MY LOVE IS MADAME

MY LOVE IS MADAME

DEANDRA MALIK

     Deandra Malik, pemuda berusia 17 tahun. Dia tampan, dengan tinggi badan 174 cm. Hidung mancung, bibirnya yang sexy bagian bawahnya yang tebal dan memiliki belahan. Alisnya yang tebal, dan satu lagi kulitnya yang putih. Jangan kira dia punya darah belasteran. Tidak! Cowok yang lebih akrab di sapa Dean atau Ndra oleh teman-temannya ini asli Pribumi.

"Gilaa! Ganteng banget dia woi!"

"Deandra! Lo mau gak jadi pacar gue?"

"Dih, apa-apaan sih lo! Sama gue aja, Ndra!"

Begitulah yang sering Dean dengar ketika mulai melangkahkan kaki disetiap sudut sekolah. Tak jarang juga dia sering mendapatkan bingkisan berupa makanan dan banyak lagi jenisnya. Bisa dibilang banyak yang menggemari cowok itu.

"Oke! Kalian semua gue pacarin." Teriak Dean lengkap dengan gaya narsisnya.

Plak! Bunyi suara mistar tepat mengenai kepala Dean sehingga membuat empunya tersentak, lantas bangun dari tidurnya.

"Aduh! Kepala gue sakit bego! Siapa yang ngelempar?!" gerutu Dean, sambil memberi sedikit penekanan datar diujung karena melihat para siswa siswi dan guru menatap kearahnya.

"Enak banget kamu, saya lagi menjelaskan di depan kamu malah tidur!" Teriak sang guru.

Beliau adalah Jovanka yang lantas di panggil Bu Anka oleh murid-murid nya. Dia seorang guru Fisika. Guru paling Killer yang paling di hindari dan ditakuti semua siswa siswi di sekolah.

"Anjir! Gue mimpi," Batin Dean.

"Nggak Bu, Maaf." Cicit pemuda itu sambil menyengir, betapa malunya jika berada di posisinya sekarang.

"Kenapa kamu masih diam disitu?! Keliling lapangan sekarang juga. sepuluh kali!" Bentak Jovanka, dia sangat kewalahan menghadapi Deandra. Bisa di bilang Dean salah satu murid bandel di sekolah.

"Ibu juga salah masuk gak bilang-bilang," Dean bergumam wajahnya memelas menyadari akan mendapat hukuman dari guru yang tidak pernah absen menghukumnya.

"Bilang apa kamu? Gak terima sama hukuman nya, iya?!" Pekik Jovanka yang sudah emosi di buatnya.

"Dia bilang, salah ibu juga masuk gak bilang-bilang. Itu katanya bu." Adu Gara lantas memberikan cengiran kepada Dean, yang langsung jadi pusat perhatian semua pasang mata di kelas itu.

Gara Mahesa! Cowok dengan wajah yang dominan imut nan tampan itu adalah salah satu sahabat baik Dean. Matanya yang sedikit sipit membuatnya seperti anak laki-laki yang berasal di Negri Ginseng, tapi dia juga asli Pribumi.

Deandra memutar bola mata jengah. "Gini punya temen? Bukannya nolong malah ngaduin,"

"Jadi Kamu nyalahin saya? Mau saya tambah hukuman nya?" Dengan cepat Dean menggeleng. "Cepat sana keluar!!"

Lagi, Bentakan dari Jovanka membuat para murid dikelas itu bergidik ngeri, mereka sungguh ketakutan.

"Iya Ibu, ini saya mau keluar." Sahut Dean dengan nada lesu.

Setelahnya dia keluar dengan kesal meskipun tidak dia tujukan. Tadinya, Deandra sedang bermimpi indah. Yaitu jadi seorang pangeran disekolah. Tapi itu bukan sepenuhnya mimpi, dirinya memang mempunyai penggemar.

Sedangkan di tempat lain, satu Keluarga yang sedang berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama. Rumah bak istana megah yang lantas selalu jadi idaman manusia pada umumnya.

