Alana menundukkan wajahnya saat seorang pria memasuki ruang privat yang di pesan tuan Adiyaksa, meski begitu Alana merasakan dia tengah di tatap dengan intens oleh pria itu.
Alana yakin pria itu adalah cucu Tuan Adiyaksa yang bernama Bayu.
"Nah Alana ini adalah cucuku Bayu, Bayu bagaimana sudah ku bilang bukan jika Alana sangat cantik."
Alana mendongak dan melihat pria bernama Bayu itu tersenyum "Tentu, kakek dia sangat cantik." jantung Alana berdebar kencang, pria di depan Alana memang tampan, senyum pria itu terlihat penuh misteri, tatapan wajahnya juga tak bisa Alana tebak, apakah dia pria yang baik?, tapi meski begitu apa Alana bisa memilih?
Tuan Adiyaksa terkekeh "Itu bagus, kalian bisa mulai pendekatan mulai sekang, pernikahan akan di lakukan satu minggu lagi."
Alana tertegun, tak menyangka jika pernikahan akan dilakukan secepat itu.
Begitupun Bayu yang langsung menyuarakan pendapatnya "Apa tidak sebaiknya kami saling mengenal dahulu kakek? Ini terlalu cepat."
"Aku sudah bilang manfaatkan satu minggu ini, kau juga boleh cuti dan pergi kemana pun bersama Alana."
"Bukankah akan lebih bagus jika saling mengenal setelah menikah.." Bayu diam, dia tak mungkin membantah lebih jauh karena tak ingin sang kakek menjadi marah.
"Baik, kakek." Bayu tersenyum dan Alana bisa melihat ketulusan dari pria itu kepada Kakeknya.
....
Hari ini Bayu berjanji akan mengajak Alana pergi jalan- jalan untuk saling mengenal satu sama lain sekaligus melakukan fitting baju pengantin yang harus terlaksana satu minggu lagi.
Pria itu sudah ada di depan gang dimana rumah Alana berada.
Alana yang baru saja keluar dari rumahnya langsung bergegas saat Bayu berkata jika dia sudah menunggu dirinya di tepi jalan.
"Aku segera kesana." Alana mematikan teleponnya dan berjalan dengan cepat.
Bayu mengerutkan keningnya saat melihat Alana keluar dari gang kumuh itu dengan pakaian yang lusuh, rok di bawah lutut dengan kaos lengan pendek membuat Alana mirip gadis kampung yang udik, Bayu bahkan tak percaya jika dulu Alana adalah orang kaya, bagaimana bisa penampilannya tidak modis.
Bayu berdecak karena pemikirannya sendiri, benar itu dulu, Alana dan keluarganya kaya itu dulu, dan sekarang mereka hanya orang miskin yang akan menjadi parasit di keluarganya.
Bayu akui Alana memang cantik, meski gadis itu tidak berdandan, tapi kulitnya yang putih bersih membuat Alana cantik secara alami, meski begitu untuk jatuh cinta pada Alana, itu tidak mungkin. Sebab di hatinya hanya ada Marisa, kekasihnya.
Andai kakeknya tak memberi ancaman padanya, dia tidak akan mau menerima perjodohan ini.
"Maaf karena menunggu lama." Bayu melihat Alana menunduk mensejajarkan dirinya dengan jendela mobilnya.
"Tidak apa, masuklah!" Bayu mengedikkan kepalanya, dan Alana mengangguk untuk segera masuk ke dalam mobil.
Setelah memastikan Alana masuk Bayu segera mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Kita akan kemana?" Alana mencoba mencairkan suasana yang terasa canggung, mereka baru mengenal kemarin dan kini di paksa untuk berkencan, bolehkan ini di sebut kencan?
"Kita akan makan siang terlebih dulu, baru pergi ke butik untuk fitting baju pengantin, Mamaku juga sudah ada di sana." Alana mengangguk.
Bayu menghentikan mobilnya di depan sebuah restoran seafood, lalu keluar dari dalam mobil.
Alana yang hendak keluar pun tertegun saat Bayu membukakan pintu untuknya, Alana tersenyum, untuk sesaat Bayu terdiam melihat senyum Alana, lalu kepala pria itu menggeleng pelan dan berjalan masuk ke dalam restoran.
"Apa makanan kesukaanmu?" Bayu melihat buku menu di tangannya dan memilih makanan untuknya.
"Aku bukan pemilih, aku suka semua jenis makanan." Bayu mengangguk lalu memesankan makanan untuk Alana.
