Malam yang dingin telah berlalu, pagi yang hangat datang menjelang. Bulan telah kehabisan waktunya untuk menemani para manusia kelelahan, dan kembali ke peraduannya, digantikan oleh sang Surya yang hangat.
Di sebuah rumah yang tidak mewah, namun juga tidak sederhana. Seorang wanita baru saja bangun dari tidurnya. Jika hari-hari sebelumnya dia bangun lebih awal, namun tidak untuk pagi ini. Dia bangun lebih siang dari biasanya.
Setelah mandi dan berganti pakaian serta berias. Wanita cantik itu kemudian dia melenggang keluar meninggalkan kamarnya. Di meja makan sudah ada sepasang ibu dan anak yang sedang menyantap sarapannya. Kedatangannya disadari oleh mereka berdua, bukannya
"Hei, Kakak Ipar. Aku dan Mama memesan makanan dari Restoran, dan sekarang kurirnya sedang menunggu diluar. Sana, temui dia dan bayar makanan kami. Oya, jumlahnya 500 ribu won. Jadi sana, cepat bayar." Dengan seenaknya Yuri meminta Jessica untuk membayar makanan yang ia pesan bersama ibunya.
Jessica menatap adik iparnya itu dengan sini."Kalian yang memesan dan menghabiskan makanannya, lalu kenapa harus aku yang bayar? Aku tidak Sudi!! Jadi bayar saja sendiri." Ucapnya dan pergi begitu saja.
"YAKK!! DASAR MENANTU KURANG AJAR!! KAU PIKIR DANIEL AKAN DIAM SAJA MELIHATMU MEMPERLAKUKAN KAMI SEPERTI INI?! AKU ADALAH IBU KANDUNGNYA, DAN YURI ADIK KESAYANGANNYA, DAN KAU MASIH TIDAK MAU PATUH PADA KAMI BERDUA APA KAU CARI MATI?!" teriak Anita dengan emosi.
Jessica berbalik badan dan menatap ibu mertuanya itu dengan pandangan datar. "Lalu kenapa kalau kau adalah ibu kandungnya, dan dia adik kesayangannya? Itu sama sekali tidak ada hubungannya denganku. Kalian saja tidak bisa menghargai ku, Lalu kenapa aku harus peduli pada kalian berdua?" ujar Jessica sambil menatap ibu dan adik iparnya bergantian.
"Bukan kami, tapi kau yang harusnya menghargai ku sebagai Ibu mertuamu."
"Baiklah, memangnya berapa harga mu? Biar aku bisa menghargainya." Tukas Jessica.
"KAKAK IPAR, KAU JANGAN KETERLALUAN!!"
PLAKK...
Jessica menahan tangan Yuri yang hendak menamparnya, lalu menghempaskan tangan itu dengan kasar hingga wanita itu sedikit terhuyung kebelakang. Yuri hendak menamparnya lagi, tapi kali ini justru dia yang ditampar oleh Jessica.
Anita yang tidak terima berniat untuk menampar menantunya tersebut, tapi sialnya dia malah malah tersandung kaki Yuri dan jatuh tersungkur dengan kening membentur ujung meja, akibatnya Anita terluka dan berdarah. Yuri pun langsung histeris melihat hal tersebut.
"KAKAK IPAR, KENAPA KAU DIAM SAJA? CEPAT BANTU AKU, KITA HARUS SEGERA MEMBAWA MAMA KE RUMAH SAKIT!!" teriak Yuri.
"Untuk apa sampai ke rumah sakit? Toh, hanya luka kecil saja. Sudahlah, kau urus sendiri saja, aku ada urusan. Satu lagi, cepat bayar makanan-makanan itu, kasian kurirnya jika menunggu terlalu lama. Satu lagi , kalau memang tidak memiliki uang untuk membayar, jangan sok-sokan memesan makanan dari Restoran bintang lima. Aku pergi dulu, bye-bye." Jessica melambaikan tangannya dan pergi begitu saja.
"JESSICA, AWAS KAU!!"
xxx
"Nona besar..."
Kedatangannya yang tiba-tiba mengejutkan semua orang yang bekerja di mansion mewah tersebut. Serang wanita cantik baru saja menginjakkan kakinya di bangunan bertingkat tersebut.
"Apa kabar Bibi Kim, lama tidak bertemu. Oya, dimana Kakek? Apa dia ada di rumah?" tanya orang yang dipanggil Nona Besar tersebut.
Bibi Kim menggeleng. "Tuan Besar sedang pergi ke luar negeri, Nona. Kemungkinan beliau baru kembali dua hari lagi. Ada undangan dari China, jadi beliau langsung terbang ke sana." Jelas Bibi Kim.
