab Hana.

***

4 jam sudah terlewati, semaksimal mungkin ia bekerja dengan baik dan benar. Sejauh ini semuanya masih baik-baik saja sampai tibalah David dan kawan-kawan.

"Vid, pesen gih, laper banget gue," ucap Nicholas.

"Yaelah, sabar kali," jawab David terus mengutak-atik hpnya, menunggu balasan seseorang.

"Lu nunggu apa sih?" tanya Louis.

"Bentar, Winda mau kesini," tunda David.

"Winda.. ketua child leaders maksud lo? Primadona sekolah kita?" tanya Louis memastikan.

"Iya," jawab David singkat.

"Astaga David-david, kalau lo mau ngedate ngapain ngajakin kita," gerutu Nicholas.

"Gue lagi PDKT, kalau cuma berdua takut canggung," ujar David.

"Ganteng doang, nyali kagak ada," imbuh Louis.

"Shutt!! Dia datang," bisik David.

Seorang gadis berambut pendek, perawakan tinggi dan langsing itu tersenyum ke arah David.

"Sory, gue telat ya?" tanya Winda.

"Nggak kok, santai aja," jawab David selow.

"Tumben cuma bertiga, Erick mana?" tanya Winda melirik sekitar.

"Dia ikut bokapnya ke paris, bulan depan baru balik," jawab Louis.

Winda hanya mengangguk-angguk kecil.

"Yaudah, gua langsung pesen aja kali ya?" tanya David bingung.

"Buset pake tanya," jawab Nicholas kesal.

David mengangkat tangannya, dalam hitungan detik seorang pelayan datang untuk mencatat pesanan pria itu.

...~Bersambung~...

...Tolong tinggalkan Like dan Comment 🤗...

Terpopuler

Comments

Mey Noona

Mey Noona

dibayanganku wanda ini Shen Yue hehee🤣

2023-12-26

0

Mey Noona

Mey Noona

sedikit ralat ya kak. acuh=peduli🤗🙏
baru awal aja ceritanya bagus bgtt semangat dan pertahankannnn❤

2023-12-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!