"Good Morning! Mami, Papi, Kak Irene!" Sapa wanita yang baru akan bergabung untuk sarapan bersama. Wanita itu sedang menapaki turun anak tangga.

Jihan Sempani, yang lebih akrab di panggil Jihan. Di usianya yang sudah menginjak 25 tahun lantas membuatnya menjadi wanita karier. Orang-orang sering mengatakan jika kecantikan Jihan sungguh tidak manusiawi, bak dewi kayangan. Dia adalah seorang CEO di salah satu perusahaan Ayahnya. Anak kedua dari Ario Sempani.

Sedangkan Ayahnya, Ario Sempani adalah seorang Pengusaha besar. Ario memiliki empat anak perusahaan yang masing-masing di kelola oleh kedua putrinya. Ario sendiri memiliki istri keturunan Korea-Australia, yang bernama Aryna. Lantas pernikahan mereka membuahkan tiga orang wanita cantik.

"Papi! Jadi kapan bungsu pulang? Aku udah kangen banget sama dia." Ucap manja Irene.

Irene Sempani, sang putri sulung. Usianya dengan Jihan hanya berjarak satu tahun. Mitosnya, anak pertama itu selalu jadi bahan percobaan kedua orangtuanya. Jadi, jika tidak berwajah rupawan artinya akan memiliki wajah yang bisa dibilang standar. Tetapi di Irene sepertinya mitos itu tidak sepenuhnya benar, wajah cantiknya bahkan terpahat sempurna. Mungkin berkat darah dari kedua orangtuanya yang tidak bisa di ragukan lagi.

"Iya Pi! Kuliahnya juga udah lama selesai," Komentar Jihan, tangannya sibuk dengan garpu makanan.

"Papi sama Mami rencananya mau suruh dia pulang besok atau lusa," Ujar Aryna memberitahu kedua putrinya.

"Iya, Mami benar! Nanti rencananya Papi mau kasih Surprise,"

"Serius? Yaudah, gimana kalau hari ini aku sama Jihan bantuin siapin surprisenya?" Tawar Irene penuh antusias.

Ario menggeleng cepat. "No! Ini bukan Surprise kayak biasanya. Jadi biar Papi sendiri yang nyiapin,"

"Maksud—" Belum selesai Jihan berbicara langsung dipotong oleh Aryna.

"Mendingan kalian sekarang berangkat ke kantor! Ini udah hampir siang, lho!" Perintah Aryna dengan lembut.

"Iya Mami," Gemas Irene, dia menegguk air yang sudah disiapkan dalam gelas. "Kita berangkat sekarang,"

Irene berdiri dan lantas meraih pergelangan tangan Jihan. "Han, Ayo!"

Jihan dengan sigap berdiri. "Ayo! Kami berangkat. Mi, Pi!"

Tidak lupa mereka berdua menciumi pipi kiri kanan Ario dan Aryna karena sudah menjadi kewajiban dan rutinitas menurut mereka.

"Mi, sebaiknya kamu telepon putri bungsu kita! Bilang sama dia sudah waktunya pulang." Perintah Ario yang hanya di jawab dengan anggukan mantap oleh Aryna.

Kembali ke Sekolah.

"Woi! Bagi jawabannya, elah! Gue belum nomor 5 sama 7." Bisik Iyan kepada teman di depannya. Dia sedari tadi sudah melirik kesana kemari untuk mencari kunci jawaban.

Iyan Erlangga. Dia adalah salah satu sahabat Deandra yang tingkahnya sangat Absurd. Iyan cowok tampan dengan sifat Clingy, yang meskipun begitu tidak membuat gadis-gadis di sekolah merasa ilfeel.

"Ibu cantik! Ini ada yang mau menyontek," Teriak Dean sambil tersenyum puas. Membuat teman sekelasnya sontak menoleh kearahnya.

"Njir! Awas aja lo, tunggu pemabalasan gue!" Gumam Iya sambil melirik tajam Rajendra yang sekarang tersenyum penuh kemenangan.