Nona Besar itu menghela napas. "Padahal aku datang karena ada perlu dengannya. Ya, sudah kalau begitu. Aku pulang saja."
"Nona Besar, tunggu!!" seru Bibi Kim menghentikan langkah Nona Besar itu. "Nona, sudah tidak lama pulang. Apa tidak sebaiknya menginap saja? Bibi sangat merindukan Nona, berbulan-bulan pergi dan baru pulang hari ini. Nona, saat Nona tidak ada rumah ini terasa sepi dan sunyi. Tuan Besar selalu merasa kesepian, hampir setiap malam Bibi selalu melihat beliau memandangi foto Nona dalam waktu yang lama. Ada kerinduan dimatanya ketika memandang foto itu," ujar Bibi Kim panjang lebar.
Nona Besar itu terdiam. Dia merasa sudah sangat keterlaluan pada Kakeknya, padahal dia adalah satu-satunya keluarga yang dia miliki. Bukannya menemaninya dimasa tua, dia malah membuatnya kesepian.
"Nanti saja saat Kakek kembali, aku akan menginap disini." Ucap Nona besar itu.
Bibi Kim mengangguk. "Baiklah kalau begitu. Bibi, tidak akan memasak. Nona Besar, hati-hati dijalan." pinta Bibi Kim mengingatkan.
Nona Besar itu mengangguk. "Pasti Bibi, kalau begitu aku pergi dulu." Ucapnya dan pergi begitu saja.
xxx
Ponsel milik Daniel terus bergetar, menandakan ada panggilan masuk. Daniel tahu siapa yang menghubunginya. Tapi dia tidak bisa menerima panggilan itu karena sedang rapat dan terpaksa mengabaikannya. Hari ini Daniel yang memimpin jalannya rapat karena CEO sedang berada di luar negeri.
Dan setelah rapat selesai. Daniel kembali keruang kerjanya dan menghubungi balik orang yang tadi menghubunginya.
"Ada apa, Ma? Aku tadi sedang rapat." Tanya Daniel pada orang itu yang tak lain dan tak bukan adalah ibunya.
"Daniel, kau harus memberi pelajaran pada istrimu yang tidak tahu sopan santun itu. Semakin hari kelakuannya semakin keterlaluan saja. Mama dan Yuri memesan makanan dari luar, tapi dia menolak untuk membayar. Tidak hanya itu saja, dia bahkan bertanya berapa harga diri Mama, dia ingin membayarnya. Daniel, Mama benar-benar sedih sekali. Padahal Mama tidak pernah berbuat jahat padanya, tetapi istrimu selalu memusuhi Mama dan Yuri." ujar Anita diseberang sana.
Tangan Daniel terkepal kuat mendengar apa yang ibunya katakan. "Mama, tenang saja. Aku akan memberinya pelajaran setelah pulang nanti. Aku matikan dulu telfonnya, aku masih banyak pekerjaan." Kemudian Daniel memutuskan sambungan telfonnya begitu saja.
Daniel menghela napas. Dia tidak tahu lagi dengan sikap Jessica. Sepertinya dirinya harus lebih tegas lagi pada istrinya itu.
xxx
Jessica pulang dengan membawa banyak sekali belanjaan di kedua tangannya. Entah berapa banyak uang yang sudah dia keluarkan untuk barang-barang tersebut yang tidak sedikit jumlahnya.
Anita dan Yuri menghampirinya. "Darimana saja kau? Kenapa kau berbelanja sebanyak itu?" tanya Anita menyelidik.
"Darimana kau mendapatkan uang sebanyak itu? Jangan bilang jika kau sudah menghabiskan uang kakakku untuk membeli semua barang-barang itu?" tebak Yuri sambil menunjuk barang-barang ditangan Jessica.
"Penting ya aku memberitahu kalian? Lagian aku belanja dengan uang Daniel atau bukan itu tidak ada hubungannya dengan kalian berdua. Lagipula jika bukan aku yang menghabiskan uangnya, memangnya siapa lagi?! Minggir, jangan halangi jalan!!" Jessica menyenggol ibu mertua dan adik iparnya lalu pergi begitu sama baja.
"JESSICA, KAU JANGAN KETERLALUAN!!"
xxx
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Dewi Nuraeni
bagus Jesica jngan mau diinjak2 sm mertua dn ipar begitu
2024-10-08
0
Katherina Ajawaila
kel parasit, bersihin aja dr rmh. Jes
2024-09-29
0
Shinta Dewiana
kayaknya suami sm keluarganya enggak tau klu jessica keluarga tajir..pasti jessica mau liat ketulusan dr suaminya
2024-04-28
0