Pertemuan Dengan Mantan

"Daniel, aku kembali."

Degg...

Daniel tersentak saat membaca sebuah pesan singkat yang baru saja masuk ke ponselnya. Nomor itu, dia ingat betul meskipun tidak tersimpan dikontak ponselnya, karena nomor itu tercatat jelas di ingatannya.

Dengan ragu, Daniel menghubungi si pengirim pesan dan mengajaknya untuk bertemu. "Ayo kita bertemu di cafe biasa. Amanda, aku merindukanmu." setelah mengatakan kalimat itu, Daniel mengakhiri sambungan teleponnya begitu saja.

Daniel menggulirkan pandangannya pada jam yang menggantung di dinding, dan sudah hampir tiba jam makan siang. Dia meninggalkan ruang kerjanya dan pergi ke cafe langganannya untuk bertemu dengan si pengirim pesan itu.

Dua puluh menit berkendara, Daniel tiba di cafe. Kedatangannya di sana sudah ditunggu-tunggu oleh seorang wanita cantik berambut sebahu. Wanita itu tersenyum lebar melihat kedatangan Daniel. Tanpa berkata apa-apa, dia bangkit dari duduknya lalu menerjangnya dan memeluknya dengan erat.

"Daniel, aku merindukanmu." Ucap wanita itu setengah berbisik.

"Bodoh!!" sebuah umpatan keluar dari bibir Daniel, kemudian dia mengeratkan pelukannya pada wanita bernama Amanda tersebut.

Amanda sendiri adalah mantan kekasih Daniel, sekaligus cinta pertamanya. Mereka berpisah ketika Amanda memutuskan untuk berkuliah diluar negeri, setelah kelulusan mereka. Dan mereka pun berpisah karena keadaan.

Setelah beberapa saat. Daniel melepaskan pelukannya dan menatap Amanda dengan penuh kerinduan, begitupun sebaliknya. Cinta yang besar, sama-sama terlihat jelas dari pancaran cinta mereka berdua. Ya, mereka memang masih saling mencintai meskipun telah berpisah begitu lama.

"Daniel, aku bahagia karena Akhirnya bisa bertemu kembali denganmu." ucap Amanda sambil menata pria itu penuh kerinduan.

Daniel mengangguk. "Begitupun dengan diriku, aku juga sangat merindukanmu." kalimat itu meluncur begitu bebasnya dari bibir Daniel, tanpa dia mengingat jika sudah ada orang lain dihidupkan. Jika dia masih mencintai Amanda, mantan kekasihnya, lalu bagaimana dengan Jessica yang notabenya adalah istrinya yang sah.

"Sebaiknya kita makan dulu, aku lapar. Nanti lanjut mengobrol lagi." Ucap Amanda, dan dibalas anggukan oleh Daniel. Selanjutnya mereka menyantap makan siangnya dengan tenang.

xxx

Ting...

Jessica segera menoleh saat mendengar denting suara dari ponselnya yang tergeletak diatas tempat tidurnya. Wanita itu memicingkan matanya dan alisnya saling bertautan melihat siapa yang mengirim pesan padanya.

Pupil mata Jessica membulat sempurna dengan mulut sedikit terbuka saat melihat sebuah rekaman video yang berdurasi lebih dari empat menit, ditambah beberapa foto yang seketika membakar hatinya.

Jessica menggepalkan tangannya dan mata Hazel-nya berkilat tajam penuh emosi. Bahkan kedua mata itu tampak berkaca-kaca, bukan karena dia sedih dan terluka dengan video dan foto-foto tersebut. Namun air mata itu mengalir karena rasa kesal dan amarah yang menyelimuti hatinya.

"Daniel Lee, kau pikir kau saja yang bisa berselingkuh dariku?! Lihat saja apa yang bisa aku lakukan padamu, akan ku balas perselingkuhanmu!!" ujar Jessica.

Jessica bukanlah wanita bodoh dan lemah, yang biasanya hanya menangis ketika tahu suaminya berselingkuh. Dia akan membalas perbuatan itu berpuluh-puluh kali lipat, dari apa yang telah Daniel lakukan padanya. Daniel telah meremehkan dan mempermainkan orang yang salah.

Wanita itu pergi ke ruangan khusus, bukan... tetapi rahasia yang pintunya tersembunyi dibalik lukisan dinding. Pintu terbuka, sebuah ruangan yang penuh dengan barang-barang mewah dari berbagai brand ternama dunia ada di ruangan tersebut. Mulai dari pakaian, sepatu, tas, sampai perhiasan pun ada.