"Sudah diam, kerjakan tugasnya! Mau cepat pulang kan?" Titah sang guru dengan intonasi lembutnya.

Gistara Gia, yang lantas di panggil Bu Gia atau Bu cantik; Itu adalah nama panggilan dari Dean dan teman-temannya karena Gia adalah guru muda yang sangat cantik dan anggun. Dia mengajar sebagai guru Matematika, usianya yang masih 24 tahun membuatnya menduduki sebagai guru termuda setelah Jovanka yang berusia 25 tahun. Gia sendiri termasuk bersahabat baik dengan Irene dan Jihan.

"Bu, yang udah boleh di kumpulin?" Tanya seorang murid yang sedari tadi sudah menyelesaikan pekerjaannya.

Dia adalah Alvin Mandalika. Cowok kutu buku dengan otak jenius, Alvin tidak kalah tampan dengan sahabat-sahabatnya yang lain; Dean, Gara, Iyan dan Jose. Meskipun Alvin termasuk cowok culun tetapi wajah Charmingnya tidak bisa di ragukan lagi.

Gia menoleh kearah Alvin. "Boleh, bawa sini!"

"Woi Alvin! Kita belum ini," jerit Dean.

"Gue juga belum, Alvin!" Gemas Gara, mereka saling memberikan kode lewat jari.

"Tapi nanti ketahuan Bu cantik," cicit Alvin yang sambil memperhatikan sekeliling, takut kalau-kalau ada yang melihat mereka. Setelah dirasanya aman, Alvin memberikan kertas lembar jawaban miliknya kepada Gara tetapi pada saat itu juga langsung di rampas oleh Dean.

"Woi! Gue juga sekalian," Jerit tertahan seorang murid dari arah ujung pojok belakang yang hampir tidak terdengar.

Jose Perdana, sahabat Dean yang tidak kalah Cinglynya. Matanya setengah sipit menyerupai Gara. Jose bisa terlihat cantik dan tampan secara bersamaan, tetapi dia tetaplah cowok Tulen.

"Guys! Jose bilang apa? Gak jelas banget," Bisik Gara kepada ketiga sahabatnya. Matanya tertuju kepada Jose yang keberadaannya sangat jauh dari teman-temannya yang lain. Sedangkan Jose sedari tadi sudah memberikan kode ingin menyalin jawaban Alvin.

"Lo mau apa?" Iyan bertanya seraya keningnya mengerut dan mengangkat satu alisnya meminta penjelasan.

"Dia kayaknya mau bilang kalau mau nyalin jawaban," Ucap Alvin sambil sibuk melirik sekeliling, berharap tidak ada yang memergoki kegiatan mereka.

"Itu dia bilang udah selesai, terus ngajakin kita buat langsung ngumpulin sama-sama," Kata Dean mengalihkan, sambil mengulum senyum. Tangan nya fokus menyalin jawaban. Sementara dia tahu jika Jose ingin menyalin jawaban. Dean memang suka mengerjai para sahabatnya itu.

"Ayo kumpulkan udah waktunya pulang! Kita hari ini mulai pelajaran baru di semester awal Jadi diwajibkan untuk pulang dibawah jam satu siang." Beritahu Gia.

Murid-murid di kelas itu pun mulai mengumpulkan pekerjaannya. Begitu juga dengan Dean dan teman-teman nya, yang biasa dipanggil lima serangkai disekolah. Bagaimana tidak karena mereka selalu berdampingan berlima. Setelah bel pertanda jam pulang sekolah di bunyikan, mereka langsung keluar sambil menenteng tas berjalan menyusuri koridor sekolah.

"Heh! Tega kalian ya ninggalin gue," Celoteh Jose, nafasnya sedikit terengah-engah karena berlarian mengejar para sahabatnya.

"Salah lo sendiri kenapa duduknya jauh dari kami," Ujar Dean lantas terkekeh karena puas mengerjai Jimi.