Alana melihat makanan di depannya tersaji memenuhi meja, "Apa makanan ini akan habis?" tanyanya pada Bayu, akan sayang jika makanannya tidak habis dan terbuang. Alana yang sudah mengalami kelaparan dan tak memiliki uang untuk makan, menjadi lebih menghargai makanan, melihat makanan di depannya yang berlimpah membuat Alana menghela nafas berat, apalagi saat ini Adik dan Papanya hanya dia sediakan tahu dan tempe goreng tanpa lauk apapun di rumahnya.
"Tidak masalah, makanlah dulu." Bayu memanggil pelayan "Tolong bungkuskan semua menu yang ada di atas meja."
"Baik Mas."
"Ini banyak untuk apa masih membungkus?" Alana ingin menanyakan itu, tapi, mungkin saja Bayu membeli ini untuk keluarganya dirumah, jadi dia putuskan hanya diam.
"Sekarang makanlah." Alana mengangguk lalu mulai menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Alana memejamkan matanya menikmati makanan yang sudah lama tidak ia rasakan, untuk membeli udang Alana tidak memiliki uang sebanyak itu, apalagi udang yang besar seperti yang tersaji di depannya, Jadi tanpa sadar Alana makan sedikit cepat dan membuat saus belepotan di mulutnya.
Alana tertegun saat Bayu mengulurkan tangannya dan mengusap bibir Alana yang terkena saus "Makanlah pelan- pelan! Tidak ada yang akan merebut makananmu." Alana menyunggingkan senyumnya saat mendapat perlakuan manis dari Bayu, wajahnya merah karena malu dia seperti orang udik yang tak pernah makan enak.
"Maaf membuatmu malu." Alana melihat sekelilingnya, beruntung tidak ada yang memperhatikannya.
Bayu terkekeh "Berapa usiamu?" tanyanya pada Alana, seolah mengabaikan ucapan Alana baru saja.
"Aku.. 20 tahun.."
"Jika begitu aku lebih tua darimu lima tahun, panggil aku Mas!" Bayu tersenyum terlihat tampan, dan membuat Alana berdebar.
Alana mengangguk dengan wajah merah "Baik, Mas."
..
Alana tak mengira jika pesanan makanan yang Bayu belikan justru untuk Alana bawa pulang, Alana cukup kagum dengan Bayu yang juga memikirkan adik dan papanya di rumah. "Aku belikan ini untuk adik dan papamu," ucap Bayu tersenyum
"Terimakasih.."
"Kita akan menjadi keluarga, keluargamu adalah keluargaku, jadi jangan sungkan."
Alana tersenyum mengangguk.
Bayu kembali melajukan mobilnya menuju butik gaun pengantin seperti yang sudah di rencanakan.
Disana sudah ada Niken Ibu dari Bayu, dan untuk kesopanan Alana menyapa dan mencium tangan calon Ibu mertuanya itu dan melihat Niken tersenyum ramah membuat Alana lega, ternyata dia di sambut baik oleh keluarga Bayu.
"Segera pilih gaun yang kau suka." Kata Niken sambil mengelus lembut rambut Alana.
"Baik tante." Alana pun memasuki ruang ganti untuk mencoba gaun yang sudah Niken pilihkan lebih dulu.
Alana kembali tersenyum saat melihat beberapa gaun pengantin yang cantik di depannya, gaun berdasar putih dengan bawahan mengembang dengan kilauan dari mutiara menarik perhatian Alana.
Alana terus tersenyum mengagumi keindahan gaun pengantin yang dia sentuh "Bolehkah aku mencoba ini?" tanyanya pada pelayan toko yang menunggunya untuk siap membantu.
"Tentu, mari saya bantu." Setelah beberapa saat Alana berhasil mengenakan gaun tersebut, gaun itu nampak begitu cantik melekat di tubuh Alana, hingga tatapan kagum di berikan pelayan toko.
"Anda cantik sekali dengan gaun ini Nona," katanya, dan membuat Alana tersenyum lebar. "Pengantin pria akan sangat mengagumimu, bahkan mungkin dia akan jatuh cinta untuk kedua kalinya."
"Benarkah?" Alana tersenyum merona, mengingat dia dan Bayu menikah karena perjodohan, jika benar Bayu akan jatuh cinta bukankah itu bagus, Alana tahu Bayu belum memiliki perasaan padanya meski begitu pria itu nampak baik dan juga perhatian, bagi Alana itu sudah cukup.
Alana menyadari dalam pernikahan ini Alana sudah menjadi parasit di keluarga Adiyaksa, dengan sadar Alana bahkan mengakui jika dia menikah karena uang yang akan melunasi hutang papanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Uthie
menarik 👍
2023-11-15
0
💗vanilla💗🎶
roda berputar ya alana ..
2023-10-17
0