Setelah dress up dengan mini dress berwarna merah terang, dengan tambahan kalung serta anting berlian. Jessica meninggalkan ruangan itu dengan penampilan berbeda dari sebelumnya, dan penampilannya sekarang membuatnya terlihat seperti Nona Besar dari keluarga terpandang.

.

.

Derap langkah kaki seseorang yang datang mengalihkan perhatian Yuri dan ibunya. Keduanya segera menoleh ke belakang dan mendapati Jessica yang sedang menuruni tangga dengan anggunnya. ibu dan anak itu saling bertukar pandang, dan menatap satu sama lain. Saling memicingkan mata melihat penampilan Jessica.

Yuri memperhatikan penampilan wanita itu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Meskipun Dia berasal dari keluarga menengah, tapi dia tahu betul jika barang-barang yang dikenakan oleh kakak iparnya tersebut adalah barang-barang mewah berharga fantastis.

Untuk satu gaun saja sampai menghabiskan gaji dua bulan kakaknya, belum barang-barang yang lain seperti tas, sepatu, perhiasan dan hiasan rambut yang dipakai.

"Kau, dari mana mendapatkan uang sebanyak itu untuk membeli barang-barang branded ini?" tanya Yuri tanpa basa-basi.

"Apa itu penting?"

"Tentu saja penting!! Karena jika mengandalkan gaji Kakakku setiap bulannya, kau tidak mungkin mampu membeli barang-barang itu. Kau pasti menjual dirimu pada pria hidung belakang untuk mendapatkan semua kemewahan ini?!" tuding Yuri dengan jari teracung di depan muka Jessica.

Jessica menyentak tangan Adik iparnya, dari depan mukanya dan menatapnya tajam. "Itu sama sekali bukan urusanmu. Daripada kau sibuk ikut campur tentang hidupku dan rumah tangga kakakmu. Sebaiknya segera berbenah dan angkat kakimu dari rumah ini!!" perintah Jessica pada Yuri.

"Kau hanya orang asing di rumah ini, jadi tidak berhak untuk mengusir kami berdua. ini rumah putraku, tentu saja aku dan Yuri berhak untuk ada di sini." Sahut Anita menimpali.

Jessica memutar matanya dengan jengah. Dia benar-benar malas jika harus berdebat dengan mereka berdua, karena itu tidak ada habisnya, hanya membuang-buang waktu saja. tanpa menghiraukan ibu mertua dan adik iparnya, Jessica pergi begitulah saja.

xxx

"Bagaimana Lu, dia kita habisi sekarang atau...?" Kata laki-laki berambut pirang bermata hitam pada pria di depannya, Luhan.

"Hm, aku yakin kau sudah tahu jawabannya tanpa harus aku menjawabnya bukan?" jawab pria itu datar.

Pria yang telah babak belur itu menggeleng."Jangan, aku mohon aku masih punya keluarga di rumah," Pria itu terus memohon agar dirinya tidak dihabisi. Dia berlutut di kaki Luna. Sedangkan pria itu, ia hanya melihat lelaki tersebut dengan wajah datar tak nampak sebuah emosi yang terpancar di mata kelamnya.

"Cris," mendengar perintah dari Bos yang merangkap sebagai Sepupunya, membuat Cris menarik tubuh korbannya dari kaki Luna dan menendangnya ke arah tembok.

Suara letupan senjata terdengar, pistol Cris telah melakukan tugasnya dengan baik, satu nyawa melayang sia-sia ditangannya. Sama seperti Luhan, Cris juga tidak mengenal kata ampun.

"Kita keluar," Suara Luhan memecah keheningan yang terjadi setelah bunyi letusan senjata.

Tiga pria tampan dengan warna rambut yang berbeda itu keluar dari ruangan menuju kumpulan anak buah mereka yang sedang menunggu di depan.

"Bakar kantor ini," Perintah Luhan dengan mimik muka tanpa emosi sama sekali. Seluruh anak buahnya mulai melaksanakan perintah Luhan dan membakar kantor tersebut sesuai dengan perintahnya.

Cris masuk di kursi pengemudi di ikuti Felix yang duduk di samping kursi sopir, dan terakhir Luhan masuk di kursi penumpang.

"Kita kembali ke mansion."

xxx

Bersambung

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***