"Bener banget, lo salah besar!" Iyan ikut menertawakan sehingga membuat Jimi mendengus berkali-kali.

"Yaudah besok gue pindah. Sekalian deh tuh, duduk di depan, puas?!" Gerutu Jose, wajahnya memelas.

"Udah deh, jangan pada debat!" Gara yang sedari tadi jengkel akhirnya bersuara. "Oyiya, Ndra! Lo ntar malem ada waktu gak?"

Deandra menoleh cepat kearah Gara yang berada di sampingnya, cowok itu nampak sedikit berfikir. "Hum, ntar malem ya? Kayaknya gue ada orderan deh,"

"Dewasa area! Diharapkan bagi yang tidak cukup umur segera meninggalkan tempat!" Ucap Alvin yang seakan-akan menirukan pembawa acara berita di televisi. Membuat Dean mengusap-usap rambut Alvin dengan gemas.

"Lo kalau ngomong suka bener. Sini, gue sayang-sayang dulu. Ututu.." Alvin kalang kabut karena Dean dengan sengaja menyosornya. Dean sudah memonyong-monyongkan bibirnya, berusaha mencium Alvin, mengerjai sahabatnya. Dengan cepat Alvin mendorong dada cowok itu.

Tingkah mereka berdua menjadi bahan tawaan. Bahkan membuat siswi-siswi yang sedari tadi memperhatikan mereka berjalan sambil bercanda-ria ikut senyum, terkagum-kagum dengan visual kelima serangkai itu.

"Gak kok! Gue ntar malem mau nemenin kakak yang udah order gue kemarin tapi waktunya di undur jadi hari ini," Jelas Dean kepada teman-temannya.

"Lo mah enak tiap hari bisa pegang melon," Ledek Iyan, memberi istilah melon kepada salah satu yang tidak ingin mereka sebut karena terlalu vulgar.

"Kemarin gue habis makan melon." Ucap polos Alvin menyombongkan diri. Tetapi tidak tahu Melon yang teman-temannya maksud itu apa. Sehingga membuat yang lain hanya bisa geleng-geleng kepala. Mau dijelaskan juga Alvin tidak akan mengerti jadi harap dimaklumi saja, pikir mereka.

Sedangkan di tempat lain. Bunyi getaran telepon mengalihkan kesibukan seorang Wanita cantik keturunan Korea-Australia. Grace adalah Keponakan dari Aryna, dia bekerja sebagai Manager untuk Sepupunya sendiri. Grace melirik Handphone yang sedari tadi bergetar, dia melihat siapa nama yang meneleponnya.

"Ini ada telepon dari Mami," Grace menyodorkan benda pipih itu kepada seorang wanita yang sedang duduk membelakanginya.

"Mami? Tumben banget nelpon," Gumam wanita itu, tangannya menyambut Handphone yang diberikan Grace.

Janessa Sempani. Putri bungsu dari pasangan Ario Sempani dan Aryna, Jane sapaannya. Wajah cantiknya yang memiliki Gummy Smile dan tatapan mata tajam, lantas membuatnya menjadi Model terkenal di New Zealand. Jane sendiri sudah tinggal di New Zealand kurang lebih sepuluh tahun. Setelah menyelesaikan Sarjana tingkat dua, dia memutuskan untuk menetap di Negara itu. Usianya juga masih tergolong muda, yaitu 24 tahun.

"Hello Mami! How are you?" Sahut Jane dengan manja.

"Fine! Sayang malam ini kamu harus pulang ke Indonesia! Sudah waktunya kamu tinggal disini," Ucap Aryna dari seberang sana.

Jane terkesiap, jujur dia belum ingin untuk tinggal di Indonesia. "Tapi Mam! Pekerjaan aku disini gimana? Jadwal pemotretan ku juga masih penuh,"

Terdengar suara helaan nafas dari Aryna. "Kamu lupa? Disini juga kamu bisa banyak job pemotretan."

Jane berfikir sejenak, dia menoleh kepada Grace dan mendapati Managernya itu mengangguk yang artinya jika Jane harus menerima perintah dari Ibunya.

"Huft! Iya malam ini Jane pulang. Tutup dulu telepon nya Mam! Jane harus selesaikan pemotretan dulu, bye Mami!" Setelah mengatakan itu, Jane langsung memutuskan telepon secara sepihak.

"Kita pulang?" Tanya Grace karena belum sepenuhnya yakin dengan keputusan Jane.

Jane mengangguk lesu, mau tidak mau dia harus pulang. "Ayo kita selesaikan pemotretan dulu," Ucapnya sambil lantas berdiri, Jane berjalan menuju tempat pengambilan gambar. "Kak Grace, Kamu pesan tiket aja dulu! Biar nanti kita bisa langsung packing dan berangkat." Lanjutnya, Grace sebagai Manager dengan segera melaksanakan apa yang Jane katakan.

Keesokan Harinya, di Sekolah.

"Ndra! Lo mau di lempar pengaris lagi, Humh?" Pekik Gara, tangannya sibuk menggoyang-goyangkan badan Dean karena sedari tadi menikmati acara tidurnya.

"Hmph! Yaa, ni gue bangun," Jawab Rajendra dengan lesu, khas orang baru bangun tidur. Dia mengucek-ucek kedua matanya untuk segera menetralkan pengelihatan.

"Njir! Malah di bangunin sama si Gara. Biarin aja tadi, dia lagi mimpi indah pasti. Kan lucu kalau dia di lempar lagi," Gerutu Iyan, dia sampai tertawa terpengkal-pengkal membayangkan jika sahabatnya itu dilempar mistar atau lebih parahnya spidol, untuk yang kesekian kalinya.

Deandra bingung sendiri, sejurus dia menyadari jika dirinya sedang bermimpi kemarin. "Sialan lo! Ujung-ujungnya mimpi berakhir buruk yang ada," Kesal Dean membuat yang lain menertawakan kecerobohannya itu.

Jose yang baru saja masuk karena menyelesaikan ritualnya dulu di kantin. "Kenapa deh pagi-pagi begini udah pada ketawa, lo pada? Noh! Sampe di luar sono kedengarannya." Dumbelannya tidak mendapatkan respon sama sekali.

"Murid-murid, duduk dulu yang benar!" Titah Jovanka yang masih berjalan menuju meja guru.

"Saya cuma mau memberitahu jika hari ini kalian bebas karena para dewan guru dan staff sekolah sedang mengadakan rapat, dan besok kalian masuk seperti biasa tapi langsung pergi ke Auditorium, ada pengumuman penting disana!" Tandas beliau dengan tegas.

Karena hanya ingin memberikan pengumuman, Jovanka langsung meninggalkan ruangan kelas 12 IPA B itu. Seluruh murid dikelas itu serentak berdiri untuk memberi penghormatan kepada sang guru. Setelah guru Killer benar-benar sudah hilang dari pandangan, kelas kembali riuh. Ada yang heboh karena tidak harus belajar dan bisa pulang cepat, ada yang sedih, ada yang sudah keluar ingin segera ke kantin dan lain sebagainya.

Deandra meraih ranselnya. "Guys! Gue cabut dulu yaa, kebetulan ada orderan nih!" Teriak Dean sambil memberikan kedipan kepada teman-teman nya, yang artinya mengisyaratkan.

Orderan yang dimaksud Dean adalah pekerjaan nya yang hanyalah sebatas menemani wanita wanita cantik. Contohnya; Menemani Shopping, Nonton, mengobrol di Cafe, Dinner, Traveling. Bisa di bilang Rental boyfriend. Pelanggannya yang dominan wanita dewasa dengan karier bagus membuat Dean selalu mendapatkan bayaran yang sangat tinggi. Dean tidak bodoh untuk ukuran wanita, dia selalu memilah terlebih dahulu dan selalu menerima yang memiliki wajah cantik saja.

     Siang itu, terlihat sebuah mobil mewah melewati pintu gerbang yang bisa otomatis terbuka sendiri di kediaman Keluarga Ario. Mobil itu mulai melintasi jalan aspal yang kanan kirinya di penuhi pepohonan rindang, serta taman bunga yang terawat.

"Tuan! Non Jane, sudah datang." Ucapan ketua pelayan, sontak membuat semua orang yang sedang bersantai diruang tamu berlarian keluar rumah untuk menyambut kedatangan Jane dan Grace.

"Adik-adik ku, welcome home..." Antusias Jihan dan Irene. Mereka berlari dan langsung menghambur memeluk Jane dan Grace.

"I am coming home!" Teriak Jane sambil memeluk kedua kakaknya.

Kedatangan Jane langsung membuat satu rumah geger. Bagaimana tidak, dengan penampilannya yang sekarang ini akan membuat wanita diluar sana iri melihatnya. Mereka berbincang-bincang cukup lama dan hingga tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul enam belas tepat.

"Jane! Papi perlu bicara sama kamu, ikut Papi sekarang! Kita ngobrol diruangan Papi, dan Grace kamu ikut juga!" Perintah Ario.

Ario beranjak dari duduknya, dia meletakkan koran yang sempat di baca keatas meja setelah itu berjalan menuju ruang kerjanya. Jane sedikit bingung, tetapi tetap mengekori langkah kaki Ayahnya itu. Sesampainya diruangan, ayahnya langsung menyuruh mereka duduk.

Ario terdiam sejenak, di tatapnya Jane dengan intens. "Jane, kamu tau apa alasan Papi menyuruh kalian untuk menetap di sini?"

Siapa yang tidak akan bingung jika di posisi Jane sekarang. "Maksud Papi?"

"Papi mau kamu selama dua tahun kedepan jadi Kepala Sekolah yayasan yang Papi miliki," Jane ternganga. Sungguh dia tidak mengerti dengan jalan pikiran ayahnya.

Terpopuler

Comments

Sophia Aya

Sophia Aya

mampir thor

2023-10-19

0

lihat semua
Episodes
1 DEANDRA MALIK
2 KEPALA SEKOLAH BARU
3 MADAME SEKOLAH
4 NYEREMPET COWOK GANTENG
5 RENTAL BOYFRIEND
6 MADAME BANYAK MAUNYA
7 NGE-DATE ?
8 NGE-DATE BERSAMA TIGA KAKAK BERADIK SEKALIGUS?
9 DEANDRA SEKARAT
10 DI USIR MADAME DARI SEKOLAH
11 DEANDRA DI KELUARKAN DARI SEKOLAH?
12 APAKAH MADAM MENYESAL?
13 MADAM MENYEBALKAN
14 MASALALU DEANDRA
15 DEAN BACK TO SCHOOL
16 LES PRIVATE
17 SEMALAM JADI GURU LES PRIVATE DEANDRA
18 JANE JATUH CINTA?
19 SAKIT JANTUNG?
20 GURU KILLER MENAKUTKAN
21 TAHAP KONSULTASI MASALAH HATI ALA JANESSA
22 BENIH-BENIH CINTA
23 GARA SUKA IRENE
24 DEANDRA JADI BAHAN GOSSIP
25 JADIAN?
26 GRACE MURKA
27 DEANDRA CURHAT
28 MADAM BISA CEMBURU?
29 SPARING BASKET
30 2 BULAN BERSAMA MADAM
31 MENGULANG MOMENT CEMBURUNYA MADAM
32 KETAHUAN?
33 RASANYA MANIS
34 TERTANGKAP BASAH
35 PERTEMUAN KEDUA DEAN DAN ARYNA
36 DEANDRA SELINGKUH?
37 ORANG BARU
38 TIDAK BISA BERBUAT APA-APA LAGI
39 BERTAHAN ATAU TIDAK?
40 ULANG TAHUN JANESSA
41 PERPISAHAN TERMANIS
42 DEANDRA MENGHILANG?
43 PERTUNANGAN JANE DAN ANDRY
44 KABAR PERNIKAHAN JANE
45 KEMBALI KE JAKARTA
46 PENYESALAN DATANG TERAKHIR
47 CURHATAN JANE
48 FLASHBACK
49 ISI SURAT DEANDRA
50 TAWARAN?
51 KAU MUNDUR, BIAR AKU YANG MAJU
52 MENGEJAR CINTA DEANDRA
53 MEMANTAPKAN HATI DEANDRA
54 RENCANA LIBURAN BERSAMA
55 MENJELAJAHI KANTOR JANE
56 DI GOSSIPIN SEKANTOR
57 KARYAWAN GIBAH
58 KEDATANGAN AYAH DEANDRA
59 ON THE WAY JOGJAKARTA
60 BERKUNJUNG KE RUMAH NENEK JANE
61 BERLIBUR KE BALI
62 LAMPION
63 PERNIKAHAN JIHAN DAN ALVIN
Episodes

Updated 63 Episodes

1
DEANDRA MALIK
2
KEPALA SEKOLAH BARU
3
MADAME SEKOLAH
4
NYEREMPET COWOK GANTENG
5
RENTAL BOYFRIEND
6
MADAME BANYAK MAUNYA
7
NGE-DATE ?
8
NGE-DATE BERSAMA TIGA KAKAK BERADIK SEKALIGUS?
9
DEANDRA SEKARAT
10
DI USIR MADAME DARI SEKOLAH
11
DEANDRA DI KELUARKAN DARI SEKOLAH?
12
APAKAH MADAM MENYESAL?
13
MADAM MENYEBALKAN
14
MASALALU DEANDRA
15
DEAN BACK TO SCHOOL
16
LES PRIVATE
17
SEMALAM JADI GURU LES PRIVATE DEANDRA
18
JANE JATUH CINTA?
19
SAKIT JANTUNG?
20
GURU KILLER MENAKUTKAN
21
TAHAP KONSULTASI MASALAH HATI ALA JANESSA
22
BENIH-BENIH CINTA
23
GARA SUKA IRENE
24
DEANDRA JADI BAHAN GOSSIP
25
JADIAN?
26
GRACE MURKA
27
DEANDRA CURHAT
28
MADAM BISA CEMBURU?
29
SPARING BASKET
30
2 BULAN BERSAMA MADAM
31
MENGULANG MOMENT CEMBURUNYA MADAM
32
KETAHUAN?
33
RASANYA MANIS
34
TERTANGKAP BASAH
35
PERTEMUAN KEDUA DEAN DAN ARYNA
36
DEANDRA SELINGKUH?
37
ORANG BARU
38
TIDAK BISA BERBUAT APA-APA LAGI
39
BERTAHAN ATAU TIDAK?
40
ULANG TAHUN JANESSA
41
PERPISAHAN TERMANIS
42
DEANDRA MENGHILANG?
43
PERTUNANGAN JANE DAN ANDRY
44
KABAR PERNIKAHAN JANE
45
KEMBALI KE JAKARTA
46
PENYESALAN DATANG TERAKHIR
47
CURHATAN JANE
48
FLASHBACK
49
ISI SURAT DEANDRA
50
TAWARAN?
51
KAU MUNDUR, BIAR AKU YANG MAJU
52
MENGEJAR CINTA DEANDRA
53
MEMANTAPKAN HATI DEANDRA
54
RENCANA LIBURAN BERSAMA
55
MENJELAJAHI KANTOR JANE
56
DI GOSSIPIN SEKANTOR
57
KARYAWAN GIBAH
58
KEDATANGAN AYAH DEANDRA
59
ON THE WAY JOGJAKARTA
60
BERKUNJUNG KE RUMAH NENEK JANE
61
BERLIBUR KE BALI
62
LAMPION
63
PERNIKAHAN JIHAN DAN ALVIN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!